أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Niat yang paling awal, �Niyatingsun shalat, roh Kudus kang shalat, iya iku rohing Allah. Allah iku lungguh ana ing paningal, shalat iku sajrone shalat ana gusti, sajroning gusti ana sukma, sajroning sukma ana nyawa, sajroning nyawa ana urip, sajro-ning urip ana eling, pardhu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep weruh ing awakku.�
(Aku berniat shalat, roh Kudus yang melaksanakan shalat, yaitulah rohnya Allah. Allah yang menempati penglihatan, shalat yang di dalam shalat itu ada gusti, di dalam gusti ada sukma, di dalam sukma ada nyawa, di dalam nyawa terdapat kehidupan, di dalam kehidupan terdapat kesadaran menyeluruh, kewajiban dari Allah ta�ala, Allahu akbar tetap mantap mengerti akan diriku sendiri).
Malaikatnya adalah Haruman (malaikat Rumman), memujinya dengan �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Niatnya, �Niyatingsun shalat, sirku kang shalat, pardlu ta�ala Allahu akbar, tetep madhep langgeng weruh ing sirku.�
(Aku berniat shalat, sir [rahasia]-ku yang shalat, wajib dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap menghadap dengan abadi mengerti akan sir [rahasia]-ku).
Malaikatnya Haruman, pepujiannya, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Kemudian memuji; �ya Rajamu, ya Rajaku.� (Arab; Ya maliku al-Mulku). Seratus kali.
Dilanjutkan, �Sirrullah, darajatullah, sifatullah�. Seratus kali.
Dilanjutkan lagi, �Lah giri-giri Allah, sir jumeneng Allah, nur gumulung, gumulung agawe jagat,� (Sungguh puncak dari segala puncak adalah Allah, rahasia tempat berdiam Allah, cahaya tergulung, tergulung membuat semesta). Seratus kali.
Kemudian berdzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes kena ing Allahku.� (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh pasti sudah kena pada Allahku).Seratus kali.
Dilanjutkan dengan dzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes nyata ing Allahku�, (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh sudah nyata pada Allahku), Seratus kali.
Niat yang paling awal, �Niyatingsun shalat, roh idlafi kang shalat, iya iku rohing Pangeran. Pangeran iku lungguhe ana ing kaketek, shalat iku sajroning sukma, sajroning sukma ana nyawa, sajroning nyawa ana urip, sajroning urip ana eling, pardhu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep weruh ing Pangeranku.� (Aku berniat shalat, roh Idlafi yang melaksanakan shalat, yaitulah rohnya Tuhan. Tuhan yang menempati ketiak, shalat yang di dalam sahalat itu ada gusti, didalam gusti terdapat sukma, di dalam sukma terkandung nyawa, di dalam nyawa adanya kehidupan, di dalam kehidupan terdapat kesadaran menyeluruh, kewajiban dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap mengerti akan Tuhanku). Malaikatnya adalah Jabarail (malaikat Jibril), memujinya dengan, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Niatnya, �Niyatingsun shalat, kang shalat osikku, pardlu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep madhep langgeng weruh ing osikku.� (Aku berniat shalat, yang shalat bisikan dan gerak hatiku, wajib dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap menghadap dengan abadi mengerti akan bisikan nuraniku).
Malaikatnya Jabarail, pepujiannya, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Kemudian memuji; �Ya Rajamu, ya rajaku.� (Arab; Ya Maliku al-Mulku). Seratus kali.
Dilanjutkan, �Sirrullah, darajatullah, sifatullah�. Seratus kali.
Dilanjutkan lagi, �Lah giri-giri Allah, sir jeneng, sir jumeneng Allah, nur gumulung, gumulung agawe jagat,� (Sungguh puncak dari segala puncak adalah Allah, rahasia tempat berdiam Allah, cahaya tergulung, tergulung membuat semesta). Seratus kali.
Kemudian berdzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes kena ing Allahku.�
(Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh pasti sudah kena pada Allahku).Seratus kali.
Dilanjutkan dengan dzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes nyata ing Allahku�,
(Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh sudah nyata pada Allahku), Seratus kali.
