أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Ihya' Ulum al-Din
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بسم الله الرحمٰن الرحيم
الباب السابع
في العقل وشرفه وحقيقته وأقسامهHalaman 262
BAB KETUJUH
TENTANG AKAL KEMULIANNYA. HAKIKATNYA DAN PEMBAGIANNYA
Penjelasan Tentang Kemuliaan Akal
Ketahuilah, bahwa persoalan ini sebetulnya, tidak bermaksud untuk
bersusah-payah menjelaskannya, Lebih-lebih lagi sudah jelas kemuliaan ilmu
sebelum dijelaskan kemuliaan akal ini.
Akal adalah sumber ilmu, tempat timbul dan sendi ilmu. Ilmu itu, berlaku dari
akal, sebagaimana berlakunya buah-buahan dari pohon kayu, sinar dari matahari
dan penglihatan dari mata.
Maka bagaimanakah akal itu tidak mulia, sedang
dia adalah jalan kebahagiaan di dunia dan akhirat? Atau bagaimanakah diragukan
tentang kemuliaan akal itu, sedangkan he wan dalam kepicikan tamyiznya (sifat
hewan dapat membedakan sesuatu), merasa kecut terhadap akal. Sehingga seekor
hewan yang bertubuh besar, berkeberanian luar biasa dan bertenaga kuat, apabila
melihat rupa manusia lalu merasa kecut dan takut. Karena dirasakannya manusia
itu akan menggagahinya, karena keistimewaannya memperoleh helah dan daya-upaya.
Oleh karena itu Nabi saw. bersabda:
ال صلى الله عليه وسلم: الشيخ في قومه كالنبي في أمته
(Asy-syaikhu fii qaumihii kannabiyyi fii ummatih). (HR Ibnu.Hibban dari Ibnu Umar dan Abu Manshur Ad-Dailami
dan Abi Rafi)
Artinya :"Seorang Syeh (kepala) pada kaumnya adalah seperti nabi pada
ummatnya.
Hal itu tidaklah yang demikian, karena syeh itu
banyak hartanya, besar tubuhnya dan lebih kekuatannya. Tetapi adalah karena
lebih pengalamannya sebagai hasil dari akalnya..
Karena itulah anda melihat,
orang Turki, orang Kurdi, orang Arab yang bodoh dan orang-orang lain, meskipun
tingkatannya mendekati dengan hewan, adalah dengan tabiatnya memuliakan
syeh-syehnya.
Dari itu, ketika kebanyakan orang-orang yang ingkar mau membu-nuh Rasulullah
saw., maka tatkala pandangan mereka jatuh pada Nabi saw. dan gemetar mereka
dengan sinar wajahnya yang mulia, lalu timbullah ketakutan di hati mereka.
Kelihatan kepada mereka suatu yang bersinar gilang-gemilang atas keelokan
wajahnya dari nur kenabian. Meskipun itu adalah suatu kebathinan dalam diri
Nabi saw. sebagaimana kebathinannya akal.
Kemuliaan akal itu dapat diketahui dengan mudah. Hanya maksud kami di sini
hendak membentangkan hadits-hadits dan ayat-ayat yang menyebutkan kemuliaan
akal itu.
Allah Ta'ala menamakan akal itu dengan "nur", pada firmannya :
اللَّهُ
نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ
(Allaahu nuurus-samaawaati wal-ardli matsalu nuurihii kamisykaa-tin).
Artinya : "Allah pemberi "nur" bagi langit dan bumi. Bandingan
"nur"Nya
adalah seperti satu kurungan pelita. "( An-Nur, 35).
Dan Allah Ta'ala menamakan ilmu yang diperoleh dari akal itu
ruh,
wahyu dan hidup.
Berfirman Allah Ta'ala :
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا
(Wa kadzaalika auhainaa ilaika ruuhan min amrinaa).
Artinya : "Begitulah Kami wahyukan kepada engkau ruh itu dengan perintah
Kami":(Asy-Syura,52).
