أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
BEBERAPA MUKASYAFAH YANG DIALAMI WALI ALLAH
Ada
wali yang mampu menyingkap alam gaib, hingga dinding dan kegelapan
tidak menghalanginya untuk melihat apa yang dilakukan orang-orang
di dalam rumah mereka.
Ada
wali yang ketika berjumpa dengan seorang pezina, pemabuk, pencuri,
pencela, atau orang yang suka berbuat zalim, ia melihat
goresan tanda hitam pada anggota tubuh mereka yang melakukan maksiat
'Ali Abi Ya'zi, guru Ibnu 'Arabi, termasuk wali yang menempati
maqam ini. Mukasyafah ini khusus bagi orang yang bersifat wara'
(orang yang benar-benar menjauhi maksiat dan syubhat).
Ada
wali yang jika ada orang yang ribut atau diam di majelisnya, ia
mengetahui derajat dan apa yang akan terjadi dengan orang itu,
kenyataannya sesuai dengan apa yang dikatakan wali itu, dan ia
selamanya tidak akan salah. Diceritakan bahwa ada seorang laki-laki
ribut di majelis Abu Madyan, lalu orang itu disuruh keluar. Abu
Madyan berkata, "Kamu akan melihat keadaanya setahun kemudian."
Sebagian orang yang hadir meminta penjelasan, lalu Abu Madyan
berkata, "Ia akan menganggap dirinya Imam Mahdi." Dua puluh tahun
kemudian, apa yang dikatakan Abu Madyan terjadi. Kemampuan ini
berasal dari ilmu ladunni.
Ada wali yang tatkala bangun tidur, di hadapannya sudah tersedia minuman dari madu, susu, dan air, lalu ia meminumnya.
Ada wali yang mampu mengetahui alam ruhani yang berbeda dengan alam fisik, tetapi ia tidak menggelutinya.
Ada
wali yang mampu mengetahui rahasia batu-batu mineral, dan
semacamnya. Ia mengetahui khasiat, rahasia, dan bahaya dari
batu-batu itu.
Ada
wali yang dianugerahi maqam bisa memahami Allah dan mendengar
tanda-tanda kekuasaan-Nya, sehingga ia bisa mendengar ucapan
benda-benda mati. Apakah kemampuan itu termasuk hal yang biasa atau
luar biasa tergantung pada tingkatan pemahaman terhadap ucapan
benda mati. Yang termasuk hal luar biasa ada 2 macam. Pertama,
merujuk pada orang yang mendengarnya, yakni kemampuan memahami hakikat
ucapan benda mati. Kedua, merujuk pada ucapan benda-mati itu sendiri
melalui karamah, misalnya bertasbihnya kerikil di telapak tangan
sebagian sahabat. Apabila seorang hamba memperoleh maqam ini, maka
ia akan mendengar semua benda mati bertasbih dengan bahasa yang
jelas seperti bahasa manusia.
Ada
wali yang dianugerahi kemampuan menyingkap dunia tumbuh-tumbuhan.
Semua tumbuhan dan rumput memberitahukan kepada wali itu sari-sari
yang dikandungnya baik yang berbahaya atau yang berkhasiat.
Tumbuh-tumbuhan itu berkata, "Hai hamba Allah, khasiatku begini dan
bahayaku begini."
Ada
wali yang dikaruniai kemampuan bergaul dengan binatang.
Binatang-binatang mengucapkan salam kepadanya dengan bahasa
yang jelas dan memberitahunya tentang khasiat-khasiat yang dikandungnya.
Ada
wali yang diberi kemampuan menyibak perjalanan hidup orang yang
masih hidup, rahasia-rahasia yang diberikan kepada orang itu sesuai
dengan keadaannya, dan bagaimana perkembangan ibadahnya dalam
perjalanan hidupnya itu.
Ada
wali yang diberi kemampuan melihat hal-hal yang tidak mungkin
melalui jentera dan merubah yang kasar menjadi lembut dan
sebaliknya.
Ada
wali yang diberi kemampuan meramalkan hal-hal jelek yang akan
terjadi, lalu ia meminta dihindarkan sehingga ia tidak terkena hal
buruk itu.
Ada wali yang diberi kemampuan ilmu astrologi dan cara-cara yang sistematis dan menyeluruh.
Ada
wali yang dianugerahi kemampuan mencapai ilmu-ilmu ilahiyah dan
diberitahu cara-cara untuk mencapainya seperti persiapan yang harus
dilakukan, etika dalam mencari dan mengamalkan ilmu, memegang dan
menyebarluaskannya, serta cara menjaga hati dari hal-hal yang
merusak. Semua cara itu adalah satu kesatuan dan tersembunyi
Ada
wali yang dikaruniai kemampuan mengetahui tingkatan ilmu-ilmu
teoritis, ide-ide yang cemerlang, dan bentuk-bentuk kesalahan
pemahamannya, kemampuan membedakan antara prasangka dan ilmu,
berbagai hal yang terjadi di antara alam arwah dan alam fisik,
sebab terjadinya, dan berjalannya rahasia ilahi di alam ini serta
sebabnya.
Ada
wali yang mampu menangkap alam tashwir, alam taksin, alam
benda-benda mati, bentuk-bentuk suci dan jiwa tumbuhan yang
mestinya diketahui akal dalam bentuk dan susunan yang baik,
rahasia-rahasia kelemahan, kelembutan dan rahmat orang-orang yang
disifatinya.
Ada wali yang mampu menguak tingkatan kutub bumi.
Ada
wali yang mampu menguak benda-benda yang memantulkan cahaya,
benda-benda yang langgeng, benda-benda yang abadi, rahasia alam,
dan kemampuan untuk menjaga dan menyampaikan amanat kepada orang
yang berhak.
Ada wali yang dianugerahi pengetahuan tentang simbol-simbol, penghitungan, dan firasat
Ada
wali yang disingkapkan baginya dunia lain, mampu menyingkap
kebenaran dan pendapat-pendapat yang benar, mazhab-mazhab yang
lurus, dan syariat-syariat yang telah diturunkan.
Ada
wali yang terlihat sebagai orang alim, Allah telah menghiasi
mereka dengan pengetahuan-pengetahuan suci sebagai sebaik-baik
perhiasan.
Ada
wali yang dianugerahi kewibawaan, ketenangan, teguh pendirian, dan
kemampuan mengetahui tipu muslihat dan rahasia-rahasia yang
tersembunyi, dan sejenisnya.
Ada
wali yang mampu berbicara, tetapi tidak terlihat siapa yang diajak
bicara. Ia berbicara dengannya dan mendengar pembicaraan itu, baik
pembicaraannya muncul tanpa dipikir sebelumnya, atau sebagai
jawaban atas pertanyaan secara seketika, serta memberi dan menjawab
salam.
Ada
wali yang naik maqamnya, hingga ia mampu berbicara kepada malaikat
dan bercakap-cakap dengannya. Apabila seorang hamba mencapai maqam
ini maka ia bisa memanggil dan berhubungan dengannya. Apabila ia
hanya berbicara kepadanya, maka malaikat tidak menjawabnya. Tetapi
apabila pembicaraan antara mereka benar, mereka akan saling
berbicara. Dan apabila ia mengalami hal tersebut, maka malaikat
akan menolongnya.
Ada
wali yang mampu mengatakan sesuatu yang belum terjadi dan
memberitakan hal-hal gaib sebelum tampak. Dalam hal ini ada tiga
bentuk yang mungkin terjadi; berupa penyampaian, tulisan, dan
pertemuan. Ibnu Mukhallad mengalami tiga hal tersebut
Ada wali yang disingkapkan baginya alam keraguan, kekurangan, kelemahan, dan rahasia-rahasia perbuatan.
Ada
wali yang diperlihatkan padanya alam jin dan tingkatan derajatnya,
neraka beserta tingkatannya, dan tingkatan azabnya.
Ada
wali yang mampu mengetahui sifat-sifat manusia. Sebagian manusia
tertutup sifatnya dan sebagian lain terbuka. Mereka mempunyai
tasbih khusus yang bisa diketahui oleh wali apabila ia
mendengarnya. Ibnu 'Arabi berkata, "Kita telah sama-sama
menyaksikan karamah seperti ini. Sebagian wali menuju maqam yang mulia
sehingga ia mampu mengatakan 'jadilah' maka sesuatu yang
dikehendakinya itu terjadi dengan izin Allah. Maqam ini sangat
mulia dan merupakan bukti terbesar kewalian seseorang." Nabi Isa
a.s. berkata, "Aku bisa menyembuhkan orang buta sejak lahir dan
orang yang berpenyakit lepra dan menghidupkan orang mati dengan
izin Allah" (QS Ali Imran [3]: 49). Masuk akal jika Allah
memuliakan wali dengan memberinya karamah. Sesungguhnya karamah
yang diterima seorang wali merupakan penghormatan kepada Nabi Saw.,
karena wali tersebut telah mengikuti dan menjalankan
ajaran-ajarannya, sehingga ia pantas mendapatkannya.
Ada
wali yang naik menuju alam gaib, lalu ia melihat di sebelah kanan
alam itu, ada sebuah pena yang menulis kejadian-kejadian di lauh
mahfud dalam bentuk huruf-huruf yang bersyakal dan bertitik. Hal
tersebut untuk membedakan beberapa bentuk dan jenis makhluk.
Seperti golongan manusia, makhluk berkaki empat, makhluk bersayap,
macam-macam benda mati, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lainnya.
Orang yang mempunyai maqam ini selalu berusaha menemukan pemilik
huruf yang tertulis dalam susunan yang rapi tersebut. Apabila
penelitiannya lama, padahal usianya pendek, maka Allah membuatnya rendah
hati dan memohon kepada Allah untuk menghapuskannya.
Ada
wali yang menjaga diri dari makanan, minuman, dan baju yang
syubhat (tidak jelas kehalalan dan keharamannya), apalagi dari yang
haram. Hal itu ditandai dengan tanda yang ditunjukkan Allah dalam
dirinya atau dalam sesuatu yang haram dan syubhat itu. Seperti yang
dialami Al-Haris al-Muhasibi, apabila dihidangkan kepadanya
makanan yang syubhat, tiba-tiba keluar keringat dari jarinya.
Begitu pula yang terjadi pada ibu dari Abu Yazid al-Bustami ketika
mengandungnya, tangannya tidak pernah menyentuh makanan syubhat, bahkan
tangannya mengenggam sendiri jika menemukan makanan syubhat. Wali
lainnya merasa mual memakan makanan syubhat, sehingga
memuntahkannya kembali. Ada juga makanan syubhat di hadapan seorang
wali berubah menjadi darah, ulat, berwarna hitam, atau babi, dan
lain-lain.
Ada
wali yang apabila menyentuh makanan yang sedikit, maka makanan itu
menjadi banyak. Misalnya, seorang wali yang dikunjungi
teman-temannya padahal ia hanya mempunyai satu makanan saja. Lalu
ia mengiris roti dan menutupinya dengan kain. Maka mereka pun
memakan roti itu sampai kenyang padahal roti itu tetap seperti
semula (tidak berkurang). Karamah ini merupakan warisan Nabi Muhammad
Saw. Contoh lainnya adalah yang terjadi pada Abu' Abdillah
al-Tawadi yang membawa secarik kain dan memegang sisinya, kemudian
ia menunjukkan ujungnya kepada penjahit sambil berkata kepadanya,
"Ambillah kain ini sehingga cukup untuk orang banyak." Kain itu
lalu diambil tapi tetap tidak habis-habis dengan izin Allah. Lalu
penjahit itu berkata, "Kain ini tidak habis-habis." Lalu Abu
'Abdillah melemparkan kain itu dan berkata, "Sudah, cukup!"
Ada
wali yang mampu menjadikan satu macam makanan dalam piring menjadi
bermacam-macam sesuai dengan keinginan orang yang ada. Hal ini
pernah terjadi pada salah seorang guru Abu Madyan r.a. Dalam suatu
perjalanan, ia bertemu dengan seorang laki-laki, lalu berjalan
bersamanya sebentar dan ia masuk ke rumah perempuan tua di sebuah
gua. Sore harinya, ia kembali lagi ke perempuan tua itu dan duduk
di sampingnya sampai putra perempuan itu datang. Anak itu
mengucapkan salam kepadanya, lalu perempuan tua itu menghidangkan
nampan berisi piring dan roti. Syaikh dan anak itu mulai makan. Si
syaikh berkata, "Saya ingin yang saya makan ini menjadi begini."
Anak itu lalu menjawab, "Wahai Syaikh, dengan nama Allah makanlah
apa yang kau inginkan." Abu Madyan kemudian berkata, "Ketika saya
terus menerus mengangankan keinginanku, anak itu melontarkan ucapan
pertamanya, dan tiba-tiba saya mendapatkan makanan yang saya
angankan. Anak itu masih muda, belum punya rambut di pelipisnya."
Ada
wali yang bisa menjadikan makanan, minuman dan bajunya tergantung
di udara. Seperti yang terjadi pada salah seorang wali yang
membutuhkan air di padang pasir. Tiba-tiba ia mendengar deringan di
atas kepalanya, lalu ia mendongakkan kepalanya, dan di situ ada
gelas yang tergantung pada rantai emas. Ia meminumnya lalu
meninggalkannya.
Ada
wali yang bisa merubah air yang pahit dan asin yang ditemukannya
menjadi manis dan segar. Ibnu' Arabi berkata, "Saya pernah meminum
air semacam itu dari Abdullah, anak Ustaz al-Marwazi r.a., salah
seorang khawwash murid dari salah seorang guru Abu Madyan.
Ada
wali yang memakan makanan dari orang lain. Zaid memakan makanan
dari 'Umar padahal 'Umar tidak di hadapannya. 'Umar merasa kenyang
di tempatnya dan dia merasakan bau makanan itu seakan-akan dia yang
memakannya. Hal ini pernah terjadi pada Al-Hajj Abu Muhammad
al-Marwazi dan Abu' Abbas bin Abi Marwan di Ghirnatah. Hal itu
terjadi karena ahli ma'rifat ini mempunyai keinginan yang suci dan
bersih dari dosa dalam batinnya. Allah memberikan karamah dalam
dirinya sebagai penghormatan dan untuk membaguskan maqamnya, maka
dari keinginannya itu keluarlah apa yang ia sebutkan.
Ada
wali yang memakan makanan spiritual yang menjadikan jiwanya kekal.
Ia tidak membutuhkan makanan jasmaniah kecuali hanya sedikit untuk
mempertahankan dirinya. Kekekalan jiwa bisa tercapai dengan
makanan ruhani.
Ada
wali yang mengetahui rahasia biji-bijian dan penyemaiannya di
bumi, hujan yang menyebabkannya tumbuh, angin yang
menyebarluaskannya dan apa-apa yang membuat bumi menjadi tenang,
serta matahari yang memancarkan cahayanya sebagai makanan bagi
tumbuhan. Makanan itu mengandung kesempurnaan seperti yang diusahakan
manusia. Pengetahuan tentang ini adalah ilmu yang mulia dan bernilai
tinggi yang Allah berikan kepada para wali-Nya.
Ada
wali yang dikaruniai kemampuan mengetahui hakikat bumi,
lapisan-lapisan, dan rahasia-rahasianya, serta segala hukum alam
yang ditetapkan oleh Allah secara terperinci.
Ada
wali yang dibukakan kepadanya alam malakut, rahasia kehidupan, dan
pengetahuan yang tersembunyi di dalam air, sehingga ia bisa
mengetahui kehidupan yang kasat dan tak kasat mata dan mampu
merasakan hal-hal yang berbahaya dan zat-zat yang ada di laut.
Ada
wali yang mengetahui segala tingkat ilmu, kegunaannya di dunia,
siapa yang memiliki dan tidak memilikinya, dan lain-lain.
Ada
wali yang bisa berjalan di udara. Hal tersebut dialami oleh banyak
wali. Ada seorang laki-laki yang melihat orang sedang berjalan di
udara, lalu ia bertanya kepadanya, "Karena apa engkau mendapatkan
karamah itu?" Ia menjawab, "Kutinggalkan nafsuku untuk menuruti
keinginan-Nya, maka Dia menundukkan udara bagiku." Lalu ia berlalu.
Ada
wali yang dibukakan kepadanya pintu alam ruh di alam malakut,
sehingga ia bisa mengetahui hakikat dari rahasia dan cara malaikat
naik turun, rahasia pengaturan dan penundukan mereka,
kewajiban-kewajiban dan hak-hak mereka.
