أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Apakah makna syariat, hakikat , makrifat itu ?
Sebenarnya syariat itu tidak boleh dipisahkan dengan hakikat dan makrifat.
Karena dibalik syariat itu ada hakikat ….seperti wujud gula tidak boleh dipisah dengan manisnya… Jika ada orang yang memakan gula namun tidak merasakan "manis" maka berarti ada yang salah atas lidah orang itu, ... mungkin sedang sakit (sariawan).
Begitu pula orang yang melakukan shalat, jika dia tidak merasakan apa-apa dalam shalatnya, maka jelas ada yang salah didalam hatinya, ... mungkin hatinya
sedang sakit, sehingga tidak mampu menangkap kelazatan shalat tersebut … Hatinya tertutup karena tidak mendapat sinar ilahi.
Hakikat itu adalah kebenaran atas syariat itu sendiri, misalnya ada nash yang menyatakan bahwa "berpuasalah maka niscaya kalian akan sehat". Kalimat ini adalah teks syariat, yang jika kita melakukan puasa dengan benar, ... dan ternyata kita mendapatkan manfaat dari puasa, seperti merasa badan lebih sehat dari sebelumnya… Dan para pakar menyatakan, bahwa memang puasa itu menyebabkan sehat bagi tubuh manusia maupun mental ….. Hal inilah yang dimaksud dengan hakikat / rahasia dibalik syariat atau firman.
Kalau anda mendapatkan manfaat itu, maka anda adalah orang yang disebut yang mengetahui (atau makrifat atas kebenaran ayat tersebut), bukan mengakui secara intelektual saja akan tetapi mengetahui secara transendental.
Setiap syari'at itu mengandung hakikat dan didalam hakikat itu ada pengetahuan atau makrifat…tidak boleh dipisahkan.
Syariat : membahas aspek dalil atau nash, seperti aqimush shalata wa atuz zakata (dirikanlah shalat dan bayarlah zakat ( An nisa': 77 )
Thariqah : membahas aspek praktis dan kesempurnaannya, bagaimana takbir yang baik, rukuk yang baik, sujud yang baik serta mengatur perjalanan rohani agar tidak menyimpang dari shalat.
Hakikat : membahas aspek ruhiyah, masalah hikmah atau dampak dari pelaksanaan syariat, seperti dalam "inna shalata tanha anil fahsyai wal munkar", sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar" (Al Ankabut :45), untuk itu bagi orang yang shalat namun ia tidak mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka orang tersebut tidak mendapatkan hakikat dari shalat, sehingga Allah mengkritik pelaku shalat dalam surat Al Maun : 4-6) :
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) oang-orang yang lalai dari shalatnya, yaitu orang-orang yang berbuat riya"
Ma'rifat : adalah orang yang telah mengalami keadaan shalat tersebut secara transenden, orang yang merasakan manisnya iman, ... orang yang merasakan kelezatan shalat dan orang yang mengetahui tentang Allah (makrifatullah)
Ilmu makrifat adalah ilmu yang membahas masalah sifat, asma, af'al dan dzat Allah.
Dengan demikian sangatlah tidak relevan jika istilah-istilah itu menjadikan ummat berpecahan, ... yang mungkin terjadi adalah, perbedaan pengalaman dalam mejalani syariat tsb. Ada yang merasa bahwa syariat itu memberikan dampak kepada jiwanya sehingga hatinya menjadi damai, ... ada sebagian orang tidak merasakan apa-apa dalam bersyariat, bahkan syariat itu menjadi beban bagi dirinya. Perbedaan itu seharusnya menjadi koreksi bagi kita semua ….benarkah syariat itu.
Apakah makna syariat, hakikat , makrifat itu ?
Sebenarnya syariat itu tidak boleh dipisahkan dengan hakikat dan makrifat.
Karena dibalik syariat itu ada hakikat ….seperti wujud gula tidak boleh dipisah dengan manisnya… Jika ada orang yang memakan gula namun tidak merasakan "manis" maka berarti ada yang salah atas lidah orang itu, ... mungkin sedang sakit (sariawan).
Begitu pula orang yang melakukan shalat, jika dia tidak merasakan apa-apa dalam shalatnya, maka jelas ada yang salah didalam hatinya, ... mungkin hatinya
sedang sakit, sehingga tidak mampu menangkap kelazatan shalat tersebut … Hatinya tertutup karena tidak mendapat sinar ilahi.
Hakikat itu adalah kebenaran atas syariat itu sendiri, misalnya ada nash yang menyatakan bahwa "berpuasalah maka niscaya kalian akan sehat". Kalimat ini adalah teks syariat, yang jika kita melakukan puasa dengan benar, ... dan ternyata kita mendapatkan manfaat dari puasa, seperti merasa badan lebih sehat dari sebelumnya… Dan para pakar menyatakan, bahwa memang puasa itu menyebabkan sehat bagi tubuh manusia maupun mental ….. Hal inilah yang dimaksud dengan hakikat / rahasia dibalik syariat atau firman.
Kalau anda mendapatkan manfaat itu, maka anda adalah orang yang disebut yang mengetahui (atau makrifat atas kebenaran ayat tersebut), bukan mengakui secara intelektual saja akan tetapi mengetahui secara transendental.
Setiap syari'at itu mengandung hakikat dan didalam hakikat itu ada pengetahuan atau makrifat…tidak boleh dipisahkan.
Syariat : membahas aspek dalil atau nash, seperti aqimush shalata wa atuz zakata (dirikanlah shalat dan bayarlah zakat ( An nisa': 77 )
Thariqah : membahas aspek praktis dan kesempurnaannya, bagaimana takbir yang baik, rukuk yang baik, sujud yang baik serta mengatur perjalanan rohani agar tidak menyimpang dari shalat.
Hakikat : membahas aspek ruhiyah, masalah hikmah atau dampak dari pelaksanaan syariat, seperti dalam "inna shalata tanha anil fahsyai wal munkar", sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar" (Al Ankabut :45), untuk itu bagi orang yang shalat namun ia tidak mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka orang tersebut tidak mendapatkan hakikat dari shalat, sehingga Allah mengkritik pelaku shalat dalam surat Al Maun : 4-6) :
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) oang-orang yang lalai dari shalatnya, yaitu orang-orang yang berbuat riya"
Ma'rifat : adalah orang yang telah mengalami keadaan shalat tersebut secara transenden, orang yang merasakan manisnya iman, ... orang yang merasakan kelezatan shalat dan orang yang mengetahui tentang Allah (makrifatullah)
Ilmu makrifat adalah ilmu yang membahas masalah sifat, asma, af'al dan dzat Allah.
Dengan demikian sangatlah tidak relevan jika istilah-istilah itu menjadikan ummat berpecahan, ... yang mungkin terjadi adalah, perbedaan pengalaman dalam mejalani syariat tsb. Ada yang merasa bahwa syariat itu memberikan dampak kepada jiwanya sehingga hatinya menjadi damai, ... ada sebagian orang tidak merasakan apa-apa dalam bersyariat, bahkan syariat itu menjadi beban bagi dirinya. Perbedaan itu seharusnya menjadi koreksi bagi kita semua ….benarkah syariat itu.
No comments:
Post a Comment