Dan berfirman Allah swt. :
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي
بِهِ فِي النَّاسِ
(Awaman kaana maitan fa-ahyainaahu wa ja'alnaa lahuu nuuran yamsyii bihii finnaasi).
Artinya :"Apakah orang-orang yang sudah mati, kemudian Kami hidupkan dan
Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, dengan itu dia dapat berjalan di
tengah-tengah manusia ". (S. Al-An'am, ayat 122).
Di mana Al-Qur-an menyebutkan an-nur (cahaya) dan adh-dhulmah (gelap), maka
maksudnya adalah ilmu pengetahuan dan kebodohan, seperti firmanNya :
يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
(Yukhrijuhum minadh dhulumaati ilan nuur).
Artinya :"Dikeluarkan mereka oleh Tuhan dari kegelapan (kebodohan) kepada
nur-cahaya (ilmu pengetahuan)". (S.Al-Baqarah 257).
Dan bersabda Nabi saw. :وقال صلى الله عليه وسلم: (يا أيها الناس اعقلوا
عن ربكم وتواصوا بالعقل تعرفوا ما أمرتم به وما نهيتم عنه واعلموا أنه ينجدكم عند
ربكم واعلموا أن العاقل من أطاع الله وإن كان دميم المنظر حقير الخطر دنىء المنزلة
رث الهيئة وأن الجاهل من عصى الله تعالى وإن كان جميل المنظر عظيم الخطر شريف
المنزلة حسن الهيئة فصيحا نطوقا فالقردة والخنازير أعقل عند الله تعالى ممن عصاه
ولا تغتر بتعظيم أهل الدنيا إياهم فإنهم من الخاسرين"
Wahai manusia! Pakailah akal untuk mengenai Tuhanmu! Nasehat-menasehatilah
dengan menggunakan akal, niscaya kamu ketahui apa yang diperintahkan kepadamu
dan apa yang dilarang! Ketahuilah bahwa akal itu menolong kamu di sisi Tuhanmu!
Ketahuilah bahwa orang yang berakal ialah orang yang menta'ati Allah, meskipun
mukanya tidak cantik, dirinya hina, kedudukannya rendah dan bentuknya buruk.
Dan orang yang bodoh ialah orang mendurhakai Allah Ta'ala, meskipun mukanya
cantik, dia orang besar, kedudukannya mulia, bentuknya bagus, lancar dan pandai
berbicara. Beruk dan khinzir lebih berakal pada sisi Allah Ta'ala daripada orang
yang mendurhakaiNya. Engkau jangan tertipu dengan penghormatan penduduk dunia
kepadamu, sebab mereka itu termasuk orang yang merugi (H R. Dawud bin AI Majar dari Abi Hurairah)
Bersabda Nabi saw. :
أول ما خلق الله العقل فقال له أقبل
فأقبل ثم قال
له أدبر فأدبر ثم قال الله عز وجل وعزتي وجلالي ما خلقت خلقا أكرم على منك بك آخذ
وبك أعطي وبك أثيب وبك أعاقب "
Yang mula pertama dijadikan oleh Allah, ialah akal.
Maka berfirman Allah kepadanya : "Menghadaplah!"_. Lalu menghadaplah
dia.
Kemudian Allah berfirman kepada akal : "Membelakang-lah?'. Lalu
membelakanglah dia.
Kemudian berfirman Allah Ta'ala : "Demi kemuliaanKu dan demi kebesaranKu!
Tidak Aku jadikan suatu makhlukpun yang lebih mulia pada sisiKu selain engkau.
Dengan engkau Aku mengambil, dengan engkau Aku memberi,dengan engkau Aku
memberi pahala dan dengan engkau Aku memberi siksaan". (H R Ath Tabrani dari Abu Umamah)
Kalau anda bertanya, akal itu kalau dia sifat ('aradh), maka bagaimanakah
dijadikan sebelum tubuh? Dan kalau dia zat (jauhar), maka bagaimanakah jauhar
berdiri sendiri dan tidak berpihak?