Niat yang paling awal, �Niyatingsun shalat, roh Abadi kang shalat, iya iku rohing Rasul. Rasul iku lungguhe ana ing poking ilat, shalat iku sajroning sukma, sajroning sukma ana nyawa, sajroning nyawa ana urip, sajroning urip ana eling, pardhu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep weruh ing Rasulku.�
(Aku berniat shalat, roh keabadian yang melaksanakan shalat, yaitulah rohnya Utusan. Utusan Tuhan yang menempati ujung lidah, shalat yang di dalam sahalat itu ada gusti, didalam gusti terdapat sukma, di dalam sukma terkandung nyawa, di dalam nyawa adanya kehidupan, di dalam kehidupan terdapat kesadaran menyeluruh, kewajiban dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap mengerti akan Utusanku).
Malaikatnya adalah Mikail, memujinya dengan, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Niatnya, �Niyatingsun shalat, angen-angenku kang shalat, pardlu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep madhep langgeng weruh ing angen-angenku.�
(Aku berniat shalat, angan-anganku yang shalat, wajib dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap menghadap dengan abadi mengerti akan angan-anganku).
Malaikatnya Mikail, pepujiannya, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Kemudian memuji; �Ya Rajamu, ya rajaku.� (Arab; Ya Maliku al-Mulku). Seratus kali.
Dilanjutkan, �Sirrullah, darajatullah, sifatullah�. Seratus kali.
Dilanjutkan lagi, �Lah giri-giri Allah, sir jeneng, sir jumeneng Allah, nur gumulung, gumulung agawe jagat,� (Sungguh puncak dari segala puncak adalah Allah, rahasia tempat berdiam Allah, cahaya tergulung, tergulung membuat semesta). Seratus kali.
Kemudian berdzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes kena ing Allahku.� (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh pasti sudah kena pada Allahku).Seratus kali.
Dilanjutkan dengan dzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes nyata ing Allahku�, (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh sudah nyata pada Allahku), Seratus kali.
Niat yang paling awal, �Niyatingsun shalat, rokhani kang shalat, iya iku rohing Muhammad. Muhammad iku lungguhe ana ing talingan, shalat iku sajroning sukma, sajroning sukma ana nyawa, sajroning nyawa ana urip, sajroning urip ana eling, pardhu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep weruh ing Muhammadku.�
(Aku berniat shalat, rohani yang melaksanakan shalat, yaitulah rohnya Muhammad. Muhammad yang menempati ujung telinga, shalat yang di dalam sahalat itu ada gusti, didalam gusti terdapat sukma, di dalam sukma terkandung nyawa, di dalam nyawa adanya kehidupan, di dalam kehidupan terdapat kesadaran menyeluruh, kewajiban dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap mengerti akan Muhammadku).
Malaikatnya adalah Israfil, memujinya dengan, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Niatnya, �Niyatingsun shalat, tekadku kang shalat, pardlu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep madhep langgeng weruh ing tekadku.�
(Aku berniat shalat, tekadku yang shalat, wajib dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap menghadap dengan abadi mengerti akan tekadku).
Malaikatnya Israfil, pepujiannya, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Kemudian memuji; �Ya Rajamu, ya rajaku.� (Arab; Ya Maliku al-Mulku). Seratus kali.
Dilanjutkan, �Sirrullah, darajatullah, sifatullah�. Seratus kali.
Dilanjutkan lagi, �Lah giri-giri Allah, sir jeneng, sir jumeneng Allah, nur gumulung, gumulung agawe jagat,� (Sungguh puncak dari segala puncak adalah Allah, rahasia tempat berdiam Allah, cahaya tergulung, tergulung membuat semesta). Seratus kali.
Kemudian berdzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes kena ing Allahku.�
(Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh pasti sudah kena pada Allahku).Seratus kali.
Dilanjutkan dengan dzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes nyata ing Allahku�, (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh sudah nyata pada Allahku), Seratus kali.
Niat yang paling awal, �Niyatingsun shalat, roh Robbi kang shalat, iya iku rohing urip. urip iku lungguhe ana ing napas, shalat iku sajroning sukma, sajroning sukma ana nyawa, sajroning nyawa ana urip, sajroning urip ana eling, pardhu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep weruh ing uripku.�
(Aku berniat shalat, roh Pembimbing yang melaksanakan shalat, yaitulah rohnya kehidupan. Utusan Tuhan yang menempati napas, shalat yang di dalam sahalat itu ada gusti, didalam gusti terdapat sukma, di dalam sukma terkandung nyawa, di dalam nyawa adanya kehidupan, di dalam kehidupan terdapat kesadaran menyeluruh, kewajiban dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap mengerti akan kehidupanku).
