أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Wahai saudaraku,ketahuilah ahli ilmu billah (orang – orang yang mengenal Allah) selalu beramal dari hakikat amal itu sendiri.Memperhatikan berbagai rahasia ketaatan merupakan metode mereka.Menjaga anggota tubuh agar khusyuk dan tenang,ketika ruku maupun sujud adalah adab mereka dalam shalat.
Seorang hamba seharusnya mengetahui bahwa shalat yang ia kerjakan adalah ibarat sebuah hadiah yang ia gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.Jangalah seseorang meremehkan shalat,sebab Allah akan meremehkannya.Ia harus lebih memperhatikan batinnya dan menyakini bahwa Allah SWT memandang rohaninya sebagaimanan ia memandang jasmaninya.Ketika berada di hadapan Allah SWT ia harus beradab dan mencurahkan seluruh perhatiannya kepda Allah.
Inti,rahasia dan ruh shalat adalah hubungan dan konsentrasi hati kepada Alah SWT tanpa henti.Inilah yang menyebabkan derajat setiap orang dalam shalat berbeda-beda.
Ibnu ‘Abbas RA berkata,”Dua rakaat yang engakau kerjakan dengan tafakur dan usaha untuk memetik pelajaran serta dengan penuh keyakinan adalah lebih baik daripada shalat sepanjang malam dengan hati yang lalai.”
Berbagi bisiskan yang memutuskan hubungan hati dengan Allah SWT akan mengurangi dan menodai shalat.Bisikan hati ada tiga yaitu Khatir,fikr dan ‘azm.Khatir adalah semua biksan yang terlintas tetapi tidak menetap dalam hati.Fikr adalah beberapa khatir yang menetap dalam hati.Dan ‘azm adalah tekad hati untuk mewujudkan fikr.
Ketika mengerjakan shalat manusia harus berusaha memerangi,menolak dan menyingkirkan ketiga jenis bisikan ini agar tidak merusak hubungan hatinya dengan Allah.Ia harus menyingkirkan dalam hatinya sehingga menjadi fikr kemudian ‘azm.Jika hal ini terjadi,maka ia tidak akan memperoleh hakikat shalat.
Hasan al-Bashri rhm berkata,” Setiap shalat yang tidak dihadiri hati lebih cepat mendapatangkan siksa.”
Sebagaimana menghadapkan wajahnya ke kiblat,seharusnya ia juga harus menghadapkan hatinya kepada Allah SWT.Ia harus tahu bahwa inilah hakikat shalat.Jika seorang hamba lalai ketika menunaikan shalat,maka ia tidak akan memperoleh pahala pada bagian yang ia lalaikan itu,sebagaimana sabda Rosulullah SAW,
Engkau tidak akan memperoleh (pahala) dari shalatmu kecuali apa yang engkau pahami.(Al Hadist)
Selepas shalat hendaknya ia beroda memohon kepentingan agama dan dunianya kepada Allah SWT.Janganlah ia shalat seperti orang yang terpaksa yaitu selepas salam langsung berdiri.Sikap ini menunjukkan bahwa ia sangat lalai.Selepas shalat hendaknya ia duduk membaca tasbih,tahmid dan takbir.Kemudian berdoa dengan khusyuk dan merendahkan diri untuk dirinya,kedua orang tuanya dan kaum muslimin.Di samping itu ia juga harus berusaha menunaikan shalat di awal waktu,sebab hali ini di sunnahkan.
Dikutip dari Rahasia ilmu Para Wali
Wahai saudaraku,ketahuilah ahli ilmu billah (orang – orang yang mengenal Allah) selalu beramal dari hakikat amal itu sendiri.Memperhatikan berbagai rahasia ketaatan merupakan metode mereka.Menjaga anggota tubuh agar khusyuk dan tenang,ketika ruku maupun sujud adalah adab mereka dalam shalat.
Seorang hamba seharusnya mengetahui bahwa shalat yang ia kerjakan adalah ibarat sebuah hadiah yang ia gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.Jangalah seseorang meremehkan shalat,sebab Allah akan meremehkannya.Ia harus lebih memperhatikan batinnya dan menyakini bahwa Allah SWT memandang rohaninya sebagaimanan ia memandang jasmaninya.Ketika berada di hadapan Allah SWT ia harus beradab dan mencurahkan seluruh perhatiannya kepda Allah.
Inti,rahasia dan ruh shalat adalah hubungan dan konsentrasi hati kepada Alah SWT tanpa henti.Inilah yang menyebabkan derajat setiap orang dalam shalat berbeda-beda.
Ibnu ‘Abbas RA berkata,”Dua rakaat yang engakau kerjakan dengan tafakur dan usaha untuk memetik pelajaran serta dengan penuh keyakinan adalah lebih baik daripada shalat sepanjang malam dengan hati yang lalai.”
Berbagi bisiskan yang memutuskan hubungan hati dengan Allah SWT akan mengurangi dan menodai shalat.Bisikan hati ada tiga yaitu Khatir,fikr dan ‘azm.Khatir adalah semua biksan yang terlintas tetapi tidak menetap dalam hati.Fikr adalah beberapa khatir yang menetap dalam hati.Dan ‘azm adalah tekad hati untuk mewujudkan fikr.
Ketika mengerjakan shalat manusia harus berusaha memerangi,menolak dan menyingkirkan ketiga jenis bisikan ini agar tidak merusak hubungan hatinya dengan Allah.Ia harus menyingkirkan dalam hatinya sehingga menjadi fikr kemudian ‘azm.Jika hal ini terjadi,maka ia tidak akan memperoleh hakikat shalat.
Hasan al-Bashri rhm berkata,” Setiap shalat yang tidak dihadiri hati lebih cepat mendapatangkan siksa.”
Sebagaimana menghadapkan wajahnya ke kiblat,seharusnya ia juga harus menghadapkan hatinya kepada Allah SWT.Ia harus tahu bahwa inilah hakikat shalat.Jika seorang hamba lalai ketika menunaikan shalat,maka ia tidak akan memperoleh pahala pada bagian yang ia lalaikan itu,sebagaimana sabda Rosulullah SAW,
Engkau tidak akan memperoleh (pahala) dari shalatmu kecuali apa yang engkau pahami.(Al Hadist)
Selepas shalat hendaknya ia beroda memohon kepentingan agama dan dunianya kepada Allah SWT.Janganlah ia shalat seperti orang yang terpaksa yaitu selepas salam langsung berdiri.Sikap ini menunjukkan bahwa ia sangat lalai.Selepas shalat hendaknya ia duduk membaca tasbih,tahmid dan takbir.Kemudian berdoa dengan khusyuk dan merendahkan diri untuk dirinya,kedua orang tuanya dan kaum muslimin.Di samping itu ia juga harus berusaha menunaikan shalat di awal waktu,sebab hali ini di sunnahkan.
Dikutip dari Rahasia ilmu Para Wali
No comments:
Post a Comment