أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Penghancuran di pemakaman Baqi'
Dengan alasan pemurnian tauhid dari bentuk kesyirikan, pemakaman Baqi’
menjadi korban penghancuran oleh kaum wahhabi salafi. Dengan alasan
dangkal dan tidak masuk akal tersebut, mereka dengan bangga membongkar
dan merusak peninggalan-peninggalan Nabi Muhammad Saw, rumahnya,
kamarnya bahkan berencana ingin memindahkan makam dan menghancurkan
kubahnya (Inna lillahi, kebodohan yang memuncak). Pemakaman para sahabat
Nabi Saw di Baqi’ pun juga ikut diratakan dan dihancurkan kubah-kubahnya oleh mereka.
Berikut foto-foto pemakaman Baqi’
sebelum dihancurkan. Foto-foto ini diambil dari buku album foto-foto
pribadi Sultan Abdul Hamid Utsmani tentang Mekkah dan Madinah sebelum
dihancurkan. Terbit tahun 2006 di Turki. Dalam buku ini dimuat sekitar
130 foto-foto indah dan bersejarah dari tanah Arafah, Ka’bah, Masjidun Nabi, Kuburan Abu Thalib, kota Madinah dan Mekkah :
Rabu
8 Syawal 1345 Hijriah bertepatan dengan 21 April 1925 mausoleum
(kuburan besar yang amat indah) di Jannatul al-Baqi di Madinah diratakan
dengan tanah atas perintah Raja Ibnu Saud. Di tahun yang sama pula Raja
Ibnu Saud yang Wahabi itu menghancurkan makam orang-orang yang
disayangi Rasulullah Saw (ibunda, istri, kakek dan keluarganya) di
Jannat al-Ma’la (Mekah). Meskipun ada bantahan keras dari ulama-ulama di seluruh dunia waktu itu, mereka tetap tidak mengindahkannya.
Penghancuran
situs bersejarah dan mulia itu oleh Keluarga al-Saud yang Wahabi itu
terus berlanjut hingga sekarang. Menurut beberapa ulama apa yang terjadi
di tanah Arabia itu adalah bentuk nyata konspirasi Yahudi melawan
Islam, di bawah kedok Tauhid. Sebenarnya, tujuan utamanya adalah secara
sistematis ingin menghapus pusaka dan warisan Islam yang masih tersisa
agar Kaum Muslim terputus dari sejarah Islam.
Dan berikut foto-foto pemakaman Baqi’ setelah diratakan dan dihancurkan :
Generasi
yang akan datang tidak akan mendapatkan bukti sejarah. Anak cucu kita,
generasi mendatang tidak akan pernah dapat menyaksikan
prasasti-prasasti, bukti-bukti, dan saksi-saksi bisu perjuangan para
sahabat ra. Bahkan generasi sekarang (termasuk penulis) sudah tidak
dapat menyaksikannya, kecuali dari buku-buku. Sedangkan buku-buku
sejarah mudah sekali dimanipulasi. Jika buku-buku pun sudah ada yang
dimanipulasi.. maka musnahlah sudah bukti sejarah semuanya. Wahaby sudah melakukannya untuk kitab-kitab klasik.
Alasan
dan argumentasi mereka meratakan dan menghancurkan pemakaman di Baqi’
adalah bahwa sebagian orang menjadikan tempat-tempat tersebut sebagai
lokasi perayaan dan mempersekutukan Allah dengan menyembahnya,
mengelilinginya, mengikat tali, menaburkan dedaunan atau menyembelih
binatang sebagai persembahan kepadanya.
Maka kita jawab ;
bahwa semua tindakan tersebut tidak kami restui dan tidak kami setujui.
Justru kami melarang aktivitas tersebut dan memperingatkan orang agar
menjauhi hal tersebut. Praktek-praktek tersebut adalah termasuk
kebodohan yang wajib diperangi. Sebab mereka yang melakukannya adalah
orang-orang yang beriman kepada Allah, mengakui keesaan-Nya, dan
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Dia. Hanya saja mereka melakukan
perbuatan yang salah dan tidak mengetahuai cara yang benar. Maka adalah
sebuah kewajiban mengajarkan dan membimbing mereka. Hanya saja semua
praktek-praktek keliru tersebut tidak membuat tempat-tempat itu
ditelantarkan, dilenyapkan dan dihapus eksistensinya.
Berargumentasi
dengan praktek-praktek menyimpang di atas adalah argumentasi tabu dan
alasan yang lemah yang tidak bisa diterima di mata kalangan ulama dan
cendikiawan. Karena hal itu bisa dihilangkan dengan larangan,
pengawasan, amar ma`ruf nahi munkar, dan dakwah karena Allah dengan cara
yang bijak, tutur kata yang baik dan perilaku terpuji dengan tetap
mempertahankan jejak-jejak peninggalan kita, melestarikannya, dan
memberikan perhatian kepadanya semata-mata untuk menjaga orisinalitas
ummat, menunaikan hak sejarah dan melaksanakan amanah yang dibebankan
kepada kita dan yang tidak lain adalah bagian orisinil dari sejarah kita
yang agung dan sejaran Nabi Muhammad Saw.
PERHATIAN AL-QURAN TERHADAP PENINGGALAN-PENINGGALAN PARA NABI DAN ORANG-ORANG SHOLIH
Dalam Al-Quran Allah menyebutkan kisah tabut bani Israil yang Dia jadikan pertanda
akan keabsahan Thalut sebagai raja mereka :
وَقَالَ
لَهُمْ نِبِيُّهُمْ إِنَّ آيَةَ مُلْكِهِ أَن يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ
فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَى
وَآلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ
الْمَلآئِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
"Dan
Nabi mereka mengatakan kepada mereka : "Sesungguhnya tanda ia akan
menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat
ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan
keluarga Harun ; tabut itu dibawa oleh malaikat…."
Tabut
ini memiliki kedudukan yang tinggi dan status yang mulia. Ia berada di
tangan mereka dan ditempatkan di depan saat mereka mengadakan
peperangan. Dengan keberkahan tawassul kepada Allah dengannya dan dengan
isinya mereka mendapat kemenangan. Mereka selalau membawa tabut saat
memerangi musuh manapun.
Baqiyyah
ini adalah harta peninggalan Nabi Harun yaitu tongkat Nabi Musa,
tongkat dan pakaian Nabi Harun, sepasang sandal dan dua papan Taurat.
Demikian informasi yang bersumber dari tafsir Ibnu Katsir jilid I hlm.
313. Dalam tabut itu juga terdapat mangkok emas yang fungsinya untuk
membasuh dada para nabi sebagaimana dikutip dari Al-Bidayah wan-Nihayah
jilid 2 hlm. 8.
Berkat
peninggalan-peninggalan agung yang dinisbatkan kepada para hamba Allah
terpilih ini, Allah meninggikan status tabut, meluhurkan derajatnya,
menjaga dan merawatnya secara khusus saat bani Israil kalah akibat
kemaksiatan dan pelanggaran yang mereka lakukan. Kekalahan ini karena
mereka tidak mementingkan menjaga tabut.
Maka
Allah menghukum mereka dengan mencabut tabut dari tangan mereka lalu
Dia menjaga dan mengembalikan kembali kepada mereka agar menjadi bukti
keabsahan Thalut sebagai raja mereka. Allah telah mengembalikan tabut
kepada mereka dengan penuh kemuliaan dan penghargaan saat ia datan
dibawa para malaikat. Adakah perhatian yang lebih besar melebihi
perhatian terhadap peninggalan tersebut, pelestarian terhadapnya dan
mengingatkan akal terhadap urgensi perkara tersebut, keagungan dan nilai
kesejarahan, keagamaan dan peradabannya.
Allah Swt berfirman :
وَكَذَلِكَ
أعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أنَّ وَعْدَ اللّهِ حَقٌّ وَأنَّ
السّاعَةَ لاَ رَيبَ فيها إذْ يَتنازَعُونَ بَيْنَهُم أمْرَهُم فَقَالُوا
ابْنُوا عَلَيْهِم بُنْيَاناً رَبُّهُم أعْلَمُ بِهِم قَالَ الّذينَ
غَلَبُوا عَلَى أمْرِهِم لَنَتَّخِذَنّ عَلَيْهِم مَسْجداً
“
Dan demikianlah Kami perlihatkan (manusia) dengan mereka agar mereka
tahu bahwa janji Allah benar dan bahwa hari kiamat tidak ada keraguan
padanya. Ketika mereka berselisih tentang urusan mereka, maka mereka
berkata “ Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka “. Orang yang
berkuasa atas urusan mereka berkata “ Kami pasti akan mendirikan masjid
di atas kuburan mereka “. (Al-Kahfi : 21)
Ayat
ini jelas menceritakan dua kaum yang sedang berselisih mengenai makam
ashabul kahfi. Kaum pertama berpendapat agar menjadikan sebuah rumah di
atas kuburan mereka. Sedangkan kaum kedua berpendapat agar menjadikan
masjid di atas kuburan mereka.
Kedua
kaum tersebut bermaksud menghormati sejarah dan jejak mereka menurut
manhajnya masing-masing. Para ulama Ahli Tafsir mengatakan bahwa kaum
yang pertama adalah orang-orang msuyrik dan kaum yang kedua adalah
orang-orang muslim yang mengesakan Allah Swt.
Lihat
bagaimana Allah Swt mengabadikan tindakan para pecinta Ashabul Kahfi
dan menjaga sejarah tersebut dengan membangunkan masjid di goa Kahfi
tersebut ??
Allah
tidak menegor atau mencelanya dan menjelaskan larangan tindakan
tersebut padahal al-Quran adalah sebagai petunjuk dan penjelas kebenaran
dari kebatilan, itu artinya Allah merekomendasikan tindakan mereka yang
pertama membangun masjid di atas goa ashabul akhfi dan kedua tindakan
mereka di dalam melestaraikan dan menjaga sejarah penting dan mulia
tersebut agar menjadi pelajaran bagi umat muslim dan bukti akan
kekuasaan Allah Swt.
PELESTARIAN KHULAFAURRASYIDIN TERHADAP CINCIN NABI SAW
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu `Umar Ra, ia berkata :
اتخذ
رسول الله صلى اله عليه وآله وسلم خاتماً من ورق وكان في يده ثم كان بعد
في يد أبي بكر ثم كان بعد في يد عثمان حتى وقع بعد في بئر أريس نقشه محمد
رسول الله .
"Rasulullah
Saw memakai cincin dari perak yang dikenakan di tangan. Selanjutnya
sepeninggal beliau cincin itu melekat pada tangan Abu Bakar kemudian
`Umar lalu di tangan `Utsman sampai cincin itu jatuh di sumur Ariis.
Pada cincin itu terdapat ukiran bertuliskan Muhammad Rasulullah."
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Kitabullibas bab Khatamul Fidldlah. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata,
جاء في رواية النسائي : أنه التمس فلم يوجد ، وجاء في رواية ابن سعد : أنه كان في يد عثمان ست سنين . اهـ
“Dalam
riwayat Al Nasa’i terdapat redaksi : “Sesungguhnya ‘Utsman mencari
cincin itu namun tidak menemukannya.” Dalam riwayat Ibnu Sa’d terdapat
redaksi : “Sesungguhnya cincin itu melekat di tangan ‘Utsman selama 6
tahun.”
(Fathul Bari jilid X hlm. 313)
PELESTARIAN KHULAFAURRASYIDIN TERHADAP TOMBAK MILIK NABI SAW
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya kepada Az-Zubair, ia berkata :
لقيت
يوم بدر عبيدة بن سعيد بن العاص وهو مدجج لا يرى منه إلا عيناه وهو يكنى
أبا ذات الكرش فقال : أنا أبو ذات الكرش فحملت عليه بالعنزة فطعنته في
عينه فمات ، قال هشام : فأخبرت أن الزبير قال : لقد وضعت رجلي عليه ثم
تمطأت فكان الجهد أن نزعتها وقد انثنى طرفاها ، قال عروة : فسأله إياها
رسول الله فأعطاه ، فلما قبض رسول الله أخذها
ثم طلبها أبو بكر فأعطاه إياها ،فلما قبض أبو بكر سأله إياها عمر ، فأعطاه
إياها ، فلما قبض عمر أخذها ، ثم طلبها عثمان منه فأعطاه إياها ، فلما
قتل عثمان وقعت عند آل علي فطلبها عبد الله ابن الزبير ، فكانت عنده حتى
قتل .
“Pada
saat perang Badar saya bertemu dengan ‘Ubaidah ibnu Sa’id ibnu Al-’Ash
yang mengenakan pakaian tempur lengkap hingga yang terlihat Cuma
matanya. ‘Ubaidah memiliki julukan Abu Djatil Kirsy. “Saya Abu Djatil
Kirsy,” katanya. Lalu saya menyerang dia dengan tombak dan berhasil
menusuk matanya hingga ia pun tewas.” Hisyam berkata, “Saya dikabari
bahwa Az-Zubair berkata,”Sungguh saya telah menginjakan kaki saya di
atas tubuh Abu Djatil Kirsy lalu saya berjalan dengan angkuh. Kemudian
dengan susah payah saya mencabut tombak dari tubuh Abu Djatil Kirsy yang
ternyata telah bengkok kedua sisinya.” Urwah berkata, “Rasulullah
meminta tombak tersebut kepada Az-Zubair dan dia pun menyerahkannya.
Sepeninggal beliau, Az-Zubair mengambil kembali tombak itu. Abu Bakar
kemudian meminta tombak itu dan Az-Zubair pun memberikannya. Saat Abu
Bakar meninggal, ‘Umar memintanya dan Az-Zubair pun mengabulkannya.
Wakti ‘Umar meninggal dunia tombak itu diambil oleh Az-Zubair lalu
diminta oleh ‘Utsman dan Az-Zubair pun menyerahkannya. Ketika ‘Utsman
terbunuh tombak itu jatuh ke tangan keluarga Ali dan Abdullan ibnu
Az-Zubair memintanya. Akirnya tombak itu berada di tangan Az-Zubair
sampai ia meninggal dunia.”
(HR Al-Bukhari dalam kitab Al-Maghazi Bab Syuhudu Al-Malaikat Badran)
Ada
apa di balik perhatian besar terhadap tombak tersebut ? bukankah banyak
tombak-tombak lainnya yang barangkali lebih baik dan lebih bagus?? Dari
siapakah perhatian besar ini? Sesungguhnya perhatian ini berasal dari
empat figur khulafa’ yang bijak yang menjadi pemimpin agama, pilar-pilar
tauhid dan sosok-sosok terpercaya dalam aspek agama.
Jika
kepada sosok ulama bernama Utsaimin saja mereka buatkan gedung mewah
dan megah dan dibuatkan museum peninggalannya seperti pena, kacamata dan
arlojinya serta mereka jaga dengan baik, maka bagaimana dengan
peninggalan-peninggalan para manusia mulia, sahabat-sahabat Nabi Saw dan
terlebih lagi makhluyk termulia baginda Nabi Muhammad Saw, seharusnya
mereka lebih menjaga dan melestarikannya ???
No comments:
Post a Comment