Wednesday, September 12, 2012

ILMU ALLAH DENGAN MANUSIA

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
** HUBUNGAN ILMU ALLAH DENGAN MANUSIA **
Manusia dijadikan oleh Allah untuk berbakti kepadanya dan  untuk menyatakan dirinya sendiri pada :   Zat,   Sifat,   Asma   dan   Apaalnya.
Firman Allah surah Az-azariaat ayat 56

Dan untuk mencurahkan baktinya kepada Allah maka manusia haruslah mengenal Allah,
Sabda Rasullullah :  Awaludin Makrifatullah = Awal agama adalah mengenal Allah
Oleh karena itu untuk bisa makrifat kepada Allah maka diberikanya ilmu kepada manusia melalui akal dan iman dengan satu harapan agar manusia mengetahui hakekat sebenarnya tujuan mereka ada di dunia ini.
Sesungguhnya semua ilmu yang ada pada manusia adalah ilmu Allah semata-mata sedangkan pada hakekatnya manusia itu adalah kosong tidak ada apa-apanya.
Surah Yunus ayat 57
Manusia sebenarnya tidak berhak atas sesuatu, hanya Allah saja yang Empunya, bagaimana manusia bisa mengaku “ ini hak aku “ atau “ itu hak aku “ sedangkan dirinya sendirpun bukan hak dia, tetapi hak Allah semata-mata.
Adapun Ilmu Allah terbagi atas tiga bahagian :
Ilmu Kalam, Ilmu Gaib, Ilmu Syahadah
Firman Allah Surah Iqra ayat 3-5
Firman allah surah al-Hasyr ayat 22

1.    ILMU KALAM
Adapun Ilmu Kalam ini adalah satu ilmu yang dapat dipelajari oleh manusia dengan manusia biasa dengan tujuan untuk memahami sesuatu di alam semesta kita ini, ilmu ini dapat di pahami dan diterima oleh pancaindera kita.
Ilmu kalam biasanya membicarakan dan mengajar manusia tentang sesuatu yang zahir semata-mata yang bisa diterima oleh daya pemikiran manusia saja.

Ilmu kalam bisa dipelajari di sekolah secara formal atau secara informal dengan masyarakat dan mahluk alam di sekeliling kita.
Tingkatan ilmu ini hanya bisa diterima oleh pancaindra dan hanya dimengerti oleh orang itu sendiri, tetapi orang itu tidak dapat menerangkan apa yang dia pahami kepada orang lain dengan menggunakan ilmu kalam ini.
Pemahaman terhadap ilmu ini adalah dengan apa yang di lihat,  di dengar, dirasa, oleh pancaindranya hanya sebatas itu saja dan tidak dapat diterangkan tentang pengalaman ilmunya kepada orang lain,
bahwa : kita tidak dapat menerangkan bagaimana rupa dari warna merah kepada orang buta sehingga orang buta tersebut dapat memahami dan mengenal rupa warna merah tersebut.
Jawabanya tentunya tidak bisa kita menjelaskannya, tetapi apakah kita tidak kenal dengan warna merah jawabanya kita kenal, lalu jika kenal kenapa pula kita tidak dapat memperkenalkan kepada si buta tersebut.
Ini menunjukkan bahwa tahap pencapaian pengetahuan ilmu kalam hanya sampai ke tahap ini saja tidak lebih dan tidak sampai kemana-mana.
Kalaulah warna merah yang berwujud dan dapat dilihat dengan mata  tidak bisa kita menjelaskannya kepada orang buta lalu
bagaimana halnya untuk memperkenalkan diri Allah s.w.t yang bersifat tidak sama dengan benda-benda yang ada di alam semesta ini?

