Monday, September 3, 2012

Perumpamaan Orang Yang Hidup dan Yang Mati

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh,
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin
Wa anqodznaa bi dzulmatiljahli waddayaajiri
Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa
Shollallahu wa sallama wa baarok’alaih
Alhamdulillahilladzi jam’anaa fi hadzalmahdhor,Limpahan puji kehadirat Allah SWT, yang telah mengundang hamba-hambanya, ketika mereka diturunkan kepermukaan bumi, Nabiyullah Adam as dan isterinya sayyidatuna Hawa as. Allah SWT mengundang mereka dan terus keturunannya hingga akhiruzzaman, untuk mencapai keridhoan Ilaahi, untuk mencapai cinta Allah, ditawarkan kepada mereka cinta Allah, maukah hamba-hambanya menerima cinta Allah? Maukah hamba-hambanya dicintai oleh Allah? Sang kekasih abadi dan tunggal dunia dan akhirat, kekasih yang tidak pernah mengecewakan yang mencintai-Nya, Maha Suci Allah SWT, yang tiada bertepuk sebelah tangan kepada hamba-hamba yang mencintai-Nya, kekasih terindah bagi setiap kehidupan, Allah.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, ketika diriwayatkan oleh al-Imam Ghazali ‘alaihi rahmatullah, didalam kitabnya “mukasyifatul-wurud” ketika Nabiyyallah Musa mempunyai seorang umat yang sangat jahat dan berbuat kerusakan dikampungnya, maka mereka sepakat untuk mengusir pembuat kerusuhan ini dari kampung halamannya, ia pun dibenci oleh kekasihnya, dibenci oleh teman, dibenci oleh seluruh masyarakat dikampungnya, maka Nabiyullah Musa as pun mengusirnya, keluarlah hamba ini dengan kekecewaan, dalam tumpukan dosa, dalam kemiskinan, di dalam ketidak percayaan, dan ia lari menghindar telah terusir dari semua kekasih dan kerabat dan temannya, tidak lagi punya harta dan sudah jatuh miskin, sebatang kara dan penuh dosa, rasanya seburuk-buruk keadaan, penuh dosa, miskin pula, tidak punya keluarga pula yang mau mengakuinya sebagai keluarga.
Hamba ini berjalan dan tertatih-tatih didalam satu padang pasir, dan disitu tiada kehidupan, sehingga ia pun roboh karena putus asa dan sedih, dan karena lelah dan laparnya, saya bertaubat kepada Allah tapi semua orang yang mencintaiku telah meninggalkanku karena kejahatanku, aku mau berbuat baik, aku sekarang orang yang miskin, sebatang kara dan penuh dosa, kalau kita lihat keadaan seperti ini, orang sebatang kara, miskin, jahat, apakah kita terima sebagai kekasihnya?
Allah menerima taubatnya, Allah memuliakannya, ketika ia telah terusir sebagai penjahat, sebagai perusak, sebagai orang yang tidak berguna dimasyarakatnya, Allah menerima taubatnya, maka ia berkata; Robb, sekarang masihkah tersisa taubat padaku, jika semua orang meninggalkanku, jangan Engkau meninggalkanku Robbii, ia pun wafat, sebelum wafatnya ia berdoa kepada Allah dan mengeluh, Robbii, kalau seandainya ibuku ada disini, pasti ibuku akan menenangkanku, jika istriku dan anakku ada disini mereka akan menenangkanku, akan tetapi mereka semua pergi karena kejahatanku dan meninggalkanku bahkan membenciku, tinggallah Engkau Robbi yang Maha tunggal, Allah menurunkan para malaikat untuk menenangkan hambanya ini dan ia wafat, Allah memerintahkan pada Jibril untuk mendatangi Musa as, Musa! Keluarlah engkau bersama masyarakat kampungmu, kuburkan salah seorang jenazah, wali-Ku, wali Allah, orang yang sangat dicintai Allah, Nabiyyullah Musa keluar bersama masyarakat mencari tempat yang ditunjukkan Jibril, wahai jibril ini perusak, pembuat kejahatan yang memang kami sudah usir dari kampung kami, Jibril as menjawab; wahai Musa, Allah telah terima taubatnya dan Allah mencintainya. Hadirin hadirot, inilah Robb, ketika semua orang meninggalkan para pendosa Allah tidak meninggalkannya, Allah tidak akan meninggalkan semua yang dicintai-Nya, walaupun ia dibenci, dicaci dan dimusuhi.

