أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Kesalahan Makna Ayat Tentang Ruh (Ciptaan)
Bagaimana pendapat anda tentang orang yang memakai ayat: "maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami". Menurut
mereka Ayat ini sebagai bukti, bahwa nabi Isa adalah anak Allah.
Mahasuci Allah setinggi-tingginya dari tuduhan orang-orang zalim
seperti itu.
Jawab:
Ayat tersebut terdapat dalam surat at-Tahrim. Allah swt.
berfirman:
"dan
Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan
ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan
kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk
orang-orang yang taat."17
Dan selain itu ada di surat al-Anbiya' yang artinya:
"Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami" 18
Ayat
menyatakan, bahwa peniupan ruh kepada Maryam dan ruh itu masuk melalui
kemaluannya, lalu setelah itu Maryam mengandung nabi Isa. Kemudian
Allah berfirman yang artinya:
"lalu Kami mengutus ruh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna".19
Ruh yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah malaikat yang bicara kepada nabi Isa, "Ia
(Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan
Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." 20
Dalam
tafsir disebutkan, bahwa mafaikat meniupkan ke kantung baju Maryam,
lalu ruh itu masuk ke dalam rahim dan jadilah nabi Isa.
Yang
dimaksud dengan Ruh adalah sesuatu (makhluk) yang diciptakan Allah
dari ruh, yang dengan adanya ruh tersebut makhluk menjadi hidup. Sama
seperti yang terjadi pada penciptaan nabi Adam, dijelaskan dalam
al-Quran yang artinya:
"Maka
apabilaAku telah menyempumakan kejadianya, dan telah meniupkan ke
dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk karnu kepadanya dengan bersujud.
" 21
Allah
telah meniupkan ruh kepada Adam, demikian juga dengan nabi Isa yang
juga termasuk makhluk ciptaan Allah. Jelas disebutkan dalam ayat
berikut yang artinya:
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhann ya untuk mengatur segala urusan. " 22
Dan Allah berfirman yang artinya:
"Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf". 23
Kesimpulannya,
nabi Isa adalah tercipta dari ruh yang berasal dari Allah, yakni ruh
ciptaan Allah, dan der.gan ruh itu pula Allah menciptakan sekalian
manusia, dan manusia yang pertama ialah nabi Adam. Allah berfirman yang
artinya:
"Kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya
dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur". 24
Dengan
demikian, nabi Isa tidak memiliki keistimewaan dengan keberadaan ruh
yang ditiupkan kepadanya. Ruh yang ditiupkan kepadanya sama dengan ruh
yang ditiupkan kepada sekalian makhluk ciptaan Allah yang bernyawa dan
berjasad yang bergerak dan berkeliaran di atas kulit bumi ini. Wallahu'alam. 25
17.QS. at Tahrim 66 : 12.
18.QS. at-Anbiya' 21 : 91.
19.QS. Maryam 19 : 17.
20.QS.Maryam19:19.
24.QS. as-Sajadah 32 : 9.
25.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menulis dalam bukunya al-Jawab Ash-Shahih li mon Boddalo bi Din al-Mosih, ditahqiq
dan dikomentari oleh Dr. Ali bin Hasan, Dr. Abdul Aziz Askar dan Dr.
Hamdan al-Hamdani (3/248), tentang penjelasan makna yang tepat kata ruhullah:
Ruh Allah maksudnya adalah mafaikat yang dianya adalah ruh pilihan Allah, dan Allah mencintainya, seperti yang termaktub dalam al-Quran: lalu
Kami mengutus ruh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya
(dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku
berlindung daripadamu kepada Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang
bertaqwa". la (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang
utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci" (QS. Maryam 19:17-19).
