Saturday, October 20, 2012

KITAB USUL DIRI -ZIKIR 2

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله


ZIKIR (2)




Adapun zikir LAILLAHAILLALLAH adalah zikir Isbab, sedangkan yang dikatakan Nafi itu adalah dengan kita me-nafi-kan diri zahir kita ini tidak mempunyai hak atas sesuatu kecuali nyata hak Allah s.w.t. semata-mata.:
LA HAYYUN                                   : Hidup-ku bukan Hidup-ku
LA ILMUN                                        : Ilmu-ku bukan Ilmu-ku
LA SAMIUN                                     : Mendengar-ku bukan mendengar-ku
LA BASHIRUN                               : Melihat-ku bukan melihat-ku
LA KADIRUN                                  : Kuasa-ku bukan kuasa-ku
LA MURIDUN                                 : Kehendak-ku bukan kehendak-ku
LA MUTTAKALLIMUN           : Berkata-kata-ku bukan berkata-kata-ku
BILHAKKI ILLALLAH            : Kecuali semua-nya itu Hak Allah semata-mata.
Ber-awal LA itu adalah nafi bagi diri zahir dengan satu pegangan tubuh zahir ini bukan tubuh kita kecuali diisbabkan dengan ILLA   yaitu pada menyatakan dengan suatu pegangan penyaksian yang mutlak bahwa yang wujud pada diri zahir kita ini adalah pada yang mengisbabkan kepada ILLALLAH Jadi bila dikatakan ILLALLAH      berarti kita menyatakan dengan satu penyaksian yang mutlak bahwa diri batin kita itu adalah hanya Allah s.w.t. semata-mata. Dalam hal ini untuk pemahaman yang lebih mendalam silahkan baca kembali pada uraian yang membahas hakekat syahadat.

Adapun zikir ALLAH adalah zikir Asma’ dan sesungguhnya yang dikatakan zikir Asma’ itu adalah karena nama ALLAH yang ber-Sifat dan ber-Zat itu nyata meliputi pada seluruh alam Saghir dan alam Kabir yaitu pada diri manusia dan alam semesta.
Semuanya tiada teruang sedikitpun kecuali samad dengan Zat, Sifat, Asma, dan Af’al Allah s.w.t. semata-mata.
Seperti firman Allah s.w.t.

WALILLAHI MASYRIKU WAL MAGRIBU WA’AINAMA TUALLU FASYAMMA WAJHULLAH
Artinya :

Sesungguhnya milik Allah s.w.t. itu dari mashrik dan maghrib, dimana saja kamu menghadap disitulah kamu akan melihat wajah Allah s.w.t.
Oleh karena itu bila kita melafazkan ALLAH maka dengan secara otomatis pada hakikatnya kita men-yaksik-an bahwa semua yang wujud ini adalah Allah s.w.t. semata-mata, tiada yang lain hanya Allah s.w.t. yaitu.:

SYUHUDU WAHDAHU FI KASYRATIN
Artinya :

Saksilah pada yang satu itu kepada yang banyak.
Adapun zikir ALLAH HU adalah zikir SIFAT. Zikir ini adalah ber-konsep-kan :

SYUHUDU KASRATIN FI WAHDAH
Artinya :

Saksilah pada yang banyak kepada yang satu
Yaitu dengan memahami apa saja yang ada, apa juga yang berlaku, dan apa juga yang terjadi adalah daripada SUMBER yang satu yaitu Allah Ta’ala jua yang meliputi pada zat, sifat, asma, dan afaal.
Disini bila dilafazkan ALLAH HU maka berarti hilangnya segala yang zahir dan nyata-lah segala yang batin yaitu Allah Taala jua. Untuk memahaminya secara mendalam silahkan lihat kembali pada uraian-uraian yang lalu.
Adapun zikir A HU adalah zikir ZAT atau dinamakan juga Zikir Makrifat. Zikir ini ber-konsep-kan kepada :

SYUHUDU WAHDAHU FI WAHDAH.
Artinya :

Saksilah pada yang satu didalam yang satu.
Sesungguhnya maksud saksilah pada yang satu didalam yang satu adalah dengan cara berkonsepkan penyaksian yang satu dari yang satu yaitu semuanya dari pada Allah dan kembali kepada Allah.

INNA LILLAHI WAINNA ILLAIHI ROJIU’N
Artinya :

Semuanya dari Allah dan harus kembali kepada Allah


-       Zat itu dari pada Zat yang satu,
-       Sifat itu dari Sifat pada yang satu,
-       Asma, itu dari pada Asma yang satu
-       Af’al itu didalam Af’al yang satu
Jadi.. Zat Sifat, Asma, dan Af’al Allah Taala Semesta Alam jua,
Sesungguhya semua yang wujud dan zahir adalah dari pada yang satu dan sebenarnya memang satu dan tidak di-sekutu-kan dengan yang lain dari pada yang satu.

Bahwasanya Allah Taala menzahirkan SifatNya untuk menyatakan ZatNya dan menzahirkan Af’alNya untuk menguji SifatNya dan menzahirkan AsmaNya semata-mata untuk menyatakan  Sifat af’alNya dan ZatNya.
Tidak ada sebab lain Allah Taala menzahirkan segala-galanya melainkan untuk diriNya saja
Setelah kita menyentuh dan memahami tentang konsep tentang ZIKIR tersebut maka kita harus juga mem-bicara-kan tentang petuah-petuah dan adab-adab berzikir supaya zikir yang dilafazkan itu akan mencapai tujuan untuk membersihkan hati kita dengan Allah s.w.t.
Perlu untuk ditegaskan disini bahwa sesuatu zikir yang dikerjakan tanpa mengikuti adab dan petuah-petuah berzikir niscaya zikir tersebut akan menjadi sia-sia karena tidak mencapai matlumat zikir yang sebenarnya.
Banyak orang berzikir mengikuti selera masing –masing, terasa hendak berzikir dengan nyaring lantas dinyaringkan suaranya, terlintas dihatinya hendak dilagukan zikir tersebut, lantas dilagukanya, terasa hendak dilenggak-lenggokan tubuhnya, lantas dilenggak-lenggokkan tubuhnya, pendek kata berzikir bagi mereka adalah dengan cara melafazkan zikir mengikuti sekehendak hati tanpa mendapat petuah yang mutlak untuk mencapai matmulat zikir yang dikerjakannya..
Enhanced by Zemanta

No comments: