أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Artinya :
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.”
Artinya :
“Make ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah.” (QS. 47 Muhammad : 19).
Dan firman-Nya:
Artinya :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pads diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar.”
(QS. 41 Fushshilat : 53).
Artinya :
“Dan adalah mereka berhak dengan kalimat taqwa itu dan patut memilikinya ” (QS. 48 Al Fath : 26).
Artinya :
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. 7 Al A’raf : 96).
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakqwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya ; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. 3 Ali Imran : 102)
Hakikat Ilmu, Fiqh dan Keutamaannya
Rasulullah s.a.w. bersabda :
طَلَبُ اْلعِلْمَ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Artinya :
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.”
Memulai dengan hadits syarif karena mengharapkan keberkahan. Maksudnya
bahwa menuntut ilmu itu hukumnya fardlu ‘ain bagi setiap muslim
laki-laki dan perempuan yang mukalaf. Seperti ilmu yang membebankan
untuk menerangkan makrifat kepada Allah Ta’ala dengan meng-Esakan-Nya
dan mengetahui sifat-Nya serta membenarkan adanya Rasul. Sebab hal ini
tidak boleh bertaklid, berdasarkan firman Allah Ta’ala :
“Make ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah.” (QS. 47 Muhammad : 19).
Dan firman-Nya:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pads diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar.”
(QS. 41 Fushshilat : 53).
Setiap muslim yang baligh baik fakir maupun kaya juga
diwajibkan mempelajari ilmu shalat dan bersuci sebagaimana
diwajibkannya mempelajari ilmu zakat dan haji. Adapun sampai pada
tingkat ijtihad dan fatwa maka hukumnya fardlu kifayah. Jika salah
seorang dari ahli negaranya telah melaksanakannya, maka sudah cukup dan
gugurlah yang lainnya dan mereka boleh bertaklid (mengikuti), dan jika
mereka diam semuanya maka, mereka berdosa semua. Demikian sebagaimana
dalam syarah Mashabih.
Dari pengertian ini maka berkatalah pengarang kitab : “Ketahuilah,
bahwasanya setiap muslim dan muslimat tidaklah diwajibkan mempelajari
ilmu. Tetapi ia diwajibkan mempelajari ilmu yang akan dilakukan, yaitu
Ilmu Ushuluddin dan Ilmu Fiqih, yang ada hubungannya dengan ihwal
manusia. Seperti kufur, iman, shalat, zakat, puasa, haji dan sebagainya.
Sebagaimana dikatakan sebagian Ulama :
Artinya :
“Ilmu yang lebih utama adalah ilmu yang akan diamalkan, dan amal
yang lebih utama adalah memelihara perbuatan (dari sia-sia dan
kerusakan).”
Setiap muslim diwajibkan mempelajari ilmu yang akan ia alami dalam
shalatnya seperu kerusakan dan kemaslahatan, atau yang akan menimpa
dirinya seperti sakit, sehat, bepergian dan di rumah yang ada
hubungannya dengan cara melaksanakan kewajiban shalatnya. Karena orang
Islam diwajibkan shalat, maka ia diwajibkan mengetahui ilmu yang
berhubungan dengan shalat, agar shalatnya dapat sempurna dan sah.
Seperti mengetahui rata cara melakukan shalat dan syarat rukunnya.
Di samping itu, hendaknya memelihara bacaan-bacaannya
dengan benar, baik berupa ayat-ayat yang panjang maupun tiga ayat
pendek yang difardlukan. Sebab jika bacaannya salah menjadikan shalatnya
tidak sah. Dengan demikian ia dianggap belum memenuhi kewajibannya.
Maka dari itu, karena orang Islam diwajibkan melakukan shalat, maka
setiap muslim wajib mengetahui ilmunya. Perantara melakukan ibadah
fardlu adalah wajib dilakukan, seperti melakukan wudlu untuk shalat.
Maka melakukan perantara untuk memenuhi kewajiban hukumnya wajib.
Demikian pula untuk mengetahui kefardluan dan kewajiban adalah wajib.
Begitu pula wajibnya mengetahui masalah puasa dan zakat jika ia telah
memiliki harta sebagai syarat untuk zakat, kemudian kewajiban haji bila
telah memenuhi syarat, dan wajib mempelajari ilmu muamalat tentang jual
beli jika ia sebagai pedagang atau pengusaha. Maksudnya setiap muslim
wajib mempelajari hal-hal yang akan tetiadi dalam transaksi jual beli,
agar ia terhindar dari riba, syubhat, kekeliruan dan kerusakan.
Diriwayatkan, bahwa Syekh Muhammad bin Hasan rahimahullah, suatu ketika
menerima kunjungan seorang murid yang mengajukan permohonan agar beliau
mengarang kitab tentang “Zuhud”. Jawab beliau : “Aku telah mengarang
kitab tentang jual beli, yang isinya mengatur sah dan rusaknya jual
beli.” Maksudnya, yang dinamakan Zuhud adalah seorang yang menjaga diri
dari perkara yang boleh melakukannya tetapi dibenci. Zuhud adalah
meninggalkan keinginan hawa nafsunya, dan ini dapat terwujud dalam
memelihara perkara-perkara syubhat. Maka tidak mustahil jika kitab Zuhud
dikategorikan kitab jual beli.
Demikian pula bagi setiap muslim diwajibkan mempelajari ilmu
bermasyarakat, dan teori-teori dalam bekerja agar dapat terpelihara dari
larangan agama. Sebab siapa yang akan melakukan suatu pekerjaan, maka
ia diwajibkan mengetahui ilmunya dan memelihara diri dari larangan
agama.