Allah memberitakan, bahwa Dialah yang mengirim ruh-Nya kepada nabi Isa, lalu nabi Isa menjadi manusia yang sempurna. Jelas,
bahwa nabi Isa adalah rasul utusan Allah. Maka dapat diketahui, ruh
yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah malaikat, yaitu ruh pilihan
Allah, kemudian Allah menyandingkan kata ruh itu kepada Dzatnya, sama
halnya dengan penyandingan kata benda yang lain dengan lafzul jalalah,
seperti dalam ayat: "(Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya" (QS. asy-Syams 91:13)
dan ayat: "dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf
dan orang-orang yang beribadat dan orangorang yang ruku' dan sujud" (QS. AI-Hajj 22 : 26) dan firman Allah: "(yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum... " (QS. al-Insan 76 : 6)
Kata
yang disandingkan kepada Allah, jika itu adalah kata keterangan
(sifat), tidak bermakna makhluk, seperti kata `llm, Qudrah, Kalam, dan
Hayat (hidup), menjadi sifat kesucian Allah. Dan jika kata itu adalah
kata benda, ia berdiri sendiri atau menjadi kata keterangan dari yang
lain, contohnya: kata bait (rumah), naqah (unta), `abd (hamba) dan ruh
(nyawa) menjadi milik, ciptaan yang disandarkan kepada pencipta dan
pemiliknya. Hanya saja, dalam kaidah idhafat, mudhaf ilaih tidak terlepas dari pengkhususan kata mudhaf dengan sifat yang membuat mudhaf ilaih berbeda dari yang lain sebagai syarat sahnya idhafat. Misalnya, khusus Ka'bah, Naqah (unta tertentu) dan Ibadussholihin (hamba-hamba shalih)-lah yang dimaksudkan dalam idhafat `baitullah', 'naqatullah dan `ibadullah'.
Demikianlah
ruh khusus pilihan Allah yang disebut dalam idhafat `ruhullah', tidak
digeneralisir sehingga masuk ruh-ruh yang buruk, seperti syeitan,
orang-orang kafir. Ruh syeitan dan orang-orang kafir itu memang makhluk
ciptaan Allah, namun tidak sah diidhofatkan kepada Allah seperti
mengidhofatkan ruh-ruh yang suci dan bersih. Begitu juga tidak sah
mengidhofatkan segala benda mati kepada Allah kecuali Ka'bah, dan tidak
sah mengidhofatkan untaunta lain kecuali naqatullah (unta Allah) yang
diterangkan di surat asy-Syams, yaitu unta nabi Shalih.
Menurut
pendapat saya: makna yang tepat dari idhafat ruhullah itu adalah
`malaikat utusan dari sisi Allah seperti yang termaktub dalam
al-Qur'an: la (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yangsuci" (QS. Maryam 19 : 19),
dan bukan seperti yang didakwakan umat Nasrani: `Ruh Allah menyatu
dengan jasad Isa' atau `Ruh Allah pindah dari ke jasad fsa'. Mahasuci
Allah setinggi-tingginya dari tuduhan kotor mereka. Sekiranya ucapan
umat Nasrani itu benar, pasti mereka diwajibkan menyembah Adam as.,
sebab Arlam tidak mempunyai ayah, dan sebab ruh Adam juga ditiupkan
oleh Allah, sebagaimana termaktub dalam al-Quran "Maka opabila Aku
telah menyempurnakan kejadianya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh
(ciptaan)-Ku, maka tunduk kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. al-Hijr 15:29). Dengan demikian, di sana tiada perbedaan antara peciptaan Adam as. dan Isa as.
al-Quran
menegaskan hal itu dalam ayat: "Sesungguhnya penciptaan 'Isa di sisi
Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari
tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia),
maka jadilah dia" (QS. Ali `Imran 3:59).
Kesimpulannya, sudah seharusnya bagi orang yang berkeyakinan
kontroversial untuk kembali ke jalan yang benar. Berpaling untuk
menyembah Allah yang Esa, yang tiada satu pun sekutu dengannya, baik
itu dari jenis malaikat ataupun nabi.
No comments:
Post a Comment