أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Sebagaimana sabda Nabi tersebut bahwa kunci surga adalah Laa Ilaha Illallah ,tapi apakah begitu mudahnya hanya dengan mengucapkan Laa Ilaha Illallah kita akan masuk surga ?...Tentu tidaklah demikian!
Ada beberapa fase/tingkatan seorang hamba apabila benar-benar mampu menyatukan,menyelaraskan antara ikrar syahadat dan perbuatannya,yaitu :
- Laa ma'buda bi haqqin Illallaah ; hatinya akan terbuka bahwa dialam dunia ini ada yang menciptakan,dan akan mentauhidkan serta memposisikan kedudukkan antara seorang hamba dengan Sang Penciptanya dengan benar,dan menjauhi segala perbuatan syirik duniawi. Sebab melalui perilakunya ia akan mencerminkan sikap haq hanya kepada Allah Sang Pencipta tempat bergantung segala sesuatu dalam kehidupan ini.
- Laa maqsudaa Illallaah ; Sikap/perilaku ini tumbuh seiring dengan memurnikan ibadah dirinya kepada Allah SWT,sehingga apapun yang dilakukannya hanyalah untuk tujuan mendapatkan keridhoan-Nya.
-Laa ma'ujudaa Illallah ; Suatu tingkatan penghambaan tertinggi apabila seorang hamba sudah dapat memandang dengan hatinya bahwa segala sesuatu yang tergelar dialam semesta ini adalah sebagai wujud adanya Allah,sehingga apapun yang dilihat,dilakukan,dan dirasakannya sebagai perwujudan dari satu kesatuan keberadaan dan keagungan Allah SWT.
Maka dia tidak lagi memandang pada makhluk tetapi yang dia pandang adalah hakekat keberadaan Allah,dengan demikian tiada lagi pada perilakunya yang buruk,sebab apabila dia menyakiti sesama makhluk ciptaan-Nya sama saja dengan menyakiti Allah SWT.
Sifat manusia seperti ini ;
-akan selalu mensucikan dengan mencerminkan sikap SUBHANALLAH
-akan selalu bersyukur dengan mencerminkan sikap ALHAMDULILLAH
-akan selalu memurnikan tauhidnya dengan mencerminkan sikap LAA ILAHA ILLALLAH
-akan selalu mengagungkan Sang pencipta dengan mencerminkan sikap ALLAHU AKBAR
-akan hilanglah segala kesombongan dengan mencerminkan sikap LAA HAWLA WALA QUWATA
-Dan ia akan menyadari bahwa kehidupan didunia hanya persinggahan,maka ia akan tawakal dan mencerminkan sikap INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJI'UUN
Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.
(QS. AL HIJR:75)
(QS. AL HIJR:75)
Syahadat adalah
proses yang sangat penting dan diutamakan dalam kehidupan manusia di
alam dunia ini,terutama bagi yang mengakui Islam sebagai pedoman
hidupnya untuk menuju keselamatan dunia dan akherat.
Segala
sesuatu amal perbuatan hendaklah diketahui ilmunya terlebih dahulu agar
selanjutnya mudah menjalankannya dan tidak sesat atau menyesatkan.
Kalimat
syahadat merupakan kalimat sederhana tetapi mengandung makna yang
sangat mendalam dan merupakan syarat utama tentang baik/buruknya amal
ibadah kita selanjutnya. Karna itu sangat penting kita memahami tentang
segala sesuatu dengan ilmunya.
Allah
SWT berfirman, “Maka ILMUILAH (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan
yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan
bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah
mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.” (QS. Muhammad:
19)
Untuk menempuh
jalan keselamatan dalam kehidupan dibutuhkan suatu kunci sebagai pembuka
kemudahan dalam menuju keridhoan Ilahi, Dunia ini bagaikan sebuah pintu
gerbang menuju neraka atau kesurga,dan pemegang kunci pintu gerbang
tersebut adalah diri kita masing-masing.Dan hendak kita gunakan untuk
membuka pintu gerbang yang manakah kunci tersebut?
Apakah kunci tersebut ?
