أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Rahasia Ubun-ubun
Mukjizat ayat :
An-Nashiyah adalah ubun-ubun. Aku bertanya-tanya pada diri sendiri, dan berkata, “Ya Allah, jelaskan untuku artinya ini!
Mengapa Engkau katakan Nasiyah Kadzibah (Ubun-ubun yang mendustakan lagi salah)?”
Aku berpikir tentang hal itu selama lebih dari sepuluh tahun. Dalam kebingunganku ini, aku merujuk pada kitab-kitab tafsir dan mendapatkan jawaban, bahwa salah seorang ahli tafsir berkata, “Maksudnya bukan berarti ubun-ubun yang dusta, akan tetapi itu adalah makna majaz (kiasan) bukan makna yang sebenarnya. Arti ‘ubun-ubun yang berdusta lagi bersalah’, adalah orang yang memilikinya. Demikianlah mereka mengatakannya, jadi bukan ubun-ubun yang berdusta.
Pada akhirnya Allah memudahkanku untuk mencari tahu tentang rahasia ubun-ubun ini. Salah seorang ahli ilmu dari Kanada dan orang-orang terkenal dalam ilmu otak, anatomi dan janin telah memaparkan rahasia ubun-ubun ini. Kami mengetahuinya dalam sebuah konggres para dokter dunia yang dilaksanakan di Cairo.
Di konggres tersebut hadir para dokter bersama istrinya. Salah seorang istri dokter, tatkala mendengar kata, Nashiyathin Kadzibah (ubun-ubun yang dusta) ini bertanya, ”huruf ha’ (ta’ marbuthah dalam Kadzibah, yang berarti menunjukkan sifat dari Nashiyah kemana perginya?”
(Dijawab) para ahli tafsir berkata, “Makna Nashiyathin Kadzibatin Khathi’ah, adalah Ubun-ubun orang yang berdusta lagi bersalah, bukan ubun-ubunnya yang dusta, atau dengan menghilangkan huruf ha’ nya).” Dia kembali bertanya, “Lha terus kemana perginya huruf ha’ ?”
Aku berkata pada diri sendiri, “Inilah huruf ha’ yang membuat aku bingung selama 10 tahun. Allah yang Maha Tinggi telah berfirman kepada kami, “Nashiyah Kadzibah Khati-ah. Akhirnya kami merujuk kepada pemaparan seorang ilmuwan Kanada, yang dikemukakan semenjak 50 tahun lalu, dia menjelaskan bahwa otak itu terletak di bawah kening yang langsung berhubungan dengan ubun-ubun itulah bagian terpenting dari kedustaan dan kesalahan. Dari situlah tempat yang keluar kedustaan dan kesalahan. Mata akan melihat dengannya, dan telinga akan mendengar darinya. Demikian pula, dari tempat itu yang dapat mengeluarkan keputusan.
Jika bagian itu dipotong, maka pemiliknya tidak akan mempunyai keinginan sendiri, dia tidak dapat memilih untuk duduk, berdiri dan berjalan. Dia tidak mampu mengendalikan dirinya, seperti seseorang yang dicabut matanya, maka dia tak akan bisa melihat. Kemudian sang ilmuwan melanjutkan, bahwa bagian ini adalah penanggung jawab dari sumber segala keputusan…
Dengan demikian, siapakah yang mengambil keputusan? Kita mengetahui dia adalah jiwa, dialah pemilik keputusan, jiwalah yang melihat, akan tetapi mata adalah yang mengindera. Jiwa mendengar akan tetapi telinga yang mengindera, demikian juga otak adalah mengindera. Akan tetapi pada akhirnya tempat itulah penghasil keputusan. Itulah Nashiyathin Kadzibathin Khati’atin. Oleh karenanya Allah berfirman, yang artinya, “…..sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya,” yang bermakna, “Akan Kami ambil dan Kami runtuhkan.”
Maha Suci Allah, apa yang ada di dalam kitab-Nya.
Huruf ha’, manusia akhirnya mengetahui rahasianya setelah ilmu pengetahuan maju setapak demi setapak. Kemudian mereka menemukan bahwa bagian kecil dari Nashiyah (ubun-ubun) ini berada juga dalam setiap binatang yang berbentuk kecil lagi lemah. Karena memang binatang tempat pengendalian dan gerakan badannya juga bersumber dari tempat ini. Oleh karena ini Allah mengisyaratkan dengan firman-Nya,
Tempat pengendalian terdapat di ubun-ubun, siapakah yang mengetahui semua ini? Kapan para ilmuwan mengetahuinya? Adalah ketika mereka mengoperasi binatang-binatang…
Al-Quran telah menyebutkan fakta fenomena ini bersamaan datangnya ilmu Allah yang memberitahukan segala sesuatu dari ilmu pengetahuan. Dalam hadits yang mulia pun juga disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Ubun-ubun adalah tempat kendali, dan dengan membaca hikmah dari syariat Allah, ubun-ubun ini bersujud dan taat merendahkan diri kepada Allah. Mungkin sekali disana juga ada kaitan antara ubun-ubun yang sujud khusyuk dengan akhlaq tingkah laku yang istiqamah di jalan-Nya.
(Diambil dari Kitab Wa Ghadan ‘Ashrul Iman)
Rahasia Ubun-ubun
Mukjizat ayat :
نَاصِـيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ ٍ
Syekh Abdul Majid az-Zindany, berkata, “Dahulu aku membaca firman Allah,
كَلاَّلَئِن لَمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ، نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
“Ketahuilah,
sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik
ubun-ubunnya (yaitu) ubun-ubun yang dusta lagi salah. (QS
al-‘Alaq:15-16)”An-Nashiyah adalah ubun-ubun. Aku bertanya-tanya pada diri sendiri, dan berkata, “Ya Allah, jelaskan untuku artinya ini!
