أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Salah seorang terkemuka berkata pada khalayak umum untuk mempelajari
kitab-kitab injil dan taurot dia berkata "alangkah baiknya kalau kita
(muslimin) mengambil Hikmah dan mempelajari kitab-kitab injil, taurot
seperti mereka mempelajari kitab suci kita al-Qur'an"
Memang benar kita juga diperbolehkan membaca kitab-kitab non islam tapi
tidak untuk tahap belajar atau tahap mendekatkan diri kepada Allah. Atau
dengan tujuan mendekatkan diri dengan membaca kitab-kitab Injil,
Taurot, Zabur Karena dalam Al-Qur'an sendiri sudah lengkap sudah
mencakup berbagai hukum dalam kehidupan baik Tauhid, Fiqih, Tasawuf dan
Amaliyah-amaliyah lannya. Membaca kitab-kitab injil, taurot dll hanya
sebatas untuk pengetahuan saja tidak tahap untuk pembelajaran Agama
Islam.
seperti hadist bukhori berikut
Adalah ahli kitab, mereka membaca Taurat dengan Bahasa Ibrani dan mereka
menafsirkannya dengan bahasa Arab untuk warga Islam. Maka Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda: Janganlah kamu sekalian membenarkan ahli kitab dan
jangan kalian membohongkan mereka. dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada
(kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan
kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". (HR Al-Bukhari, kalimat yang akhir itu dari Al-Qur’an Surat
Al-Ankabut: 46).
Kesempurnaan al-Qur'an dan ajaran nabi Muhammad sudah sangat jelas
diterangkan oleh Al-Qur'an sendiri dan juga oleh beberapa hadist nabi.
kalau memang untuk mempelajari ilmu agama ya harus berdasarkan Al-Qur'an
dan Hadist Nabi Bukan belajar dengan Taurot atau kitab-kitab non islam
hal ini langsung ditegur oleh Nabi.
Dari Jabir bin Abdillah, bahwa Umar bin Khatthab mendatangi Nabi saw dengan
kitab yang dia dapatkan dari sebagian Ahli Kitab, lalu Nabi saw membacanya, maka
beliau marah lalu bersabda: ِApakah mereka bingung mengenainya wahai Anak
Khatthab.Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh telah aku bawakan dia
(pengganti Taurat) dalam keadaan putih lagi suci. Janganlah kalian menanyakan
kepada mereka (Ahli Kitab) tentang sesuatu lalu mereka mengabarkan kepada kalian
kebenaran maka kamu membohongkannya atau kebatilan maka kamu membenarkannya.
Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, seandainya Musa saw keadaannya hidup maka
tidak ada kelonggarannya kecuali ia mengikutiku. (HR Ahmad dalam Musnadnya, dan
Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dan Ad-Darimi dengan lebih sempurna. Hadits ini
punya banyak jalan menurut Al-Lalkai dan Al-Harawi, maka penulis Al-Fikrus
Shufi, Abdur Rahman Abdul Khaliq menyebutnya hadits hasan).
Hadits tersebut adalah pokok mengenai penjelasan manhaj (metode pemahaman) Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tidak boleh seorang pun mencari petunjuk --untuk mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri pada Allah dan memperbaiki diri-- kepada ajaran yang tidak dibawa oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, hatta walaupun dulunya termasuk syari’at yang diturunkan atas salah satu nabi yang terdahulu, bila tanpa pembolehan dari Allah dan rasul-Nya. (Tasawuf Belitan Iblis, hlm. 6).
Hadits tersebut adalah pokok mengenai penjelasan manhaj (metode pemahaman) Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tidak boleh seorang pun mencari petunjuk --untuk mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri pada Allah dan memperbaiki diri-- kepada ajaran yang tidak dibawa oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, hatta walaupun dulunya termasuk syari’at yang diturunkan atas salah satu nabi yang terdahulu, bila tanpa pembolehan dari Allah dan rasul-Nya. (Tasawuf Belitan Iblis, hlm. 6).
No comments:
Post a Comment