Kuncinya sangat
sederhana,bukan terbuat dari besi,tembaga,perak,kuningan atau emas dan
tak perlu butuh biaya besar untuk membuat/mencari kunci tersebut,sebab
jalan keselamatan pada hakekatnya murah meriah tapi banyak manusia yang
tidak suka ,akan tetapi manusia lebih suka kepada sesuatu yang
mahal,padahal yang mahal belum tentu menjamin kualitas produk iman yang
baik.
Dari Zaid bin Arqam Radiallahu-Anhu meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda ,“Barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaha Illallah dengan ikhlas, dia akan dimasukkan ke dalam syurga.”(HR.At-Thabrani)
Sebagaimana sabda Nabi tersebut bahwa kunci surga adalah Laa Ilaha Illallah ,tapi apakah begitu mudahnya hanya dengan mengucapkan Laa Ilaha Illallah kita akan masuk surga ?...Tentu tidaklah demikian!
Lalu Rasulullah menegaskan harus disertai keikhlasan ,Nah keihklasan yang seperti apakah itu ?
Kemudian Sahabat
bertanya lagi, “Bagaimanakah yang dimaksudkan dengan ikhlas itu?
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Ikhlas itu ialah yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram”.(HR. At-Thabrani)
SYAHADAT= SYAHNYA DAT,Yaitu mensyahkan Dat (jasad/raga),maksudnya diri kita telah bertekad untuk mensyahkan,memurnikan serta mengikhlaskan diri kita untuk Islam(Penyerahan diri secara total).
SYAHADAT= SYAHNYA DAT,Yaitu mensyahkan Dat (jasad/raga),maksudnya diri kita telah bertekad untuk mensyahkan,memurnikan serta mengikhlaskan diri kita untuk Islam(Penyerahan diri secara total).
Tingkatan
perbuatan yang paling haram diantara yang haram adalah perbuatan syirik
dan merupakan perbuatan dosa terbesar yang tidak di ampuni sebagaimana
fiman-Nya;
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah MENGHARAMKAN
kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zhalim itu seorang penolong pun." (QS.Al-Ma'idah: 72)
"Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya."
(QS.An-Nisaa': 48)
Sebelum
penjelasan berikutnya alangkah lebih baik kita mengetahui dulu tentang
ilmunya bersyahadat yang meliputi beberapa persyaratan utama,yaitu :
1.Ilmu
Artinya memahami
makna dan maksudnya ,yaitu ketika orang yang bersyahadat haruslah
memahami dengan hatinya apa yang diikrarkan oleh lisannya.Kesaksian yang
dilakukannya adalah kesaksian antara dirinya dengan perilakunya,dimana
perilaku tersebut menafikan bahwa tujuan ibadah hanya ditujukan secara
murni kepada Allah SWT ,bukan pada tuhan-tuhan duniawi,dan mengisbatkan
bahwa dirinya hanya meminta pertolongan dan menyerahkan segala hidupnya
kepada Allah SWT.
2. Ikhlas.
Setelah
kita mengetahui Ilmunya ,maka langkah selanjutnya adalah keikhlasan
didalam hati,sebab suatu ilmu yang tidak didasari keikhlasan tidak akan
memberikan kebaikan. Dan didalam keikhlasan inilah yang kelak akan
menumbuhkan suatu keyakinan terhadap apa yang dipelajari dan
dipahaminya.
3.Yaqin (yakin).
Berikutnya
apabila kita tadi ikhlas untuk menerima ilmu serta memahaminya,maka
akan timbulah keyakinan yang tidak goyah dan benar-benar telah menyatu
kedalam dirinya. Sehingga akan benar-benar mampu merealisasikan makna
syahadat didalam kehidupannya.
Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu(Yakin) ..."
(QS.Al-Hujurat: 15)
4. Qobul (menerima).
Setelah
keyakinan kokoh,maka ia pun akan menerima segala konsekwensi terhadap
apa yang telah diikrarkannya. Apabila ia mengucapkan, tetapi tidak
menerima dan menta'atinya, maka ia termasuk orang-orang yang ingkar
terhadap ikrarnya sendiri,dan menganggap ikrarnya tersebut hanya sebagai
main-main atau suatu ucapan seperti syair tanpa makna.
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya mereka
dahulu apabila dikatakan kepada mereka: 'Laa ilaaha illallah' (Tiada
Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.
dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan
sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" (QS. Ash-Shafat:
35-36)
5.Shidq (jujur).
Setelah
kita mau menerima segala konsekwensinya,maka selanjutnya perilaku kita
hendaknya Jujur,yaitu jujur pada diri sendiri terhadap ucapan yang
diikrarkan dengan perilaku yang mencerminkan makna syahadat tersebut.
Allah SWT berfirman: "Di antara manusia ada
yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian', padahal
mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak
menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu
dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang
pedih, disebabkan mereka berdusta." (QS.Al-Baqarah: 8-10)
6. Mahabbah (kecintaan).
Hal
yang utama perlu ditumbuhkan didalam hati adalah kecintaan kepada apa
yang diikrarkannya(Syahadat) yaitu Allah SWT dan Rasul-Nya.Dengan
kekuatan cinta maka manusia akan rela/bersedia taat,tunduk,patuh dan
takut akan kehilangan ataupun takut mendapat amarah dari yang
dicintainya.
Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Nabi Muhammad
Saw), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Ali-Imran : 31)
"Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah." (QS.Al-Baqarah: 165)
7.Inqiyaad (Tunduk dan Patuh).
Yang
terakhir adalah Tunduk/Patuh ,yaitu dengan memegang konsekwensi
syahadat yang telah diikrarkannya dengan jalan Taqwa ,dan tidak ada lagi
berbagai macam alasan untuk melanggar/menentang-Nya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Dan
barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang kokoh." (QS.Luqman: 22)
Ada beberapa fase/tingkatan seorang hamba apabila benar-benar mampu menyatukan,menyelaraskan antara ikrar syahadat dan perbuatannya,yaitu :
- Laa ma'buda bi haqqin Illallaah ; hatinya akan terbuka bahwa dialam dunia ini ada yang menciptakan,dan akan mentauhidkan serta memposisikan kedudukkan antara seorang hamba dengan Sang Penciptanya dengan benar,dan menjauhi segala perbuatan syirik duniawi. Sebab melalui perilakunya ia akan mencerminkan sikap haq hanya kepada Allah Sang Pencipta tempat bergantung segala sesuatu dalam kehidupan ini.
- Laa maqsudaa Illallaah ; Sikap/perilaku ini tumbuh seiring dengan memurnikan ibadah dirinya kepada Allah SWT,sehingga apapun yang dilakukannya hanyalah untuk tujuan mendapatkan keridhoan-Nya.
-Laa ma'ujudaa Illallah ; Suatu tingkatan penghambaan tertinggi apabila seorang hamba sudah dapat memandang dengan hatinya bahwa segala sesuatu yang tergelar dialam semesta ini adalah sebagai wujud adanya Allah,sehingga apapun yang dilihat,dilakukan,dan dirasakannya sebagai perwujudan dari satu kesatuan keberadaan dan keagungan Allah SWT.
Maka dia tidak lagi memandang pada makhluk tetapi yang dia pandang adalah hakekat keberadaan Allah,dengan demikian tiada lagi pada perilakunya yang buruk,sebab apabila dia menyakiti sesama makhluk ciptaan-Nya sama saja dengan menyakiti Allah SWT.
Sifat manusia seperti ini ;
-akan selalu mensucikan dengan mencerminkan sikap SUBHANALLAH
-akan selalu bersyukur dengan mencerminkan sikap ALHAMDULILLAH
-akan selalu memurnikan tauhidnya dengan mencerminkan sikap LAA ILAHA ILLALLAH
-akan selalu mengagungkan Sang pencipta dengan mencerminkan sikap ALLAHU AKBAR
-akan hilanglah segala kesombongan dengan mencerminkan sikap LAA HAWLA WALA QUWATA
-Dan ia akan menyadari bahwa kehidupan didunia hanya persinggahan,maka ia akan tawakal dan mencerminkan sikap INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJI'UUN
No comments:
Post a Comment