أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Tarim
adalah salah satu kota di negeri Yaman, tepatnya di Yaman Selatan atau
di namai Hadrolmaut, kota ini di juluki kota para wali, yang mayoritas
keturunan Habaib (Cucu keturunan Rosulullah SAW). Cucu pertama dan
tertua kita akan menemukan beberapa kilo dari kota seiwun yaitu maqam Al
Muhajir Ilallah Ahmad Bin Isa, dan beliaulah Habaib yang pertama berada
di Yaman Selatan, disinilah berkembangnya para ulama ahli sunnah wal
jama’ah, khususnya para Habaib. Beberapa kilo dari maqam Imam Al Muhajir
kita akan menemukan kota Tarim, dan kita akan menemukan pemakaman
Zanbal yang terdiri dari para aulia yang suci dan para Masyaikh-masyaikh
yang belajar kepada cucu keturunan Rasulullah SAW. Ribuan peninggalan
beliau dan tapak tilas beliau yang kita bisa saksikan bersama,
diantaranya Masjid-Masjid yang jumlahnya ratusan dari tahun 500 H sampai
dengan 800 H masih kokoh dan utuh adanya dan jelas bisa kita lihat
bukti-bukti kebesaran Allah SWT terhadap para walinya yang sampai
sekarang masih bermanfaat untuk umat manusia.
Kota Tarim kehidupan mereka bagaikan malaikat-malaikat yang berjalan di bumi, tak ada waktu dan hari mereka selain beribadah, menjalankan perintah Allah dan sunah-sunah Rosulullah SAW. Hari dan waktu mereka bagaikan ihsan yang Allah memandang mereka dan Rosulullah SAW memperhatikan mereka, sehingga kita yang ada didalam kota tarim bagai hidup bersama Nabi Muhammad SAW, mereka yang dalam Al-Quran Allah berfirman : “Humul Faa’idzun”. Mereka orang-orang yang beruntung tak ada disana bagi mereka sombong, riya, hasud, dan penyakit-penyakit hati lainnya sampai-sampai bohong bagi mereka adalah “aib”. Pantaslah bila Tarim dinamakan “Kota Wali”. Dari padang yang tandus tumbuh ribuan para wali, karena mereka memakai akhlak Nabi SAW.
Kepada keturunan meraka maupun pengikut mereka, karena mereka memiliki satu cermin yaitu Nabi Muhammad SAW. Dari sinilah tersebar para Wali-wali di Tarim sampai seluruh pelosok Yaman dan sampai keseluruh dunia, khususnya Indonesia, Islam di bawa oleh para Wali Songo yang berasal dari Yaman, Tidak aneh bila Indonesia banyak para pecinta keturunan Rosulullah SAW, karena ilmu-ilmu yang ditanam di negeri indonesia adalah ilmu orang Yaman.
Cerita perjalanan ringkas Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf ke Yaman, Tarim Hadrolmaut bulan Romadhan 2006 dengan izin Allah SWT yang pertama kali hati ini merasakan kebesaran Allah di kala pesawat Yaman Air tiba di San’a di ibu kota Yaman. Dan dilanjutkan ke Seiwun dan disambut oleh murid-murid Nurul Musthofa yang berada di Yaman.
Tetesan air mata tidak bisa di hindari di kala mata memandang kampung kelahiran para wali dan di sini saya merasakan surga ada di depan mata, setelah berziarah ke maqam Imam Al-Muhajir Ahmad Bin Isa saya menuju tempat istirahat di mana kediaman Bafadhol, sore harinya saya berziarah ke pekuburan Zanbal, gemuruh hati seakan bungkam tak bisa mengungkapkan kebahagiaan yang sangat besar melihat maqam-maqam para Wali Allah.
Dan hati berkata semoga kami dan jama’ah Majlis Ta’lim Nurul Musthofa di bangkitkan di belakang bendera Rosulullah SAW, serta seluruh pecinta Rosulullah SAW, ke esokan harinya berziarah ke para Habib di antaranya :
1. Di rumah kediaman Al Habib Umar Bin Hafidz dan pesantren Darul Musthofa
2. Dirumah kediaman Al Habib Salim Bin Abdullah Asyathiri dan pesantren Rubth Tarim
3. Di rumah kediaman Habib Abdulloh Bin Syahab Dan masih banyak lagi para alim ulama lainnya. Satu anugerah dari Allah SWT yang tak bisa terlupakan. Dan menghadiri Majlis Shalawat dan Hadroh di :
1. Masjid Seggaf
2. Masjid Al-Muhdor
3. Masjid Al-Hawii
Dan masih banyak lagi.
Waktu yang hanya 15 hari menutup akhir peziarahan ke maqam Nabi Hud A.S. di kota Yaman. Sekian ringkasan perjalanan yang sangat indah semoga kita semua merasakan ilmu-ilmu mereka yang mereka curahkan di negeri Indonesia ini. Dan kita amalkan agar kita bersama mereka di hari yang tak manfaat harta benda. Anak-anak kita kecuali hati yang bersih dan selamat. Lalu perjalanan kami tutup ke Baithulloh Mekkah Al Mukarromah dan Ziarah ke Maqam Rosulullah SAW.
Kota Tarim kehidupan mereka bagaikan malaikat-malaikat yang berjalan di bumi, tak ada waktu dan hari mereka selain beribadah, menjalankan perintah Allah dan sunah-sunah Rosulullah SAW. Hari dan waktu mereka bagaikan ihsan yang Allah memandang mereka dan Rosulullah SAW memperhatikan mereka, sehingga kita yang ada didalam kota tarim bagai hidup bersama Nabi Muhammad SAW, mereka yang dalam Al-Quran Allah berfirman : “Humul Faa’idzun”. Mereka orang-orang yang beruntung tak ada disana bagi mereka sombong, riya, hasud, dan penyakit-penyakit hati lainnya sampai-sampai bohong bagi mereka adalah “aib”. Pantaslah bila Tarim dinamakan “Kota Wali”. Dari padang yang tandus tumbuh ribuan para wali, karena mereka memakai akhlak Nabi SAW.
Kepada keturunan meraka maupun pengikut mereka, karena mereka memiliki satu cermin yaitu Nabi Muhammad SAW. Dari sinilah tersebar para Wali-wali di Tarim sampai seluruh pelosok Yaman dan sampai keseluruh dunia, khususnya Indonesia, Islam di bawa oleh para Wali Songo yang berasal dari Yaman, Tidak aneh bila Indonesia banyak para pecinta keturunan Rosulullah SAW, karena ilmu-ilmu yang ditanam di negeri indonesia adalah ilmu orang Yaman.
Cerita perjalanan ringkas Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf ke Yaman, Tarim Hadrolmaut bulan Romadhan 2006 dengan izin Allah SWT yang pertama kali hati ini merasakan kebesaran Allah di kala pesawat Yaman Air tiba di San’a di ibu kota Yaman. Dan dilanjutkan ke Seiwun dan disambut oleh murid-murid Nurul Musthofa yang berada di Yaman.
Tetesan air mata tidak bisa di hindari di kala mata memandang kampung kelahiran para wali dan di sini saya merasakan surga ada di depan mata, setelah berziarah ke maqam Imam Al-Muhajir Ahmad Bin Isa saya menuju tempat istirahat di mana kediaman Bafadhol, sore harinya saya berziarah ke pekuburan Zanbal, gemuruh hati seakan bungkam tak bisa mengungkapkan kebahagiaan yang sangat besar melihat maqam-maqam para Wali Allah.
Dan hati berkata semoga kami dan jama’ah Majlis Ta’lim Nurul Musthofa di bangkitkan di belakang bendera Rosulullah SAW, serta seluruh pecinta Rosulullah SAW, ke esokan harinya berziarah ke para Habib di antaranya :
1. Di rumah kediaman Al Habib Umar Bin Hafidz dan pesantren Darul Musthofa
2. Dirumah kediaman Al Habib Salim Bin Abdullah Asyathiri dan pesantren Rubth Tarim
3. Di rumah kediaman Habib Abdulloh Bin Syahab Dan masih banyak lagi para alim ulama lainnya. Satu anugerah dari Allah SWT yang tak bisa terlupakan. Dan menghadiri Majlis Shalawat dan Hadroh di :
1. Masjid Seggaf
2. Masjid Al-Muhdor
3. Masjid Al-Hawii
Dan masih banyak lagi.
Waktu yang hanya 15 hari menutup akhir peziarahan ke maqam Nabi Hud A.S. di kota Yaman. Sekian ringkasan perjalanan yang sangat indah semoga kita semua merasakan ilmu-ilmu mereka yang mereka curahkan di negeri Indonesia ini. Dan kita amalkan agar kita bersama mereka di hari yang tak manfaat harta benda. Anak-anak kita kecuali hati yang bersih dan selamat. Lalu perjalanan kami tutup ke Baithulloh Mekkah Al Mukarromah dan Ziarah ke Maqam Rosulullah SAW.
No comments:
Post a Comment