أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Alasan Nabi Muhammad Menjadi Nabi Terakhir
[Quran Surah 21:107] Dan tiadalah Kami mengutus kamu, (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Allah Tuhan
semua manusia, yang mengirimkan banyak utusan pada masing-masing kaum
dan mengirimkan 1 utusan untuk semua kaum. Bahwa sebelum kelahiran nabi
Muhammad hampir tidak ada 1 utusan untuk semua manusia. Nabi
Muhammad-lah satu-satunya utusan untuk semua bangsa. Mungkin kita akan
bertanya, mengapa tidak sejak dari awal Allah mengirimkan 1 utusan?.
Jawabannya sebenarnya sederhana.
Anda tentu
pernah melihat baik di televisi, film atau secara langsung dimana ada
beberapa tetesan air yang jatuh ke sebuah bidang dan air itu menuju ke
satu titik dan akhirnya menjadi satu. Air itu bergerak menuju ke satu
titik karena selain ada kesamaan juga karena ada kekuatan terpusat yang
kuat. Nah seperti itulah analogi Tuhan dalam mengirim para utusan.
Kita tentu
tahu bahwa dalam perkembangan manusia, manusia menghadapi hambatan
transportasi dan komunikasi. Terutama pada jaman dahulu atau jaman kuno.
Akan lebih sulit jika Tuhan mengirim 1 orang untuk semua bangsa. Akan
lebih mudah jika masing-masing bangsa diberi 1 atau beberapa utusan dan
setelah jarak antar masing-masing bangsa semakin dekat, dimana
transportasi, komunikasi dan hubungan antar bangsa mulai lancar, Tuhan
segera mengirimkan 1 orang utusan untuk menyatukannya. Ingat analogi air
diatas.
Jadi langkah
pertama adalah Tuhan mengirimkan masing-masing bangsa seorang atau
beberapa orang utusan. Seperti halnya firman Allah :
[QS 10:47] Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.
[QS 35:24] …….Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
Seiring
bergantinya waktu maka para utusan itu telah meninggal sehingga tidak
ada yang memberi peringatan lagi alias terputus. Dan yang terjadi adalah
mulai ada penyimpangan-penyimpangan didalamnya. Itulah mengapa Allah
selalu mengutus utusan terbarunya untuk memperbaiki hal ini.
[QS 5:19]
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami,
menjelaskan (syari’at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman)
rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: “Tidak ada datang kepada kami
baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan”.
Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tetapi yang
namanya manusia selalu menuju kesesatan. Dari jaman Adam, jaman Hindhu,
Budha, Zoroaster, Kristen dan lainnya selalu terjadi penyimpangan.
[QS 16:36]
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”,
maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah
dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan
baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Sesungguhnya
meski terjadi penyimpangan, hal itu tidak sampai menghilangkan ajaran
hakiki dari Tuhan semesta alam. Dimana ajaran hakiki inilah ajaran yang
selalu sama dan selalu diserukan oleh setiap Utusan. Inilah Wahyu hakiki
Tuhan pada beberapa agama besar :
Konsep Ketuhanan di agama Zoroaster (Dasatir, Ahura Mazda)
- Dia itu satu
- Dia lebih dekat padamu daripada dirimu sendiri
- Dia diatas segala yang kamu bayangkan
- Dia tanpa awal dan akhir
- Dia tak punya bapak, istri dan anak
- Dia tak berujud
- Tak ada yang menyerupainya
- Tak dapat dilihat dan dipahami dengan pikiran
Konsep ketuhanan di agama Hindhu sebagai berikut :
- “Ekam evadvitiyam” (Dia satu satunya tanpa ada duanya) [Chandogya Upanishad 6:2:1]
- “Na casya kascij janita na cadhipah.” (Tak punya orang tua dan tuan) [Svetasvatara Upanishad 6:9]
- “Na tasya pratima asti” (Tak ada yang menyerupainya) [Svetasvatara Upanishad 4:19]
- “Na
samdrse tisthati rupam asya, na caksusa pasyati kas canainam.” (Ujud
Nya tak dapat dilihat, tak ada yang bisa melihatnya dengan mata)
[Svetasvatara Upanishad 4:20]
Konsep Ketuhanan di agama Yahudi :
- “Dengarlah hai Israel : Tuhan kita adalah Tuhan yang satu.”[Ulangan 6:4]
- “Akulah Tuhan, tak ada penyelamat selain Aku.”[Yesaya 43:11]
- “Akulah Tuhan, Tiada Tuhan yang lain .”[Yesaya 45:5]
- “Akulah Tuhan tiada yang lain; Akulah Tuhan, Tak ada yang menyerupai Ku.”[Yesaya 46:9]
Konsep Ketuhanan di agama Kristen :
- “Bapaku lebih besar dari aku.” [Yohanes 14:28]
- “Bapaku lebih besar dari semua.” [Yohanes 10:29]
- “…Aku mengusir Setan atas kuasa Tuhan….” [Matius 12:28]
- “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.” [Yohanes 5:30]
Mungkin
sekarang sudah saatnya bagi Allah Tuhan semesta alam untuk mengirimkan 1
orang utusan untuk menyatukan pesan Allah yang pernah dibawa oleh
masing-masing utusan pada tiap-tiap bangsa. Dimana pesan ini sudah
diberitakan oleh para utusan sebelumnya di kitab suci mereka bahwa akan
ada Utusan Terakhir.
[Al-Quran Surat 33:40] Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Di
side bar sebelah kanan (BERITA DATANGNYA NABI MUHAMMAD) terdapat
artikel-artikel tentang ramalan datangnya utusan terakhir yaitu Nabi
Muhammad pada beberapa agama besar di dunia
Hal pertama
yang dilakukan oleh utusan terakhir yaitu nabi Muhammad adalah dengan
mengajak semua bangsa untuk kembali ke ajaran Tuhan yang benar yang
pernah dibawa oleh para utusan sebelumnya. Nabi Muhammad menyampaikan
firman Allah kepada semua bangsa sebagai berikut :
[AL-QUR'AN SURAT 3.64] Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah
dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.
Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
[AL-QURAN SURAT 2.62]
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang
benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh,
mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(AL-Quran Surat 112 : 1-4 )[1]
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa [2] Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu [3] Dia tiada beranak dan tiada
pula diperanakkan [4] dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia
Untuk
itu marilah kita semua para manusia yang masih hidup, marilah kita
kembali menuju ajaran yang sesungguhnya dari Tuhan semesta alam.
No comments:
Post a Comment