Allah, kekasih terindah, dunia dan akhirat, kekasih yang kekal dan semulia-mulia kekasih, Robbii, Allah memaafkan dosa-dosa hamba yang mencintai-Nya, ketika hamba itu mau menyambung hatinya dengan Allah, Allah maafkan dosanya, ketika Allah SWT berfirman, didalam hadits qudsi, diriwayatkan didalam musnad imam Ahmad: ”yabna aadam innaka maa da’autanii wa rojautanii ghofartulaka ‘ala maakaana minka falaa ubaalii” wahai keturunan Adam ketika kau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku (tentunya berdoa berharap berarti mencintai Allah) Ku hapus semua dosa-dosamu itu yang terdahulu dan Aku tidak peduli lagi pada dosamu”.
Demikian Allah SWT melupakan dosa-dosa orang-orang yang berharap kepada-Nya, karena dosa itu bermasalah karena kepada Allah, tapi Allah SWT menghapusnya bagi hamba yang ingin mencintai Allah, jangan putus asa mencintai Allah walaupun kita penuh dosa, karena Dia Allah menyeru kita: “qul yaa ‘ibaadiyalladziina asrofuu ‘ala anfusihim laa taqnathuu min rohmatillah”, katakanlah wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas dalam berdosa, jangan putus asa dari rahmat-Nya Allah” “innallaha yaghfirudzzunuuba jamii’aa” sungguh Allah menghapus seluruh dosa-dosa dan Maha mampu mengampuni semua dosa”.
Hadirin hadirot, sampailah kita pada hadits mulia dimalam hari ini, yang disampaikan semulia-mulia bibir yang diciptakan Allah, sayyidina Muhammad, “matsalulladzii yadzkuru robbahu walladzii laa yadzkuru robbahu matsalul-hayyi wal-mayyiti”, perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dengan yang tidak mengingat Tuhannya, bagaikan perumpamaan yang hidup dan yang mati”, kata Rasul, riwayat Shohih Bukhori, hadirin hadirot, apa perbedaan yang hidup dan yang mati? sungguh sangat banyak, orang yang mati dan telah menjadi jenazah, ia tidak bisa melihat walau matanya masih ada, ia tidak bisa mendengar walau telinganya masih ada, ia tidak bisa bicara walau lidahnya ada, ia tidak bisa bergerak walau tubuhnya sempurna, tapi ketika ia hidup, ia bisa bicara, mendengar, bergerak dan berbuat, apa makna ini? Maknanya perbedaan jauh orang-orang yang banyak mengingat Allah dan berdzikir, dengan yang tidak mengingat Allah, bagaikan yang hidup dan yang mati, maksudnya apa? betapa tidak berdayanya orang yang tidak mau dzikrullah, betapa tidak bisa berbuat apa-apanya dan betapa tidak berguna apa-apa yang mereka perbuat, jika mereka tidak mengingat Allah dan tidak berdzikir kepada Allah, dibawa kesana ikut, dibawa kesini ikut, dilempar kejurang ikut, dibakar ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa, demikian keadaannya, namun orang yang hidup, ia bisa bicara, bisa mendengar, bisa melihat, mempunyai kekuatan, kekuatan Ilaahi tentunya, kekuatan dzikir, kekuatan lafzhul-jalaalah, kekuatan yang menundukkan seluruh kekuatan.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Demikian indahnya jiwa yang dipenuhi dzikrullah, dan kemuliaan dzikir itu bukan hanya dengan ingat saja, tapi juga dengan lafazh, sebagaimana firman Allah SWT dalam hadits qudsi riwayat Shohih Bukhori: “Ana ma’a ‘abdi haytsu maa dzakaronii wa taharrokat bii syafataah”, Aku bersama hambaku dimanapun ia berada, saat dia mengingat-Ku dan saat bibirnya bergetar menyebut nama-Ku”.