Malaikatnya adalah Izrail, memujinya dengan, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Niatnya, �Niyatingsun shalat, karepku kang shalat, pardlu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep madhep langgeng weruh ing karepku.�
(Aku berniat shalat, keinginanku yang shalat, wajib dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap menghadap dengan abadi mengerti akan keinginanku).
Malaikatnya Izrail, pepujiannya, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Kemudian memuji; �Ya Rajamu, ya rajaku.� (Arab; Ya Maliku al-Mulku). Seratus kali.
Dilanjutkan, �Sirrullah, darajatullah, sifatullah�. Seratus kali.
Dilanjutkan lagi, �Lah giri-giri Allah, sir jeneng, sir jumeneng Allah, nur gumulung, gumulung agawe jagat,� (Sungguh puncak dari segala puncak adalah Allah, rahasia tempat berdiam Allah, cahaya tergulung, tergulung membuat semesta). Seratus kali.
Kemudian berdzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes kena ing Allahku.�
(Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh pasti sudah kena pada Allahku).Seratus kali.
Dilanjutkan dengan dzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes nyata ing Allahku�, (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh sudah nyata pada Allahku), Seratus kali.
a. Inilah niatnya, �Ushalli urip dzatullah Allahu akbar� (Aku berniat melaksanakan shalat kehidupan dzatullah, Allahu akbar).
b. Membaca surat al-Fatihah, kemudian membaca ayat dengan menyebut, �aku pan Sukma� (Aku sang pemilik Sukma).
c. Melakukan ruku� dengan menyebut, �langgeng urip dzatullah� (Kehidupan abadi dzatullah).
d. Sujud dengan mengucapkan, �ibu bumi dzatullah�.
e. Duduk di antara dua sujud dengan doa, �langgeng urip dzatullah tan kena pati� (kehidupan abadi dzatullah yang tidak terkena kematian).
f. Sujud lagi dengan bacaan, �Ibu bumi dzatullah�.
g. Tahiyat dengan membaca, �Urip dzatullah�.
h. Membaca syahadat dengan bacaan, �Ashadu uripingsun lan sukma� (Ashadu kehidupanku dan Sukma).
I. Salam dengan bacaan, �Ingsun kang agung, ingsun kang memelihara kehidupan yang tidak terkena kema-tian.
j. Membaca doa, �Allahumma papan tulis hadhdhari langgeng urip tan kena pati� (Allahumma papan tulis segala sesuatu yang abadi hidup yang tak pernah terkena mati).
k. Kemudian berdoa dalam hati, �Ingsun kang agung ingsun kang wisesa suci dhiriningsun� (ingsun yang Agung, ingsun yang memelihara, suci diriku sendiri [ingsun]).
Dalam Islam dikenal shalat satu raka�at, namun itu hanya sebagian dari shalat witir (shalat penutup akhir malam dengan raka�at yang ganjil).
Shalat satu raka�at salam dalam ajaran Syekh Siti Jenar bukanlah shalat witir, namun shalat ngatunggal, atau shalat yang dilaksanakan dalam rangka mencapai kemanunggalan diri dengan Gusti.
Bacaan-bacaan shalat ngatunggal tidak semuanya memakai bahasa Arab, hanya lafazh takbir dan al-Fatihah serta ayat-ayat yang dibaca satu madzhab fiqih Islam sekalipun (yakni madzhab Imam Hanafi, dan di Indonesia terutama madzhab Hasbullah Bakri), bacaan dalam shalat selain takbir dan al-Fatihah boleh diucapkan dengan bahasa �ajam (selain bahasa Arab).