Ketahuilah kiranya, bahwa ini sebahagian dari ilmu mukasyafah. Maka tidak layak
diterangkan dengan ilmu mu'amalah. Dan maksud kami sekarang menerangkan ilmu
mu'amalah.
Dari Anas ra. bahwa dia menerangkan : "Suatu rombongan memujikan seorang
laki-laki di sisi Nabi saw. dengan bersangatan sekali. Lalu Nabi menegur :
"Bagaimanakah akal orang itu?".
Menjawab rombongan tadi : "Kami menerangkan kepada engkau, tentang
kesungguhannya pada beribadah dan bermacam-macam kebajikan lain. Dan engkau
menanyakan kami tentang akal?
Maka menjawab Nabi saw. : إن الأحمق يصيب بجهله أكثر من فجور الفاجر
وإنما يرتفع العباد غدا في الدرجات الزلفى من ربهم على قدر عقولهم
"Sesungguhnya orang bebal itu memperoleh lebih banyak dengan kebodohannya
daripada kedhaliman orang yang dhalim. Sesunguhnya pada hari esok, terangkatlah
hamba Allah itu ke tingkat tinggi pada sisi Tuhannya menurut tingkat akal
pikirannya". (H
R. Ibnul Mahbar Dan At Tirmidzi )
Dari Umar ra. bahwa Nabi saw. bersabda :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما
اكتسب رجل مثل
فضل عقل يهدي صاحبه إلى هدى ويرده عن ردى وما تم إيمان عبد ولا استقام دينه حتى
يكمل عقله
(Maktasaba rajulun mitsla fadlli 'aqlin yahdii shaahibahu ilaa hudan wa
yarudduhu 'an radan wa maa tamma iimaanu 'abdin wa lasta-qaama diinuhu hattaa
yakmula 'aqluhu).
Artinya :"Tidak adalah usaha seseorang seperti keutamaan akal, yang
memberi petunjuk kepada yang empunya akal itu kepada petunjuk dan menarikkannya
dari jalan yang hina. Tidak sempurnalah iman seseorang dan tidak berdiri tegak
agamanya sebelum akalnya itu sempurna".(H R
IbnulMahbar dari Umar.)
Bersabda Nabi saw. :
إن الرجل ليدرك بحسن خلقه درجة الصائم القائم ولا يتم لرجل حسن خلقه حتى
يتم عقله فعند ذلك تم إيمانه وأطاع ربه وعصى عدوه إبليس
(Innar rajula layudriku bihusni khuluqihi darajatash shaaimil qaa-i-mi wa laa
yatimmu Iirajulin husnu khuluqihi hattaa yatimma 'aqlu-hu fa-'inda dzaalika
tamma iimaanuhu wa athaa'a rabbahu wa 'ashaa 'aduwwahu ibliis).
Artinya :"Seseorang akan mengetahui dengan kebagusan budinya derajat orang
yang berpuasa dan menegakkan shalat. Dan tidaklah sempurna kebagusan budi
seseorang, sebelum sempurna akalnya. Ketika itu, barulah sempurna imannya. Ia
menta'ati Tuhannya dan mendurhakai musuhnya Iblis".(H R Ibn Mahbar dari Amr Bin Syuib)
Dari Abu Sa'id Al-Khudri ra. bahwa Nabi saw. bersabda : لكل شيء دعامة
ودعامة المؤمن عقله فبقدر عقله تكون عبادته أما سمعتم قول الفجار في النار "Tiap-tiap
sesuatu itu mempunyai tiang. Tiang orang mu'min ialah akalnya. Menurut tingkat
akalnya, beradalah ibadahnya. Apakah kamu tidak mendengar perkataan orang-orang
dhalim dalam neraka: لو كنا نسمع أو نعقل ما كنا في أصحاب السعير =
الملك: "Jikalau adalah dahulu kami mendengar atau kami berakal,
maka tidaklah kami ini menjadi isi neraka (H R Ibn
Mahbar dari Abi Said)
Dari Umar ra. bahwa Umar bertanya kepada Tamim Ad-Dari : "Apakah yang
mulia padamu?". Menjawab Tamim : "Akal !".
Maka menyambung Umar : "Benar engkau! Aku telah bertanya kepada Kasulullah
saw. seperti yang aku tanyakan kepadamu tadi. Maka menjawab Nabi saw. seperti
yang kamu jawab. Kemudian bersabda Nabi saw. : "Bahwa aku telah bertanya
kepada Jibril as. : "Apakah yang mulia'Jibril as. menjawab : العقل
"Akal!".
Dari Al-Barra bin 'Azib ra., di mana Al-Barra' berkata : "Pada suatu hari
banyaklah persoalan yang diajukan kepada Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw.
menjawab :فقال يا
أيها الناس إن
لكل شيء مطية ومطية المرء العقل وأحسنكم دلالة ومعرفة بالحجة أفضلكم عقلا "Hai Manusia! Tiap-tiap sesuatu itu
ada kenderaannya. Dan kenderaan manusia itu akalnya. Yang terbaik dalil dan
pengetahuan dengan keterangan, ialah yang terlebih dari kamu akalnya".(H R Ibnu Mahbar dari Umar R.a )
Dari Abu Hurairah
ra. bahwa Abu Hurairah menerangkan : "Tatkala Nabi saw. kembali dari
perang Uhud, lalu mendengar orang banyak berkata satu sama lainnya : "Si
Anu lebih berani dari si Anu. Si Anu menderita yang tidak pernah dideritai
orang lain dan begitulah seterusnya. Maka menjawab Nabi saw. : "Adapun si
Ini, maka tak adalah pengetahuanmu padanya". .Bertanya orang banyak :
"Mengapa begitu ya Rasulullah?".
إنهم قاتلوا على قدر ما قسم الله لهم من العقل وكانت نصرتهم ونيتهم على
قدر عقولهم فأصيب منهم من أصيب على منازل شتى فإذا كان يوم القيامة اقتسموا
المنازل على قدر نياتهم وقدر عقولهم Menjawab
Nabi saw. : "Mereka itu berperang menurut akal yang dianugerahkan Allah
kepadanya. Kemenangan dan niatnya adalah sekedar akalnya. Diberikan akal
orang-orang yang diberikan dari mereka, pada tingkat yang bermacam-macam, Maka
pada hari qiamat nanti mereka membagi-bagikan tingkat itu menurut tingkatan
niatnya dan akalnya". (H R Ibnu Mabar)
Dari Al-Barra' bin 'Azib, bahwa Nabi saw. bersabda : جد الملائكة
واجتهدوا في طاعة الله سبحانه وتعالى بالعقل وجد المؤمنون من بني آدم على قدر
عقولهم فأعملهم بطاعة الله عز وجل أوفرهم عقلا "Bersungguh-sungguh
para malaikat dan rajin menta'atiAllah Ta'ala dengan akal. Dan
bersungguh-sungguh orang mu'min dari anak Adam, menurut kadar akalnya. Yang
paling banyak berbuat amal dengan menta'ati Allah, ialah mereka yang paling
sempurna akalnya ". (H R Ibnu Mabar)
وعن عائشة رضي الله عنها قالت قلت يا رسول الله بم يتفاضل الناس في الدنيا
قال بالعقل قلت وفي الآخرة قال بالعقل قلت أليس إنما يجزون بأعمالهم فقال صلى الله
عليه وسلم: يا عائشة وهل عملوا إلا بقدر ما أعطاهم عز وجل من العقل فبقدر ما أعطوا
من العقل كانت أعمالهم وبقدر ما عملوا يجزون Dari
'Aisyah ra. bahwa 'Aisyah mengatakan : "Aku bertanya : "Wahai
Rasulullah! Dengan apakah manusia memperoleh kelebihan di dunia?".