Hadirin hadirot, Allah bersamamu saat kau mengingat Allah, dan Allah bersamamu dan memuliakan kita saat bibir bergetar menyebut nama-Ku kata Allah, ketika bergetar bibirnya menyebut nama-Ku, Allah, Robbii, ternyata getaran bibir ini masih Kau perhatikan jika menyebut nama-Mu ya Allah, hadirin hadirot pahami keagungan menyebut nama Allah, disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad SAW riwayat Shohih Bukhori: “inna lillah tis’atun wa tis’uuna isman man yahfazh-ha dakholal-jannah”, Allah itu punya 99 nama, yang menghafal-Nya masuk surga”, hadirin hadirot, demikian janji Allah bagi jiwa yang dipenuhi nama-nama-Nya, bagi alam pemikiran yang dipenuhi nama-nama Allah, maka Allah janjikan baginya kebahagiaan yang kekal, demikian berharganya jika seseorang menyimpan nama Allah dalam jiwanya, 99 nama yang jika dihafal membuat ia masuk surga, menunjukkan jaminan hidayah akan dilimpahkan padanya, anugerah dan rahmat akan terus turun hingga ia tidak akan wafat terkecuali dalam husnul khotimah, demikian sabda sang Nabi riwayat Shohih Bukhori, warisi kemuliaan yang telah diwariskan oleh sang Nabi.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Allah SWT berfirman, diriwayatkan didalam Shohih Bukhori dalam hadits qudsi: ‘ man ahabba liqooii ahbabtu liqooah wa man kariha liqooih karihtu liqooah”, demikian firman Allah dalam hadits qudsi riwayat Shohih Bukhori, “barang siapa yang rindu jumpa dengan-Ku Akupun rindu jumpa dengannya” undangan ini sampai dalam jiwamu malam ini, akankah engkau terima kerinduan Allah, akankah kau tidak ingin dirindukan Allah, saat namamu dipanggil dihadapan Allah, fulan bin fulan maju dihadapan Allah, hamba yang rindu kepada Allah, Robbii pastikan kami wafat dalam kerinduan kepada-Mu ya Rahman, sejukkan jiwa kami untuk selalu rindu pada-Mu ya Rahim, getarkan bibir kami untuk selalu menyebut-Mu ya Allah.

Hadirin hadirot, semulia-mulia makhluk yang paling mencintai Allah adalah sayyidina Muhammmad, cahaya rahmat Ilaahi yang menuntun semua hamba untuk mencintai Allah, yang dengan mencintai beliaulah sempurna iman kepada Allah, yang dengan mengikuti sunnah beliau maka kita dicintai Allah, demikian indahnya Nabi ku dan Nabi kalian, idola ku dan idola kalian, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih, bibir beliau itu tidak ingin mencaci orang lain dan beliau berdoa kepada Allah: “Allahumma ayyumal-mu,min sababtuhu fa ja’al dzalika lahu ghurbatan ilaika yaumal-qiyamah”, riwayat Shohih Bukhori, wahai Allah jika kelepasan bibirku mencaci seorang yang beriman kepada-Mu, jadikan itu balik menjadi kedekatan kepada-Mu untuknya di hari kiamat”, ini akhlak Nabiyyuna Muhammad SAW, warisi hadirin hadirot, barangkali diantara kita pernah mencaci orang-orang yang beriman kepada Allah, cinta kepada Allah, itu orang yang pernah ku caci Robbii dekatkan dia kepada-Mu dihari kiamat, ini akhlak Nabi Muhammad SAW, menunjukkan puncak kesucian jiwa, menunjukkan jiwa yang polos dan bersih dari pada benci kepada makhluknya Allah SWT, “Allahumma ayyumal-mu,min sababtuhu fa ja’al dzalika lahu ghurbatan ilaika yaumal-qiyamah”, wahai Allah jika aku pernah mencaci seorang mu’min, jadikan itu kedekatan baginya dihari kiamat” demikian perbuatan sang Nabi, barangkali pernah mencaci seorang dan belum pernah mencaci siapa pun, ketika orang bertanya apakah Rasulullah pernah mencaci orang? Tentunya tidak, karena apa, karena beliau juga beristighfar dan bertaubat padahal beliau tidak punya dosa, demikian tuntunan beliau untuk diwariskan kepada kita, maka warisilah.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori; “ada diantara seorang hamba yang menyampaikan satu ucapan yang diridhoi Allah, satu ucapan, ucapan itu mengangkatnya berderajat-derajat dihadirat Allah, satu ucapan, dan ada juga hamba yang mengucap satu ucapan yang dimurkai Allah, menjadi penyebabnya jatuh ke dalam api neraka, hati-hati dengan bibir ini, seindah-indah bibiir “taharrokat bii syafatah”, ketika bibirnya bergetar menyebut nama-Ku kata Allah SWT, inilah indahnya tuntunan Nabi kita Muhammad SAW.