Melihat kondisi seperti ini maka ilmu yang dapat menerangkan sesuatu yang tidak bisa diterangkan dengan ilmu kalam adalah Ilmu Gaib.
Dengan ilmu kalam manusia bisa mengkaji atom, tetapi manusia yang membuat kajian atom tersebut tidak mengerti apa itu atom sebenarnya, hal ini jika ditanya kepada seorang professor sekalipun sudah tentu dia tak dapat menerangkannya.
Biasanya ilmu kalam banyak menggunakan logika yang bisa diterima akal manusia, sebenarnya ilmu kalam ini adalah satu ilmu untuk berkomunikasi sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Yang mengajarkan ilmu kalam adalah guru zahir (manusia biasa) yaitu manusia yang mendapat pendidikan formal dari sekolah atau dari gelombang hidup masyarakatnya sendiri disamping kajian yang dibuat oleh manusia tersebut dengan fikirannya.
Sesungguhnya fikiran itu telah di ilhamkan oleh Allah kepada manusia tersebut didalam bidang-bidang tertentu dan kemudian disampaikan pula kepada manusia bahasa yang ada.
2.    ILMU GAIB
Adapun ilmu Gaib adalah ilmu yang dapat menjelaskan sesuatu yang tidak dapat diterangkan oleh ilmu kalam, ilmu ini meliputi alam sagir dan alam kabir.
Ilmu gaib hanya bisa diajarkan sepenuhnya oleh guru gaib dan tidak bisa diajarkan oleh guru zahir, dalam hal ini pengajaran dan pengkajian ilmu ini guru zahir hanya bertindak sebagai penasehat mengikuti pengalaman (mursyidnya) didalam bidang hakiki dan makrifat terhadap seseorang yang menerima ilmu gaib.
Biasanya guru gaib yang mengajarkan ilmu ini adalah terdiri dari wali-wali Allah yang gaib, para nabi dan rasulnya,
Mereka yang memegang ilmu gaib adalah yang dianugrahkan oleh Allah atau mereka-mereka yang sedang menjalani jalan hakiki dan makrifat melalui jalan tasauf atau sufiisme.
Ilmu gaib adalah satu ilmu pengetahuan yang luas sekali sehingga tidak bisa dicapai oleh daya pikir manusia, sesungguhnya pemegang – pemegang ilmu gaib adalah terdiri dari dua golongan manusia, pertama adalah mereka yang dipilih sendiri oleh Allah untuk dikaruniakan dengan ilmu gaib melalui satu cara penyampaian yang disebut LADUNI, bagi mereka ini akan terus diajari ilmu gaib oleh guru-guru gaib.
Adapun bagi golongan kedua adalah mereka yang menemui jalan hakekat kepada Allah dengan cara berguru dengan guru-guru hakekat dan makrifat serta mursyid yang mengetahui akan hakekat dan makrifat dan kemudian menerima petuah-petuah dari guru serta beramal dengan segala petuah gurunya itu. maka orang tersebut kemudian  mendapati Laduni melalui perantaraan guru gaib yang terdiri dari wali-wali Allah, nabi-nabi dan rasul-rasul.
Tingkatan ilmu gaib adalah menembus tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi serta apa saja yang ada diantara keduanya.
Bermula cara mendapatkan ilmu ini, maka seseorang ini hendaklah mensucikan jiwanya dengan mengamalkan kaedah-kaedah hakekat yaitu jalan menuju kepada Allah dengan jalan mengenal diri mengikuti kaedah-kaedah tasauf atau jalannya orang sufi.
Agar jalan sufi dapat dicapai maka orang ini harus juga tahu membersihkan diri dan jiwa raganya.
Oleh karena itu ilmu ini hanya boleh dicapai oleh akal dan iman saja
Maka seseorang yang hendak memiliki ilmu gaib ini harus mendapat akal terlebih dahulu dalam hidupnya, akal ini hanya bisa dihasilkan oleh hati orang-orang mukmin terhadap Allah s.w.t saja.
Sebelum mendapatkan akal maka orang itu harus menghancurkan gumpalan darah kotor diujung jantung mereka yang menjadi tempat istana iblis.
Bila saja hancur gumpalan darah kotor tersebut maka terpancarlah satu NUR dari dalam jantung yaitu Nur Kalbu.
Sesungguhnya cahaya atau nur ini adalah hatinya orang Mukmin artinya hati orang-orang mukmin itu adalah ISTANA ALLAH.
Dengan adanya akal maka manusia tersebut akan mempunyai Iman yaitu keyakinan hakiki terhadap sesuatu atau penerimaannya secara mutlak tanpa ragu-ragu terhadap sesuatu yang diterima melalui ilmu gaib walaupun sesuatu itu tidak bisa diterima oleh logika berfikir manusia.
Kadar kuasa penerimaan terhadap ilmu gaib yang luas ini adalah tergantung kepada kadar tingkat kesucian hati dan jiwa manusia tersebut.
Surah Al-Taghaabun ayat 11

Makin suci hati seseorang dengan Allah maka semakin tinggilah tingkat penerimaan ilmu gaib ini.
Pengetahuan ilmu gaib ini dapat dilihat dengan mata bashir, dengan telinga batin dapat pula dirasakan dengan hati hakiki yang dimiliki orang-orang Arifinbillah.
Ilmu gaib diajarkan kepada orang-orang tertentu melalui jalan LADUNI dengan 5 cara yaitu :
Dengan cara :  Nur,  Tajali,  Syir,  Syir-usyir  dan  Tawasul
1.    Dengan cara NUR
Cara ini biasanya diterima oleh seseorang yang sedang menjalani tarekat tasauf, biasanya datang melalui sebuah mimpi yang dialami oleh seseorang yang mengamalkan tarekat tasauf, mimpi ini bisa berupa kiasan atau secara terang-terangan.
Bila seorang murid dalam tidurnya bermimpi maka menjadi kewajibannya untuk menceritakan mimpinya kepada gurunya untuk mendapatkan penafsiran mimpi tersebut.
Dan bagi seorang guru yang mursyid dan berpengalaman sudah tentu dapat menerangkan arti mimpi yang diterima oleh anak muridnya.
Didalam mimpi tersebut orang-orang tasauf mungkin saja diberi kiasan dengan satu peristiwa yang dialaminya dalam mimpinya atau guru gaib yang terdiri dari Rasul-rasul, Nabi dan Waliullah datang mengajar sesuatu kepadanya didalam mimpi tersebut.
Maka dengan jalan mendapatkan mimpi tersebut orang-orang yang menjalani ilmu tasauf dapat menerima Ilmu gaib.
Firan Allah surah Yusup ayat 6
2.   
Cara T
AJALI

Tajali disini diartikan sebagai penjelmaan buah pikiran dari perasaan “ Zok ” selama mereka menjalani latihan tarekat tasauf.
Dengan mengalami “ Zok ” terhadap Allah maka tercetuslah dari mulut atau terlintas di akalnya suatu pengetahuan baru yang tidak pernah di dengar atau di ucapkan oleh mereka sendiri sebelumnya.
Misalnya    :    terbacalah dia sepotong doa padahal selama ini orang tersebut tidak pernah membaca doa sedemikian.
Didalam menghadapi tajali ini seseorang itu hendaklah bertanya kepada gurunya untuk mendapatkan keterangan yang lebih jelas, dengan rasa tajali ini maka seseorang itu akan memperoleh ilmu gaib.
NB,  Cara Tajali :
Biasanya seseorang yang sedang mengalami tajali sering timbul dikepalanya banyak persoalan kemudian dikemukakan persoalan tersebut kepada dirinya sendiri lalu didapatinya satu persatu jawaban yang tepat dan memuaskan hatinya, walaupun persoalan dan jawaban yang diperolehnya belum pernah dialami sebelumnya
Bila dilihatnya sesuatu maka secara tidak disengaja timbul dihatinya suatu ilham dan minat untuk mengkajinya, disinilah terbitnya persoalan, kajian dan jawaban dari akalnya sendiri.
Walhasil, dibandingkannya sesuatu itu dengan dirinya sendiri, tentang sikapnya, perangainya, pendiriannya dan sebagainya yang akhirnya menimbulkan kesadaran besar pada dirinya sendiri terhadap Allah s.w.t.
3.   
Cara S
IR

Adapun SIR itu adalah satu jalan penyampaian ilmu gaib secara rahasia, hanya dapat dirasakan dan didengar oleh orang itu secara jelas.
Biasanya seseorang yang sedang menjalani alam tasauf dapat menerima SIR ini diwaktu-waktu tertentu, biasanya melalui pendengaran telinga batin.
Dimana seseorang itu akan mendengar suatu suara yang datang kepadanya, suara tersebut akan memberitahukan sesuatu yang mengajar ilmu gaib dengan terang dan jelas, bisikan tersebut akan dirasai beserta dengan satu kenikmatan yang tak bisa diceritakan dengan kata-kata.
Cara SIR ini biasanya dinamakan oleh sebagian ahli tasauf sebagai radio atau telepon karena yang datang adalah suara-suara, inilah suara wali-wali Allah yang agung, yang mengajar seseorang itu tentang ilmu gaib.
Bila seseorang itu menerima SIR maka hendaklah menberitahukan hal tersebut kepada gurunya untuk mendapat penjelasan terhadap apa yang diperoleh dari guru gaib tadi.
4.   
Cara S
IRUSIR