Mengapa Engkau katakan Nasiyah Kadzibah (Ubun-ubun yang mendustakan lagi salah)?”
Aku berpikir tentang hal itu selama lebih dari sepuluh tahun. Dalam kebingunganku ini, aku merujuk pada kitab-kitab tafsir dan mendapatkan jawaban, bahwa salah seorang ahli tafsir berkata, “Maksudnya bukan berarti ubun-ubun yang dusta, akan tetapi itu adalah makna majaz (kiasan) bukan makna yang sebenarnya. Arti ‘ubun-ubun yang berdusta lagi bersalah’, adalah orang yang memilikinya. Demikianlah mereka mengatakannya, jadi bukan ubun-ubun yang berdusta.
Pada akhirnya Allah memudahkanku untuk mencari tahu tentang rahasia ubun-ubun ini. Salah seorang ahli ilmu dari Kanada dan orang-orang terkenal dalam ilmu otak, anatomi dan janin telah memaparkan rahasia ubun-ubun ini. Kami mengetahuinya dalam sebuah konggres para dokter dunia yang dilaksanakan di Cairo.
Di konggres tersebut hadir para dokter bersama istrinya. Salah seorang istri dokter, tatkala mendengar kata, Nashiyathin Kadzibah (ubun-ubun yang dusta) ini bertanya, ”huruf ha’ (ta’ marbuthah dalam Kadzibah, yang berarti menunjukkan sifat dari Nashiyah kemana perginya?”
(Dijawab) para ahli tafsir berkata, “Makna Nashiyathin Kadzibatin Khathi’ah, adalah Ubun-ubun orang yang berdusta lagi bersalah, bukan ubun-ubunnya yang dusta, atau dengan menghilangkan huruf ha’ nya).” Dia kembali bertanya, “Lha terus kemana perginya huruf ha’ ?”
Aku berkata pada diri sendiri, “Inilah huruf ha’ yang membuat aku bingung selama 10 tahun. Allah yang Maha Tinggi telah berfirman kepada kami, “Nashiyah Kadzibah Khati-ah. Akhirnya kami merujuk kepada pemaparan seorang ilmuwan Kanada, yang dikemukakan semenjak 50 tahun lalu, dia menjelaskan bahwa otak itu terletak di bawah kening yang langsung berhubungan dengan ubun-ubun itulah bagian terpenting dari kedustaan dan kesalahan. Dari situlah tempat yang keluar kedustaan dan kesalahan. Mata akan melihat dengannya, dan telinga akan mendengar darinya. Demikian pula, dari tempat itu yang dapat mengeluarkan keputusan.
Jika bagian itu dipotong, maka pemiliknya tidak akan mempunyai keinginan sendiri, dia tidak dapat memilih untuk duduk, berdiri dan berjalan. Dia tidak mampu mengendalikan dirinya, seperti seseorang yang dicabut matanya, maka dia tak akan bisa melihat. Kemudian sang ilmuwan melanjutkan, bahwa bagian ini adalah penanggung jawab dari sumber segala keputusan…
Dengan demikian, siapakah yang mengambil keputusan? Kita mengetahui dia adalah jiwa, dialah pemilik keputusan, jiwalah yang melihat, akan tetapi mata adalah yang mengindera. Jiwa mendengar akan tetapi telinga yang mengindera, demikian juga otak adalah mengindera. Akan tetapi pada akhirnya tempat itulah penghasil keputusan. Itulah Nashiyathin Kadzibathin Khati’atin. Oleh karenanya Allah berfirman, yang artinya, “…..sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya,” yang bermakna, “Akan Kami ambil dan Kami runtuhkan.”
Maha Suci Allah, apa yang ada di dalam kitab-Nya.
Huruf ha’, manusia akhirnya mengetahui rahasianya setelah ilmu pengetahuan maju setapak demi setapak. Kemudian mereka menemukan bahwa bagian kecil dari Nashiyah (ubun-ubun) ini berada juga dalam setiap binatang yang berbentuk kecil lagi lemah. Karena memang binatang tempat pengendalian dan gerakan badannya juga bersumber dari tempat ini. Oleh karena ini Allah mengisyaratkan dengan firman-Nya,
مَّامِن دَابَّةٍ إِلاَّهُوَ ءَاخِذٌ بِنَاصِيَتِهَآ
“Tidak ada sutu pun binatang yang melata melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya.” (QS Huud:56)Tempat pengendalian terdapat di ubun-ubun, siapakah yang mengetahui semua ini? Kapan para ilmuwan mengetahuinya? Adalah ketika mereka mengoperasi binatang-binatang…
Al-Quran telah menyebutkan fakta fenomena ini bersamaan datangnya ilmu Allah yang memberitahukan segala sesuatu dari ilmu pengetahuan. Dalam hadits yang mulia pun juga disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، اِبْنُ عَبْدِك،َ اِبْنُ أمَتِكَ نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ
“Ya
Allah sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, putra hamba-Mu laki-laki dan
putra hamba-Mu perempuan, ubun-ubunku ada di tangan-Mu.”Ubun-ubun adalah tempat kendali, dan dengan membaca hikmah dari syariat Allah, ubun-ubun ini bersujud dan taat merendahkan diri kepada Allah. Mungkin sekali disana juga ada kaitan antara ubun-ubun yang sujud khusyuk dengan akhlaq tingkah laku yang istiqamah di jalan-Nya.
إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ
“Sesungguhnya shalat mencegah dari yang keji dan yang mungkar.” (QS. Al-‘Ankabut ayat 45)(Diambil dari Kitab Wa Ghadan ‘Ashrul Iman)
No comments:
Post a Comment