أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita
Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita
"Ketahuilah,
sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka."
(Al Qur'an, 96:15-16)
Ungkapan
"ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas
sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan
mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur
fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak.
Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun
waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur'an telah menyebutkannya 1400
tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian
depan kepala, akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar).
Buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology, yang berisi
temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini,
menyatakan:
Dorongan dan hasrat
untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi
frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks
asosiasi…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate,
1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis,
Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.; N. L.
Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous
System, Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia,
Lea & Febiger , s. 410-411)
Buku tersebut juga mengatakan:
Berkaitan
dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal
juga diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku
menyerang…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate,
1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis,
Mosby-Year Book Inc., s. 211)
Jadi,
daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan
memulai perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan
benar dan dusta.
Jelas bahwa
ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar
merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para
ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al
Qur'an sejak dulu.
Kelahiran Manusia
Terdapat banyak pokok persoalan
yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang manusia untuk beriman.
Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang tanaman
ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah. Dalam banyak ayat,
orang-orang diseru untuk mengalihkan perhatian mereka ke arah proses
terciptanya mereka sendiri. Mereka sering diingatkan bagaimana manusia
sampai ke bumi, tahap-tahap mana yang telah kita lalui, dan apa bahan
dasarnya:
"Kami
telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah
kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang
menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?" (Al Qur'an,
56:57-59)
Penciptaan
manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak
ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci
sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk
mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa).
2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang
yang hidup pada zaman kala Al Qur'an diturunkan, pasti mengetahui
bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang
terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah
jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang
gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi,
sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar
pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan
oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.
Setetes Mani
Selama persetubuhan seksual, 250
juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu.
Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu
sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang
berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari
sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya,
bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil
darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :
"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37)
Seperti
yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia
tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya.
Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta
yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti
bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.
Pada gambar di samping, kita saksikan air mani yang
dipancarkan ke rahim. Dari keseluruhan sperma berjumlah sekitar 250
juta yang dipancarkan dari tubuh pria, hanya sedikit sekali yang
berhasil mencapai sel telur. Sperma yang akan membuahi sel telur
hanyalah satu dari seribu sperma yang mampu bertahan hidup. Fakta
bahwa manusia tidak diciptakan dengan menggunakan keseluruhan air
mani, tapi hanya sebagian kecil darinya, dinyatakan dalam Al Qur'an
dengan ungkapan, "setetes mani yang ditumpahkan".
Campuran Dalam Air Mani
Cairan
yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini justru
tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-cairan
ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang diperlukan
untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk
rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Yang
cukup menarik, ketika mani disinggung di Al-Qur'an, fakta ini, yang
ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu
ditetapkan sebagai cairan campuran:
"Sungguh,
Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu Kami
beri dia (anugerah) pendengaran dan penglihatan." (Al Qur'an, 76:2)
Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia diciptakan dari "bahan campuran" ini:
"Dialah
Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan
manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari
sari air yang hina." (Al Qur'an, 32:7-8)
Kata
Arab "sulala", yang diterjemahkan sebagai "sari", berarti bagian yang
mendasar atau terbaik dari sesuatu. Dengan kata lain, ini berarti
"bagian dari suatu kesatuan". Ini menunjukkan bahwa Al Qur'an
merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui penciptaan
manusia hingga serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini ialah Pencipta
manusia.
Jenis Kelamin Bayi
Kromosom
Y membawa sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X berisi
sifat-sifat kewanitaan. Di dalam sel telur ibu hanya dijumpai kromosom
X, yang menentukan sifat-sifat kewanitaan. Di dalam air mani ayah,
terdapat sperma-sperma yang berisi kromosom X atau kromosom Y saja.
Jadi, jenis kelamin bayi bergantung pada jenis kromosom kelamin pada
sperma yang membuahi sel telur, apakah X atau Y. Dengan kata lain,
sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, penentu jenis kelamin bayi
adalah air mani, yang berasal dari ayah. Pengetahuan tentang hal ini,
yang tak mungkin dapat diketahui di masa Al Qur'an diturunkan, adalah
bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.
|
Hingga baru-baru ini,
diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Atau
setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara bersama
oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi
yang berbeda dalam Al Qur'an, yang menyatakan bahwa jenis kelamin
laki-laki atau perempuan diciptakan "dari air mani apabila
dipancarkan".
"Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan." (Al Qur'an, 53:45-46)
Cabang-cabang
ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler
telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al
Qur'an ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh
sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam
proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom
adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom
yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom
kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada
wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang
menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen
yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan
seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari
kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan.
Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua
selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin
seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi
kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur
berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa
kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita.
Tak
satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu
genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak masyarakat, diyakini bahwa
jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa kaum
wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.
Namun,
tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Qur'an telah
mengungkapkan informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan
menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan
tetapi air mani dari pria.
Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Pada
tahap awal perkembangannya, bayi dalam rahim ibu berbentuk zigot,
yang menempel pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari
darah ibu. Gambar di atas adalah zigot yang terlihat seperti sekerat
daging. Informasi ini, yang ditemukan oleh embriologi modern, secara
ajaib telah dinyatakan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu dengan
menggunakan kata "'alaq", yang bermakna "sesuatu yang menempel pada
suatu tempat" dan digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel
pada tubuh untuk menghisap darah.
|
Jika kita terus
mempelajari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Qur'an mengenai
pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban ilmiah
yang sungguh penting.
Ketika
sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi
yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai "zigot"
dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah
diri hingga akhirnya menjadi "segumpal daging". Tentu saja hal ini
hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Namun,
zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia
melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi
dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu
mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya.
(Moore, Keith L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald C.
Goeringer, Abdul-Majeed A. Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human
Development as Described in the Qur'an and Sunnah, Makkah, Commission
on Scientific Signs of the Qur'an and Sunnah, s. 36)
Di
sini, pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur'an terungkap.
Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah
menggunakan kata "'alaq" dalam Al Qur'an:
"Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari 'alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah." (Al Qur'an, 96:1-3)
Arti
kata "'alaq" dalam bahasa Arab adalah "sesuatu yang menempel pada
suatu tempat". Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan
lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.
Tentunya
bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang demikian tepat
digunakan untuk zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu. Hal ini
sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an merupakan wahyu dari Allah,
Tuhan Semesta Alam.
Pembungkusan Tulang oleh Otot
Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu dipaparkan dalam Al Qur'an. Sebagaiman diuraikan dalam ayat ke-14 surat Al Mu'minuun, jaringan tulang rawan pada embrio di dalam rahim ibu mulanya mengeras dan menjadi tulang keras. Lalu tulang-tulang ini dibungkus oleh sel-sel otot. Allah menjelaskan perkembangan ini dalam ayat: "…dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging". |
Sisi
penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat
Al Qur'an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim
ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim
ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya
terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
"Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (Al Qur'an, 23:14)
Embriologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan
embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para
ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam
embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak
orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan
ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan
mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan
perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa
pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian
di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan
dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang
digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan
tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel
otot yang terpilih dari jaringan di sekitar
tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang
ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam
minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh
dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir
minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot
menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang.
(Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)
Singkatnya,
tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan
dalam Al Qur'an, benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi
modern.
Tiga Tahapan Bayi Dalam Rahim
Dalam ayat ke-6 surat Az Zumar, disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam rahim ibu dalam tiga kegelapan. Embriologi modern telah mengungkap bahwa perkembangan ebriologi bayi terjadi pada tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu. |
Dalam Al Qur'an dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya.
"...
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian
itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan.
Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al Qur'an, 39:6)
Sebagaimana
yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa
seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga
tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap
bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga
tempat yang berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di
semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di
berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan
sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku Basic
Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang
embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:
"Kehidupan
dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik;
dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu
ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran."
(Williams P., Basic Human Embryology, 3.
edition, 1984, s. 64.)
Fase-fase
ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan
seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi
dalam rahim adalah sebagaimana berikut:
- Tahap Pre-embrionik
Pada
tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan
sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan
diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang
semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur
diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.
- Tahap Embrionik
Tahap
kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada
masa ini bayi disebut sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ
dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan- lapisan
sel tersebut.
- Tahap fetus
Dimulai
dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai
"fetus". Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan
berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah
terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah,
kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya
memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak.
Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu,
dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
Informasi
mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu,
baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan dengan menggunakan
peralatan modern. Namun sebagaimana sejumlah fakta ilmiah
lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam
ayat-ayat Al Qur'an dengan cara yang ajaib. Fakta
bahwa informasi yang sedemikian rinci dan akurat
diberikan dalam Al Qur'an pada saat orang memiliki
sedikit sekali informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti
nyata bahwa Al Qur'an bukanlah ucapan manusia tetapi Firman
Allah.
Air Susu Ibu
Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang luar
biasa dan tak tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi
yang baru lahir, dan sebagai zat yang meningkatkan kekebalan tubuhnya
terhadap penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan teknologi
masa kini tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini.
Setiap
hari ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu
fakta yang ditemukan ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah
bahwa menyusui bayi selama dua tahun setelah kelahiran sungguh amat
bermanfaat. (Rex D. Russell, Design in Infant
Nutrition, http:// www. icr.org/pubs/imp-259.htm)
Allah
memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad yang lalu, yang
hanya diketahui melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini, dalam ayat-Nya
"…menyapihnya dalam dua tahun…".
"Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu." (Al Qur'an, 31:14)
Tanda Pengenal Manusia pada Sidik Jari
Setiap orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola sidik jari yang khas untuk diri mereka masing-masing, dan berbeda satu sama lain. Dengan kata lain, tanda pengenal manusia tertera pada ujung jari mereka. Sistem pengkodean ini dapat disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini. |
Saat dikatakan dalam
Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia
setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara khusus
ditekankan:
"Apakah
manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung
jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4)
Penekanan
pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik
jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang
hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari
yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah
mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting
bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru
dunia.
Akan tetapi, yang
penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir
abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai
lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al Qur'an,
Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian
orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting
sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.
No comments:
Post a Comment