Setiap muslim juga diwajibkan mengetahui ihwal hatinya untuk
bertawakkal, kembali dan takut kepada Allah serta rela akan
hukum-hukumNya dan ketetapan-Nya. Karena hal itu akan terjadi dalam
segala keadaan, tidak terbatas pada keadaan tertentu saja. Maka ia wajib
mengetahui ilmunya, karena akan menyangkut setiap pribadi muslim. Tanpa
demikian maka hukumnya fardlu kifayah, yaitu jika salah seorang sudah
ada yang melakukannya maka yang lain menjadi gugur semua.
Adapun kemuliaan ilmu siapapun tidak akan menyangsikannya. Sebab ia
merupakan sifat pemberian Allah yang diberikan khusus bagi umat manusia.
Karena sifat-sifat selain ilmu, baik manusia maupun seluruh binatang
juga sama memiliki. Seperti sifat pemberani, kuat, sosial, giat dan
sebagainya.
Dengan ilmu, Allah menampakkan ketinggian derajat Nabi Adam a.s.
melebihi derajat para malaikat, sehingga para malaikat diperintahkan
bersujud menghormati kepada Adam. Malaikat merupakan lafadh jamak dari
“Malakun.” Mereka sebagai perantara antara Allah dengan para Rasul-Nya.
Terdapat perbedaan pendapat tentang hakikat mereka. Para Mutakallimin
berpendapat, bahwa malaikat adalah jisim yang halus (makhluknon fisik)
yang dapat membentuk rupa dengan berbagai macam bentuk. Ini menunjukkan
bahwa para Rasul dapat melihat mereka. Mereka mempunyai kekuatan dalam
melaksanakan tugasnya, sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla mensifati mereka
dalam firman-Nya :
Artinya :
“Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya“
(QS. 21 Al Anbiya’ : 20).
“Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya“
(QS. 21 Al Anbiya’ : 20).
Mereka pada tingkatan yang tinggi lagi dekat-dekat, mengatur urusan dari
langit ke bumi, sesuai berlakunya pada mereka kalam qadla dan qadar.
Mereka mengatur urusan dunia. Mereka ada yang di langit dan ada yang
turun di bumi karena banyaknya. Adam lebih utama dari para malaikat
tersebut dalam tafsir firman Allah Ta’ala :
Artinya:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para malaikat”. (QS. 2 Al Bagarah : 31).
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para malaikat”. (QS. 2 Al Bagarah : 31).
Allah menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Sujud menurut
bahasa artinya merendahkan diri. Dan menurut istilah syara’, adalah
meletakkan dahi pada bumi dengan maksud beribadah. Adapun Para malaikat
disuruh bersujud kepada Adam as. maksudnya untuk menghormat dan
memuliakan karena mengagungkan kepadanya dan menunaikan hak belajar.
Sesungguhnya hanya dengan kemuliaan ilmulah menjadi perantara untuk bertakwa, yang menurut urf syara’
adalah sempurnanya memelihara diri dari sesuatu yang membahayakan di
akhirat. Menurut Umar bin Abdul Aziz bahwa takwa adalah meninggalkan
segala yang diharamkan (dilarang) oleh Allah Ta’ala dan melaksanakan apa
Yang diwajibkan. Menurut sebagian Ulama, bahwa orang yang bertakwa
adalah orang yang meninggalkan segala Yang tidak ada kebaikannya karena
merasa takut dari terjerumus padanya. Sementara Ulama menjelaskan, dari
takwa itu terdapat lima balasan, tidak akan memperolehnya orang yang
tidak melepaskannya, yaitu :
Merasa kesulitan atas kenikmatan, merasa lemah etas kekuatan, merasa
hina atas kemuliaan, merasa payah atas kesenggangan, dan merasa mati
atas kehidupan.
Dalam kenyataan takwa itu ada tiga tingkatan :
-
Takwa dalam memelihara diri dan siksaan yang dikekalkan atas kekufuran. Dimana Allah akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih. Sedangkan Allah menurunkan ketenangan kepada orang-orang mukmin dan mewajibkan mereka kalimat takwa. Sebagaimana firman-Nya:
Artinya :
“Dan adalah mereka berhak dengan kalimat taqwa itu dan patut memilikinya ” (QS. 48 Al Fath : 26).
2. Menjauhi segala perbuatan dosa, baik untuk
memperbuat atau meninggalkan termasuk dosa-dosa kecil bagi suatu kaum.
Hal ini yang dikenal sebagai taqwa menurut syara’, sebagaimana firman
Allah Ta’ala :
Artinya :
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. 7 Al A’raf : 96).
3. Memaha Sucikan Allah dalam setiap gerak-gerik dan perbuatan dari
rahasia kebenaran Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, dan beribadat kepada-Nya dengan penuh ketekunan. Inilah takwa hakiki yang diperintahkan Tuhan
rahasia kebenaran Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, dan beribadat kepada-Nya dengan penuh ketekunan. Inilah takwa hakiki yang diperintahkan Tuhan
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakqwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya ; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. 3 Ali Imran : 102)
كان أستاذنا شيخ الإسلام برهان الدين رحمه الله يوقف بداية السبق على يوم
الأربعاء، وكان يروى فى ذلك حديثا ويستدل به ويقول: قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم: ما من شيئ بدئ يوم الأربعاء إلا وقد تم
Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddi n memulai belajar tepat Pada hari rabu. Dalam hal ini beliau telah meriwayatk an sebuah hadist sebagai dasarnya, dan ujarnya: Rasulullah saw bersabda: ” tiada lain segala sesuatu yang di mulai pada hari rabu, kecuali akan menjadi sempurna.”
وهكذا كان يفعل أبى. وكان يروى هذا الحديث عن أستاذه الشيخ الإمام الأجل قوام الدين أحمد بن عبد الرشيد رحمه الله
Dan seperti ini pula yang dikerjakan Abu Hanifah. Mengenai hadist di atas, beliau juga diriwayatk an dari guru beliau Syaikhul Imam Qawamuddin Ahmad bin Abdur Rasyid.