TIGA PULUH SATU
Shalat Subuh
Niat yang paling awal, �Niyatingsun shalat, roh Kudus kang shalat, iya iku rohing Allah. Allah iku lungguh ana ing paningal, shalat iku sajrone shalat ana gusti, sajroning gusti ana sukma, sajroning sukma ana nyawa, sajroning nyawa ana urip, sajro-ning urip ana eling, pardhu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep weruh ing awakku.�
(Aku berniat shalat, roh Kudus yang melaksanakan shalat, yaitulah rohnya Allah. Allah yang menempati penglihatan, shalat yang di dalam shalat itu ada gusti, di dalam gusti ada sukma, di dalam sukma ada nyawa, di dalam nyawa terdapat kehidupan, di dalam kehidupan terdapat kesadaran menyeluruh, kewajiban dari Allah ta�ala, Allahu akbar tetap mantap mengerti akan diriku sendiri).
Malaikatnya adalah Haruman (malaikat Rumman), memujinya dengan �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Niatnya, �Niyatingsun shalat, sirku kang shalat, pardlu ta�ala Allahu akbar, tetep madhep langgeng weruh ing sirku.�
(Aku berniat shalat, sir [rahasia]-ku yang shalat, wajib dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap menghadap dengan abadi mengerti akan sir [rahasia]-ku).
Malaikatnya Haruman, pepujiannya, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Kemudian memuji; �ya Rajamu, ya Rajaku.� (Arab; Ya maliku al-Mulku). Seratus kali.
Dilanjutkan, �Sirrullah, darajatullah, sifatullah�. Seratus kali.
Dilanjutkan lagi, �Lah giri-giri Allah, sir jumeneng Allah, nur gumulung, gumulung agawe jagat,� (Sungguh puncak dari segala puncak adalah Allah, rahasia tempat berdiam Allah, cahaya tergulung, tergulung membuat semesta). Seratus kali.
Kemudian berdzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes kena ing Allahku.� (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh pasti sudah kena pada Allahku).Seratus kali.
Dilanjutkan dengan dzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes nyata ing Allahku�, (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh sudah nyata pada Allahku), Seratus kali.
TIGA PULUH DUA
Shalat Luhur
Niat yang paling awal, �Niyatingsun shalat, roh idlafi kang shalat, iya iku rohing Pangeran. Pangeran iku lungguhe ana ing kaketek, shalat iku sajroning sukma, sajroning sukma ana nyawa, sajroning nyawa ana urip, sajroning urip ana eling, pardhu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep weruh ing Pangeranku.� (Aku berniat shalat, roh Idlafi yang melaksanakan shalat, yaitulah rohnya Tuhan. Tuhan yang menempati ketiak, shalat yang di dalam sahalat itu ada gusti, didalam gusti terdapat sukma, di dalam sukma terkandung nyawa, di dalam nyawa adanya kehidupan, di dalam kehidupan terdapat kesadaran menyeluruh, kewajiban dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap mengerti akan Tuhanku). Malaikatnya adalah Jabarail (malaikat Jibril), memujinya dengan, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Niatnya, �Niyatingsun shalat, kang shalat osikku, pardlu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep madhep langgeng weruh ing osikku.� (Aku berniat shalat, yang shalat bisikan dan gerak hatiku, wajib dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap menghadap dengan abadi mengerti akan bisikan nuraniku).
Malaikatnya Jabarail, pepujiannya, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Kemudian memuji; �Ya Rajamu, ya rajaku.� (Arab; Ya Maliku al-Mulku). Seratus kali.
Dilanjutkan, �Sirrullah, darajatullah, sifatullah�. Seratus kali.
Dilanjutkan lagi, �Lah giri-giri Allah, sir jeneng, sir jumeneng Allah, nur gumulung, gumulung agawe jagat,� (Sungguh puncak dari segala puncak adalah Allah, rahasia tempat berdiam Allah, cahaya tergulung, tergulung membuat semesta). Seratus kali.
Kemudian berdzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes kena ing Allahku.�
(Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh pasti sudah kena pada Allahku).Seratus kali.
Dilanjutkan dengan dzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes nyata ing Allahku�,
(Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh sudah nyata pada Allahku), Seratus kali.
