Monday, September 3, 2012

Sebaik-baik Ucapan dan Petunjuk

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

8


قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا (صحيح البخاري
Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh sebaik baik ucapan adalah Kitabullah, dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw, dan seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang menjadikan pujian kehadirat Nya sebagai gerbang pembuka Rahmat dan Pengampunan Nya. Alhamdulillahi Rabbil Alamin gerbang pembuka kebahagiaan bagi hamba hamba Nya, pembuka rahasia Anugerah Nya Yang Kekal dan Abadi. Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Menerbitkan Matahari dan Bulan dan seluruh apa apa yang muncul dari keajaiban alam, yang kesemuanya merupakan bukti bahwa Allah Maha Agung, Maha Luhur, Maha Indah dan Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi.

Tunggal dalam Kesempurnaan, Tunggal dalam Keindahan, Tunggal dalam Kekuasaan, Tunggal dalam Keabadian, Tunggal Memiliki setiap jiwa dan jasad dan setiap ruh dan semua yang ada di alam semesta. Yang dengan menyebut Nama Nya teranglah jiwa, yang dengan banyak mengingat Nya maka jadilah hal itu rahasia kebahagiaan bagi hamba Nya. Ketika jiwa mengingat Allah, ketika jiwa berfikir kepada Allah, ketika jiwa rindu kepada Allah dan malu atas dosa dosanya kepada Allah. Hati sanubari yang seperti itu akan membawa efek dan keberkahan bagi dirinya dan bagi alam sekitarnya. Jiwa yang demikian kecil, tampaknya sanubari kita ini akan merubah keadaan sekitar jika ia bercahaya dengan Cahaya Allah Swt.
“Apabila penduduk masyarakat beriman dan bertaqwa maka akan Ku Limpahkan Keberkahan dari langit dan bumi”, (QS Al A'raf 96), kata Allah. Jelas sudah ketaqwaan muncul daripada jiwa yang bertaqwa maka mereka mereka itu keberadaannya membawa keberkahan dan membawa efek yang besar pada alam sekitarnya. Demikian dahsyatnya sanubari yang dipenuhi Cahaya Allah Swt berpengaruh di alam. Mewangikan alam dan memperindahnya. Semakin banyak maksiat dan kejahatan, makin rusaklah alam.
Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah berfirman di dalam hadits qudsi “tidak akan cukup untuk menampung Ku Langit Ku dan Bumi Ku itu, yang cukup menampung Ku adalah jiwa hamba Ku yang beriman”. Lebih luas dari alam semesta, sanggup menampung Allah Jalla wa Alla. Demikian indahnya hati kita, yang hanya berupa gumpalan daging yang kecil tapi tersimpan di dalamnya Cahaya Keagungan Allah, jika ia mau memupuknya dan memanfaatkannya pada hal yang benar.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Oleh sebab jiwa, Allah merubah alam semesta, Sifat yang telah baku dari Sunnatullah berubah dengan kehendak Ilahi karena kemuliaan hati.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Nabiyullah Ibrahim as, dilemparkan ke apinya Namrud maka Nabiyullah Ibrahim mengucapkan Hasbiyallahu wani'mal wakiil, “Cukup bagiku Allah dan semulia mulia tempat untuk bertawakkal”. Kalimat agung dari jiwa yang mulia ini merubah api sehingga turunlah firman Alah yang berbunyi Kuuniy bardan wa salaaman ala ibrahim.., Jadilah sejuk dan dingin dan membawa kesejahteraan kepada Ibrahim,. wahai api (QS Al Anbiya 69)”. Jadilah engkau wahai api sejuk dan membawa kesejahteraan bagi Ibrahim, Allah sudah ciptakan sifat api itu panas dan membakar sesuatu yang menyentuhnya, tapi Allah balikkan ketentuan Nya karena jiwa yang bermunajat, jiwa yang berdoa, jiwa yang mulia dengan Cahaya Allah Swt. Berbalik keadaan api menjadi sejuk.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian indahnya sanubari dan jiwa yang memuliakan Allah, semakin besar kemuliaan Allah di dalam hatinya maka semakin ia membawa kemuliaan dalam kehidupan, bagi dirinya dan bagi sekitarnya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan Allah Swt mengikat erat jiwa dan sanubari yang terikat pada Para Shalihin. Dan bicara mengenai Ibrahim, sedemikian mulianya. Bukan untuk Nabi Ibrahim sendiri tapi orang orang dan siapa pun yang mencintai Nabi Ibrahim as turut termuliakan.

Sekarang yang saya sampaikan bukan manusia tapi hewan. Diriwayatkan di dalam Syi'bul Iman oleh Al Imam Baihaqi juga di dalam tafsir Imam Qurthubi, ketika seekor katak tidak tahan melihat Nabi Ibrahim mau dibakar oleh Raja Namrud, (padahal) tidak bisa berbuat apa apa seekor katak, ia hanya menaruh air di mulutnya, Berapakah besar mulutnya katak mau memadamkan apinya Ibrahim? (Api menyala) lebih besar dari bukit, Katak mengambil air dari sungai dan melompat lompat dan menyemburkan air itu ke api, tidak berguna perbuatan katak itu, Tidak akan bisa memadamkan api, tapi Yang Maha Melihat, (tetap) melihat!! Allah Swt melihat jiwa seekor katak yang kecil yang tidak dilihat oleh makhluk lainnya. Allah Swt tahu niat daripada hamba Nya yang kecil itu, cintanya kepada Nabiyullah Ibrahim dan niatnya menyelamatkan Nabi Ibrahim (padahal Nabi Ibrahim sudah dilindungi oleh Allah) maka Allah mengharamkan katak untuk dibunuh sampai akhir zaman.
Semua katak, padahal ini perbuatan satu saja. Yang berbuat satu, semua katak sampai akhir zaman haram dibunuh. Sampai diriwayatkan lebih dari 20 hadits, pelarangan Nabi saw membunuh katak sehingga para sahabat datang kepada Rasul saw mengajukan pertanyaan “ada katanya jenis obat tapi diambil dari katak, harus membunuh katak” dan Rasul saw melarangnya. Jangan jadikan pengobatan dari katak. Kenapa? karena katak dilindungi sampai akhir zaman. Kenapa? satu diantaranya pernah ingin menyelamatkan Nabi Ibrahim as.
Lihat Allah menghargai keinginan mulia, walaupun tidak bisa berbuat apa apa, walaupun tidak bisa merubah keadaan tetapi hal itu dihargai oleh Allah dan dilihat.
Lebih lebih lagi orang orang yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw, Pemimpin Para Nabi dan Rasul. Dan orang orang yang membantu apa apa yang diperjuangkan oleh Rasul saw.
Perbuatannya tidak berarti barangkali tapi itu usaha yang dihargai oleh Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bersabda Nabiyyuna Muhammad Saw “inna ahsanal kitab kitabullah” semulia mulia kitab adalah kalamullah (alqur’anul karim)”. “wa ahsanal hadyi hadyu Muhammad Saw” dan sebaik baik petunjuk dan bimbingan adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw”. Sebaik baik ucapan adalah kitabullah, sebaik baik yang diucapkan adalah yang ada daripada kalamnya Allah Swt yaitu Alqur’anul karim. Maka perindah bibir kita dengan kalamullah dan sebaik baik petunjuk dan bimbingan adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw.

Perindah bibir kita dengan kalamullah, perindah jiwa kita dengan cahaya kitabullah Swt. Semulia mulia petunjuk adalah bimbingan sang Nabi Muhammad Saw. Kita memahami petunjuk dan bimbingan itu banyak, ada yang memberikan bimbingan seperti ini, seperti itu kalau kita lihat semua, pilih yang mana? Bimbingan yang muncul dari Sayyidina Muhammad Saw itulah yang terbaik dari semua bimbingan yang ada. Bimbingan tidur, bimbingan makan, bimbingan hidup, bimbingan nikah, bimbingan bermasyarakat, bimbingan rumah tangga, dalam segala hal. Yang terbaik adalah bimbingan Nabi Muhammad Saw.