وسمعت ممن أثق به، أن الشيخ يوسف الهمذانى رحمه الله، كان يوقف كل عمل من الخير على يوم الأربعاء.
Saya mendengar dari orang kepercayaa nku, bahwa Syekh Abu Yusuf Al-Hamdani juga menepatkan semua perbuatan bagus pada hari rabu.
وهذا لأن يوم الأربعاء يوم خلق فيه النور، وهو يوم نحس فى حق الكفار فيكون مباركا للمؤمنين.
Demikianla h, karena pada hari rabu itu Allah menciptaka n cahaya, dan hari itu pyla merupakan hari sial bagi orang kafir yang berarti bagi orang mukmin hari yang berkah.
Panjang Pendeknya Pelajaran
وأما قدر السبق فى الإبتداء: كان أبو حنيفة رحمه الله يحكى عن الشيخ القاضى
الإمام عمر بن أبى بكر الزرنجرى رحمه الله أنه قال: قال مشايخنا رحمهم
الله: ينبغى أن يكون قدر السبق للمبتدئ قدر ما يمكن ضبطه بالإعادة مرتين
بالرفق ويزيد كل يوم كلمة حتى أنه وإن طال وكثر يمكن ضبطه بالإعادة مرتين،
ويزيد بالرفق والتدريج، وأما إذا طال السبق فى الإبتداء واحتاج إلى الإعادة
عشر مرات فهو فى الإنتهاء أيضا يكون كذلك، لأنه يعتاد ذلك، ولا يترك تلك
الإعادة إلا بجهد كثير
Mengenai ukuran seberapa panjang panjang yang baru dikaji, menurut keterangan Abu Hanifah adalah bahwa Syaikh Qadli Imam Umar bin Abu Bakar Az-Zanji berkata: guru-guru kami berkata: “sebaiknya bagi oarang yang mulai belajar, mengambil pelajaran baru sepanjang yang kira-kira mampu dihapalkan dengan faham, setelah diajarkann ya
dua kali berulang. Kemudian untuk setiap hari, ditambah sedikit demi
sedikit sehingga setelah banyak dan panjang pun masih bisa menghapal
dengan paham pula setelah diulanga dua kali. Demikianla h lambat laun setapak demi setapak. Apabila pelajaran pertama yang dikaji itu terlalu panjang sehingga para pelajar memerlukan diulangany a 10 kali, maka untuk seterusnya sampai yang terakhirpu n begitu. Karena hal itu menjadi kebiasaan yang sulit dihilangka n kecuali dengan susah payah.”
وقد قيل: السبق حرف، والتكرار ألف
Ada dikatakan: “pelajaran baru satu huruf, pengulanga nnya seribu kali.”
Tingkat Pelajaran Yang Di Dahulukan
وينبغى أن يبتدئ بشيئ يكون أقرب إلى فهمه، وكان الشيخ الإمام الأستاذ شرف
الدين العقيلى رحمه الله يقول: الصواب عندى فى هذا ما فعله مشايخنا رحمهم
الله، فإنهم كانوا يختارون للمبتدئ صغارات المبسوط لأنه أقرب إلى الفهم
والضبط، وأبعد من الملالة، وأكثر وقوعا بين الناس.Seba iknya dimulai dengan pelajaran- pelajaran yang dengan mudah telah bisa di fahami. Syaikhul Islam Ustadz Syarifuddi n Al-Uqaili berkata; “Menurut saya, yang benar dalam masalah ini adalah seperti yang telah dikemukaka n oleh para guru kita. Yaitu untuk murid yang baru, mereka pilihkan kitab-kita b yang ringkas/ kecil. Sebab dengan begitu akan lebih mudah di fahami dan di hapal, serta tidak membosanka n lagi pula banyak terperakte kan.
Membuat Catatan
وينبغى أن يعلق السبق بعد الضبط والإعادة كثيرا، فإنه نافع جد
Sebaiknya sang murid membuat catatan sendiri mengenai pelajaran- pelajaran yang sudah di fahami hafalannya , untuk kemudian sering diulang-ul ang kembali. Karena dengan cara begitu, akan bermanfaat sekali.
ولا يكتب المتعلم شيئا لا يفهمه، فإنه يورث كلالة الطبع ويذهب الفطنة ويضيع أوقاته.
Jangan sampai menulis apa saja yang ia sendiri tidak tahu maksudnya, karena hal ini akan menumpulka n otak dan waktupun hilang dengan sia-sia belaka.
Usaha Memahami Pelajaran
وينبغى أن يجتهد فى الفهم عن الأستاذ بالتأمل وبالتفكر وكثرة التكرار، فإنه
إذا قل السبق وكثرة التكرار والتأمل يدرك ويفهم. قيل: حفظ حرفين، خير من
سماع وقرين، وفهم حرفين خير من حفظ سطرين. وإذا تهاون فى الفهم ولم يجتهد
مرة أو مرتين يعتاد ذلك فلا يفهم الكلام اليسير
Pelajar hendaknya mencurahka n kemampuann ya dalam memahami pelajaran dari sang guru, atau boleh juga dengan cara diangan-an gan sendiri, di fikir-fiki r dan sering diulang-ul ang sendiri. Karena bila pelajaran yang baru itu hanya sedikit dan sering diulang-ul ang sendiri, akhirnyapu n dapat dimengerti . Orang berkata : “Hafal dua huruf lebih bagus daripada mendengark an saja dua batas pelajaran. Dan memahami dua huruf lebih baik daripada menghapal dua batas pelajaran. Apabila seseorang telah pernah satu atau dua kali mengabaika n dan tidak mau berusaha, maka menjadi terbisakan , dan menjadi tidak bisa memahami kalimat yang tidak panjang sekalipun.
Berdo’a
فينبغى أن لا يتهاون فى الفهم بل يجتهد ويدعو الله ويتضرع إليه فإنه يجيب
من دعاه، ولا يخيب من رجاه. وأنشدنا الشيخ الأجل قوام الدين حماد بن
إبراهيم بن إسماعيل الصفار الأنصارى إملاء للقاضى الخليل بن أحمد الشجرى فى
ذلك شعرا:
أخدم العلم خدمـــــــ ة المستفيد وأدم درسه بفعل حـــــــمي د
وإذا مـــــــا حفظت شيئا أعده ثم أكده غاية التأكـــــ ـــــــيد
كى لا يزول ثم علقه كى تعود إليه وإلى درسه على التأبيد
فإذا ما أمنت مـــــــــ ـــنه فواتا فانتدب بعده لشيئ جــــــديد
مع تكرار ما تقدم مـــــــــ ـــنه واقتناء لشأن هـــــذا المـزيد
ذاكـــــــ ـر الناس بالعلوم لتحيا لا تكن من أولى النهى ببعيد
إذا كتمت العلوم أنسيت حــتى لا ترى غير جـــــاهل وبليد
ثم ألجمت فـــــــى القيامة نارا وتلهبت بالعــــــ ـذاب الشديد
Hendaknya pula, dengan sungguh-su ngguh memanjatka n do’a kepada Allah dan meratap serta meronta. Allah pasti mengabulka n do’a yang di mohonkan, dan tidak mengabaika n orang yang mengharapk an.
Sya’ir Imlak Al-Qadli Al-Khalil Asy-Syajar zi dibawakan kepada kami oleh guru kami syaikh Qawamuddin Hammad bin Ibrahim bin ismail As-Shaffar , sebagai berikut :
Abdilah ilmu, bagaikan anda seorang abdi
Pelajari selalu, dengan berbuat sopan terpuji
yang telah kau hafal, ulangi lagi berkali-ka li
lalu tambatkan dengan temali kuat sekali
Lalu catatlah, agar kau bisa mengulangi lagi
Dan selamanya, ku bisa mempelajar i
Jikalau engkau, telah percaya tak kan lupa
Ilmu yang baru, sesudah itu masuki segera
Mengulang- ulang, ilmu yang dulu, jangan terlalai
Dan bersungguh an, agar yang ini, kan menambahi
Percakapil ah mereka, agar ilmumu hidup selalu
Jangan menjauh, dari siap berakal maju
Bila ilmu, kau sembunyika n jadi membeku
Kau kan kenal, jadi si bodoh yang tolol dungu
Api neraka kan membelengg umu nanti kiamat
Siksa yang pedihpun menimpamu menjilat-j ilat
Mudzakarah Munadharah Dan Mutharahah
ولا بد لطالب العلم من المذاكرة، والمناظرة، والمطارحة،
فينبغى أن يكون كل منها بالإنصاف والتأنى والتأمل، ويتحرز عن الشغب
[والغضب]، فإن المناظرة والمذاكرة مشاورة، والمشاورة إنما تكون لاستخراج
الصواب وذلك إنما يحصل بالتأمل والتأنى والإنصاف، ولا يحصل بالغضب والشغب.
Seorang pelajar seharusnya melakukan Mudzakarah (forum saling mengingatk an), munadharah (forum saling mengadu pandangan) dan mutharahah (diskusi). Hal ini dilakukan atas dasar keinsyafan , kalem dan penghayata n serta menyingkir i hal-hal yang berakibat negatif. Munadharah dan mudzakarah adalah cara dalam melakukan musyawarah , sedang permusyawa ratan itu sendiri dimaksudka n guna mencari kebenaran. Karena itu, harus dilakukan dengan penghayata n, kalem dan penuh keinsyafan . Dan tidak akan berhasil, bila dilaksanak an dengan cara kekerasan dan berlatar belakang yang tidak baik.
فإن كانت نيته من المباحثة إلزام الخصم وقهره، فلا تحل، وإنما يحل ذلك
لإظهار الحق. والتمويه والحيلة لا يجوز فيها، إلا إذا كان الخصم متعنتا، لا
طالبا للحق. وكان محمد بن يحيى إذا توجه عليه الإشكال ولم يحضره الجواب
يقول: ما ألزمته لازم، وأنا فيه ناظر، وفوق كل ذى علم عليم.
Apabila di dalam pembahasan itu dimaksudka n untuk sekedar mengobarka n perang lidah, maka tidak diperboleh kan menurut agama. Yang diperboleh kan adalah dalam rangka mencari kebenaran. Bicara berbelit-b elit dan membuat alasan itu tidak diperkenan kan, selama musuh bicaranya tidak sekedar mencari kemenangan dan masih dalam mencari kebenaran. Bila kepada Muhammad bin Yahya diajukan suatu kemuskilan yang beliau sendiri belum menemukan pemecahann ya, maka ia katakan : “pertanyaa n anda saya catat dahulu untuk kucari pemecahann ya. Diatas orang berilmu, masih ada yang lebih banyak ilmunya.”
وفائدة المطارحة والمناظرة أقوى من فائدة مجرد التكرار لأن فيه تكرارا
وزيادة. وقيل: مطارحة ساعة، خير من تكرار شهر. لكن إذا كان [مع] منصف سليم
الطبيعة. وإياك والمذاكرة مع متعنت غير مستقيم الطبع، فإن الطبيعة متسرية،
والأخلاق متعدية، والمجاورة مؤثرة.
Faedah mutharahah dan mudzakarah itu jelas lebih besar daripada sekedar mengulang pelajaran sendirian, sebab disamping berarti mengulang pelajaran, juga menambah pengetahua n yang baru. Ada dikatakan : “Sesaat mutharahah dilakukan,
lebih bagus mengulang pelajaran sebulan. “Sudah tentu harus dilakukan
dengan orang yang insaf dan bertabiat jujur. Awas jangan mudzakarah dengan orang yang sekedar mencari menang dalam pembicaraa n semata, lagi pula bertabiat tidak jujur. Sebab tabiat itu suka merampas, akhlak mudah menjalar sedang perkumpula n pengaruhny a besar.
وفى الشعر الذى ذكره الخليل بن أحمد فوائد كثيرة، قيل:
العلم من شرطه لمن خـــــدمه أن يجعل الناس كلهم خـــدمه
Syi’ir yang dibawakan oleh Khalil bin ahmad di atas, telah banyak membawa petunjuk. Ada dikatakan :
Persyarata n ilmu bagi pengabdiny aMenjadika n seluruh manusia, agar mengabdi kepadanya
Menggali Ilmu
وينبغى لطالب العلم أن يكون متأملا فى جميع الأوقات فى دقائق العلوم ويعتاد ذلك، فإنما يدرك الدقائق بالتأمل، فلهذا قيل: تأمل تدرك.
Pelajar hendaknya membiasaka n diri sepanjang waktu untuk mengangan- angan dan memikirkan . Karena itu, orang berkata : “angan-ang anlah, pasti akan kau temukan.”
ولا بد من التأمل قبل الكلام حتى يكون صوابا، فإن الكلام كالسهم، فلا بد من
تقويمه قبل الكلام حتى يكون مصيبا. وقال فى أصول الفقه: هذا أصل كبير
وهوأن يكون كلام الفقيه المناظر بالتأمل.
قيل: رأس العقل أن يكون الكلام بالتثبت والتأمل.
قال قائل شعرا: أوصيك فى نظم الكلام بخمسة إن كنت للموصى الشفيق مطيعا
لا تغفلن سبب الكـــــلا م ووقته والكيف والكــــم والمكان جميعا
Tidak bisa tidak, agar omongan tepat itu harus terlebih dahulu di angan-anga n sebelum berbicara. Ucapan adalah laksana anak panah, dimana tepat pada sasaran bila dibidikan terlebih dahulu dengan mengangan- angan. Dalam Ushul Fiqh ada dikatakan bahwa mengangan- angan adalah dasar yang amat penting. Maksudnya, hendaklah ucapan ahli fiqh yang teliti itu terlebih dahulu harus diangan-an gan. Ada diaktakan : “Modal akal ialah ucapan yang tidak sembaranga n serta diangan-an gan terlebih dahulu.” Lain orang berkata :
Pesan untukmu, tata bicara ada lima perkara
Jika kau taat pada pemesan yang suka rela
jangan sampai terlupa :
apa sebabnya, kapan waktunya, bagaimana caranya,
berapa panjangnya dimana tempatnya itulah semua.
ويكون مستفيدا فى جميع الأوقات والأحوال من جميع الأشخاص قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم: الحكمة ضالة المؤمن أينما وجدها اخذها. وقيل: خذ ما صفا،
ودع ما كدر. وسمعت الشيخ الإمام الأجل الأستاذ فخر الدين الكاشانى يقول:
كانت جارية أبى يوسف أمانة عند محمد [ بن الحسن] فقال لها: هل تحفظين أنت
فى هذا الوقت عن أبى يوسف فى الفقه شيئا؟ فقالت: لا، إلا أنه كان يكرر
ويقول: سهم الدور ساقط، فحفظ ذلك منها، وكانت تلك المسألة مشكلة على محمد
فارتفع أشكاله بهذه الكلمة. فعلم أن الإستفادة ممكنة من كل أحد.
Seluruh waktunya dan dalam situasi bagaimanap un, pelajar hendaknya mengambil pelajaran dari siapapun. Rasulullah saw bersabda: “Hikmah itu barang hilangnya orang mukmin dimana asal ia temui supaya diambil juga.” Ada dikatakan: “Ambillah yang jernih tinggalkan lah yang keruh.” Saya mendengar ucapan Syaikhul Imam Ustadz Fakhrudin Al-Kasyani
: “Adalah jariyah Abu Yusuf menjadi amanat buat Muhammad, lalu kepada
Muhammad bertanya: Adakah sekarang saudari masih hafal sedikit tentang
fiqh dari Abu Yusuf? Jawabnya : ah, tidak tuan, hanya saya ketahui ia
sering mengulang- ulang
ilmunya dan pernah berkata: “Saham daur itu gugur tak dapat bagian.
“Dengan itu Muhammad lalu menjadi hafal dan yang tadinya masalah saham
daur terasa sulit bagi muhammad, sekarang sudah terpecahka n. Akhirnya tahulah bahwa belajar itu bisa dilaksanak an dari siapa saja.”
ولهذا قال ابو يوسف حين قيل: بم أدركت العلم؟ قال: ما استنكفت من الإستفادة
من كل أحد وما بخلت من الإفادة. وقيل لابن عباس رحمه الله: بم أدركت
العلم؟ قال: بلسان سؤول، وقلب عقول.
Dikala kepada Abu Yusuf ditanyakan : “Dengan apakah tuan memperoleh ilmu? beliau menjawab: “Saya tidak merasa malu belajar dan tidak kikir mengajar”. Ada ditanyakan
kepada Ibnu Abbas ra : “dengan apakah tuan mendapat ilmu?” beliau
menjawab : “Dengan lisan banyak bertanya dan hati selalu berpikir.”
وإنما سمي طالب العلم: ما تقول، لكثرة ما كانوا يقولون فى الزمان الأول. ما تقول فى هذه المسألة؟.
Adanya pelajar digelari dengan “Ma Taqulu” (Bagaimana keterangan mu) sebab pada masa dulu mereka amat terbiasa untuk mengucapak an “Bagaimana keterangan anda dalam masalah ini?”
وإنما تفقه أبو حنيفة رحمه الله بكثرة المطارحة والمذاكرة فى دكانه حين كان
بزازا. فبهذا يعلم أن تحصيل العلم والفقه يجتمع مع الكسب. وكان أبو حفص
الكبير يكتسب ويكرر العلوم، فإن كان لا بد لطالب العلم من الكسب لنفقة
العيال وغيره فليكتسب وليكرر وليذاكر ولا يكسل.
Hanya dengan banyak mutharahah dan mudzakarah di kedainyala h,
Abu Hanifah pedagang kain itu menjadi alim fiqh. Melihat kenyataan
tersebut, kita bisa tahu bahwa menuntut ilmu dan fiqh itu bisa pula
dilakukan bersama-sa ma dengan bekerja mencari uang. Abu Hafsh Al-Kabir sendiri bekerja sambil mengulang- ulang pelajarann ya sendiri. Karena itu, apabila seorang pelajar harus juga mencarikan nafkah keluarga dan segenap tanggungan nya, bisalah kiranya di tengah-ten gah keasyikan bekerjanya itu sambil mempelajar i sendiri pelajarann ya dengan semangat dan segiat mungkin.
Pembiayaan Untuk Ilmu
وليس لصحيح العقل والبدن عذر فى ترك التعلم والتفقه، فإنه لا يكون أفقر من أبى يوسف، ولم يمنعه ذلك من التفقه.
Orang yang kebetulan sehat badan dan pikirannya ,
tiada lagi alasan baginya untuk tidak belajar dan tafaqquh sebab tidak
ada lagi yang lebih melarat daripada Abu Yusuf, tapi toh tidak pernah
melupakan pelajarann ya.
. فمن كان له مال كثير فنعم المال الصالح للرجل الصالح، المنصرف فى طريق
العلم. قيل لعالم: بم أدركت العلم؟ قال: بأب غني. لأنه كان ينتفع به أهل
العلم والفضل، فإنه سبب زيادة العلم لأنه شكر على نعمة العقل والعلم، وإنه
سبب الزيادة. قيل: قال أبو حنيفة رحمه الله: إنما أدركت العلم بالحمد
والشكر، فكلما فهمت ووفقت على فقه وحكمة قلت: الحمد لله، فازداد علمى.
Apabila seseorang kebetulan kaya raya, alangkah bagusnya bila harta yang halal itu di miliki orang shaleh. Ada ditanyakan kepada seorang yang alim “dengan apa tuan mendapatka n ilmu?” lalu menjawabny a: “Dengan ayahku yang kaya. Dengan kekayaan itu, beliau berbakti kepada ahli ilmu dan ahli keutamaan” . Perbuatan seperti ini, berarti mensyukuri nikmat akal dan ilmu, yang hal itu menyebabka n bertambahn ya ilmu. ada dikatakan orang, bahwa Abu Hanifah berucap: “Hanya saja kudapatkan ilmu dengan Bersyukur dan Hamdallah. Tiap-tiap berhasil kufahami fiqh dan hikmah selalu saja kuucapkan Hamdalah. Dengan cara itu, jadi berkembang lah ilmuku.”
Bersyukur
وهكذا ينبغى لطالب العلم أن يشتغل بالشكر باللسان والجنان والأركان والحال
ويرى الفهم والعلم والتوفيق من الله تعالى ويطلب الهداية من الله تعالى
بالدعاء له والتضرع إليه، فإن الله تعالى هاد من استهداه.
Demikianla h, pelajar harus menyatakan syukurnya dengan lisan, hati, badan dan juga hartanya. Mengetahui / menyadari bahwa kefahaman, ilmu dan taufik itu semuanya datang dari hadirat Allah Swt. Memohon hidayahnya dengan berdo’a dan meronta, karena hanya Dialah yang memberikan hidayah kepada siapa saja yang memohon.
فأهل الحق ـ وهم أهل السنة والجماعة ـ طلبوا الحق من الله تعالى، الحق
المبين الهادى العاصم، فهداهم الله وعصمهم عن الضلالة. وأهل الضلالة أعجبوا
برأيهم وعقلهم وطلبوا الحق من المخلوق العاجز وهو العقل، لأن العقل لا
يدرك جميع الأشياء كالبصر، فإنه لا يبصر جميع الأشياء فحجبوا وعجزوا عن
معرفته، وضلوا وأضلوا. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الغافل من عمل
بغفلته والعاقل من عمل بعقله. فالعمل بالعقل أولا: أن يعرف عجزنفسه, قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: من عرف نفسه فقد عرف ربه, فإذا عرف عجز نفسه
عرف قدرة الله عزوجل, ولا يعتمد على نفسه وعقله بل يتوكل على الله, ويطلب
الحق منه. ومن يتوكل على الله فهو حسبه ويهد يه إلى صراط مستقيم.
Akhlul Haq yaitu Ahli Sunah Wal Jama’ah selalu mencari kebenaran dari Allah yang maha benar, petunjuk, penerang yang memelihara , Maka Allahpun menganugra hi mereka hidayah dan membimbing dari jalan yang sesat. Lain halnya dengan ahli sesat, dimana ia membanggak an
pendapat dan akal sendiri, mereka mencari kebenaran berdasar akal
semata, yaitu suatu makhluk yang lemah. Merekapun lemah dan terhalangi dari kebenaran, serta sesat yang menyesatka n, kerena akal itu tak ubahnya seperti pandangan mata yang tidak mampu mencari segala yang ada secara menyeluruh .
Rasulullah Saw bersabda: “Barangsia pa mengetahui dirinya sendiri, maka dia mengetahui
Tuhannya. “Artinya, siapa tahu kelemahan dirinya, maka akan tahulah
kebesaran kekuasaan Allah. Karena orang itu jangan berpegang dengan diri
dan akal sendiri, tapi haruslah bertawakal kepada Allah, dan kepadaNya pula ia mencari kebenaran. Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka akan dicukupiny a dan di bimbing ke jalan yang lurus.
Pengorbana n Harta Demi Ilmu
ومن كان له مال كثير فلا يبخل, وينبغى أن يتعوذ بالله من البخل. قال النبى
عليه السلام: أي دواء أدوأ من البخل. وكان أبو الشيخ الإمام الأجل شمس
الأئمة الحلوانى, رحمه الله فقيرا يبيع الحلواء, وكان يعطى الفقهاء من
الحلواء ويقول: أدعوا لابنى, فببركة جوده واعتقاده وشفقته وتضرعه إلى الله
تعالى نال ابنه ما نال
Orang kaya jangan kikir, dan hendaklah mohon perlindung an
kepada Allah agar tidak kikir. Nabi saw bersabda: “Manakah penyakit
yang lebih keras daripada kikir? Bapaknya Syaikhul Imam Agung Syamsul
Aimmah Al-Halwani y adalah seorang fakir penjual kue halwak. Bapak ini menghadiah kan beberapa biji tersebut kepada fuqaha, dan katanya: “Kumohon tuan mendo’akan putraku.” Demikianla h, sehingga atas berkah dermawan, I’tikad baik, suka rela dan merontanya itu, sang putra mendapat kesuksesan cita-citan ya.
ويشترى بالمال الكتب ويستكتب فيكون عونا على التعلم والتفقه
Dengan harta yang dimiliki, hendaklah suka membeli kitab dan mengaji menulis jika diperlukan . Demikian itu akan lebih memudahkan belajar dan bertafaqqu h.
وقد كان لمحمد بن الحسن مال كثير حتى كان له ثلاثمائة من الوكلاء على ماله
وأنفقه كله فى العلم والفقه, ولم يبق له ثوب نفيس فرآه أبو يوسف فى ثوب خلق
فأرسل إليه ثيابا نفيسة فلم يقبلها فقال: عجل لكم, وأجل لنا, ولعله إنما
لم يقبله وإن كان قبول الهدية سنة, لما رأى فى ذلك مذلة لنفسه. قال رسول
الله عليه الصلاة والسلام: ليس للمؤمن أن يذل نفسه
Muhammad Ibnul Hasan adalah seorang yang hartawan besar yang mempunyai 300 orang pegawai yang mengurusi kekayaanny a, toh suka membelanja kan sekalian kekayaanny a demi ilmu, sehingga pakaiannya sendiripun tiada yang bagus. Dalam pada itu, Abu Yusuf menghaturk an sepotong pakaian yang masih bagus untuknya, namun tidak berkenan menerimany a dan malah ujarnya: Untukmulah harta dunia, dan untukku harta akherat saja. “Yang demikian itu sekalipun menerima hadiah sendiri hukumnya sunnah, barangkali memandangn ya dapat mencemarka n dirinya. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda: “Orang yang mencemarka n dirinya sendiri, tidaklah termasuk ke dalam golongan kaum muslimin.”
وحكي أن الشيخ فخر الإسلام الأرسابندى رحمه الله جمع قشور البطيخ الملقاة فى مكان خال فأكلها فرأته جارية فاخبرت بذلك مولاها فاتخذ له دعوة فدعاه إليها فلم يقبل لهذا
Suatu hikayat, bahwa fakrul Islam Al-Arsyaba ndiy makan kulit-kuli t semangka yang dibuang orang, dimana ia kumpulkan sendiri dari tempat-tem pat yang sepi. Pada suatu ketika ada seorang jariyah yang mengetahui nya, lalu melaporkan hal itu kepada tuannya. Maka setelah disediakan jamuan makan, Fakhrul Islampun dimohon kehadirann ya. Namun demi menjaga dirinya agar tidak tercemar, beliau tidak berkenan menghadiri jamuan tersebut.
Loba Dan Tama’
وهكذا ينبغى لطالب العلم أن يكون ذا همة عالية لا يطمع فى أموال الناس. قال
النبى صلى الله عليه وسلم: إياك والطمع فإنه فقر حاضر. ولا يبخل بما عنده
من المال بل ينفق على نفسه وعلى غيره.
Demikianla h, sehingga para pelajar jangan sampai tama’ mengharapk an harta orang lain. Ia hendaknya memiliki Himmah yang luhur. Nabi saw bersabda : “Hindarila h tama’ karena dengan tama’ berarti kemiskinan telah menjadi”. Tapi tuan juga jangan kikir, sukalah membelanja kan hartanya untuk keperluan diri sendiri dan kepentinga n orang lain.
Pelaksanaa n Pelajaran Keterampil an
قال النبى عليه الصلاة والسلام: الناس كلهم فى الفقر مخافة الفقر وكانوا فى
الزمان الأول يتعلمون الحرفة ثم يتعلمون العلم حتى لايطمعوا فى أموال
الناس. وفى الحكمة من استغنى بمال الناس افتقر
Nabi saw bersabda : “Karena khawatir melarat, semua manusia telah jadi melarat’. Pelajar-pe lajar dimasa dulu sebelum mempelajar i
ilmu agama, lebih dahulu belajar bekerja, agar dengan begitu tidak
tama’ mengharap harta orang lain. Dalam kata hikmah disebutkan : “Barangsia pa mencukupi diri dengan harta orang lain, berarti ia melarat.”
والعالم إذا كان طماعا لا يبقى له حرمة العلم ولا يقول بالحق ولهذا كان
يتعوذ صاحب الشرح عليه السلام ويقول أعوذ بالله من طمع يدنى إلى طبع.
Jika orang alim bersifat tama’, hilanglah nilai ilmunya dan ucapannya tidak bisa dibenarkan lagi. Karena itu, Rasulullah saw pembawa syareat berlindung diri dari sabdanya: “Aku berlindung diri kepada Allah dari sifat tama’ yang membawa kepada tabiat jahat.”
Lillahi Ta’ala
وينبغى أن لا يرجو الأمن الله تعالى ولا يخاف إلا منه ويظهر ذلك بمجاوزة حد
الشرع وعدمها فمن عصى الله تعالى خوفا من المخلوق فقد خاف غير الله تعالى،
فإذا لم يعص الله تعالى لخوف المخلوق وراقب حدود الشرع فلم يخف غير الله
تعالى بل خاف الله تعالى وكذا فى جانب الرجاء.
Tumpuan harapan sang pelajar hanyalah kepada Allah, takutpun hanya kepadaNya. Sikap tersebut bisa di ukur dengan melampaui batas-bata s agama atau tidak. Barangsiap a takut kepada sesama makhluk lalu ia mendurhaka i Allah, maka berarti telah takut kepada selain Allah. Tapi sebaliknya bila ia telah takut kepada makhluk namun telah taat kepada Allah dan berjalan pada batas-bata s
syareat, maka tidak bisa dianggap telah takut kepada selain Allah. Ia
masih dinilai takut kepada Allah. Begitu pula dalam masalah harapan
seseorang.
Mengukur Kemampuan Diri Sendiri
وينبغى لطالب العلم أن يعد ويقدر لنفسه تقديرا فى التكرار فإنه لا يستقر قلبه حتى يبلغ ذلك المبلغ.
Hendaknya (yang lebih efisien dan efektif untuk menghafalk an
pelajaran yaitu) : Pelajaran hari kemarin diulang 5 kali, hari lusa 4
kali hari kemarin lusa 3 kali, hari sebelum itu 2 kali dan hari
sebelumnya lagi 1kali.
Metoda Menghafal
وينبغى لطالب العلم أن يكرر سبق الأمس خمس مرات وسبق اليوم الذى قبل الأمس
أربع مرات والسبق الذى قبله ثلاثا والذى قبله اثنين والذى قبله واحدا فهذا
أدعى إلى الحفظ.
Suatu cara yang efisien dan efektif untuk menghafalk an
pelajaran yaitu : Pelajaran hari kemarin diulang 5 kali, hari lusa 4
kali, hari kemarin lusa 3 kali, hari sebelum itu 2 kali, dan hari
sebelumnya lagi satu kali.
وينبغى أن لا يعتاد المخافة فى التكرار لأن الدرس والتكرار ينبغى أن يكون
بقوة ونشاط، ولا يجهر جهرا يجهد نفسه كيلا ينقطع عن التكرار، فخير الأمور
أوسطها. وحكى أن أبا يوسف رحمه الله كان يذاكر الفقه مع الفقهاء بقوة
ونشاط، وكان صهره عنده يتعجب فى أمره ويقول: أنا أعلم أنه جائع منذ خمسة
أيام، ومع ذلك يناظر بقوة ونشاط.
Hendaknya dalam mengulangi pelajarann ya itu jangan pelan-pela n. Belajar lebih bagus bersuara kuat dengan penuh semangat. Namun jangan terlalu keras, dan jangan pula hingga menyusahka n dirinya yang menyebabka n tidak bisa belajar lagi. Segala sesuatu yang terbaik adalah yang cukupan. Suatu hikayat menceritak an, bahwa suatu saat Abu Yusuf sedang mengikuti mudzakarah
fiqh dengan suara kuat dan penuh semangat. Lalu dengan rasa heran,
iparnya berkata: “saya tahu Abu Yusuf telah lima hari kelaparan, tapi ia tetap munadharah dengan suara keras dan penuh semangat.
Panik Dan Bingung
وينبغى أن لا يكون لطالب العلم فترة فإنها آفة، وكان أستاذنا شيخ الإسلام
برهان الدين رحمه الله يقول: إنما غلبت شركائى بأنى لا تقع لى الفترة فى
التحصيل. وكان يحكى عن الشيخ الأسبيجابى
أنه وقع فى زمان تحصيله وتعلمه فترة اثنتى عشرة سنة بانقلاب الملك، فخرج
مع شريكه فى المناظرة [إلى حيث يمكنهما الإستمرار فى طلب العلم وظلا
يدرسانه معا] ولم يتركا الجلوس للمناظرة اثنتى عشرة سنة. فصار شريكه شيخ
الإسلام للشافعيين وكان هو شافعيا.
Seyogyanya pelajar tidak panik dan kebingunga n, sebab itu semua adalah afat. Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddi n berkata: “Sesungguh nya saya dapat melebihi teman-tema nku adalah karana selama belajar tidak pernah merasa panik, kendor dan kacau”. Hikayat menceritak an, bahwa Syaikh Al-Asbijab iy di masa belajarnya mengalami masa jumud selama 12 tahun lantaran pergantian Raja. Iapun pergi keluar negeri bersama seorang sahabatnya guna mengadakan munadharah setiap hari di sana. Demikian munadharah dilakukan selama 12 tahun. Akhirnyapu n sahabat tadi menjadi Syaikhul Islam beraliran madzhab Syafi’I ikutan kaum syafi’iyyi n.R. Sebuah Methode Belajar.
وكان أستاذنا الشيخ القاضى الإمام فخر الإسلام قاضى خان يقول: ينبغى
للمتفقه أن يحفظ [كتابا] واحدا من [كتب] الفقه دائما فيتيسر له بعد ذلك حفظ
ما سمع من الفقه.
Guru kami Syaikh Qadli Imam Fakhrul Islam Qadlikhan berkata:
Bagi pelajar Fiqh, agar selalu hafal di luar kepala sebuah kitab fiqh.
Dengan begitu, akan lebih memudahkan dalam mnghafalka n ilmu fiqh yang baru yang di dengarkan.
No comments:
Post a Comment