Cara SIRUSIR adalah merupakan satu jalan penyampaian ilmu gaib dengan cara rahasia didalam rahasia.
Seseorang yang menerima ilmu gaib dengan cara ini maka mereka dapat melihat dengan mata bashir dan dapat mendengar dengan telinga batin mereka tentang peristiwa atau pengajaran ilmu gaib disamping itu saat penerimaan gambar dan pendengaran suara mereka juga merasakan suatu nikmat yang luar biasa.
Mereka bisa melihat dan mendengar dengan mata kepala mereka sendiri, hal ini bisa diibaratkan seperti tayangan gambar ditelevisi  atau tv phone.
Oleh karena itu sebagian orang tasauf menamakan ini sebagai penerimaan televisi, dan bagi seorang murid yang menerima pengajaran ilmu gaib dengan cara ini maka hendaklah menceritakan hal ini kepada gurunya supaya mendapat penjelasan lebih lanjut.
5.   
Cara T
AWASUL

Cara TAWASUL adalah dengan cara penjelmaan oleh guru atau wali-wali Allah yang gaib dan mereka menjelma untuk bertemu dengan orang-orang tertentu yang sedang menjalani tasauf, mereka ketemu dalam keadaan hidup-hidup, bukan dala keadaan mimpi, tidur atau sebagainya, dia datang sama seperti kita menerima kedatangan tamu pada umumnya.
Mereka datang dan memperkenalkan diri mereka dan tujuan kedatangannya, mereka akan mengajarkan ilmu gaib kepada orang-orang tersebut secara langsung, dan kita harus memahami pengajaran mereka tanpa ragu-ragu.
Kadang-kadang penjelmaan mereka bisa dilihat orang ramai jika pada waktu itu lagi ada orang.
Pengajaran ilmu gaib oleh guru-guru gaib dengan cara ini adalah jelas dan terang, kita dapat juga menanyakan hal-hal apa saja yang tidak kita pahami kepada mereka.
Perlu diingat bahwa kedatangan mereka itu adalah merupakan satu penghormatan kepada ahli tasauf atau sufi dan dengan ini terbentuklah satu hubungan yang baik dintara kedua belah pihak.
Bagi mereka yang dapat menguasai dan menyelami sendiri alam ilmu gaib maka sudah pasti mereka dapat menjelajahi seluruh alam semesta, tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi.
Mereka juga diberi peluang untuk menjelajahi dialam lain termasuk alam barzah, surga dan neraka, Arash dan qursi Allah s.w.t dan ini bermakna bahwa mereka yang sampai ke martabat ini dapat menjelajah kesuatu alam yang jauh keluar daripada garis-garis tahap pikiran manusia.
Surah… Ayat… ( cari )

Artinya : barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar (alam lain)
Orang yang mencapai tingkat ini disifatkan oleh Rasullullah sebagai orang mati sebelum mati.
Hadist    :   Almauttu qablal maut =  matikan dirimimu sebelum kamu mati
Mereka yang telah mencapai ke peringkat ini adalah mereka yang telah berhasil dijalan hakekat dan makrifat dengan Allah. Jiwa mereka sering tenang disamping tuhannya semasa hidupnya di dunia ini atau di akhirat nanti. Mereka adalah termasuk golongan orang-orang yang baik dan beruntung.
ILMU SYAHADAH
Adapun ilmu syahadah adalah satu ilmu yang paling tinggi didalam mempelajari ilmu-ilmu Allah yang bisa dikuasai oleh manusia. Inilah martabat ilmu yang tertinggi.
Ilmu ini adalah satu ilmu makrifat dan syahadah secara sebenar-benarnya kepada Allah s.w.t.
Ilmu syahadah artinya tuhan sendiri yang akan mengajar manusia mengenali dirinya dengan lain perkataan bahwa ilmu syahadah adalah ilmu untuk menyatakan diri Allah itu sendiri.
Hanya orang-orang yang mencapai martabat ilmu gaib yang paling tinggi saja yang dapat menguasai ilmu syahadah ini.
Jika Ilmu kalam diajar oleh guru zahir dan ilmu gaib diajar oleh guru gaib maka ilmu syahadah hanya boleh diajar oleh guru batin saja yaitu diri batin kita sendiri yang telah mencapai makrifat kepada Allah dengan lain perkataan bahwa Tuhan sajalah yang boleh  mengajar diri kita akan rahasia ilmu ini.
Tingkat pengalaman dan pencapaian ilmu ini adalah jauh daripada ilmu gaib dan inilah ilmu yang paling tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia.
Ilmu ini hanya bisa dicapai oleh para Rasul, Nabi dan Wali-wali Allah yang teragung.
Alangkah mulianya bila kita dapat menyelami sendiri ilmu tertinggi ini dan sudah barang tentu kita akan menjadi manusia beruntung dan mendapat keridhoan Allah s.w.t.
Semoga bermanfaat, wasalam

No comments: