أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Kalimat cinta yang penuh keyakinan terucap sebagai upaya pembuktian cinta seseorang kepada pasangannya bahkan menjadi senjata andalan untuk meluluhlantakkan hati sang kekasih. Tentunya sebuah fenomena yang lumrah, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surat Ali Imron ayat 14, yang artinya : ”Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
Kalimat cinta yang penuh keyakinan terucap sebagai upaya pembuktian cinta seseorang kepada pasangannya bahkan menjadi senjata andalan untuk meluluhlantakkan hati sang kekasih. Tentunya sebuah fenomena yang lumrah, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surat Ali Imron ayat 14, yang artinya : ”Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
Cinta
akan kehidupan dunia ini merupakan fitrah manusia sebagai makhluk
berakal yang mempunyai nafsu dan perasaan. Keinginan untuk memiliki,
rasa sosial yang tinggi, sympathetic and empathy, congeniality
serta berbagai emotion kepribadian lainnya merupakan faktor seseorang
untuk mengagungkan cinta. Dan Abu hamzah, anas bin malik ra. menerangkan
bahwa Rasulullah saw bersabda, "tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”(HR bukhari dan muslim).
Sudah barang tentu jika cinta menjadi hangat diperbincangkan dan begitu
indah bila dinikmati sehingga membuat manusia lebih sempurna dari
makhluk-makhluk Allah lainnya. Namun harus diketahui cinta yang ada di
muka bumi ini hanyalah sesaat dan bukanlah Cinta Sejati. Cinta setiap
manusia di dunia dapat hancur karena perubahan waktu, dapat pupus oleh
hembusan globalisasi, dapat redup oleh himpitan ekonomi dan bahkan
sering terombang-ambing oleh tuntutan nafsu. Telah banyak manusia yang
terjebak dalam kubangan cinta semu dan teramat mendewakannya, sehingga
mereka tidak mendapatkan kedamaian buah cinta itu sendiri karena
melupakan hakikat cinta yang telah dibawanya sejak lahir ke dunia fana
ini. Senada dengan Kalammullah pada Al Qur’an surat An Nahl
ayat 107, yang berarti : “Yang demikian itu disebabkan karena
sesungguhnya mereka (manusia) mencintai kehidupan di dunia lebih dari
akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang
kafir.”
Apakah Cinta Sejati itu? Salah satu definisi dikemukakan oleh M Scott Peck dalam The Road Less Travelled,
mendefinisikan cinta sebagai “kemauan untuk mengembangkan diri sendiri
dengan maksud memelihara pertumbuhan spiritual diri sendiri atau
perkembangan spiritual orang lain,” dengan demikian cinta sangat erat
berhubungan dengan nilai-nilai spiritual yang benar. Cinta
Sejati hanya milik dzat yang senantiasa menjaga cinta-Nya selama 24 jam,
selalu mendampingi cinta-Nya kemanapun pergi, melindungi cinta-Nya
siang-malam tanpa sedikitpun tidur, mengetahui apapun yang terjadi pada
cinta-Nya, serta kasih sayang yang tidak terhinggakan kepada kehidupan
ini. Cinta Sejati abadi keberadaannya, selalu memberikan jalan terang
bagi kehidupan, senantiasa menciptakan kedamaian bagi penerimanya,
takkan punah oleh perkembangan zaman dan tidak akan hancur bersama
kiamat. Cinta Sejati menjanjikan kepastian tanpa sedikit keraguan dalam
misinya, dan orang-orang beriman terdahulu telah berseru demi keagungan
Cinta Sejati sebagaimana yang tertuang dalam Al Qur’an surat Ali Imron
ayat 31, artinya : “Katakanlah : "Jika kamu mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Senada yang
disampaikan Rasulullah dalam hadistnya, yang artinya: sesungguhnya
Allah ta'ala berfirman pada hari kiamat : Mana orang yang saling
mencintai karena kebesaran Ku, hari ini Aku akan menaungi mereka pada
saat tidak ada naungan selain naungan-Ku (HR muslim).
Cinta Sejati adalah cinta Allah kepada ciptaan-Nya yang tidak
terbandingkan oleh apapun di jagat raya ini dan menjanjikan keselamatan
dunia-akhirat bagi kehidupan seluruh makhluk hidup ciptaan-Nya. Dan
janji Allah adalah benar layaknya cinta-Nya yang begitu indah kepada
umat manusia sejak manusia pertama, nabi Adam as hingga manusia yang
paling akhir kelak yang akan lahir di bumi Allah ini.
Cinta
Sejati hanya milik Allahusshomad, tempat makhluk hidup berharap dan
berserah. Allah yang telah menciptakan dan menjaga kehidupan ini siang
dan malam, memberikan limpahan nikmat tak terhitung berupa napas dan
lainnya, mengampuni kekhilafan manusia yang selalu khufur pada kasih
sayang-Nya, melimpahkan rizki tak terhingga bagi setiap hamba-Nya dan
masih teramat besar anugerah yang tidak sanggup ditulis oleh siapapun
makhluk ciptaan-Nya. Allah tidak pernah lelah mengatur kehidupan ini,
Allah tidak menghitung apa yang telah diberikan kepada umat manusia,
Allah tidak pernah sedikitpun merugi atas ulah hamba-hamba yang lalai,
Allah tidak takut ditinggalkan siapapun karena Allah dapat melakukan
apapun yang dikehendaki-Nya. Dalam Al Qur’an surat Al Maa’idah ayat 54,
Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara
kamu yang murtad dari agama-Nya, maka kelak Allah akan mendatangkan
suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang
bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak
takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui.”
