أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Setelah berpuasa sebulan lamanya
di bulan Ramadhan,momentum yang sangat dinantikan bagi seluruh umat
muslim adalah saat idul fitri,dimana idul fitri sebagai tanda kemenangan
diri kita terhadap jihadun nafsi,yaitu sebuah proses penggemblengan dan
pelatihan diri dalam rangka mengekang dan meleburkan segala nafsu
sampai tingkat serendah-rendahnya hingga mencapai titik didih 0 derajat
celcius.
Bagi masyarakat Indonesia,baik
dari pelosok desa hingga kekota-kota besar sangat mengenal dengan
ketupat/kupat.Ketupat merupakan ciri khas ditandainya hari raya idul
fitri,dan bila idul fitri tidak makan ketupat,rasanya tidak afdol dan
serasa ada sesuatu yang kurang lengkap dan kurang oye gitu lhoo,mungkin
karena memang sudah tradisi dimasyarakat indonesia,dan setiap tradisi
mempunyai kandungan makna masing-masing.
Saya pribadi waktu dulu tidak pernah berpikir dan tidak mencari tahu mengapa ketupat dijadikan makanan khas saat idul fitri ?
Karena
tahunya cuma makannya saja alias enaknya aje,soalnya bikin anyaman
ketupat juga tidak bisa,...ternyata prosesnya pembuatannya sulit tidak
seperti yang dibayangkan,kadang ada yang bisa membuat anyaman ketupatnya
tapi bantat bila sudah matang/keras ketupatnya....rumit dan butuh
ekstra kesabaran.
Namun Sekarang tidak akan
membahas tentang cara membuat ketupat,tetapi saya akan mencoba sedikit
membuka phylosofi dibalik makna ketupat.
Agar disaat kita melihat atau memakan ketupat,kita bisa ingat dan memahami akan diri kita.
Kalau menurut cerita sejarah
,asal mula ketupat dirintis oleh Sunan Kalijaga.Yang inti maknanya harus
ingat pada rukun islam yang ketelu karo papat(Ketupat),yaitu:
Puasa
dibulan Ramadhan dan Zakat.Setiap kali untuk menjelang idul fitri
selalu diawali puasa dan penyempurnanya dengan zakat fithrah.Dan ketika
hari raya idul fitri tiba ,diwaktu kita makan ketupat,haruslah ingat
terhadap puasa kita sebelumnya,apakah ada yang bolong/tidak
sempurna(Hanya mampu menahan lapar/haus saja) dan apakah kita sudah
berzakat,dalam artian saling berbagi terhadap orang yang
susah/kekurangan...?
Bukan hanya mengandung makna itu saja,dari bahan ketupat satu-persatu juga mengandung arti yang mendalam ;
1.Janur Kuning
Sebelumnya
saya pernah berpikir apa bisa bikin ketupat dari daun yang
lain,misalnya daun pisang,daun aren,atau pakai daun keladi...Ohhhhh
ternyata memang tidak bisa dan mengandung arti yang berbeda:
-Kalau dari daun pisang artinya makin dimakan akan membuat diri garang
-Kalau dari daun aren makin dimakan akan membuat diri keteteran/kekacauan
-Nah kalau dari daun keladi makin tua makin menjadi...hehee
Tapi
kalau dari daun kelapa semakin dimakan semakin membuat diri TAPA,dan
yang lebih unik dari pohon kelapa ini semuanya bermanfaat dan hanya
pohon kelapa yang tidak pernah mengalami kekeringan/kemarau,sebab
didalam buah kelapa, kemarau/musim hujan tetap aja ada airnya.
Janur sebagai simbol kehidupan
yang menggambarkan Jasad dan Nur(Ruhnya jasad) atau jauhar awalnya dari
nur,yaitu Nurrullah.Dimana setiap manusia harus selalu ingat kepada
asal mulanya/purwadaksinya atau harus selalu ingat kebelakang akan
perbuatan masa lalunya/bermuhasabbah sehingga bisa mengevaluasi dan
memperbaikinya.
2.Warna Kuning atau semu kuning
kehijaun dari janur pertanda bahwa segala hasil usaha yang di lakukan
dengan yakin ,tekun/sabar akan membuahkan hasil dan mendapatkan
keuntungan/kemenangan
3.Proses ketekunan dan kesabaran
terlihat dari proses anyaman ketupat,kalau kata orang sunda,"Keudah
Tutupkeun Sing Papat(Ketupat)" artinya harus bisa menutup yang empat
yaitu nafsu amarah,lawamah,sufiyah dan muthmainah untuk mencapai
ketekunan dan kesabaran sehingga membuahkan hasil mencapai
kemenangan.Dan hasil kemenangan tergambar pada isi didalam ketupatnya
yaitu beras putih,gambaran agar hati yang akan menjadi
putih/bersih//suci sehingga diri(Janur) kembali fithrah.
No comments:
Post a Comment