“wa syarral umur muhdatsaa tuhaa” seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru”. Maksudnya hadits ini Al Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan makna dari yang terakhir ini “perkara yang paling buruk adalah perkara yang baru”. Adalah hal hal baru yang bertentangan dengan syariah. Selama hal itu tidak bertentangan dengan syariah dan sunnah maka hal itu adalah hal yang baik. Disinilah munculnya istilah kalimat “Bid’ah” yang sering kita dengar dan sering kita bahas juga. Hadits ini bicara tentang hal ini. Imam Ibn Hajar menjelaskan tentunya bahwa yang disebut bid’ah itu adalah jika hal itu adalah hal hal yang baru dan tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah maka hal itu tidak dilarang, tapi jika bertentangan dengan sunnah dan syari’ah maka hal itulah yang terlarang. Ini yang dimaksud hadits “Seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru”, maka maksudnya yang bertentangan dengan syari’ah Nabi Muhammad Saw.
Oleh sebab itu dijelaskan oleh Al Imam Ibn Rajab di dalam Jami’ Al'ulum wal Hikam, juga di dalam Tuhfatul ahwadziy yang menukil ucapan Imam Ibn Rajab bahwa ia berkata “sudah cukup firman Allah yang berbunyi “(Innallaha ya'murukum bil adli wal ihsan….dst) Sungguh Allah memerintahkan kalian untuk berbuat keadilan dan kebaikan, menyambung hubungan dengan kerabat dan melarang hal hal yang munkar dan hina dan mewasiatkan kepada kalian untuk saling mengingatkan satu sama lainnya” (QS Annahl 90) . Ayat ini (dikatakan oleh Imam Ibn Rajab) dengan munculnya ayat ini sudah cukup memberi perintah semua hal yang baik baik. Apakah itu diajarkan oleh Sang Nabi saw atau belum diajarkan. Semua hal yang baik sudah diperintah di dalam ayat itu dan semua hal yang buruk sudah dilarang oleh ayat itu. itu ayat sempurna daripada penjelasan makna syari’ah dan sunnah. Semua hal yang baik diperintah disitu, selama tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah Nabiyyuna Muhammad Saw. semuah hal yang buruk sudah dilarang. Jadi kalau zaman sekarang seseorang berkata hal hal seperti maulid dan hal hal yang baru di zaman sekarang dikatakan bid’ah munkarah tidak juga, karena semua hal yang baik sudah diperintah oleh Allah. Hal yang buruk sudah dilarang, narkoba di zaman yang lalu tidak ada, apakah kita tidak bisa mengharamkannya? karena di zaman Rasul saw tidak ada narkoba, tidak ada larangannya. Tentunya tidak demikian, kembali hal itu merusak dan memabukkan (qiyasnya kepada khamr) (kullu muskir haram : Semua yg memabukkan haram) maka haram secara mutlak.
Demikian hadirin hadirat, begtu pula dengan hal hal yang baik. Hal hal yang baik yang tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah juga sudah diperintah oleh Allah dalam ayat itu. Jadi jika seseorang ingin mengenal mana bid’ah yang baik dan bid’ah yang buruk, sudah ada firman Nya (Allah Swt). Jadi dikatan oleh Imam Ibn Hajar, ayat itu sudah memerintah semua perbuatan baik diriwayatkan dalam hadits atau belum teriwayatkan dan sudah ada perintahnya pada ayat itu. dan juga ayat itu sudah melarang semua hal yang munkar yg ada di zaman Rasul saw atau belum ada di zaman Rasul saw.
Jelas sudah makna daripada bid’ah yang dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari dan juga menukil banyak dari fatwa Imam yang lainnya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Hal hal yang baru setelah wafatnya Rasul saw banyak diperbuat oleh Sahabat. Diantaranya penjilidian Alqur’anul karim oleh Sayydina Abi Bakar Ashshiddiq dan Para Khulafaurrasyidin lainnya. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Umar datang kepada Sayyidina Abi Bakar Ashshiddiq yang menjadi Khalifah saat itu. “wahai khalifah, banyak dari orang orang yang hafal Alqur’an dibunuh maka alangkah baiknya kalau Alqur’an kita kumpulkan menjadi satu jilid jangan terpecah pecah”. Di masa itu Alqur’an terpecah pecah, ada yang ditulis, ada yang dihafal, ada yang ditulis di kulit onta, ada yang ditulis di tembok. Ayat ayatnya sudah diatur oleh Rasul saw. Surat ini, ayat ini, setelah surat ini adalah surat ini sudah diatur oleh Rasul tapi belum dijilidkan menjadi satu oleh Rasul saw.
Maka Sayyidina Umar berkata “jilidkan wahai Abi Bakar” maka Abu Bakar Ashshiddiq ra menjawab “bagaimana aku berbuat sesuatu yang tidak diperbuat oleh Rasul saw?” maka Sayyidina Umar berkata “tapi ini mengandung kebaikan, untuk umat nanti kalau seandainya yang hafal Alqur’an ini dibantai terus yang akhirnya habis para penghafal Alqur’an, tidak ada lagi orang yang mengenal Alqur’an setelah generasi kita”. Bahaya, maka demi menyelamatkan Alqur’an yang tentunya mengandung kebaikan maka dijilidkan Alqur’an itu baru dimulai di zaman Khalifah Abu Bakar Ashshiddiq ra. Dan belum selesai sampai beliau wafat lalu diteruskan di masa Sayyidina Umar dan baru selesai di masa Sayyidina Utsman bin Affan ra. Yang kemudian sekarang dikenal dengan “Mushaf Utsmani” yang selesai di masa Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan ra. Dan disepakati oleh seluruh Sahabat termasuk Sayyidina Ali bin Abu Tholib, Sayyidina Abdullah bin Abbas dan juga beberapa sahabat lainnya (ra).

Hadirin hadirat beruntunglah jiwa yang mau memiliki kemuliaan, beruntunglah kita ini yang memiliki penuntun paling suci, manusia yang paling indah akhlaknya, manusia yang paling ramah, Sayyidina Muhammad Saw. kalau kita lihat tadi bagaimana api bisa menjadi sejuk oleh Nabi Ibrahim as dan doanya. Allah juga tundukkan hal hal di alam untuk Nabiyunna Muhammad Saw, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw memanggil bulan purnama di malam bulan purnama, Rasul saw keluar dari batas kota Makkah bersama orang orang kuffar Quraisy, Rasul saw menujuk bulan itu dan bulan itu datang bergulir di udara untuk mendatangi panggilan Nabi Muhammad Saw. lantas Rasul saw memerintahkannya terbelah maka terbelahlah dan terlihat betapa besarnya bulan yang dilihat bkan sekecil itu, ternyata bulan itu sedemikian besar. Mendekat dan mendekat ke bumi lantas diperintahkan terbelah di udara maka bulan itu terbelah di udara. Taat kepada perintah Rasulullah Saw. lalu bulan itu dikembalikan pada posisinya, lantas bulan itu bergulir ke udara menuju ke tempatnya.
Kita sudah memahami bahwa bulan itu punya rotasi yang tidak bisa berubah. Tidak mungkin bulan bisa berubah posisi sebagaimana yang disampaikan di dalam hadits tetapi jelas. Bulan itu ada yang mengatur rotasinya, ada yang mengatur putarannya, ada yang mengatur cahayanya, ada yang mengatur posisinya, Dialah Allah Swt, Jika Allah menghendaki maka bulan itu pun taat kepada Allah dengan perinah Nabi Muhammad Saw. Dan beliau (Nabi saw) adalah orang yang paling bertanggung jawab, paling perduli terhadap orang orang yang mencintai beliau dan membela beliau saw walaupun mereka barangkali lebih banyak berbuat salah.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika paman beliau Abu Thalib yang disaat sakaratul mautnya diperintah oleh Sang Nabi saw untuk mengucap syahadatain dan Abu Thalib menolak. Karena apa? karena takut kalau ia mengucapkan, nanti orang orang kafir Quraisy makin menyiksa Nabi Saw. Jiwanya beriman tapi tidak mau mengucapkannya, maka Abu Thalib wafat, para Sahabat bertanya “Ya Rasulullah berarti perjuangan Abu Tholib sia sia? bukankah ia yang membelamu disaat semua orang mencaci dan menghinamu? apakah berguna perjuangan beliau yang demikian hebatnya berakhir dengan kematian yang tidak berarti dengan menolak mengucapkan syahadat”. Rasul saw merah padam wajahnya berkata “berguna..!" perjuangan Abu Tholib tidak sia sia, kalau bukan aku yang memperjuangkan, maka Abu Tholib sudah ada di jurang neraka yang terdalam”. (Shahih Bukhari).
Diriwayatkan juga pada Shahih Bukhari, Abu Thalib ada di pantainya neraka. Kenapa bisa ada di pantai neraka? karena di syafa’ati oleh Nabi Muhammad Saw dari dasar neraka. Kenapa bisa di dasar neraka?
Bukan mati dalam kekufuran, sebagaimana tuduhan sebagian saudara kita yang mengatakan Abu Thalib mati kafir karena menolak syahadat. Tentunya kalau ia mati dalam kekufuran, Rasul saw tidak akan mensyafa’atinya. Rasul saw mensyafa’atinya berarti ia wafat dalam iman walaupun tidak mengucapkannya.
Kalau tidak, Rasul saw tidak akan mensyafa’atinya. Dan disini kenapa ia masuk ke jurang neraka, karena menolak perintah Rasul saw mengucap syahadat. Karena disini bukan lagi antara paman dan keponakan, Abu Thalib pamannya Nabi saw. Ini bukan paman dan keponakan tapi ini antara hamba dengan utusan Allah. Kalau seseorang diperintah oleh Rasul saw dg perintah langsung, yaitu langsung diucapkan dan ia mendengar perintah dihadapannya, lalu tidak ia perbuat, maka ia mati di dalam kekufuran (dosa besar).
Nah ini Abu Tholib diperintah oleh Rasul saw mengucapkan syahadat tidak mau, bukan karena menentang Nabi saw tapi karena takut nanti Rasul saw makin disiksa oleh orang orang semacam Abu Lahab dan lainnya. berkata Abu Thalib : "Aku tidak mau mengucapkannya" demi menjaga Sang Nabi saw, tapi ketidak taatannya kepada perintah Nabi saw terkena dosa besar. Maka Rasul saw mensyafa’ati Abu Thalib.
Hebat sekali ucapan Sang Nabi saw “kalau bukan karena aku yg mensyafa’atinya…”. Demikian perjuangan Sang Nabi saw membela orang orang yang memperjuangkan dan mendukung beliau (Nabi saw) sehingga di limpah ruahkanlah kemuliaan pengampunan kepada umatnya (Nabi saw).

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bagaimana Rasul saw memaafkan dan menyampaikan pengampunan Allah. Demikian mudahnya. Ketika seorang pemuda datang dengan airmata yang mengalir untuk bertaubat kepada Nabi saw “Ya Rasulullah aku sudah banyak berbuat dosa, aku minta dihukum”. Rasul saw berkata, Allah Swt yang menjawab “sungguh perbuatan perbuatan pahala menghapus dosa dosa”, maka gembira pemuda ini dan berkata “Ya Rasulullah apakah ini untukku sendiri?”, Rasul saw menjawab “ini untukmu dan untuk seluruh umatku (Nabi Saw)”. Mereka yang memperbanyak pahala, Allah akan hapuskan dosa dosanya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Carilah pengampunan Allah dalam segala hal daripada sunnah Nabi Muhammad Saw. Diantara shalat satu dengan shalat lainnya terdapat pengampunan. Kita shalat dhuhur lalu shalat ashar dan diampuni dosanya antara dhuhur dan ashar. Diantara satu shalat ke shalat lainnya maka penuh pengampunan diantara shalat jum’at satu ke shalat jum’at berikutnya terdapat pengampunan. Di setiap dzikir, di setiap selesai shalat terdapat pengampunan. Bahkan diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, barangsiapa yang mengucap “aamiin” disaat imam mengucapkan “ghairilmaghdhu bi alaihim waladhdhollin” ia mengucap “aamiin” maka malaikat akan meng “aamiin” kan ucapan sang imam dan Allah akan mengampuni dosa dosanya yang terdahulu karena ucapan amin saja, meng “amin” kan ucapan imam. Jika bersatu dan bersamaan aminnya dengan aminnya para malaikat tentunya amin yang yang teratur ketika imamnya mengucapkan “waladdhaallin”, ia berhenti beberapa detik lalu mengucapkan “aamiin”. Disaat itu pengampunan Allah turun atas mereka. Demikian hadirin hadirat indahnya pengampunan Allah muncul pada kalimat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw dan perbuatan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Hadirin saya tidak berpanjang lebar karena kita akan berdzikir bersama untuk berdoa kepada Allah Swt untuk seluruh wilayah muslimin muslimat. Hadirin beberapa hari yang lalu saya kembali dari Denpasar, Bali. Dakwah disana semakin makmur namun butuh doa dan munajat dari kita agar Allah Swt tidak memecah belah muslimin disana agar jiwa mereka bersatu dan mereka terus diberi kemudahan apa apa yang muncul daripada kejadian semacam berlakunya Undang Undang Pornografi dan semacamnya sempat memberatkan posisi muslimin di Bali. Akan tetapi ketabahan mereka, membuat permasalahan itu dapat diredam oleh saudara saudara kita.
Dan acara di malam itu diteruskan dengan ziarah ke makam Ratu Khadijah (seorang muslimah) yang sebagian menjelaskan sebagai wanita muslimah pertama yang mati syahid di Bali. Kenapa? karena ia adalah seorang putri Raja dari Kerajaan Badungan yang menikah dengan seorang pangeran dari Madura. Masuk islam tanpa sepengetahuan Ayahnya, Ayahnya adalah Raja. Maka ketika putri ini diketahui oleh Ayahnya telah berubah aqidah maka diperintahkan untuk diikuti dan dibunuh. Maka putri itu telah mengetahui bahwa ia akan dibunuh karena ketahuan melakukan shalat maka ia pun berkata “kalau seandainya kalian ingin membunuh aku silahkan tapi tolong jasadku jangan dibakar, kalau seandainya nanti aku meninggal setelah dibunuh lalu muncul wangi maka jangan dibakar tubuhku tolong dikubur saja”. Mereka tidak tahu cara orang mati itu dikubur dan di masa itu ya dibakar, tentunya belum mengetahui ajaran islam. Tolong jangan bakar tubuh saya nanti kalau saya wafat keluar wewangian. Demikian doanya Ratu Khadijah ini dibunuh sebab karena ia melakukan shalat dan setelah ia wafat seluruh wilayah pemecutan itu wangi dengan semerbak yang tidak diketahui asalnya maka tubuhnya tidak dibakar, tubuhnya dimakamkan. Dan muncullah pohon yang besar dalam semalam itu,. Pohon itu tumbuh dalam satu hari yang tumbuh di atas makamnya dan menutup makamnya agar tidak bisa diambil jasadnya. Demikian doa yang dimunculkan oleh Ratu Khadijah kepada Allah agar tubuhnya tidak dibakar, Allah muliakan ia sebagai wanita yang syahidah. Wanita yang mati syahid dibunuh karena melakukan shalat, Allah jadikan tubuhnya wangi bagi alam sekitar dan Allah jaga tubuhnya agar tidak dibakar.
kita kembali bermunajat kepada Allah Swt untuk kemaslahatan dakwah saudara saudari kita di Denpasar, Bali juga saudara saudari kita yang di Manokwari, Irian Barat dan juga kita berdoa untuk kemaslahatan muslimin di bumi Jakarta khususnya mulai masuk musim hujan kita berdoa kepada Allah semoga musim hujan ini dijauhkan dari musibah yang menimpa bumi Jakarta dan sekitarnya. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram kami bertawassul dengan Keagungan Nama Mu Ya Allah, agar Kau jauhkan fitnah dan musibah bagi muslimin khususnya di bumi Jakarta, Ya Rahman Ya Rahim jauhkan fitnah dan musibah dari bumi Jakarta, kami telah melihat dahsyatnya musim hujan tahun lalu yang menenggelamkan sebagian bumi Jakarta. Ya Rabb jadikan tahun ini hujan pembawa berkah, Ya Rahman Ya Rahim kami yakin setiap bibir yang menyebut Nama Mu, Kau ringankan musibah bagi muslimin, disini ada ribuan bibir yang akan memanggil Nama Mu, Ya Rahman Ya Rahim angkatlah musibah bagi muslimin
Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah
Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

No comments: