أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Ada
sebuah cerita yang mengatakan bahwa sebab masuknya Idris as kedalam
surga adalah karena telah dinaikkan setiap hari dan siang amal dia yang
banyaknya seperti amalnya seluruh penghuni bumi. Kemudian malaikat maut
sangat suka kepadanya dan meminta kepada Allah untuk memberi ijin
mengunjungi Idris as. Allah lalu memberinya ijin dan diapun pergi mengunjungi
Idris as dalam bentuk manusia dan duduk disampingnya. Pada saat itu
Idris as sedang melakukan puasa satu tahun, dan ketika waktu bebruka
sudah dekat, maka malaikat akan datang dengan membawa makanan dari surga
dan Idris memakannya. Dia berkata kepada malaikat maut, “Kamu juga
makan makanan itu.” Namun malaikat maut tidak memakannya.
Kemudian
idris berdiri dan bersibuk diri dengan ibadah sedangkan malaikat maut
duduk didekatnya hingga fajar muncul dan matahari sudah keluar dari
tempatnya. Idris menjadi heran dan berkata, “Hei kamu! Maukah kamu
berjalan-jalan bersamaku hingga kamu menjadi bahagia?” malaikat maut
berkata, “Aku mau.” Keduanya lalu berdiri dan berjalan hingga keduanya
sampai pada perkebunan. Malaikat maut berkata, “Apakah kamu memberi ijin
aku untuk mengambil dari perkebunan ini beberapa bulir saja untuk kita
makan?” Idris berkata, “Subhanallah.
Kemarin kamu tidak mau memakan makanan yang halal, tetapi sekarang kamu
ingin memakan barang haram.” Keduanya lalu berjalan hingga empat hari
dan Idris melihat sesuatu yang tidak biasanya pada diri orang yang
menyertai dia itu. Dia berkata, “Sebenarnya kamu itu siapa?” Dia
menjawab, “Aku adalah malaikat maut.” Idris bertanya, “Apakah kamu yang
mencabut para ruh?” Dia menjawab, “Iya.” Idris bertanya, “Kamu telah
bersamaku selama empat hari, lalu apakah kamu telah mencabut ruh
seseorang?” Dia menjawab, “Iya, aku telah mencabut banyak sekali ruh.
Ruh semua makhluk bagiku adalah seperti nampan yang aku mengambilnya
seperti kamu mengambil suapan makanan.” Idris bertanya, “Hei malikat
mau! Apakah kamu datang kemari untuk berkunjung ataukah untuk mencabut
nyawaku?” Dia menjawab, “Aku datang kemari untuk berkunjung dengan ijin
Allah.” Idris berkata, “Hei malaikat maut! Aku punya hajat kepadamu.”
Dia bertanya, “Apa hajatmu.” Idris berkata, “Hajatku adalah kamu
mencabut ruhku kemudian Allah menghidupkan aku lagi hingga aku bisa
beribadah kepada Allah setelah aku merasakan pahitnya kematian.” Dia
menjawab, “Aku tidak akan mencabut ruh seseorang kecuali dengan
mendapatkan ijin Allah ta’ala.”
Kemudian
Allah menurunkan wahyu, “cabutlah ruh idris.” Seketika itu juga
malaikat maut mencabut ruh Idris as dan Idris pun menjadi mati. Malaikat
maut kemudian menangis dan bertadlarru’ kepada Allah dan meminta supaya
dia menghidupkan kembali shohibnya Idris. Allah lalu mengabulkannya
dan menghidupkan Idris. Malaikat maut bertanya, “Hei saudaraku!
Bagaimana kamu menemukan rasanya kematian?” Idris menjawab, “Hewan
ketika dikelupas kulitnya pada saat dia masih hidup, maka rasa pahitnya
kematian seribu kali lipat sakitnya dari itu.” Malaikat maut berkata,
“Yang aku lakukan kepadamu adalah yang paling halus yang belum pernah
aku lakukan sebelumnya.” Idris berkata, “Hei malaikat maut! Aku punya
hajat lain kepadamu, yaitu aku ingin melihat neraka Jahannam sehingga
aku bisa beribadah kepada Allah dengan bersungguh-sungguh setelah aku
melihat siksa, belenggu dan segala sesuatu yang ada didalamnya.” Dia
menjawab, “Bagaimana aku bisa pergi bersamamu ke neraka Jahannam tanpa
mendapatkan ijin.”
Kemudian
Allah memberikan wahyu, “Pergilah bersama Idris keneraka Jahannam.” Dia
lalu pergi bersama Idris ke neraka Jahannam dan dia bisa melihat segala
sesuatu yang telah diciptakan oleh Allah untuk musuh-musuh-Nya yang
berupa rantai, belenggu dan siksa berupa ular, kalajengking, api, kayu
zaqum dan air panas. Kemudian keduanya kembali dan Idris berkata lagi,
“Aku punya hajat lagi, yaitu aku ingin kamu membawaku ke surga hingga
aku melihat apa yang ada didalamnya yang telah diciptakan oleh Allah
untuk hamba-Nya sehingga akan menjadi bertambah ketaatanku.” Malaikat
maut berkata, “Bagaimana aku bisa bergi membawa kamu ke surga tanpa
mendapatkan ijin dari Allah?” Lalu Allah menurunkan wahyu, “Pergilah
bersama Idris ke surga.” Keduanya lalu pergi dan berhenti dipintu surga.
Idris lalu melihat kenikmatan yang ada didalam surga, malaikat yang
agung, pemberian yang sempurna, pepohonan dan buah-buahan.
Idris
berkata, “Wahai saudaraku! Aku telah merasakan pahirnya kematian dan
aku telah melihat menakutkannya jahannam, lalu mengapakah tidak kamu
meminta kepada Allah untuk memberi aku ijin masuk kedalam surga dan aku
meminum airnya supaya menjadi hilang rasa pahitnya kematian dan
menakutkannya Jahannam.” Lalu malaikat maut meminta ijin kepada Allah
dan Allah memberinya ijin untuk masuk kedalam surga lalu keluar lagi.
Idris lalu masuk kedalam surga dan menaruh kedua sandalnya dibawah
sebuah pohon surga lalu dia keluar dari surga. Dia kemudian berkata
kepada malaikat maut, “Aku telah meninggalkan sandalku didalam surga.
Kembalikan aku kesurga lagi.” Dia lalu kembali dan masuk kedalam surga
dan tidak mau lagi keluar darinya.
Malaikat maut lalu berteriak, “Hei Idris! Keluarlah.” Idris menjawab, “Aku tidak mau keluar, karena Allah telah berfirman (“Semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian”) dan aku telah merasakannya. Dia telah berfirman, (“Sesungguhnya pasti akan mendatangi neraka jahannam”) dan aku juga telah mendatanginya, dan Dia telah berfirman, (“dan tidaklah mereka akan dikeluarkan dari surga”).
Lalu siapa yang akan mengeluarkan aku dari surga.” Kemudian Allah
menurunkan wahyu kepada malaikat maut, “Biarkan dia, karena aku telah
memutuskan dia sejak zaman azali kalau dia termasuk penghuni surga.” Dan
Allah telah memberi tahu tentang kisah Idris kepada rasul-Nya dengan
bersabda (“Dan sebutkanlah dalam al kitab cerita Idris”).
No comments:
Post a Comment