أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
1. Manusia sebagai makhluk Allah yang paling mulia di muka bumi.
2. Manusia sebagai khalifah di muka bumi.
3. insan makhluk sosial yang berbahasa.
4. insan mempunyai tiga dimensi yaitu: badan, akal dan ruh
5. insan dengan seluruh perwatakannya dan ciri pertumbuhannya adalah hasil pencapaian 2 faktor, yaitu faktor warisan dan lingkungan
6. manusia mempunyai motivasi, kecenderungan dan kebutuhan awal baik yang diwarisi mauun yang diperoleh dalam proses sosialisasi.
7. manusia mempunyai perbedaan sifat antara yang satu dengan yang lainnya.
8. insan mempunyai sifat luwes, lentur, bisa dibentuk , bisa diubah.
> Hakikat manusia dalam islam
Hakikat manusia menurut Allah adalah makhluk yang dimuliakan, dibebani tugas, bebas memilih dan bertanggung jawab.
1. Makhluuq (yang diciptakan)
a. Berada dalam fitrah Fitrah
dapat membawa manusia ke arah kebaikan misalnya hati nurani dapat
membedakan mana yang baik, dan mana yang buruk. [QS Ar Ruum:30]
b. Lemah Sebagai makhluk, manusia juga lemah karena manusia juga diciptakan dengan keterbatasan akal dan fisik. [QS An Nisaa’:48]
c. Bodoh Beban
amanat yang begitu besar dari Allah, diterima oleh manusia, disaat
makhluk lainnya tidak menyanggupi amanat tersebut karena beratnya amanat
tersebut. [QS Al Ahzab;72]
d. Memiliki kebutuhan sebagai
makhluk yang terbatas secara fisik dan kemampuan. Maka sangat mungkin
manusia memiliki kebutuhan atau kehendak kepada Allah. [QS Faathir:15]
2. Mukarram (yang dimuliakan)
a. Ditiupkan ruh [QS As Sajdah:9]
b. Diberi keistimewaan [QS Al Isra:70]
c. Ditundukkan alam untuknya . Semua alam ini termasuk dengan isinya ini Allah peruntukkan untuk manusia. [QS Al Jaatsiyah:12-13]
3. Mukallaf (yang mendapatkan beban)
a. Ibadah Manusia
secara umum diciptakan oleh Allah untuk beribadah sebagai konsekuensi
dari kesempurnaan yang diperolehnya. [QS Adz Dzaariyaat:56]
b. Khilafah Allah
mengetahui siapa sebenarya manusia, sehingga Allah tetap menjadikan
manusia sebagai khalifah di bumi walaupun malaikat tidak setuju. [QS Al
Baqarah:30]
4. Mukhayyar (yang bebas mamilih)
Manusia diberi kebebasan memilih untuk beriman atau kafir pada Allah. [QS Al kahfi :29]
5. Majziy (yang mendapat balasan)
a. Surga Manusia
diminta pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang dilakukannya, Allah
menyediakan surga untuk mereka yang beriman dan beramal soleh yaitu
mereka yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. [QS As
Sajdah:19, Al Hajj:14]
b. Neraka Balasan
di akhirat terhadap perbuatan manusia adalah bentuk keadilan yang Allah
berikan di akhirat. Mereka yang tidak menjalankan perintah Allah
mendapatkan hukuman yang setimpal yaitu dimasukkan ke dalam neraka. [QS
As Sajdah:20]
> Pertanyaan-pertanyaan
· Apakah menurut anda tugas manusia sebagai Khilafah sudah terlaksana? Jawab: Ya
dan tidak, di satu sisi ada manusia yang berbuat kerusakan dan
pertumpahan darah dimana-mana. Namun ditempat lain manusia berusaha
menjaga dan menjalankan amanah yang Allah berikan kepadanya
.· Mengapa Allah ciptakan surga & neraka? Mengapa Allah tidak menciptakan hukuman yang lebih edukatif saja? Jawab: Allah
ciptakan surga dan neraka karena memang segala sesuatu ada pasangannya.
Sama seperti gelap dan terang, jika dipikirkan lebih dalam,
sesungguhnya gelap itu tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana ketiadaan
cahaya, dalam arti lain terang. Maka mengapa Allah ciptakan neraka?
Tentu saja agar setiap orang dapat merasakan ganjaran atas sesuatu yang
telah ia lakukan. Jika Allah hanya menciptakan surga, tanpa neraka. Maka
tidak ada seorang pun yang mengerti hakikat kenikmatan-kenikmatan yang
Allah berikan di surga. Lalu mengapa Allah tidak memberiakan hukuman
yang lebih edukatif dari pada imbalan surga dan neraka? Bukankah sudah
cukup peringatan yang Allah berikan selama seseorang hidup di dunia?
Allah sudah memberikan peringatan langsung melalui Al Qur’an. Tak hanya
itu saja, Allah juga telah memberikan peringatan untuk siapapun yang
berpikir
.· Mengapa ibadah disebut sebagai beban? Jadi, manusia beribadah hanya karena beban? Jawab: Allah
menurunkan ibadah sebagai beban bagi manusia, sebagai syarat
kesempurnaan seorang manusia. Mengapa disebut sebagai syarat
kesempurnaan? Karena manusia memiliki hawa nafsu yang mendorong
seseorang manusia untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hati
nuraninya. Namun ketika seorang manusia tetap melakukan ibadah, walaupun
memiliki hawa nafsu, di sanalah nilai kesempurnaannya.Manusia memang
Allah berikan beban untuk beribadah, namun bagaimana menyikapinya, itu
adalah urusan manusia, apakah ia menganggapnya sebagai beban atau
sebagai sebuah kebutuhan.
No comments:
Post a Comment