TIGA PULUH TIGA
Shalat �Ashar
Niat yang paling awal, �Niyatingsun shalat, roh Abadi kang shalat, iya iku rohing Rasul. Rasul iku lungguhe ana ing poking ilat, shalat iku sajroning sukma, sajroning sukma ana nyawa, sajroning nyawa ana urip, sajroning urip ana eling, pardhu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep weruh ing Rasulku.�
(Aku berniat shalat, roh keabadian yang melaksanakan shalat, yaitulah rohnya Utusan. Utusan Tuhan yang menempati ujung lidah, shalat yang di dalam sahalat itu ada gusti, didalam gusti terdapat sukma, di dalam sukma terkandung nyawa, di dalam nyawa adanya kehidupan, di dalam kehidupan terdapat kesadaran menyeluruh, kewajiban dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap mengerti akan Utusanku).
Malaikatnya adalah Mikail, memujinya dengan, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Niatnya, �Niyatingsun shalat, angen-angenku kang shalat, pardlu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep madhep langgeng weruh ing angen-angenku.�
(Aku berniat shalat, angan-anganku yang shalat, wajib dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap menghadap dengan abadi mengerti akan angan-anganku).
Malaikatnya Mikail, pepujiannya, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Kemudian memuji; �Ya Rajamu, ya rajaku.� (Arab; Ya Maliku al-Mulku). Seratus kali.
Dilanjutkan, �Sirrullah, darajatullah, sifatullah�. Seratus kali.
Dilanjutkan lagi, �Lah giri-giri Allah, sir jeneng, sir jumeneng Allah, nur gumulung, gumulung agawe jagat,� (Sungguh puncak dari segala puncak adalah Allah, rahasia tempat berdiam Allah, cahaya tergulung, tergulung membuat semesta). Seratus kali.
Kemudian berdzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes kena ing Allahku.� (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh pasti sudah kena pada Allahku).Seratus kali.
Dilanjutkan dengan dzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes nyata ing Allahku�, (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh sudah nyata pada Allahku), Seratus kali.
TIGA PULUH EMPAT
Shalat Maghrib
Niat yang paling awal, �Niyatingsun shalat, rokhani kang shalat, iya iku rohing Muhammad. Muhammad iku lungguhe ana ing talingan, shalat iku sajroning sukma, sajroning sukma ana nyawa, sajroning nyawa ana urip, sajroning urip ana eling, pardhu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep weruh ing Muhammadku.�
(Aku berniat shalat, rohani yang melaksanakan shalat, yaitulah rohnya Muhammad. Muhammad yang menempati ujung telinga, shalat yang di dalam sahalat itu ada gusti, didalam gusti terdapat sukma, di dalam sukma terkandung nyawa, di dalam nyawa adanya kehidupan, di dalam kehidupan terdapat kesadaran menyeluruh, kewajiban dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap mengerti akan Muhammadku).
Malaikatnya adalah Israfil, memujinya dengan, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Niatnya, �Niyatingsun shalat, tekadku kang shalat, pardlu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep madhep langgeng weruh ing tekadku.�
(Aku berniat shalat, tekadku yang shalat, wajib dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap menghadap dengan abadi mengerti akan tekadku).
Malaikatnya Israfil, pepujiannya, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Kemudian memuji; �Ya Rajamu, ya rajaku.� (Arab; Ya Maliku al-Mulku). Seratus kali.
Dilanjutkan, �Sirrullah, darajatullah, sifatullah�. Seratus kali.
Dilanjutkan lagi, �Lah giri-giri Allah, sir jeneng, sir jumeneng Allah, nur gumulung, gumulung agawe jagat,� (Sungguh puncak dari segala puncak adalah Allah, rahasia tempat berdiam Allah, cahaya tergulung, tergulung membuat semesta). Seratus kali.
Kemudian berdzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes kena ing Allahku.�
(Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh pasti sudah kena pada Allahku).Seratus kali.
Dilanjutkan dengan dzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes nyata ing Allahku�, (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh sudah nyata pada Allahku), Seratus kali.
TIGA PULUH LIMA
Shalat �Isya�
Niat yang paling awal, �Niyatingsun shalat, roh Robbi kang shalat, iya iku rohing urip. urip iku lungguhe ana ing napas, shalat iku sajroning sukma, sajroning sukma ana nyawa, sajroning nyawa ana urip, sajroning urip ana eling, pardhu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep weruh ing uripku.�
(Aku berniat shalat, roh Pembimbing yang melaksanakan shalat, yaitulah rohnya kehidupan. Utusan Tuhan yang menempati napas, shalat yang di dalam sahalat itu ada gusti, didalam gusti terdapat sukma, di dalam sukma terkandung nyawa, di dalam nyawa adanya kehidupan, di dalam kehidupan terdapat kesadaran menyeluruh, kewajiban dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap mengerti akan kehidupanku).
Malaikatnya adalah Izrail, memujinya dengan, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Niatnya, �Niyatingsun shalat, karepku kang shalat, pardlu ta�ala Allahu akbar, tetep mantep madhep langgeng weruh ing karepku.�
(Aku berniat shalat, keinginanku yang shalat, wajib dari Allah ta�ala, Allahu akbar, tetap mantap menghadap dengan abadi mengerti akan keinginanku).
Malaikatnya Izrail, pepujiannya, �Ya Hu, Ya Hu.� Seratus kali.
Kemudian memuji; �Ya Rajamu, ya rajaku.� (Arab; Ya Maliku al-Mulku). Seratus kali.
Dilanjutkan, �Sirrullah, darajatullah, sifatullah�. Seratus kali.
Dilanjutkan lagi, �Lah giri-giri Allah, sir jeneng, sir jumeneng Allah, nur gumulung, gumulung agawe jagat,� (Sungguh puncak dari segala puncak adalah Allah, rahasia tempat berdiam Allah, cahaya tergulung, tergulung membuat semesta). Seratus kali.
Kemudian berdzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes kena ing Allahku.�
(Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh pasti sudah kena pada Allahku).Seratus kali.
Dilanjutkan dengan dzikir, �Lah wes kena Pangeranku, lah wes nyata ing Allahku�, (Sungguh sudah kena Tuhanku, sungguh sudah nyata pada Allahku), Seratus kali.
TIGA PULUH ENAM
�Inilah shalat satu raka�at salam, yang dilaksanakan setiap tanggal (bulan purnama), dengan waktu tengah malam tepat :
a. Inilah niatnya, �Ushalli urip dzatullah Allahu akbar� (Aku berniat melaksanakan shalat kehidupan dzatullah, Allahu akbar).
b. Membaca surat al-Fatihah, kemudian membaca ayat dengan menyebut, �aku pan Sukma� (Aku sang pemilik Sukma).
c. Melakukan ruku� dengan menyebut, �langgeng urip dzatullah� (Kehidupan abadi dzatullah).
d. Sujud dengan mengucapkan, �ibu bumi dzatullah�.
e. Duduk di antara dua sujud dengan doa, �langgeng urip dzatullah tan kena pati� (kehidupan abadi dzatullah yang tidak terkena kematian).
f. Sujud lagi dengan bacaan, �Ibu bumi dzatullah�.
g. Tahiyat dengan membaca, �Urip dzatullah�.
h. Membaca syahadat dengan bacaan, �Ashadu uripingsun lan sukma� (Ashadu kehidupanku dan Sukma).
I. Salam dengan bacaan, �Ingsun kang agung, ingsun kang memelihara kehidupan yang tidak terkena kema-tian.
j. Membaca doa, �Allahumma papan tulis hadhdhari langgeng urip tan kena pati� (Allahumma papan tulis segala sesuatu yang abadi hidup yang tak pernah terkena mati).
k. Kemudian berdoa dalam hati, �Ingsun kang agung ingsun kang wisesa suci dhiriningsun� (ingsun yang Agung, ingsun yang memelihara, suci diriku sendiri [ingsun]).
Dalam Islam dikenal shalat satu raka�at, namun itu hanya sebagian dari shalat witir (shalat penutup akhir malam dengan raka�at yang ganjil).
Shalat satu raka�at salam dalam ajaran Syekh Siti Jenar bukanlah shalat witir, namun shalat ngatunggal, atau shalat yang dilaksanakan dalam rangka mencapai kemanunggalan diri dengan Gusti.
Bacaan-bacaan shalat ngatunggal tidak semuanya memakai bahasa Arab, hanya lafazh takbir dan al-Fatihah serta ayat-ayat yang dibaca satu madzhab fiqih Islam sekalipun (yakni madzhab Imam Hanafi, dan di Indonesia terutama madzhab Hasbullah Bakri), bacaan dalam shalat selain takbir dan al-Fatihah boleh diucapkan dengan bahasa �ajam (selain bahasa Arab).
No comments:
Post a Comment