Cinta
Sejati tidak akan dimiliki manusia, namun dapat dirasakan oleh siapapun
hamba-Nya yang senantiasa mendekatkan diri ke haribaan-Nya. Hadist
Rasulullah yang artinya “Siapa yang ingin merasakan lezatnya iman maka cintailah seseorang hanya karena Alloh” (HR Muslim).
Cinta Sejati Allah akan mengantarkan manusia pada tempat yang mulia dan
berhak menempati jannah-Nya, hal ini tertuang dalam sabda nabi Muhammad
SAW, yang artinya : “Layak mendapatkan cinta-Ku bagi orang yang
saling mencintai karena-Ku. Orang yang saling mencintai karena-Ku(di
hari kiamat) akan ditempatkan di menara dari cahaya, tempat yang
diingini oleh para nabi, orang-orang yang benar dan para syuhada” (Shahih jami). Sungguh
besar Cinta Sejati Allah, namun kesombongan manusia selalu saja
menghiasi perputaran zaman. Dengan mengatasnamakan Cinta Sejati, manusia
berupaya menghalalkan beragam bentuk percintaan demi pencapaian
kepuasaan pribadi. Manusia terlalu jauh dari layak jika
mengatakan mampu memberikan Cinta Sejati, karena cinta manusia hanyalah
cinta materi yang akan lenyap seiring berputarnya jagat. Allah telah
memperingatkan manusia dalam ayat-ayat suci-Nya, diantaranya dalam QS. Al
Qiyaamah : 20, QS. Al Fajr : 20, QS. Al ‘Aadiyat : 8, intinya cinta
manusia di dunia semata-mata karena kebendaan bukan karena Allah subhanahu wa ta’ala. Dan Rasulullah telah memperingatkan setiap manusia akan godaan cinta dunia yang tertuang dalam hadistnya yang berarti :
“Dunia ini cantik dan hijau. sesungguhnya Alloh menjadikan kamu
kholifah dan Alloh mengamati apa yang kamu lakukan, karena itu jauhilah
godaan wanita dan dunia, Sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa bani
israil adalah godaan kaum wanita. (HR.Ahmad)
Sungguh
manusia sangat bergantung akan cinta Allah, semestinya mereka
memerankan cinta titipan-Nya dengan aturan yang telah tertera dalam Al
Qur’an dan telah dicontohkan tuntunan-Nya itu oleh tauladan Rasulullah
saw sebagai kekasih Allah. Dan setiap manusia berhak menjadi
kekasih-kekasih Allah selanjutnya, bila mampu menghidupkan sunnah dan
meneladani budi pekerti Muhammad saw sebagai manusia paling mulia
sepanjang zaman. Dengan keterbatasan manusia sebagai makhluk yang penuh
kelemahan dan tak luput dari kekhilafan, setiap manusia masih merasakan
agungnya Cinta Sejati Allah dengan limpahan rahmat yang diantaranya
adalah kesempatan hidup di bumi ini. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata ; Rasulullah
saw bersabda: “tatkala Alloh menciptakan makhluk, ia menulis pada
suatu kitab, kitab itu berada di sisi-Nya di atas "Arasy, bertuliskan ;
Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku” (Hr Bukhari dan muslim). Subhanallah!!! Dan Dari Umar bin Khathab ra ia berkata ; beberapa
orang tawanan dihadapkan kepada Rasulullah saw, tiba-tiba ada seorang
wanita dalam tawanan itu bingung mencari anaknya, setiap ia melihat anak
kecil dalam rombongan tawanan itu diangkatkan dan disusuinya. Kemudian
Rasulullah saw bertanya; “Apakah kamu berpendapat bahwa perempuan ini
akan melemparkan anaknya ke dalam api?” Kami menjawab; “Demi Alloh
tidak, Beliau bersabda; “Alloh lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi
sayangnya perempuan itu kepada anaknya.” (Hr Bukhari dan muslim).
Kesimpulannya
wahai saudaraku!!! Janganlah kita selalu terbelenggu oleh cinta sesaat
alam fana ini dan jangan pula kita tebarkan cinta yang bukan karena
Allah swt. Bolehlah kita menaruh cinta akan keagungan ciptaan-Nya di
sekitar hidup kita, namun semua itu tetap kita bulatkan niat demi
mendapat ridho, untuk merasakan Cinta Sejati sebagaimana yang dirasakan
umat-umat pilihan Allah sebelum kita. Mari bersama kita tebarkan
virus-virus cinta akan kedamaian, cinta akan kehidupan bermartabat,
cinta akan lautan kasih sayang dan ayat-ayat cinta Allah lainnya yang
telah dititipkan kepada Rasulullah saw, sehingga rahmat Allah menyertai
kehidupan kita dalam masyarakat berbangsa dan beragama.. WALLAHU A’LAM BI SHOWAB.
No comments:
Post a Comment