أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Demikian
juga dengan lathifah al-ruh, dia bukan ruh atau hakikat ruh itu sendiri. Tetapi
lathifah al-ruh adalah suatuidentitas yang lebih dalam dari lathifah al-qalb.
Dia tidak dapat diketahui hakikatnya, tetapi dapat dirasakan adanya,
dandiketahui gejala dan karakteristiknya. Lathifah ini terletak di bawah susu
kanan jarak dua jari dan condong ke arah kanan.Warna cahayanya merah yang
tak terhinggakan. Selain tempatnya sifat-sifat yang
baik, dalam lathifah ini bersemayam sifatbahimiyah atau sifat
binatang jinak. Dengan lathifah ini pula seorang salik akan merasakan fana
al-sifat (hanya sifat Allah sajayang kekal), dan tampak pada pandangan
batiniah.Lathifah al-sirri merupakan lathifah yang paling dalam, terutama bagi
para sufi besar terdahulu yang kebanyakan hanyamenginformasikan tentang tiga
lathifah manusia, yaitu qalb, ruh dan sirr. Sufi yang pertama kali
mengungkap sistem interiorisasilathifah manusia adalah Amir Ibn Usman Al Makki
(w. 904 M), yang menurutnya manusia terdiri dari empat lapisan kesadaran,yaitu
raga, qalbu, ruh dan sirr. Dalam temuan Imam al Robbani al Mujaddid,
lathifah ini belum merupakan latifiah yang terdalam.Ia masih berada di tengah
tengah lathifah al ruhaniyat manusia. Tampaknya inilah sebabnya sehingga al
Mujaddid dapatmerasakan pengalaman spiritual yang lebih tinggi dari para sufi
sebelumnya, seperti Abu Yazid al Bustami, al-Hallaj (309 H),dan Ibnu Arabi (637
H). Setelah ia mengalami "ittihad" dengan Tuhan, ia masih mengalami berbagai
pengalaman ruhaniah,sehingga pada tataran tertinggi manusia ia merasakan
sepenuhnya, bahwa abid dan ma'bud adalah berbeda, manusia adalahhamba,
sedangkan Allah adalah Tuhan.Hal yang diketahui dari lathifah
ini adalah, ia memiliki nur yang berwarna putih berkilauan.
Terletak di atas susu kiri jarak sekitar dua jari, berhubungan
dengan hati jasmaniah (hepar). Selain lathifah ini merupakan manifestasi
sifat-sifat yangbaik, ia juga merupakan sarangnya sifat sabbu’iyyah atau sifat
binatang buas. Dengan lathifah ini seseorang salik akan dapatmerasakan fana' fi
al-dzat, dzat Allah saja yang tampak dalam pandangan
batinnya.Lathifah al-khafi adalah lathifah al-robbaniah
al-ruhaniah yang terletak lebih dalam dari lathifah al-sirri.
Penggunaanistilah ini mengacu kepada hadis Nabi
: "Sebaik-baik dzikir adalah khafi dan
sebaik baik rizki adalah yang mencukupi".Hakikatnya merupakan
rahasia Ilahiyah. Tetapi bagi para sufi, keberadaanya merupakan kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri.Cahayanya berwarna hitam, letaknya berada di atas
susu sebelah kanan jarak dua jari condong ke kanan, berhubungan
denganlimpa jasmani. Selain sebagai realitas dari nafsu yang baik, dalam
lathifah ini bersemayam sifat syaithoniyyah seperti hasad,kibir (takabbur,
sombong), khianat dan serakah.Lathifah yang paling lembut dan paling dalam
adalah lathifah al-akhfa. Tempatnya berada di tengah-tengah dada danberhubungan
dengan empedu jasmaniah manusia. Lathifah ini memiliki nur cahaya berwarna
hijau yang tak terhinggakan.Dalam lathifah ini seseorang salik akan dapat
merasakan'isyq (kerinduan) yang mendalam kepada Nabi Muhammad s.a.w.sehingga
sering sering ruhaniah Nabi datang
mengunjungi.Relevan dengan pendapat al-Qusyairi yang menegaskan tentang tiga alat dalam tubuh manusia dalam upayakontemplasi,
yaitu:Pertama qalb yang berfungsi untuk mengetahui sifat-sifat Allah.Kedua, ruh
berfungsi untuk mencintai Allah, danKetiga, sirr berfungsi untuk melihat
Allah.Dengan demikian proses ma'rifat kepada Allah menurut al Qusyairi dapat
digambarkan sebagai berikut dibawah ini.Aktivitas spiritual itu mengalir
di dalam kerangka makna dan fungsi rahmatan lil 'alamin; Tradisi kenabian
pada hakekatnya tidaklepas dari mission sacred, misi yang suci tentang
kemanusiaan dan kealam semestaan untuk merefleksikan asma Allah.
TUJUH LATIFAH SIMPUL BATHIN DAN 7 TITIK BATHIN YANG KITA SEBUT DENGAN LATHIFAH
TUJUH
LATIFAH SIMPUL BATHINDAN 7 TITIK BATHIN YANG KITA SEBUT DENGAN LATHIFAH,YAITU
1. Latifatul-qolby Di
sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan,
ketahayulan dan lain-lain, letaknya dua jari dibawah susu sebelah
kiri, Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini
digantidengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat.
2. Latifatul-roh Di
sini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak) menuruti hawa nafsu, , letaknya
dua jari dibawah sususebelah kanan, Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya
Insya Allah di isi dengan khusyu’ dan tawadhu’.
3. Latifatus-sirri Di
sini letaknya sifat-sifat syabiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau
aniaya, pemarah danpendendam, , letaknya dua jari diatas susu sebelah
kiri, Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allahdiganti dengan sifat kasih
sayang dan ramah tamah.
4. Latifatul-khafi Di
sini letaknya sifat-sifat pendengki, khianat dan sifat-sifat syaitoniyah, ,
letaknya dua jari diatas sususebelah kanan, Kita buat dzikir
sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat syukur dansabar.
5. Latifatul-akhfa Di
sini letaknya sifat-sifat robbaniyah yaitu riya’, takabbur, ujub, suma’ dan
lain-lain, , letaknya ditengah-tengah dada, Kita buat dzikir
sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ikhlas,
khusyu’,tadarru dan tafakur.
6. Latifatun-nafsun-natiqo Di
sini letaknya sifat-sifat nafsu amarrah banyak khayalan dan panjang
angan-angan, , letaknya tepatdiantara dua kening, Kita buat dzikir
sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat tenteramdan pikiran
tenang.
7. Latifah
kullu-jasad Di sini letaknya sifat-sifat jahil “ghaflah” kebendaan dan
kelalaian, , letaknya diseluruh tubuh mengendaraisemua aliran darah kita yang
letak titik pusatnya di tepat ditengah-tengah ubun-ubun kepala kita, Kitabuat
dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ilmu dan amal.
Mengenal
lathifah lathifah batin dan tarekat sufi
Acuan
dalam pengamalan tarekat bertumpu kepada tradisi dan akhlak nubuwah (kenabian),
dan mencakupsecara esensial tentang jalan sufi dalam melewati maqomat dan ahwal
tertentu. Setelah ia tersucikan jasmaniahnya, kemudian melangkah kepada
aktivitasaktivitas, yang meliputi:
Pertama,
tazkiyah an nafs atau pensucian jiwa, artinya mensucikan diri dari berbagai
kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat sifat
terpuji dan malakuti.
Kedua, tashfiyah
al qalb, pensucian kalbu. Ini
berarti menghapus dari hati kecintaan akan kenikmatan duniawi
yang sifatnya sementara dan kekhawatirannya atas kesedihan,
serta memantapkan dalam
tempatnya kecintaan kepada Allah semata.
Ketiga,
takhalliyah as Sirr atau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal
mengalihkan perhatian dari dzikir atau ingat kepada Allah.
Keempat,
tajalliyah ar Ruh atau pencerahan ruh, berarti mengisi ruh dengan cahaya
Allah dan gelora cintanya. Qasrun = Merupakan unsur jasmaniah, berarti
istana yang menunjukan betapa keunikan struktur tubuh manusia. Sadrun =
(Latifah al-nafs) sebagai unsur jiwa Qalbun = (Latifah al-qalb) sebagai unsur
rohaniahFuadun = (Latifah al-ruh) Unsur rohaniahSyagafun = (Latifah al-sirr)
unsur rohaniahLubbun = (Latifah al-khafi) unsur rohaniah Sirrun = (Latifah
al-akhfa) unsur rohaniah. Hal ini relevan dengan firman Allah SWT dalam hadist
qudsi:"Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun (istana), di
situ ada sadrun (dada), di dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak balik
ingatan), di dalamnya ada lagi fu'ad (jujur ingatannya), di dalamnya pula ada
syagaf (kerinduan), didalamnya lagi ada lubbun (merasa terialu rindu),
dan di dalam lubbun ada sirrun (mesra), sedangkan di dalam sirrun ada
"Aku".Ahmad al-Shirhindi dalam Kharisudin memaknai hadist qudsi di
atas melalui sistem interiorisasi dalam diri manusiayang strukturnya yang dapat
diperhatikan dalam gambar di atas.Pada dasarnya lathifah-lathifah tersebut
berasal dari alam amri (perintah) Allah : "Kun fayakun", yang
artinya, "jadi maka jadilah" (QS : 36: 82) merupakan al-ruh yang
bersifat immaterial. Semua yang berasal dari alam al-khalqi (alam ciptaan)bersifat material.
Karena qudrat dan iradat Allah ketika Allah telah
menjadikan badan jasmaniah manusia, selanjutnya Allahmenitipkan
kelima lathifah tersebut ke dalam badan jasmani manusia dengan keterikatan yang
sangat kuat.
Lathifah-lathifah itulah yang
mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya
ada di dalam badan manusia. Lathifah ini pada tahapan selanjutnya
merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat. Umpamanya lathifah al-nafsi
sebagai tempatnya al-nafsu al-amarah. Lathifah al-qalbi sebagai tempatnya nafsu
al-lawamah. Lathifah al-Ruhi sebagai tempatnya al-nafsu al-mulhimmah, dan
seterusnya. Dengan kata lain
bertempatnya lathifahyang bersifat immaterial ke dalam badan jasmani manusia
adalah sepenuhnya karena kuasa Allah.Lathifah sebagai kendaraan media bagi
ruh bereksistensi dalam diri manusia yang bersifat barzakhiyah (keadaanantara
kehidupan jasmaniah dan rohaniah).Pada hakekatnya penciptaan ruh manusia (lima
lathifah), tidak melalui sistem evolusi. Ruh ditiupkan oleh Allah kedalam jasad
manusia melalui proses. Ketika jasad Nabi Adam a.s telah tercipta dengan
sempurna, maka Allah memerintahkanruh Nya untuk memasuki jasad Nabi Adam a.s.
Maka dengan enggan ia menerima perintah tersebut. Ruh memasuki jasad dengan
berat hati karena harus masuk ke tempat yang gelap. Akhirnya ruh mendapat sabda
Allah: "Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga
akan keluar dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan paksa,maka
kamupun akan keluar dengan terpaksa". Ruh memasuki melalui ubun-ubun,
kemudian turun sampai ke batas mata,selanjutnya sampai ke hidung,
mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki. Setiap anggota
tubuh Adam yang dilalui ruhmenjadi hidup, bergerak, berucap,
bersin dan memuji Allah. Dari proses inilah muncul sejarah mistis tentang
karakter manusia,sejarah salat (takbir, ruku dan sujud), dan tentang
struktur ruhaniah manusia (ruh, jiwa dan raga).Bahkan dalam al Qur'an
tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam sudah tergesa gesa ingin berdiri.Sebagaimana
firman Allah : "Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan"
(Q.S.21:37).Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses
bersatunya ruh ke dalam badan melalui tahapan.Ketika sperma berhasil bersatu
dengan ovum dalam rahim seorang ibu, maka terjadilah zygot (sel calon janin
yang diploid ).Ketika itulah Allah meniupkan sebagian ruhnya (QS : 23 : 9),
yaitu ruh al-hayat. Pada tahapan selanjutnya Allah menambahkanruhnya, yaitu ruh
al-hayawan, maka jadilah ia potensi untuk bergerak dan berkembang, serta tumbuh
yang memang sudah adabersama dengan masuknya ruh al-hayat.Sedangkan tahapan
selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir, yaitu ketika proses penciptaan
fisik manusia telahsempurna (bahkan mungkin setelah lahir). Allah meniupkan ruh
al-insan (haqiqat Muhammadiyah). Maka dengan ini, manusiadapat merasa dan
berpikir. Sehingga layak menerima taklif syari' (kewajiban syari'at) dari Allah
dan menjadi khalifah Nya.Itulah tiga jenis ruh dan nafs yang
ada dalam diri manusia, sebagai potensi yang menjadi sudut
pandang dari fokuspembahasan lathifah (kesadaran).
Lima lathifah yang ada di dalam diri manusia itu
adalah tingkatan kelembutan kesadaranmanusia. Sehingga yang dibahas
bukan hakikatnya, karena hakikat adalah urusan Tuhan (QS : 17 : 85), tetapi
aktivitas dankarakteristiknya.Lathifah al-qalb, bukan
qalb (jantung) jasmaniah itu sendiri, tetapi suatu
lathifah (kelembutan), atau kesadaran yangbersifat rubbaniyah
(ketuhanan) dan ruhaniah. Walaupun demikian, ia berada dalam qalb (jantung)
manusia sebagai mediabereksistensi. Menurut Al Ghazall, di dalam jantung itulah
memancarnya ruh manusia itu. Lathifah inilah hakikatnya
manusia.Ialah yang mengetahui, dia
yang bertanggung jawab, dia yang akan disiksa dan diberi pahala. Lathifah ini
pula yangdimaksudkan sabda Nabi "Sesungguhnya Allah tidak akan
memandang rupa dan hartamu, tetapi ia memandang hatimu".Latifiah
al-qalb bereksistensi di dalam jantung jasmani manusia, maka jantung fisik
manusia ibaratnya sebagai pusatgelombang, sedangkan letak di bawah susu kiri
jarak dua jari (yang dinyatakan sebagai letaknya lathifah al-qalb) adalah
ibarat"channelnya". Jika seseorang ingin berhubungan dengan lathifah
ini, maka ia harus berkonsentrasi pada tempat ini. Lathifah inimemiliki nur
berwarna kuning yang tak terhinggakan (di luar kemampuan indera fisik).
No comments:
Post a Comment