Menjawab Nabi saw. : "Dengan akal!". Lalu aku bertanya lagi: "Di
akhirat?". Menjawab Nabi saw. : "Dengan akal!" Bertanya aku lagi
: "Bukankah mereka dibalas dengan sebab amal nya?". Menjawab Nabi
saw. : "Hai 'Aisyah! Adakah mereka itu beramal, selain sekedar akal yang
dianugerahkan Tuhan kepadanya? Maka menurut kadar akal yang diperoleh mereka,
begitulah adanya amal mereka. Dan menurut kadar amal itu, mereka diberi
balasan'.' (H R Ibnu
Mabar dan Ath Tirmizi Al Hakim)
وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لكل
شيء آلة وعدة وإن آلة المؤمن العقل ولكل شيء مطية ومطية المرء العقل ولكل شيء
دعامة ودعامة الدين العقل ولكل قوم غاية وغاية العباد العقل ولكل قوم داع وداعى
العابدين العقل ولكل تاجر بضاعة وبضاعة المجتهدين العقل ولكل أهل بيت قيم وقيم
بيوت الصديقين العقل ولكل خراب عمارة وعمارة الآخرة العقل ولكل امرىء عقب ينسب
إليه ويذكر به وعقب الصديقين الذيينسبون إليه ويذكرون به العقل ولكل سفر فسطاط
وفسطاط المؤمنين العقل Dari Ibnu Abbas ra., bahwa Ibnu Abbas berkata :
"Telah bersabda Rasulullah saw. : "Tiap-tiap
sesuatu itu mempunyai alat dan perkakas. Dan alat bagi orang mu'min ialah akal.
Tiap-tiap sesuatu itu mempunyai kenderaan. Dan kenderaan manusia itu, ialah
akal. Tiap-tiap sesuatu itu mempunyai tiang. Dan tiang agama itu ialah akal.
Tiap-tiap kaum itu, mempunyai tujuan. Dan tujuan bagi hamba Allah ialah akal. Tiap-tiap
kaum itu, mempunyai penyeru. Dan yang menyerukan orang-orang yang beribadah itu
ialah akal.Tiap-tiap saudagar itu mempunyai harta kekayaan. Dan harta kekayaan
orang yang rajin itu ialah akal. Tiap-tiap keluarga dari suatu rumah tangga itu
ada yang membelanjainya. Dan yang membelanjai rumah tangga orang shiddiqin
(orang-orang yang benar-benar membenarkan agama) itu, ialah akal. Tiap-tiap
yang runtuh itu ada bangunannya. Dan bangunan akhirat itu ialah akal. Tiap-tiap
manusia itu mempunyai kesudahan yang disandarkan dan diingatkan. Dan kesudahan
bagi shiddiqin, yang disandarkan dan diingatkan, ialah akal. Tiap-tiap
perjalanan itu mempunyai rumah kecil tempat perhentian. Dan rumah kecil tempat
perhentian bagi orang mu'min itu ialah akal".. (H R Ibnu Mabar )
Bersabda Nabi saw. :إن أحب المؤمنين إلى الله عز وجل من نصب في طاعة الله
عز وجل ونصح لعباده وكمل عقله ونصح نفسه فأبصر وعمل به أيام حياته فأفلح وأنجح " Sesungguhnya orang mu'min yang paling dikasihi Allah, ialah orang
yang tegak berdiri dalam menta'atiNya, memberi nasehat kepada hambaNya, sempurna
akalnya dan menasehati dirinya, lalu ia dapat melihat yang benar. Dan
mengerjakan amal selama hidupnya, maka ia memperoleh keuntungan dan mendapat
kemenangan (H R. Ibnul
Mahbar dari Ibnu Umar.)
Bersabda Nabi' saw. “ Orang Yang paling sempurna akal diantara kamu
ialah orang yang paling takut kepada Allah Ta'ala dan yang paling baik
perhatiannya tentang apa yang disuruh dan dilarang Allah, meskipun sedikit berbuat
amalan sunat ". ( H R. Ibnul Mahbar dari
Abi Qatadah)
_______________>}.{<_________________
Sumber Ihya Ulumiddin Al Ghazali dari Halam 262 sampai Halaman 271
Wasalam.
No comments:
Post a Comment