Ada
wali yang bisa datang ke lauh mahfuzh melalui esensi hatinya. Lalu
dengan izin Allah, ia dapat menyingkap dan menyaksikan secara
langsung (musyahadah) hal-hal yang ada di sana, padahal anggota
badannya tidak bergerak, kecuali kedua matanya.
Ada wali yang terus-menerus bersimpuh di hadapan lauh mahfuzh, padahal tidak ada manfaatnya.
Ada wali yang terkadang menyaksikan lauh mahfuzh
Ada wali yang bisa melihat bagaimana pena menulis di atas lauh mahfuzh.
Ada
wali yang melihat gerakan pena di lauh mahfuzh. Setiap maqam
mempunyai tata cara yang khusus. Tanda orang yang menyaksikan lauh
mahfuzh adalah ia menyebutkan rahasiamu padahal kamu diam saja.
Seperti yang dikatakan Al-Junaid r.a. ketika ditanya, "Siapa ahli
ma'rifat itu?" Ia menjawab, "Orang yang memberitahukan rahasiamu
padahal kamu diam saja." Dan tanda orang yang menyaksikan pena lauh
mahfuzh sedang menulis adalah ia bisa mengetahui rahasia yang kamu
katakan dalam hati dari manapun asalnya dan sebab adanya.
Ada wali yang diperlihatkan oleh Allah rahasia-rahasia yang tersimpan di alam yang paling agung.
Ada
wali yang diperlihatkan oleh Allah alasan dan sebab terjadi atau
tidak terjadinya suatu peristiwa. Setelah ia mengetahuinya, ia
memikirkan apakah peristiwa itu mempunyai pengaruh atau tidak?
Apabila ada pengaruhnya, maka ia bersiap-siap untuk menerimanya.
Apabila pengaruhnya merusak, maka ia memperingatkan teman-temannya.
Apabila pengaruhnya berupa rahmat atau kabar gembira, maka ia
bersiap-siap untuk bersyukur dan memuji Allah. Seperti Ibnu Barjan r.a.
yang memberitahukan tahun akan terjadinya penaklukan Baitul Maqdis.
Dan pada tahun yang ditentukan, terjadilah apa yang diramalkannya.
Ada wali yang diberitahu Allah tentang kelemahan dirinya, apa yang akan ia dapatkan, dan bagaimana keadaannya nanti.
Ada
wali yang sampai pada keadaan ketika ia tidak melihat seorang pun
yang ia ajak bicara kecuali Allah Swt. Ia melaksanakan segala
perintah-Nya. Maqam ini adalah maqam yang penting. Orang yang
mengalami maqam ini adalah Khair al-Nasaj r.a. ketika terbersit hal
tersebut dalam pikirannya, lalu ia diuji dengan bertemu seseorang
yang berkata kepadanya, "Kamu budakku, namamu Khair." Nassaj
seakan-akan mendengar Allah yang mengatakan ucapan tersebut. Orang
itu kemudian mempekerjakan Nassaj selama beberapa tahun, lalu ia
berkata kepadanya, "Kamu bukan budakku dan namamu bukan Khair."
Lalu orang itu melepaskan Nassaj.
Demikianlah,
karamah tidak akan pernah habis untuk diungkap. Karamah-karamah yang
disebutkan di atas cukup untuk mencapai tujuan, yaitu agar manusia tidak
meremehkan para wali, bersopan santun kepada mereka apabila mendengar
perkataan, perbuatan atau keadaan mereka, mematuhi perkataan mereka
meskipun belum paham, dan berdamai dengan mereka supaya selamat. Apabila
engkau mendengar rahasia Allah yang tersembunyi dalam diri makhluk yang
dipilih sesuai dengan kehendak-Nya, maka terimalah dan percayailah,
jika tidak, maka kamu tidak akan mendapat kebaikan.
Inilah
penjelasan yang saya ambil dari pendahuluan kitab Al-Tabaqat al-Kubra
karya Imam 'Abdul Rauf al-Munawi r.a. juga yang telah saya lihat dalam
kitab Mawaqi' al-Nujum karya Syaikh al-Akbar Ibnu 'Arabi r.a.
No comments:
Post a Comment