أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
WILAYAT PENEMPUH SANG SUFI WAHDATUL WUJUD
Yang
dimaksud dengan Maqam adalah tingkatan atau wilayat yang akan (harus)
dilalui oleh seorang sufi Wahdatul Wujud. Yang saya sebutkan dan
jelaskan disini hanyalah Maqam yang inti-inti saja.
Takhalli
Takhalli
merupakan tingkatan dimana insan, karena beriradah kepadailahi,
melakukan proses penyucian diri, dengan cara bertaubat,
berpuasa,menyucikan diri jasmani, menekankan keinginan jasmani,
menjauhkan fikiran dari kesenangan duniawi, dan membersihkan hati dari
sifat-sifat mazmumah (tercela). Di dalam diri insan terdapat empat
belas “gudang” yang mula-mula berisi kejahatan dan kegelapan; tujuh pada
jasad dan tujuh pada ruh. Keempatbelasnya harus dibersihkan dan kelak
diisi dengan perbuatan suci yang mahmudah (terpuji). Tujuh pada jasad
adalah: mata, telinga, hidung, mulut, tangan, kaki, dan kemaluan.
Ketujuh ini harus disucikan dengan cara bertaubat atas segala perbuatan
yang keji dan mungkar.
Untuk menyucikan ini, setelah bertaubat haruslah menggunakannya di jalan yang ditentukan oleh syariat Islam. Tujuh
pada ruhani adalah titik-titik halus (lathifah atau lathaif) yakni:
lathifatul qalbi, lathifatul khafi, lathifatul akhfa, lathifatur ruh,
lathifatus sirri,lathifatun nafsi, lathifatu kullu jasad. Semua
lathifah ini harus dicuci danmencucinya harus dengan berzuhud. Dzikir
merupakan pencuci lathifah,khususnya hati, sebagai mana Rasulullah
bersabda “
Segala sesuatu ada pencucinya, dan pencuci hati adalah dzikir.
” Dzikir yang diutamakan adalah istighfar dan tahlil.
Tahalli
Setelah
insan bertakhalli, saatnya dia harus bertahalli, yaitu menghiasi diri
dengan amalan-amalan mahmudah (terpuji). Secara jasmani dia harus
bersadaqah, baik kepada orang lain, kepada alam semesta, maupun kepada
dirinya sendiri. Semua itu harus terprogram dalam kehidupan insan
secarateratur, terencana, dan bertujuan yang jelas. Dalam bertahalli
ini, seorang insan bukan hanya mencintai amalan fardhu, tetapi juga
amalan sunnah. Allah mencintai insan bukan dengan amalan fardhu, tetapi
amalan sunnah. Insanharus menekan hasrat duniawinya dengan cara berpuasa
dan zuhud lillahita’ala . Di waktu siang dan malam hanya mengingat
Allah, bersunyi diri,hanya mencari keridhaan Allah, menyeru dalam hati
Ilahi Anta Maqsuudi, Waridhaka Mathluubi . Hanya Allah yang dimaksudkan
dan keridhaanNya yang dicari. Lisannya selalu basah dengan La ilaha
illallah, dan hatinya selalu berdetak Allah-Allah, serta nafasnya naik
turun mengikuti irama dzikir Hu....dan Allah..., setiap langkah kakinya
disertai dengan Syahadata ini , pandanganatanya dijaga dari yang haram,
telinganya, lisannya dan segalanya. Kemudian insan juga melakukan
perjalanan spiritual tarikat dengan cara berdzikir dan berdzikir di
waktu dan jangka waktu yang ditetapkan oleh tarikat masing-masing.
Namun maqam dzikirnya secara umum disebut sebagai berikut:
Mahabbah
awalnya
insan harus menghadirkan cinta dan kerinduan kepada Allah. Bagaimana
mungkin seseorang melakukan perjalanan secara berhasil jika dia
melakukannya tanpa kerinduan terhadap apa yang dia cari. Cinta kepada
Allah akan melahirkan cinta Allah kepada insan. Biasanya orang yang
menjalani hal ini hanya sekedar mencari tahu saja, sudah pasti kegagalan
yang akan dicapai, bahkan tidak sedikit yang mengalami gangguan
kejiwaan. Cinta adalah persiapan awal untuk melakukan perjalanan dan
kerinduan akan senantiasa menjadi motif pencarian dari tahap ke tahap.
Cinta dan kerinduan kepada Allah bukan hanya pembuka perjalanan
bertahalli, tetapi juga akan senantiasa hadir dipertengahan dan di akhir
perjalanan insan bertahalli. Pada maqam ini, insan berdzikir istighfar
dan ya Rahman ya Rahim...
Mujahadah
Ini
adalah tahapan dimana insan berupaya keras, berjuang melawan segala
sesuatu selain Allah yang menghampiri hati dan fikiran. Biasanya
iniadalah pengaruh dari semakin banyaknya kesibukan dunia yang menjebak
kita. Dalam situasi ini, kita benar-benar boleh mengukur sedalam apakah
kita terjebak dengan dunia, semakin keras pejuangan kita, adalah
pertanda bahwa ikatan dunia yang menjebak kita semakin keras, tebal, dan
dalam. Fikiran insan akanseperti seekor burung yang bertengger dari
satu dahan kesibukan dunia kedahan ingatan dunia yang lain.
Hanya
rahmat Allah saja yang bisa membuat insan berhasil melalui maqam ini.
Insan harus senantiasa berusaha untuk menepis segala sesuatu selain
Allah, sementara itu Allah pun belum dikenal,maka dengan demikian insan
hanya bisa menepis segala-galanya karena Allah laisa kamistlihi syai’un ,
tidak serupa dengan apapun jua. Sang insan menahanlapar, haus, lelah,
mengantuk; perjuangan jasad, hati, dan akal. Insan tetapberjuang sambil
berdzikir La ilaha illallah... ketika bayang-bayang apapunmuncul dalam
hati dan pikirannya, insan berlindung dengan menyebutkan a’udzu billahi
minka (aku berlindung kepada Allah dari engkau). Jika seoranginsan telah
terlepas dari maqam ini, pertandanya adalah ketika tidak ada
sesuatuapapun yang hadir, dan ini hal ini sangat sulit saya gambarkan
dengan kata-kata. Namun sewaktu-waktu insan bisa saja terjatuh lagi dan
harus bermujahadah lagi. Ini merupakan pintu masuk ke wilayat fana yang
paling sulit, sangat sulit. Hal yang paling sulit untuk dilakukan dalam
ber-WahdatulWujud, adalah menepis segala sesuatu dan tinggallah diri
sendiri saja, mencariAllah.
Muraqabah
Di
maqam ini, insan sudah tidak lagi menyadari hal lain selain dirinyadan
Allah saja, dia berupaya untuk mendekat kepada Allah dengan
hakikat-hakikatnya, dengan ilmu dan ma’rifat yang dia miliki, disertai
dengan dzikir Ya Allah Ya Allah... pada saat ini, insan hanya menyadari
bahwa Allahlah yang diatuju, hakikat Allah. Setelah melalui perjalanan
yang keras. Cinta dan kerinduan tidaklah boleh surut, haruslah lebih
bersemangat lagi. Hati merasa dituntun olehAllah dan inilah jalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Inilah jalan yangdicari dan dipilih oleh
insan, untuk memenuhi panggilan Allah dalam surat al-Maidah ayat 35. Dan
sebagai hasil dari upaya kerasnya, insan akan berjumpadengan Allah
(al-Insyiqaaq:6). Akan tetapi, masih terdapat hijab antara Allah dan
insan; hijab inilah merupakan hakikat yang membedakan antara Allah
daninsan.
Mukasyafah
Pada
tahap ini, hijab tersingkap, Allah membuka hijab itu dengan rahmatNya,
sehingga insan dapat (seolah-olah) melihat Allah dengan melalui NurNya.
Inilah ihsan yang Rasulullah maksudkan, seolah-olah engkaumelihatNya,
dan jika tidak maka Dia melihat engkau . Cahaya itu semakin lama semakin
dekat, besar, dan terang. Insan melihat Nur. Lisan telah mati, hati
danakal berdzikir tanpa nama, hanya menunjuk pada Dia ( Hu... , atau
ada sufi lainmengatakan
Hua...).
Musyahadah
Di
maqam ini, insan melakukan persaksian (syahadah) yang sesungguhnya,
seperti insan mengakuiNya ketika berada di Alam Arham,dimana Allah
bertanya “ Alastu birabbikum, dan insan menjawab BalaaSyahidna... ”
yang saya temukan adalah “ Syahidna ala anfusana watsabataindanaa,
Anta Khaliiquna, wa Anta Rabbuna, wa La ilaha illa Anta. ” Ini adalah
persaksian sesungguhnya kepada Allah, dimana hanya ada Allah dan
insan,hamba yang terpilih.
Mukafanah
No comments:
Post a Comment