Hadirin hadirot, Rasul SAW adalah idola sempurna bagi kita untuk kesejahteraan dimuka bumi, diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, bagaimana budi pekerti beliau terhadap orang-orang yang susah, dan bagaimana tarbiyah beliau kepada orang-orang yang dekat dengan beliau, orang yang dekat dengan beliau itu, disertakan dan dirangkul oleh beliau, tapi biasanya paling akhir mendapatkan sesuatu.
Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, ketika Abu Hurairah ra wa ardhoh, sudah lama tidak makan dan lapar, mencari kepada Abu Bakar As-Sidiq ra, bertamu tidak mendapatkan apa-apa, datang kepada Umar ra, belum dapat jawaban apa-apa dan belum dapat makanan, Rasul jumpa dengannya, Rasul melihat wajah Abu Hurairah, senyum, tahu, lapar engkau ini wahai Abu Hurairah, Rasul memanggilnya dengan ucapan yang akrab, yaitu ya Abahir, disingkat oleh Rasul, jadi Rasulullah juga suka menyingkat nama, kalau kita misalnya nama Budi, Rasul panggil Bud begitu, dengan ucapan akrab, menunjukkan betapa akrabnya sang Nabi dengan Abu Hurairah, seraya berkata; (tidak mengatakan); ya Abu Hurairah, beliau berkata: ya Abahir, “singkat saja”, ikut denganku, maka Abu Hurairah berkata; aku ikut dengannya, sampai lagi kerumah beliau, memang dari rumah beliau, sampai kerumah beliau diizinkan masuk, Rasul lihat ada satu bejana susu, tanya pada istri beliau; ini dari mana bejana susu? tadi tamu datang bawakan untukmu, Rasul melihat wajah Abu Hurairah ra, wajah orang yang sudah menahan lapar dan melihat bejana susu, Rasul berkata ; ya Abahir, panggilan singkat lagi, kita punya ahlu suffah ada berapa orang disebelah? Sebelah rumah Rasul itu Masjid Nabawi, disitu tinggal ahlu suffah, ahlu suffah itu orang yang tidak punya keluarga, tidak punya kerjaan, tidak punya apa-apa, sebatang kara tinggal masjid, yang menafkahinya Rasul SAW, makan kalau ada makanan, tidak makan kalau tidak ada makanan, dan mereka belajar bersama Rasul, Abu Hurairah menjaga mereka, coba lihat ahlu suffah sudah pada makan belum? Belum ya Rasulullah, panggil kesini! Abu Hurairah yang meriwayatkan hadits ini berkata dalam hatinya; masya Allah, ahlu suffah bukan satu orang, ini bejana cuma segitu, kira-kira begitu” kalau aku ini lemah, akhirnya nanti aku tidak bisa diperintah oleh Rasul, kalau Rasulullah suruh apa-apa, aku tidak mampu karena aku lemah, karena lapar, meskinya aku dulu minum bejana itu, ini riwayat Shohih Bukhori, Abu Hurairah mengatakan demikian, maka ia memanggil ahlu suffah, maka Rasul SAW terus memberi tarbiyah kepada Abu Hurairah untuk mendahulukan orang lain, Rasul berkata; ya Abahir (nama ringkas lagi) Abahir, ini bejana bagikan pada mereka! Rasul tidak langsung berikan kepada ahlu suffah, Abu Hurairah yang disuruh bagi, Rasul tahu ini yang paling mau terhadap air susu ini, Rasul bilang; engkau yang bagi, Abu Hurairah bagikan kepada orang pertama, orang pertama minum sampai puas, dikembalikan lagi pada Abu Hurairah, Abu Hurairah berikan pada orang kedua, terus sampai selesai, semua ahlu suffah sudah minum, Abu Hurairah kembalikan kepada Rasul, Rasul pegang bejana, beliau berkata; sekarang tinggal aku dan engkau wahai Abahir, senang lihat akhlak Nabi Muhammad SAW, isyrob ya abahir! sekarang engkau minum! ya Rasulullah, tidak, isyrob ya abahir! minum! Abu Hurairah tahu ini perintah, perintah Rasul kalau tidak dilakukan dosa besar, maka diminumlah, selesai, minum lagi Abu Hurairah ! minum lagi, minum lagi ! hingga ia berkata; cukup ya Rasulullah tidak ada tempat lagi, baru Rasulullah SAW minum, orang yang terakhir minum, dari semua orang yang lapar dan susah, SAW wa barak’alaih, demikian indahnya Nabi kita Muhammad SAW, dan beliau memberi didikan kepada Abu Hurairah, justru disaat kesusahan itu, perhatikan juga orang lain, orang lain dulu sudah selesai, baru orang yang dekat dengan Rasul, baru Rasul SAW, demikian semulia-mulia pemimpin, semulia-mulia panutan sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih wa ‘ala alih.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Rasul SAW adalah sosok yang paling indah, doa-doa beliau seindah-indah doa, sehingga diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, doa yang paling banyak diucapkan oleh Rasul adalah: “ aatina fiddunia hasanah wa fil-aakhiroti hasanah waqinaa ‘adzaabannaar” ini “aktsaruddu’a” Nabi SAW, ini doa Nabi SAW yang paling banyak dan paling sering beliau sebut,apa? Robbii kebahagiaan di dunia, kebahagiaan di akhirat dan lepaskan dari siksa neraka” demikian indahnya akhlak, Nabiyyuna Muhammad SAW, demikian indahnya jiwa dan tuntunan beliau SAW wa barak’alaihi wa ‘ala alih.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Sebelum saya akhiri majlis ini dengan munajat, saya ingin menyampaikan tentang semakin semaraknya perpecahan antara muslimin, disini kita mendapatkan perintah dari guru mulia kita Al-hafidh Al-Musnid Al-Habib Umar bin Hafizh, untuk tidak melibatkan diri dalam demo, apakah demo damai atau demo anarkis, beliau mengatakan semua demo damai atau anarkis sama saja dan jangan dilakukan, karena itu akan memanaskan daripada perpecahan muslimin, jadi mereka yang berdemo silahkan saja, tapi Majelis Rasulullah SAW mau menghindari, seruan beliau disampaikan untuk para ulama dan para kiayi, seraya berkata; sampaikan pada kiayi-kiayi kita dan para ulama kita dan semua orang-orang yang mengenalku, katakan bahwa Umar mengatakan hal ini, untuk menarik diri, “la yatada’ul bihalil-amr” mundur daripada segala acara seperti itu, tugas kita adalah “ittaqullah wa da’wah ilallah la ghoiro dzalik” tugas kita adalah taqwa kepada Allah dan memperluas dakwah Allah SWT, tidak lebih dari itu” dari gerakan-gerakan muslimin

Demikian intruksi langsung dari beliau, oleh sebab itu saya mohon hadirin hadirot menahan diri untuk berangkat, acara apa pun mengatas namakan demo atau unjuk rasa, jadi mereka yang akan berangkat saya harap jangan pakai atribut Majelis Rasulullah, jangan sampai terlihat ada bendera Majelis Rasulullah, hadirin hadirot ini akan memanaskan keadaan, tentunya kita bersaudara dan saya sendiri sangat mencintai dan memuliakan Habib Rizik, akan tetapi hadirin hadirot kita tahu Habib Rizik tidak pernah memukul orang dan tidak akan pernah setuju orang dipukul, tapi saat beberapa anggota beliau salah, barangkali emosi berbuat demikian, yang ditangkap juga beliau akhirnya, demikian hadirin hadirot yang dimuliakan Allah. Ini masalah semakin memanas, yang berjuang dengan kekerasan dan ketegasan silahkan dan kita berjuang dengan kedamaian, jadi muslimin tidak kemana-mana, kalau semua kekerasan, nanti muslimin yang suka kelembutan jadinya kecil, jadi muslimin tidak kemana-mana, yang mau ikut dengan ketegasan ada kelompoknya, ada orangnya muslimin muslimat, yang dengan kedamaian diantaranya Majelis Rasulullah SAW, jadi saya mohon jangan khianati Majelis Rasulullah, dengan memakai jaket Majelis Rasulullah dan bendera Majelis Rasulullah diacara-acara tersebut, karena ini intruksi langsung dari guru mulia kita.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Tentunya dalam permasalahan ini kita menghendaki kedamaian muncul dalam jiwa kita, itu saja, sekarang tugas kita menciptakan kedamaian bagi muslimin muslimat yang semakin panas ini, jangan ditambahi lagi permusuhan, terus kita damaikan saja, kita rangkul muslimin muslimat yang terus berjuang, jangan diperangi atau jangan dicaci atau disalahkan, silahkan mereka terus berjuang, masing-masing punya cara dalam perjuangan, kita Majelis Rasulullah tidak diam terhadap ahmadiyah, tapi cara kita bukan dengan unjuk rasa pada pemerintah, kita setiap malam, sebelum ini diributkan dan didemo, sudah membenahi keadaan muslimin muslimat dengan cara mengenalkan sosok Muhammad Rasulullah SAW.

Hadirin, masalah bukan hanya ahmadiyah, ahmadiyah ini jumlahnya tidak satu prosen muslimim muslimat di Indonesia, ada narkoba, ada perzinahan, ada perjudian, ada pemurtadan, ada misionaris, dan lain sebagainya, jadi dengan cara yang saya sampaikan dan guru-guru kita sampaikan adalah membenahi umumnya keadaan, membenahi segala kerusakan, perlahan-lahan tentunya, setiap malam Majelis Rasulullah ada majelis dimana-mana, terus membenahi masyarakat dan mempunyai hasil, dari tahun 1998 sampai 2008, sepuluh tahun, ini majelis awalnya sembilan orang, sekarang mencapai hampir 10.000, dan juga bukan hanya disini, ini majelis mingguan saja, di wilayah-wilayah lain juga terus, ini pembenahan muslimin muslimat, dan semakin makmur hal-hal yang seperti ini, semakin terdesak semua aliran-aliran sesat, Alhamdulillah malam hari ini ada yang masuk Islam dan terus dan terus dan terus, hadirin hadirot kita bersatu, yang dengan ketegasan silahkan, yang dengan kedamaian, jadi muslimin tidak kemana-mana, silahkan saja mau pilih yang mana, tapi jangan sampai Majelis Rasulullah SAW dilibatkan kesana, karena tadi sudah ada telpon dari POLDA juga dari beberapa aparat, apakah Majelis Rasulullah ikut, karena ada yang memakai bendera Majelis Rasulullah? Saya bilang; yang ikut karena belum tahu saja, karena memang mungkin tidak sampai kabarnya.
Demikian hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, untuk pribadi saya, saya tidak takut ditangkap, cuma yang saya takutkan, kalau dakwah ini terhambat, itu saja. Hadirin hadirot, kendala diMajelis Rasulullah bukan tidak ada, dari dulu, tahun 2000 saya sudah pernah diracun dirumah sakit hingga lumpuh, hingga dokter katakan tidak bisa sembuh, terkecuali delapan tahun baru bisa berdiri lagi, tapi Alhamdulillah dengan doa guru mulia kita, saya bisa berdiri lagi hanya dua bulan saja dikursi roda, kata dokter delapan tahun, tidak akan sembuh itu lumpuh, karena apa? karena obat yang berlebihan dosisnya, disengaja dirumah sakit non muslim, tahun 2002 saya menuju cipanas di sabotase dan mobil kita dihantamkan kepada tembok beton, mobilnya hancur, orang yang lihat mobil, tidak percaya orang yang didalamnya selamat, itu tahun 2002 kejadian sabotase seperti itu, tahun 2004 saya diracun, dibawakan buah parsel yang sudah diracun, tentunya hal seperti ini terus datang, tapi tentunya Allah terus melindungi kita insya Allah, dan saya selalu bermunjat kepada Allah, seandainya saya harus wafat dalam perjuangan ini, jangan wafatkan sebelum Jakarta menjadi serambi Madinatul Munawarah, sebelum Jakarta ini damai dengan panji sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Kita bermunajat kepada Allah SWT, agar Allah SWT menenangkan keadaan muslimin dan meredam api fitnah yang ada pada muslimin, saudara-saudara kita yang berjuang dengan ketegasan yang masih terlibat dipihak yang berwajib, semoga Allah bebaskan dan Allah selesaikan daripada segala kesulitannya, dan jika telah dibebaskan agar dipadamkan dari segala fitnah, dan juga semua saudara kita yang dalam kesesatan aqidah, dari ahmadiyah, dari lia eden, dari ahmad mushodiq dan semua kesesatan aqidah, agar dihujani hidayah oleh Allah SWT, agar diseru kembali kepada majelis-majelis mulia.
Hadirin hadirot, Rasul SAW bersabda: “bahwa satu dari tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah SWT, (rojulun dzakarollaha khooliyan fafaadhot ‘ainaah) orang yang ketika mengingat Allah diwaktu sunyi lantas mengalirlah air matanya” itu salah satu kelompok orang yang akan dinaungi Allah (yauma laa zhilla illaa zhilluh) hari dimana tidak ada naungan selain naungan Allah SWT, siapa mereka? mereka yang ketika mengingat Allah “faadhot ‘ainaah” mengalirlah air matanya”
Dengan rindu, dengan ingin jumpa, dengan terharu atas kebaikan Allah SWT.

Hadirin hadirot, kita kembali kepada firman Allah SWT yang kita dengar tadi, didalam hadits qudsi riwayat Imam Bukhori dalam Shohihnya “Ana ma’a ‘abdi haytsu maa dzakaronii wa taharrokat bii syafataah”, Aku bersama hambaku ketika hambaku mengingat-Ku dan bergetar bibirnya menyebut nama-Ku”.
Hadirin kita berdzikir dalam Lafdzul-Jalalah, ingat seluruh hajatmu dalam jiwa kita, sucikan jiwa kita dengan keagungan nama Allah SWT, Ya Rahman Ya Rahim faquuluu Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Rahman Rahim Ya Dzal-jalali wal-Ikrom, Ya Allah, halalkan air mata kami untuk merindukan-Mu Robbii, jadikan air mata ini saksi agar kami dinaungi rahmat-Mu diyaumil-qiyamah, Robbii saat pendosa dipanggil dengan kelompoknya, dimana para pezina? para pezina bangkit menunjukkan dirinya, dimana para pengumpat? para pengumpat berdiri menunjukkan dirinya, dimana para penjudi? para penjudi berdiri menunjukkan dirinya, demkian saat itu. Rasul SAW bersabda riwayat Shohih Muslim, seraya berkata: Allah mengangkat ahlul-karom, para shahabat bertanya; siapa ahlul-karom ya Rasulullah? Mereka yang dikatakan oleh Allah, ya’lamu ahlul jama’ man hum ahlul karom? Sekarang waktunya mengangkat, memperlihatkan wajah ahlul-karom, maka berkatalah para shahabat; siapa mereka? Rasul SAW berkata; adzzaakiruunallah wadzzaakiroot” mereka yang banyak menyebut nama Allah SWT dari pria dan wanita, mereka yang Allah banggakan wajahnya diyaumil-qiyamah, hadirin hadirot semoga Allah mengumpulkan kita diantara mereka, Amin Allahumma Amin.

No comments: