Sunday, July 22, 2012

Pengubah Takdir Menanggulangi Mimpi Buruk & Nasib Buruk

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh..
Sahabat, sering ada orang yang menanyakan perihal mimpi yang mereka alami kepada saya. Baik itu mimpi yang baik ataupun sebuah mimpi buruk. Artikel berikut ini adalah sebuah ulasan mengenai dunia mimpi dan bagaimana kita seharusnya mensikapinya. Dan ternyata mimpi dapat menjadi sebuah pengalaman yang dapat memperluas cakrawala pandangan kita serta memperluas kesadaran jiwa kita bila dilandasi dengan pemahaman dan ilmu yang benar.

Imam Ibn Sirin, dalam bukunya Tafsir Al-Ahlam al-Kabier, berkata:
“Tidak semua mimpi dapat ditafsirkan makna yang terkandung di dalamnya. Adakala, mimpi bagaikan angin lalu namun ada yang benar-benar menjadi kenyataan. Mimpi insan yang bertakwa merupakan perkhabaran yang akan berlaku, kerana Rasulullah s.a.w tidak bermimpi melainkan mimpi baginda menjadi kenyataan. Sedangkan mimpi insan yang tidak beriman merupakan berita yang disebarkan oleh syaitan.

“Mimpi yang benar dari Allah dan mimpi yang buruk dari syaitan”( HR Al-Bukhari dan Muslim )


“Mimpi yang benar dari Allah dan mimpi yang buruk dari syaitan , maka apabila kamu melihat yang buruk maka hendaklah mengucapkan ‘A’uzubillah… dan berludah secara isyarat ke sebelah kiri kerana ia tak akan memudharatkan kamu !”( HR Al-Bukhari dan Muslim )

HAKIKAT MIMPI
Di sini perlu kiranya menuangkan pandangan-pandangan yang berbeda dalam menanggapi hakikat mimpi secara ringkas. Terdapat interpretasi yang sangat beragam tentang realitas mimpi ini.

Semua interpretasi itu dapat diklasifikaskan dalam dua bagian:
  1. Intepretasi materi.
  2. Intepretasi nonmateri.
Para penganut Materialisme mengatakan bahwa mimpi bisa terjadi karena beberapa sebab:
  1. Pertama, mungkin saja mimpi merupakan hasil langsung dari pekerjaan-pekerjaan harian manusia. Yaitu, kejadian yang menimpa seseorang pada hari sebelumnya dan tercerap di dalam pikirannya pada saat tidur.
  2. Kedua, mungkin juga mimpi merupakan sebuah rangkaian sugesti dan harapan yang tak tergapai. Seseorang yang tertidur dalam keadaan haus, ia akan melihat air di dalam tidurnya, dan seseorang yang sedang menunggu keberangkatan untuk suatu perjalanan, ia akan melihat kedatangannya dalam mimpinya.
  3. Ketiga, mungkin juga ketakutan terhadap sesuatu telah menyebabkan seseorang mengalami ketakutan tersebut di dalam mimpinya. Hal ini telah terulang beberapa kali pada orang-orang yang takut kepada pencuri dan ia malah melihat kehadiran pencuri di dalam mimpinya. (Kata pepatah terkenal yang mengatakan, “Tidurlah jauh dari unta, dan janganlah bermimpi yang menegangkan” adalah isyarat terhadap hakikat ini).
Freud dan para penganut ajarannya mempunyai interpretasi materi yang lain terhadap mimpi. Melalui sebuah pengantar yang detail, mereka menegaskan bahwa tidur dan mimpi merupakan sebuah pemuasan terhadap hasrat dan keinginan-keinginan yang tak terpenuhi dan tertindas yang senantiasa hadir di alam sadar seseorang dengan perubahan-perubahan (tertentu) untuk mengelabuhi diri (aku)nya.
Penjelasan
Setelah mengakui statemen bahwa jiwa manusia meliputi dua bagian, yaitu alam sadar (bagian yang mempunyai korelasi dengan pemikiran-pemikiran harian dan pengetahuan terhadap kehendak dan ikhtiyarnya), dan alam bawah sadar (bagian yang masih tersembunyi di dalam batinnya dalam bentuk sebuah hasrat yang belum terpuaskan), mereka mengatakan, “Seringkali terjadi hasrat yang terdapat dalam diri kita dan -karena satu dan lain hal- kita tidak mampu menenuhinya, serta telah tersimpan di dalam batin kita, ketika kita tidur dan sistem alam sadar kita tidak aktif, hasrat tersebut -demi sebuah pemuasan yang bersifat imajinatif- datang menghampiri alam sadar kita. Kadang-kadang hasrat itu menjelma tanpa sedikit pun perubahan, seperti mimpi seorang yang jatuh yang melihat kekasihnya di dalam mimpinya, dan kadang-kadang ia berubah wujud dan menjelma dalam bentuk-bentuk yang sesuai yang —dalam hal ini— mimpi itu perlu penta’biran.

Atas dasar ini, mimpi senantiasa mempunyai interaksi dengan masa lalu, dan sama sekali tidak menyampaikan berita tentang masa yang akan datang. Mimpi hanya bisa digunakan untuk membaca rasio bawah sadar. Dan oleh karena itu, tidur para pasien bisa digunakan sebagai sebuah alat bantu penyembuhan penyakit-penyakit kejiwaan dengan berdasarkan pada penemuan rasio bawah sadar.”
Sebagian dari para ahli nutrisi mengklaim adanya hubungan antara mimpi dan kebutuhan badan pada gizi, dan meyakini — misalnya— apabila seseorang bermimpi giginya mengeluarkan darah, ini berarti ia kekurangan vitamin C, dan apabila bermimpi rambutnya menjadi beruban, dapat diketahui bahwa ia telah mengalami kekurangan vitamin B.
Akan tetapi, filsuf idealis mempunyai interpretasi yang lain tentang mimpi. Mereka mengatakan bahwa mimpi bisa dibagi dalam beberapa bagian:
  1. Mimpi yang mempunyai hubungan dengan kehidupan, hasrat, dan harapan masa lalu. Hal ini merupakan bagian penting yang membentuk mimpi manusia.
  2. Mimpi menakutkan dan tak bermakna yang merupakan akibat dari aktifitas imajinasi dan khayalan, (meskipun hal itu bisa jadi mempunyai motif psikologis).
  3. Mimpi yang berkaitan dengan masa yang akan datang dan memberikan kesaksian tentangnya.
Tanpa ragu lagi bahwa mimpi yang mempunyai hubungan dengan kehidupan masa lalu dan merupakan cerapan kejadian-kejadian yang telah dialami oleh manusia pada sepanjang kehidupannya, tidaklah mempunyai makna yang khas. Demikian juga dengan tidur yang tidak tenang dan tidur mengigau yang merupakan hasil dari pikiran yang tidak tenang, sebagaimana juga mimpi yang biasa dialami oleh orang yang memiliki penyakit panas tinggi dan mengigau tidaklah mempunyai makna dan ta’bir yang khusus mengenai kejadian hidup di masa mendatang, meskipun para psikolog dan psikiater menggunakannya sebagai sebuah peluang untuk menemukan akal bawah sadar manusia dan menggunakannya sebagai kunci untuk penyembuhan penyakit psikologis. Dari sini diketahui bahwa ta’bir mimpi mereka ditujukan untuk menemukan rahasia-rahasia kejiwaan dan sumber penyakit, bukannya untuk mengetahui kejadian hidup di masa mendatang.
Akan tetapi, mimpi yang berhubungan dengan masa mendatang juga mempunyai dua bagian:
  1. Pertama, mimpi yang merupakan pengungkap kejadian masa datang yang sangat jelas sehingga tidak membutuhkan ta’bir lagi, dan terkadang tanpa terdapat sedikit pun perbedaan dan sangat menakjubkan; hal ini betul-betul menjadi kenyataan di masa datang, baik dalam waktu dekat maupun jauh.
  2. Kedua, mimpi yang selain merupakan ungkapan dari kejadian masa datang, juga telah mengalami perubahan dan membutuhkan ta’bir, karena adanya faktor-faktor inteligensi dan spiritual yang khas.
Untuk setiap mimpi tersebut terdapat contoh yang begitu banyak yang secara keseluruhannya tidak bisa dipungkiri. Hal ini tidak hanya telah disebutkan dalam literatur agama maupun kitab-kitab sejarah, bahkan sering pula terjadi dalam kehidupan kita dan orang-orang yang kita kenal dengan sedemikian jelasnya, sehingga tidak bisa dikatakan bahwa semua itu merupakan sebuah akibat yang terjadi secara kebetulan.
Mimpi adalah gambaran-gambaran yang dialami seseorang di saat dia tertidur. Mimpi bersifat irasional karena diluar kendali kesadaran kita. Beda dengan meraga sukma dimana kesadaran masih mengontrol perjalanan sukma keluar dari tubuh dan berkelana sesuai dengan yang dikehendaki, di dalam mimpi kita tidak mengontrol gerakan mental apapun. Jadi kita hanya menerima dengan pasif apa yang nanti kita alami saat tidur.
Mimpi dikirim kepada kita dari alam gaib. Mimpi adalah suara-suara dari alam bawah sadar kita. Kadang ia memberikan petunjuk atau peringatan yang perlu ditafsirkan/ditakwilkan secara benar, namun kadang mimpi hanya gangguan batin dan jiwa yang harus dilepaskan dalam mekanisme hidup agar tetap normal dan tenang. Mimpi juga merupakan kenangan indah atau sedih yang sudah lama terpendam.
Karena dikirim dari alam gaib, masalahnya sekarang adalah dari siapa mimpi itu dikirim? Langsung dari Tuhan Yang Maha Kuasa? Atau dari Iblis dan anak cucunya? Atau suara dari diri sejati kita sendiri? Bagaimana membedakan kiriman antara Tuhan, Iblis atau diri sejati kita (Alam Pikiran Bawah Sadar)…?
Sat kita tertidur, fisik kita istirahat total. Kesadaran fisik kita juga berada di titik nol. Kita tidak lagi memikirkan apa-apa. Walaupun penelitian psikologi membuktikan bahwa saat tidur, sebenarnya masih ada aktivitas otak namun ini adalah aktivitas otak yang tidak disadari. Jadi di dalam tidur, tetap ada beberapa jam atau menit dimana kesadaran fisik sama sekali berhenti total dan gelombang otak berada di TAHAP DELTA.
Manusia sudah diberi Tuhan Yang Maha Kuasa sarana lengkap untuk menjadi bijaksana dan matang secara spiritual. Syaratnya dia harus mampu MEMBACA DIRINYA SENDIRI, MEMBACA CARA KERJA OTAKNYA, MEMBACA DAN MEMPELAJARI BAGAIMANA TUBUH FISIK DAN KESADARANNYA BEKERJA. Sehingga tidak ada alasan bagi satu manusiapun di dunia ini untuk tidak tahu apa hakikat hidupnya termasuk bagaimana mematangkan spiritualnya. Berhubungan dengan kematangan secara spiritual ini, Tuhan juga membuka JALUR PETUNJUK LANGSUNG AGAR BISA DIAKSES OLEH MANUSIA BIASA.
Jalur petunjuk-petunjuk Tuhan itu ibarat peta perjalanan hidup manusia. Dan dimana kita bisa menemukan petunjuk Tuhan di dalam hidup sehari-hari? Jawabnya melalui MIMPI. Mimpi adalah sarana kita untuk berhubungan dengan HIGHER CONSCOUSNESS, kesadaran yang lebih tinggi yaitu KESADARAN JIWA SEBAGAI PERINTAH DARI KESADARAN RUH. Saat kita tertidur, kesadaran jiwa tidak ikut tidur. Kesadaran jiwa sebagai manifestasi dari ruh kita ini terjaga dan terbangun. Ruh kita berkelana meninggalkan fisik kita sesuai dengan keinginannya. Kebanyakan orang tidak mengetahui kemana ruh kita saat tertidur karena TIDAK DIKETAHUINYA JALUR KOMUNIKASI ANTARA OTAK KITA DENGAN RUH.
Mimpi sebagai jalur komunikasi antara kesadaran fisik dengan kesadaran yang lebih tinggi haruslah DISADARI agar tidak percuma dan sia-sia belaka. Sebagian dari mimpi-mimpi yang kita alami selama tidur adalah PESAN-PESAN DARI KESADARAN YANG LEBIH TINGGI untuk ditujukan kepada kesadaran fisik (otak).
Saat KESADARAN FISIK yang memuat EGO atau KEAKUAN kita ini istirahat selama tidur, saat itulah KESADARAN JIWA akan bangun karena diperintahkan oleh KESADARAN RUH. Salah satu teknik untuk menyadari pesan-pesan itu adalah dengan cara MENCATAT SETIAP MIMPI KITA SELESAI BANGUN TIDUR SEDETAIL MUNGKIN. Mereka yang gigih untuk mengingat bahkan mencatat apa yang terjadi dengan mimpinya akan mulai merasakan berbagai pengalaman aneh karena sebagian kesadaran yang lebih tinggi.
Mereka yang gigih mencatat mimpi akan mendapatkan fakta sebagai berikut: Merasakan Anda terbang melayang di tanah, hutan atau di tempat lain. Anda bisa menyadari tidur Anda. Ini berarti tubuh fisik kitalah yang tidur, sementara ruh dan jiwa kita bangun karena itu kita sadari tidurnya tubuh kita ini. Kadang kita juga merasakan berbagai pemandangan yang belum pernah kita lihat sebelumnya, ini adalah bukti bahwa ruh kita memang sedang berkelana ke tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya.
Dalam sejarah risalah kenabian, mimpi adalah pesan-pesan Ilahi yang ditujukan untuk merubah peradaban. Pesan ini dikirim kepada pribadi yang siap untuk menerima pesan itu dan menafsirkan pesan itu secara benar. Pribadi para nabi sepanjang masa, kita tahu, adalah pribadi-pribadi yang siap untuk berjuang membela keyakinan dengan teguh dan gigih. Kalau dia sudah percaya bahwa pesan itu langsung dari Ilahi, maka dia tidak ragu-ragu untuk melangkah.
Mimpi Nabi Ibrahim A.S tentang perintah untuk mengorbankan anaknya, kepatuhannya kepada kehendak Allah SWT dan kemauannya untuk menyerah kepada keimanan mutlak pada Sang Pencipta menjadikannya sebagai muslim sejati pertama dan juga bapak para nabi. Tafsiran yang benar tentang mimpi raja Mesir oleh Nabi Yusuf A.S menyelamatkan bangsa Mesir dan Bani Israil dari kelaparan dan kematian. Mimpi Nabi Muhammad SAW menandai diawalinya penurunan wahyu Al Qur’an.
Pengetahuan dan pemahaman tentang mimpi memang merupakan kebutuhan setiap orang yang berkeinginan untuk mendapatkan petunjuk langsung dari-NYA. Fakta ini telah lama diketahui oleh para nabi dan para wali dan juga orang-orang waskita sepanjang masa. Namun demikian, tidak semua mimpi bisa ditafsirkan secara gampang. Pesan-pesan melalui mimpi tidak jarang justeru kita temukan sumbernya adalah setan sehingga menyesatkan. Bisa jadi juga mimpi merupakan ‘bunga tidur’ karena bersumber dari masalah-masalah fisik dan psikologis emosional. Oleh karena itu dibutuhkan satu kunci yang benar agar kotak pandora misteri mimpi bisa dibuka dan dibaca secara benar.
Penafsiran mimpi membutuhkan pengetahuan luas, kepekaan batin dan kewaspadaan yang tinggi agar tidak terjebak pada kesalahan dan sikap sok tahu. Dalam pemahanan awam sumber mimpi bisa digarisbawahi sebagai berikut:
  1. Mimpi yang baik berasal dari Allah yang Maha Baik. Ini semacam wahyu untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan.
  2. Mimpi yang mengelabui atau membohongi kita, yang berasal dari Iblis dan sekutunya juga bisa jadi berasal dari nafsu dan ego kita sendiri.
  3. Mimpi yang berasal dari suara diri sejati/aku sejati/ruh kita.
Bila kita telaah lebih jauh, dari sisi hakikatnya, MIMPI ITU SEMUA BERASAL DARI SANG PENCIPTA. Sebab bukankah Iblis itu sesungguhnya juga ciptaan-NYA? Tidak hanya kebaikan, bukankah keburukan dan kejahatan itu juga sumbernya dari-NYA? Bukankah surga dan neraka itu juga ciptaan-NYA?
Sehingga kita bisa menyimpulkan dengan skala yang paling luas bahwa semua pesan yang ada di dalam mimpi itu tetap bisa ditafsirkan sebagai sebuah pesan dari Sang Maha Pencipta dan Yang Maha Mencintai agar kita melakukan sesuatu. Apakah itu kita harus waspada, hati-hati dan menjalankan pesan itu secara bijaksana.
Maka mimpi bisa merupakan sebuah teguran atas perbuatan jelek yang kita lakukan, atau sebuah pesan bahwa tindakan kita yang kita yakini benar itu ternyata salah/keliru. Atau Mimpi juga merupakan sebuah bimbingan spiritual tertentu akan datangnya petunjuk yang baik yang harus kita jalankan dengan ikhlas. Mimpi juga terkadang merupakan pesan akan datangnya bahaya sehingga kita bisa menghindarinya. Ini yang dimaksud dengan Rasulullah SAW bahwa “Mimpi yang benar (dimaknai oleh penerimanya pen.) adalah salah satu dari empat puluh enam cabang kenabian.”
Kita juga diperingatkan akan banyaknya mimpi yang kacau yang sumbernya dari nafsu dan ego. Sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah SAW: “seiring dengan dekatnya hari akhir, mimpi-mimpi akan menjadi kacau. Mimpi yang paling benar adalah mimpi orang-orang sholeh. Jadi jika seseorang melihat mimpi yang tidak disukainya, maka hendaknya ia tidak boleh menuturkannya pada orang lain dan ia harus segera meninggalkan tempat tidurnya untuk menunaikan sholat” karena”Tali yang terbaik adalah keteguhan dalam beragama”
Kalau di hari akhir, mimpi-mimpi manusia semakin kacau. Lantas bagaimana dengan sejarah mimpi yang pertama kali? Sejarah mimpi yang pertama kali ada di dunia ini dialami oleh Nabi Adam A.S. Yaitu saat Allah SWT berkata pada Adam: Pernahkan engkau melihat di antara ciptaan-KU sesuatu yang menyerupaimu? Adam menjawab, “Tuhanku, Engkau telah merahmatiku dan memuliakan aku di antara ciptaan-MU dan aku belum pernah melihat sesuatu yang menyerupaiku. Ya Allah, anugerahi aku seorang teman agar aku dapat merasakan ketentraman bersamanya, dan kami akan menyembahmu dan mengagungkan-MU bersama.”
Allah Yang Maha Pengabul Doa kemudian menjawab doa Adam saat ia tidur. Dalam mimpinya, DIA memperlihatkan Hawa kepadanya dan saat Adam terbangun, ia sudah melihat Adam duduk di depannya. Inilah Kemahakuasaan-NYA, menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam dan membuat bentuknya menyerupai Adam, yaitu berbentuk manusia. Bukan bentuk Malaikat, Jin, Bidadari atau makhluk yang lain.
MEMBUKA KESADARAN JIWA
Salah satu cara kita mengakses kekuatan adikodrati yang maha gaib adalah dengan cara bermimpi. Mimpi juga berarti kendaraan kita menuju relung-reling kegaiban terdalam kenyataan. satu cara memulai raga sukma adalah melalui mimpi saat tubuh kita tertidur. Kenapa melalui mimpi? Sebab mimpi adalah rasionalisasi pengalaman astral atau pengembaraan pikiran seseorang keluar dari tubuh fisiknya dan tidak ada pemeriksaan ulang terhadap proses mental dari kesadaran fisik. Melalui mimpi akan terasa bagaimana jiwa adalah PENGEMUDI sementara tubuh fisik kita adalah KENDARAANNYA.

Jadi sebenarnya, manusia itu mengalami RAGA SUKMA saat fisiknya tertidur. Jadi 90 persen manusia melakukan raga sukma saat tertidur. Sayangnya, dalam raga sukma mimpi kebanyakan orang tidak terkontrol oleh kesadaran ruh sehingga perjalanannya cenderung kesana kemari sehingga tidak mampu dimaknai secara benar. Semakin dewasa usia kronologis seseorang, semakin tua usia mental seseorang idealnya dia semakin mampu untuk mengendalikan mimpinya dan mimpi tidak lagi berkeliaran ke sana kemari tanpa kontrol kesadaran yang lebih tinggi dari kesadaran fisik.
MEMPROGRAM MIMPI, Sebelum tidur, heningkanlah cipta untuk sesaat (meditasi/semedi). Artinya, sementara kita usahakan untuk melemahkan kesadaran fisik agar kesadaran jiwa terbangun. Kemudian sampaikan niat dalam hati dengan kata kata bebas, misalnya: “TUBUHKU TIDURLAH KAMU DENGAN SADAR AKU KELUAR DARI TUBUH” dan bila perlu ulangi beberapa kali. Selanjutnya tidurlah dengan serileks dan sesantai mungkin. Jangan berpikir lagi agar diri kita tidak didominasi oleh EGO. Jangan berharap berhasil satu dua kali latihan karena mengharapkan HASIL secara cepat adalah memberi kesempatan EGO untuk menjajah jiwa kita. Awalnya, kita akan merasakan getaran halus energi tubuh dan tubuh fisik akan menjadi berat. Jangan takut karena ketakutan adalah EGO.
Selanjutnya bila latihan rutin setiap hari, kita akan merasa tubuh seperti tenggelam, hingga akhirnya tubuh tertidur namun Anda tetap sadar. Dengan kesadaran itu pula kita bisa mengajak jiwa pergi mengembara kemanapun yang kita niatkan (RAGA SUKMA). Awalnya, jangan jauh-jauh dulu. Bertahap sesuai dengan kemampuan hingga Anda bisa terbang kemana-mana. Bila sudah mahir, tidurlah dan lakukan RAGA SUKMA menuju teman atau sahabat yang lama tidak Anda jumpai. Jumpai dia dan lihat seluruh benda yang Anda lihat, selanjutnya telepon teman lama tersebut dan periksa detail yang Anda lihat dalam raga sukma.
Belajar tentang kesadaran jiwa dalam konteks olah rasa, kita diharapkan untuk MENGHAYATI HAL-HAL BARU YANG BISA JADI BERBANDING TERBALIK DENGAN AKAL KITA, juga berbeda bila kita belajar ilmu apapun yang telah kita kenal sebelumnya. Bila ilmu-ilmu lain menggunakan kesadaran fisik (otak), belajar kesadaran jiwa membutuhkan rasa dan batin kita. Batin adanya diluar kendali otak. Otak hanya bisa menganalisa fakta-fakta obyektif, batin menganalisa fakta-fakta subyektif yang obyeknya adalah kita sebagai subyek.
Agar aman, kita tidak akan menempuh perjalanan kesadaran jiwa melalui teknik prewangan alias teknik kesurupan. Kita tidak juga menggunakan teknik trance (ekstase) penghilangan kesadaran fisik secara paksa dan memasukkan kesadaran lain.
Perlu diketahui, banyak guru spiritual mengajarkan teknik-teknik semacam ini padahal ini berarti PAKSAAN dan yang terjadi adalah EKSPLOITASI jiwa kita. Mereka tidak memiliki KONTROL atas kesadaran jiwanya. Ini tentu saja merupakan PEMBODOHAN. Setelah sadar, mereka akan menjadi sebagaimana manusia biasa lagi. Mereka tidak mencapai PERLUASAN KESADARAN SETIAP SAAT SEHINGGA MENGANTARKAN KITA MENJADI DIRI YANG SADAR JATI DIRI. Maka hati-hati memilih teknik dan metode yang pas untuk belajar olah rasa.
Teknik terbaik untuk belajar olah rasa adalah TANPA REKAYASA YANG MENGGUNAKAN UNSUR-UNSUR KEKUATAN LAIN DARI LUAR. Jadi kita gunakan saja teknik normal dan alamiah yaitu usaha dan pengalaman sehari-hari sepanjang hidup kita.
Marilah kita mulai pelajaran selanjutnya:
  1. KONTROL EMOSI:
    tadi sudah dijelaskan bahwa kesadaran jiwa tarafnya di atas kesadaran fisik. Namun kesadaran jiwa ini adalah kesadaran perantara antara kesadaran fisik dengan kesadaran ruh. Kesadaran fisik tarafnya masih jauh dari kesadaran ruh. Kesadaran jiwa ini ada di antara dua kesadaran itu sehingga masih ada EMOSI, dan belum MURNI menyuarakan kesadaran RUH.
  2. PERLU BERSYUKUR:
    Ruh berada di jalur metafisik, yang mengatasi ruang dan waktu. Kesadaran ruh kita tidak terbatasi oleh dimana dan kapan kita berada sekarang. Dengan menguasai tingkat kesadaran, kita bisa bergerak secepat kilat kemana pun yang kita sukai. Sepertinya kita tidak terlalu merasakan perpindahan kesadaran, namun ketika Anda melihat ada orang yang perlu ditolong maka kesadaran ruh anda langsung memerintahkan kesadaran jiwa untuk berempati segera. Anda harus menolongnya. Dan seketika Anda menolong, maka itu berarti Anda tergerak untuk menuruti GURU SEJATI Anda. Saat Anda mendengar bunyi lonceng atau bedug, Anda langsung ingat Tuhan dan segera tergerak melaksanakan ibadah. Menjalankan Ibadah, diharapkan tidak menuruti kesadaran fisik (otak) karena Anda tidak akan khusyuk. Untuk khusyuk, masukilah kesadaran jiwa dan resapilah keagungan Tuhan melalui kesadaran ruh Anda. Saat Anda rileks, maka tutup kesadaran fisik Anda dan masuki kesadaran jiwa. Saat kita mengemudi kendaraan, jangan gunakan kesadaran jiwa nanti mobil Anda menabrak kendaraan lain. Kemampuan ini OTOMATIS kita gunakan tanpa belajar lagi. Namun sebenarnya kemampuan ini juga kita peroleh dengan BELAJAR SEDIKIT DEMI SEDIKIT MULAI ANAK-ANAK HINGGA DEWASA. Ini adalah bukti bahwa manusia adalah makhluk pembelajar yang sangat istimewa sehingga untuk menajamkan kesadaran jiwa, sangat penting untuk mensyukuri segala pemberian Tuhan kepada kita. Tanpa rasa syukur, jiwa kita akan gersang dan ruh kita akan tersingkir di ujung kemanusiaan kita yang semakin hancur.
  3. MENJADI MANUSIA BARU:
    menjadi manusia baru artinya mengalami perpindahan kesadaran dan keluasan jiwa secara alamiah. Kita menjadi manusia baru yang berdimensi spiritual (Ukhrowiyah). Sungguh membahagiakan melihat dunia dengan “:JIWA” tidak dengan mata biasa. Bila mata biasa melihat uang sepuluh ribu terasa tidak berharga, namun melihat uang sepuluh ribu dengan JIWA, kita akan mendapati nilai lebih karena betapa berharganya jumlah uang sebanyak itu untuk memberikan kepada orang miskin yang lapar. Kesadaran jiwa adalah jiwa yang sadar bahwa dia sesungguhnya adalah WAKIL DARI KESADARAN ILAHI.
  4. RILEKS.
    Cara menggapai kesadaran jiwa adalah dengan SANTAI DAN TERSENYUM PENUH SYUKUR. Saat kita cemberut, maka kesadaran fisik (otak) segera mendominasi dan menguasai atau menjajah diri kita. Santai adalah jalan menikmati suara jiwa. Saat Anda berpikir keras yang biasa muncul adalah kesadaran fisik: keakuan atau EGO. Cukup dengan santai dan meniatkan di dalam hati kita akan mampu mengakses kesadaran jiwa dan Anda dengan mudah mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain. CUKUP DENGAN SANTAI RILEKS DAN SYUKUR, KITA MAMPU MERASAKAN BAGAIMANA DEKATNYA KITA DENGAN TUHAN YANG MAHA KUASA DAN MAMPU PULA BERKOMUNIKASI DENGAN SEMUA MAKHLUK GAIB CIPTAAN-NYA.
  5. HIDUP BIJAKSANA.
    Kesadaran jwa adalah jembatan ruh menyuarakan dirinya. Ruh kita ini sangat bersih dan suci sebagai pengendara sejati tubuh kita, kesadaran fisik (otak) kita. Ruh kita berkata melalui kesadaran jiwa bahwa ini baik ini buruk, ini benar ini salah. Kesadaran fisik yang bertugas mempertanyakan kenapa baik dan kenapa buruk. Tugasnya menganalisa menyerahkan berkas analisanya kepada keputusan ruh karena di sinilah KEBIJAKSANAAN. Jangan putuskan dengan otak saja karena ini berarti kita tidak menghargai kepemimpinan ruh atas diri manusia.
MENANGGULANGI MIMPI BURUK
Sahabat, bila kita bermimpi yang menurut tafsir kita merupakan sebuah pertanda buruk., maka ubahlah energinya agar menjadi positif dengan melakukan langkah-langkah sbb. :

  1. istighfar
  2. sholat taubat
  3. perbanyak zikir
  4. perbanyak doa
  5. perbanyak sedekah
  6. Muhasabah diri (Evaluasi diri) dengan melakukan perenungan terhadap segala sikap, kata-kata, perbuatan, & tindakan kita di masa lalu.
  7. berserah dirilah kpd Allah, ucapkan terima kasih atas peringatan yg diberikan lewat mimpi. Karena hakikatnya mimpi itu adalah sebuah peringatan untuk kita agar memperbaiki diri. Dan berhati-hati serta waspada dalam melangkah di waktu-waktu yang akan datang. Dan dengan adanya peringatan itu, artinya Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk merubah peristiwa yang akan terjadi. Sehingga akibat buruknya dapat diminimalisir atau bahkan di tolak/dihindari. Dan mohonlah pertolongan & kekuatan kepadaNya agar terhindar dari marabahaya yg dimaksud.
GUNAKAN JURUS-JURUS PENGUBAH TAKDIR YANG DI AJARKAN RASULULLAH :
1. DOA
Sesungguhnya doa adalah alat untuk menolak bencana dan mendatangkan rahmat, sebagaimana perisai adalah untuk menangkis senjata, dan air sebagai sebab untuk tumbuh dan keluarnya biji-bijian dari tanah. Dalam sebuah pertempuran Sebagaimana perisai akan menolak senjata, maka keduanya saling membela diri, maka begitulah doa dan bencana. Dan bukan termasuk menyadari takdir orang yang kemudian pergi berperang dengan tidak membawa senjata.

Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdoa, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya doa bermanfaat bagi sesuatu yang terjadi dan masih belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa, maka berpeganglah, wahai hamba allah, pada doa”.
(HR.i Imam at-Tirmidzi dan al-Hakim)

sabda Rasulullah saw :
“Persiapkanlah doa untuk menghadapi bencana.” (HR. ath-Thabrani).

2. Sedekah
Sedekah dapat menolak bencana. Karena ada hadist Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Ali, bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Silahturahmi dapat memperpanjang umur, dan sedekah dapat merubah takdir yang mubram (yang pasti)”. (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad)
3. TASBIH.
Bacaan tasbih dapat mencegah terjadinya bencana, karena ada hadits yang diriwayatkan Ibn Ka’ab, dari Rasulullah saw, bahwa beliau bersabda : “Subhanallah dapat mencegah turunnya azab”.

Dalam riwayat lain dari Sa’d ibn Abi Waqqash, Rasulullah saw bersabda :
“Maukah kalian kuberitahu suatu doa, yang jika kalian memanfaatkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu?. Para sahabat menjawab: ” Ya, wahai Rasulullah.” Rasul bersabda: “Yaitu, doa Dzun Nun : La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh zhalimin (tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk di antara orang-orang yang zhalim).” (HR. Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan al Hakim)

4. SHOLAWAT NABI.
Sebagian orang saleh berkata : Sesungguhnya diantara sebab terbesar yang dapat menolak takdir dan melenyapkan keruwetan hidup adalah banyak membaca shalawat untuk Rasulullah saw. Karena sesungguhnya banyak membaca shalawat untuk beliau termasuk perantara yang berguna untuk keamanan dari segala ketakutan dan mendapat penghargaan dari Allah dengan ketinggian derajat di Surga.

Adapun dalil yang menguatkan argumentasi ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay ibn Ka’b, bahwa seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala shalawatnya untuk Rasulullah saw, maka Beliau berkata kepada orang tersebut :
“Jika begitu, lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni.” (HR. Imam Ahmad, ath-Thabrani)
Shalawat atas Nabi saw, adalah wajib menurut kesepakatan ulama (Ijma’), karena adanya firman Allah SWT :
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya,” (QS. al-Ahzab : 56)
Shalawat dari Allah SWT adalah rahmat, Shalawat dari Malaikat adalah permohonan ampun. Sedangkan Shalawat dari orang mukmin adalah doa. Rasulullah saw bersabda :
“Setiap doa terhijab di bawah langit. Ketika Shalawat telah datang mengantarnya, maka doa itu akan naik.”
Dilain pihak, Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali, Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.”

5. Taqwa
Sesungguhnya taqwa adalah penyebab terkuat untuk mendatangkan kebaikan dan menolak bencana dengan tanpa disangka-sangka. Allah SWT berfirman :
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberikan rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS. ath-Thalaq : 2-3).

Tafsir jalan keluar yaitu dari kesulitan dan kesedihan dunia dan akhirat. Tafsir rizki dari arah yang tiada disangka-sangka yaitu memberi rizki dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya.
Taqwa adalah melaksanakan ketaatan-ketaatan dan menjauhi maksiat. Siapa yang telah melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan, maka itulah hal terbesar yang dapat membukakan pintu kebahagian di dunia dan akhirat.
6. Memperbanyak Istighfar
Allah SWT berfirman :
“Maka aku katakan kepada mereka : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai,” (QS. Nuh : 10-12).

Diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa, Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa menetapi istigfar, maka Dia akan memberikan jalan keluar dari setiap kesempitan, kebebasan dari setiap kesedihan, dan Dia akan memberinya rizki dari arah yang tidak diperhitungkannya,” (HR. Abu Daud, Ibn Majah dan Imam Ahmad).

Diceritakan bahwa seseorang telah mengadukan tentang paceklik dan kekeringan kepada Hasan al-Bashri, maka beliau menasehati: “Mohonlah ampun (beristigfarlah) kepada Allah.”
Orang lain mengadukan tentang kemiskinannya kepada beliau, beliau menasehati: “Mohonlah ampun (beristigfarlah) kepada Allah.”
Satunya lagi datang mengadukan tentang masalah kebunnya yang ditimpa kekeringan. Beliau menasehati: “Mohonlah ampun (beristigfarlah) kepada Allah.”
Yang lain lagi datang kepada beliau mengadukan masalah kemandulannya. Beliau tetap menasehati: “Mohonlah ampun (beristigfarlah) kepada Allah.”
Kemudian beliau membacakan ayat tersebut (QS. Nuh : 10-12),
TASBIH SEMESTA

SUBHANALLAH WA BIHAMDIHI SUBHANALLAAHIL ADHIM ASTAGHFIRULLAH……
SUBHANALLAH WA BIHAMDIHI SUBHANALLAAHIL ADHIM ASTAGHFIRULLAH……
SUBHANALLAH WA BIHAMDIHI SUBHANALLAAHIL ADHIM ASTAGHFIRULLAH……
Saudaraku, janganlah berputus asa dari rahmat Allah ta’aala. Bila Anda merasa taqdir yang Allah ta’aala tentukan bagi hidup Anda tidak memuaskan, maka tengadahkanlah kedua tangan dan berdo’alah kepada Allah ta’aala. Allah ta’aala Maha Mendengar dan Maha Berkuasa untuk mengubah taqdir Anda. Barangkali di antara do’a yang baik untuk diajukan sebagai bentuk harapan agar Allah ta’aala mengubah taqdir ialah sebagai berikut :
“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku. Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan.” (HR Muslim 4897)

Demikian penjelasan dari saya. Bila ada benarnya itu semata-mata datang dari petunjuk-NYA. Namun bila salah, itu semata-mata berasal dari saya pribadi. Wallahu’a lam.
Referensi :
Wong Aluz
Telaga Hikmah
GUSTI

FOOTNOTE :
Larangan Berdusta Tentang Mimpi
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, dari Nabi saw. beliau bersabda, “Barangsiapa yang mengaku telah bermimpi sesuatu padahal sebenarnya tidak maka ia akan dipaksa untuk duduk di antara dua helai rambut dan ia pasti tidak akan mampu melakukannya,” (HR Bukhori [7042]).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, ia berkata, Nabi saw. bersabda, “Kedustaan yang paling besar ialah seorang laki-laki yang mengaku telah bermimpi melihat sesuatu padahal ia tidak melihatnya,” (HR Bukhori [7043]).
Ada beberapa hadits lain yang termasuk dalam bab ini, yaitu dari Ali, Abu Hurairah, Abu Syuraih dan Watsilah r.a.
Kandungan Bab:
1. Haram berdusa tentang mimpi dan perbuatan itu termasuk dosa besar yang terbesar, karena ia telah berdusta terhadap Allah. Adapun dusta yang dilakukan saat terjaga adalah dusta terhadap makhluk.
2. Mimpi itu dari syaitan, oleh karena itu Rasulullah saw. menamakan al-hulm bukan ru’ya. Dan hulm (mimpi) di sini adalah dusta dan itu berarti dari syaitan.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/515-515
Larangan Menceritakan Mimpi Baik Kecuali Kepada Orang Alim Atau Orang yang Menyukainya.
Diriwayatkan dari Abu Razin r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Mimpi itu berada di kaki burung selama tidak ditakwil dengan takwilan mimpi. Apabila ditakwil dengan takwilan mimpi maka pasti akan terjadi. Jangan kamu ceritakan mimpi itu kecuali kepada orang yang menyukainya atau kepada seorang yang mengetahui takwil mimpi’.”
Dalam riwayat lain beliau bersabda, “Jangan ia ceritakan kecuali kepada seorang bijak atau kepada orang yang mencintai,” (Hasan lighairihi, HR Abu Dawud [5020] dan at-Tirmidzi [2278]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi saw, “Bahwa beliau pernah bersabda, “Jangan ceritakan sebuah mimpi kecuali kepada seorang alim atau seorang yang memberi nasehat,” (Shahih, HR at-Tirmidzi [2280]).
Kandungan Bab:
1. Mimpi akan menjadi kenyataan sesuai dengan takwil yang diberikan. Inilah makna sabda Nabi saw, “…berada di kaki burung…” Rasulullah saw. menyerupakan mimpi itu seperti burung yang terbang dengan cepatnya dan terkadang di kakinya ada yang sesuatu yang dengan sedikit gerakan saja akan jatuh.
2. Oleh karena itu Rasululah saw. memberi pengarahan kepada kita agar tidak menceritakan mimpi kecuali kepada seorang yang dapat memberi nasehat atau kepada seorang alim, atau kepada orang yang mencintainya, atau kepada seorang yang mengetahui tentang takwil mimpi. Sebab mereka ini akan memilih makna yang terbaik dari takwil mimpi itu, atau mereka akan memberikan sebuah pelajaran yang dapt mengingatkanmu atau memberimu sebuah peringatan. Al-Baghawi berkata dalam kitabnya Syarhus Sunnah (XII/214), “Seorang yang mencintaimu tidak mungkin menakwil mimpimu kecuali dengan takwil yang engkau suka. Kalupun ia tidak mengetahui pelajaran dibalik mimpi namun paling tidak ia tidak akan membuatmu khawatir. Adapun dzu ra’yi artinya seorang yang mengetahui tentang takwil mimpi dan ia akan memberitahukanmu tentang takwil yang sebenarnya atau takwil yang mendekati arti yang sebenarnya sesuai dengan pengetahuan yang ada padanya. Mungkin dalam mimpi tersebut terkandung peringatan untuk dirimu atau mengingatkan perbuatan jelek yang sedang engkalu lakukan atau merupakan berita gembira sehingga kamu bersyukur kepada Allah Ta’ala atas kabar gembira tersebut.”
3. Tidak boleh menceritakan mimpi kepada orang yang dengki atau kepada orang yang membencimu atau kepada orang yang setahumu ia tidak menyukaimu. Sebab ia akan memberikan takwil dengan sesuatu yang tidak ia sukai karena adanya perasaan benci atau dengki pada dirimu, sehingga takwil tersebut menjadi kenyataan atau ia menjadi sedih dan bermuram durja karenanya. Itulah sebabnya Rasulullah saw. memerintahkan agar jangan menceritakan kepada orang yang tidak suka kepadanya. (Fathul Baari [XII/431]).
4. Semua ini berkaitan takwil tersebut merupakan kemungkinan dari suatu mimpi, walaupun ditinjau dari satu sisi saja. Jadi bukan takwil yang sama sekali keliru. Apabila takwil tersebut sama sekali keliru tentu hal itu tidak berpengaruh terhadap orang yang bermimpi tersebut, Allahu a’lam.
5. Hendaknya orang yang ditanya tentang takwil sebuah mimpi memberikan takwil yang baik dan memberinya kabar gembira dengan mengatakan: apa yang kamu lihat itu baik dan engkau terjauh dari kejelekan. Atau katakan: mimpimu itu baik untukmu, untuk orang-orang yang kita cintai dan buruk untuk musuh-musuh kita. Atau dengan perkataan lainnya yang berisikan berita gembira dan tidak menimbulkan kekhawatiran. Allahu a’lam.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/518-520


Larangan Menceritakan Mimpi Jelek
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi saw., beliau bersabda, “Jika akhir zaman sudah semakin dekat maka mimpi seorang muslim hampir selalu menjadi nyata dan orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur ucapannya. Mimpi seorang muslim merupakan satu bagian dari 45 bagian dari kenabian. Mimpi itu ada tiga macam: Mimpi yang baik merupakan kabar gembira dari Alloh. Mimpi buruk berasal dari syaitan. Dan mimpi yang sekedar bisikan saja (bunga tidur). Jika salah seorang kalian melihat mimpi buruk maka hendaklah ia bangkit melaksanakan shalat dan jangan ia ceritakan kepada orang-orang,” (HR BUkhori [7017] dan Muslim [2263]).
Diriwayatkan dari Abu Usamah, ia berkata, “Aku pernah melihat sebuah mimpi yang membuat aku sakit hingga aku mendengar Qatadah berkata, ‘Aku pernah melihat sebuah mimpi yang membuat aku sakit hingga aku mendengar Nabi saw. bersabda, ‘Mimpi baik berasal dari Allah. Jika salah seorang kalian melihat apa yang kalian sukai maka janganlah ia ceritakan mimpi tersebut kecuali kepada orang yang menyukainya saja dan jika ia melihat mimpi yang tidak ia sukai maka hendaklah ia meminta perlindungan kepada Alloh dari kejahatan mimpi tersebut dan dari kejahatan syaitan, kemudian meludah lah tiga kali dan jangan ia ceritakan kepada siapapun, sebab mimpi itu tidak akan mendatangkan kemudharatan’,” (HR Bukhori [7044] dan Muslim [2261]).
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri r.a, “Bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Jika salah seorang kalian melihat mimpi yang ia sukai, sesungguhnya mimpi tersebut dari Allah, hendaklah ia memuji Allah atas mimpi tersebut dan silahkan beritahu orang lain. Dan apabila ia melihat mimpi yang tidak ia sukai, sesungguhnya mimpi tersebut dari syaitan, hendaklah ia memohon perlindungan kepada Alloh dari kejahatan mimpi tersebut dan jangan ia ceritakan kepada siapapun, sebab mimpi tersebut tidak akan mendatangkan mudharat’,” (HR Bukhori [7045]).
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a, “Bahwasanya rasulullah saw. didatangi seorang Arab Badui dan berkata, ‘Aku bermimpi bahwa kepalaku dipenggal lalu akui mengikuti kepalaku yang menggelinding.’ Kemudian Nabi saw. mencela Arab Badui tersebut dan bersabda, ‘Jangan engkau ceritakan kisah syaitan yang mempermainkanmu disaat engkau tidur’,” (HR Muslim [2268]).
Kandungan Bab:
1. Mimpi buruk merupakan permainan syaitan terhadap manusia, agar manusia merasa sedih karena timbul pada dirinya prasangka buruk kepada Allah.
2. Barangsiapa melihat mimpi yang tidak ia sukai maka hendaklah ia melaksanakan apa yang tercantum dalam sunnah untuk mengusir was-was dan menolak tipu daya syaitan. Yaitu: a) Melaksanakan shalat. b) Memohon perlindungan kepada Alloh dari kejahatan mimpi dan kejahatan syaitan. c) Meludah ke sebelah kiri sebanyak tiga kali. d). Merubah posisi tidur dari posisi semula. e) Jangan ia ceritakan mimpi buruk tersebut kepada siapapun.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata dalam kitabnya Zaadul Maa’ad (II/457), “Perintahkan agar ia melaksanakan lima hal: 1) Meludah ke sebelah kiri. 2) Memohon perlindungan kepada Alloh dari gangguan syaitan. 3) Jangan ia ceritkan kepada siapapun. 4) Merubah posisi tidurnya. 5) Bangkit berdiri melaknsakan shalat. Barangsiapa melakukan lima hal itu maka mimpi buruk itu tidak akan memudharatkannya sedikitpun, bahkan dapat menolak kejelekan mimpi tersebut.”
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/515-518

No comments: