أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Mencari kebahagiaan adalah fitrah murni setiap manusia. Tidak melihat apakah itu lelaki atau perempuan, tua atau muda, orang kaya atau orang miskin, orang besar atau orang kecil. Semua menginginkan kebahagiaan. Segala tindak tanduk manusia dapat kita lihat tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mencari kebahagiaan.
[Q.S. Asy-Syuaraa : 88 - 89]
Mencari kebahagiaan adalah fitrah murni setiap manusia. Tidak melihat apakah itu lelaki atau perempuan, tua atau muda, orang kaya atau orang miskin, orang besar atau orang kecil. Semua menginginkan kebahagiaan. Segala tindak tanduk manusia dapat kita lihat tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mencari kebahagiaan.
Kebahagiaan
itu bukan terletak pada tangan, mata, kaki, telinga, atau yang lainnya.
Tetapi kebahagiaan itu terletak pada hati (jiwa). Orang yang mendapat
kebahagiaan akan merasa ketenangan hati, ketenangan jiwa dan keindahan
ruh. Kalau kita lihat berbagai cara dan jalan telah ditempuh manusia
untuk mendapatkan kebahagiaan. Ada yang mencari kebahagiaan melalui
kekayaan, pangkat, nama, kemasyhuran atau isteri yang cantik. Tetapi
yang menjadi permasalahan sekarang adalah, benarkah semua itu dapat
memuaskan hati manusia dengan mutlak
Kalau
mencari kebahagiaan itu diusahakan dengan kebendaan,
percayalah…manusia akan gagal mencari kebahagiaan, manusia akan
mencapai kekecewaan, manusia akan merasa malang setiap hari, jiwa tidak
tenang, tidak tenteram sepanjang masa. Inilah yang dikatakan Neraka
sementara sebelum merasakan Neraka yang hakiki dan dahsyat lagi
mengerikan di Akhirat nanti.
Buktinya dapat kita lihat, orang-orang yang mencari kebahagiaan melalui :
1. Kekayaan
Setelah
manusia itu mencari kekayaan, ia tidak akan dapat terhindar dari
masalah-masalah yang tidak menyenangkan. Yaitu ujian-ujian. Ujian-ujian
itu merupakan sunnatullah yang sengaja Allah datangkan kepada setiap
manusia. Contohnya, ia tidak dapat terhindar dari sakit yang Allah
datangkan kepadanya. Jika sudah ditimpakan kesakitan maka diwaktu itu
kekayaan tidak berguna lagi. Atau dalam waktu-waktu yang lain terjadi
pencurian, kebakaran, diancam dan sebagainya. Kalau semua itu terjadi,
walau sekaya apapun ia, tidak dapat memberi kebahagiaan kepada manusia.
2. Pangkat
Dalam
keadaan mencari kebahagiaan melalui pangkat, ia juga tidak dapat
terhindar daripada dihina oleh orang yang diatasnya. Ia tidak dapat
terhindar dari hasad dengki dari orang lain yang berada di atasnya,
semua orang akan benci sebab untuk mendapatkan pangkat ia selalu
mengumpat orang, memfitnah, menjatuhkan orang lain agar orang memeri
perhatian kepadanya. Apabila sudah mendapatkan pangkat apakah ia dapat
terhindar dari ujian-ujian yang Allah datangkan kepadanya ? apakah ia
dapat terhindar dari kematian anak, isteri, keluarga atau orang yang
dicintai ? Apakah pangkat tersebut dapat memberi kebahagiaan dan
ketenangan jiwa pada seseorang ??
Begitu
juga kalau seseorang itu mencari kebahagiaan dengan nama kemasyhuran
dan isteri cantik, ia tidak akan dapat merasakan kebahagiaan dan
ketenangan. Orang yang mencari kebahagiaan dengan dunia atau material
semata-mata tidak akan menemui kebahagiaan selama-lamanya. Kebahagiaan
yang diharapkan tetapi kecelakaan yang datang, yaitu kesengsaraan dan
penderitaan di dunia lagi. Kita lihat beberapa contoh :
Bintang
film terkenal yang dipuja orang yaitu Marilyn Monroe dan Elvis Presley
mati bunuh diri, sedangkan mereka pada lahiriahnya seolah-olah sudah
mendapatkan kebahagiaan, mengapa terjadi demikian ?
Ada
juga di kalangan mereka yang mencoba bunuh diri, tetapi dapat
diselamatkan. Ada yang tidak berani bunuh diri, tetapi terlibat dengan
ganja, narkotik, minuman keras, dan bermacam-macam kejahatan yang
mengerikan dan merusakkan masyarakat. Ada juga yang sebelum dapat dunia,
mereka berusaha sungguh-sungguh agar dapat memberi kebahagiaan,
kepuasan jiwa dan ketenangan hati. Dengan itu mereka membenci dunia,
mereka tinggal segala-galanya membawa diri mengikut rasa hati, kesana
kemari tidak tentu arah. Ada yang membiarkan pakaiannya compang-camping,
seolah-olah ingin hidup seperti rumput rampai. Malah penyakit-penyakit
beginilah yang menjadi masalah pada masyarakat sekarang ini.
Benarlah firman Allah SWT yang artinya :
"Tidak ada hidup di dunia ini, melainkan mata benda yang menipu daya"
[Q.S. Al Hadid : 20]
[Q.S. Al Hadid : 20]
Di
dunia lagi sudah terasa menipu dan mengecewakan, buktinya mereka yakin
pangkat, kekayaan, nama dan kemasyhuran, serta isteri cantik dapat
memberikan kebahagiaan, tetapi semua itu telah menipu mereka. Di Akhirat
nanti baru dia sadar bahwa dunia ini menipunya, hingga menjadikan dia
lupa perintah Allah. Karena dunialah yang menyebabkan dia terjun ke
Neraka.
Firman Allah SWT yang artinya :
"Rasakan azab dan siksa yang pedih"
Kalau
begitu dimanakah kebahagiaan yang hakiki, di dunia atau Akhirat …?
Kebahagiaan yang hakiki lagi sejati adalah setelah kita beriman kepada
Allah dan Rasul serta melaksanakan apa yang diwajibkan dan meninggalkan
apa yang dilarang dengan sepenuh hati dan ikhlas.
Allah berfirman yang artinya :
"Ketahuilah bahwa dengan mengingati Allah itu hati akan tenang (jiwa akan tenang)" [Q. S. Ar-Raad : 28]
Dimana
di Akhirat nanti tidak berguna lagi harta kekayaan, pangkat, pujian
dari orang dan isteri yang cantik. Semua tidak akan dapat memberi
manfaat lagi di hari Akhirat.
Firman Allah yang artinya :
"Di
hari itu tidak berguna lagi harta dan anak-anak, kecuali mereka yang
datang kepada Allah dengan membawa hati yang selamat sejahtera"[Q.S. Asy-Syuaraa : 88 - 89]
No comments:
Post a Comment