أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
MISTERI TABUT NABI MUSA
“Sesungguhnya tanda ia akan menjadi
raja ialah kembalinya Tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan
daripada Tuhanmu dan sisa daripada peninggalan keluarga Musa dan
keluarga Harun. Tabut itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda bagimu jika kamu orang yang beriman.”
(al-Baqarah: 248)
TABUT sebagaimana yang diceritakan dalam
al-Quran adalah satu anugerah Allah kepada Bani Israel. Di dalamnya
terdapat sebuah kitab suci. Ia berukuran tiga hasta panjang dan dua
hasta lebar. Ia mempunyai berbagai-bagai keistimewaan. Tabut tersebut
boleh memberikan ketenangan dan semangat kepada sesiapa sahaja yang
melihatnya. Ia mampu mengalahkan pihak lawan dalam peperangan. Sekiranya
Tabut itu dibawa ketika berperang, sudah pasti pihak musuh akan berasa
gentar dan tewas.
Malangnya, Bani Israel tidak tahu
mensyukuri anugerah yang diberikan itu. Mereka mengingkari segala
perintah Allah s.w.t.. Mereka banyak memalsukan kitab suci mereka.
Mereka juga ingkar dengan ajaran Nabi Samuel. Pada zaman tersebut, Nabi
Samuel diutuskan oleh Allah untuk menyeru mereka ke jalan kebenaran.
Semasa kecil Nabi Samuel telah dididik dan dibesarkan oleh orang yang
alim. Baginda kemudiannya diajar dengan ajaran Nabi Musa dan juga kitab
sucinya iaitu Taurat. Setelah dewasa dan menjadi utusan Allah, Nabi
Samuel mula berdakwah kepada Bani Israel supaya menyembah Allah tetapi
mereka ingkar. Malah, mereka tidak percaya akan kenabian Nabi Samuel.
Mereka menuduhnya sebagai pendusta. Bani Israel telah mencabarnya agar
menunjukkan bukti kenabiannya. Lalu Allah menarik balik keistimewaan
yang diberikan kepada Bani Israel itu. Dia menukarkannya dengan memberi
kekuatan dan keberanian kepada orang-orang Palestin. Ketika Palestin
berperang dengan Bani Israel, mereka berjaya mengalahkan Bani Israel
dengan mudahnya. Bani Israel telah diusir dari Jerusalem. Tabut yang
menjadi azimat mereka selama ini telah dirampas.
Replika Tabut Nabi Musa Alaihisalam
Gambar di atas merupakan gambaran replika
benda yang paling ditakuti pada masa Perjanjian Lama. Setidaknya
begitulah gambarannya. keberadaanya dulu begitu kuat dan sangat
berpengaruh terhadap bangsa Israel semenjak peristiwa exodus keluar dari
Tanah Mesir. Namun, benda itu kini telah hilang ditelan masa, lenyap
dari sejarah, dan tak ada yang tahu dimana letaknya sekarang.
Postinganku kali ini akan mencoba mengisahkan sejarah dari benda
tersebut. Dimulai dari Yerusalem, Kota yang mungkin terlalu suci bagi
banyak orang. Di tengahnya terletak sebuah bukit bernama Gunung Moria,
yang kini menjadi situs Dome of the Rock / Qubbah As-Sakhrah yang luar
biasa. Selain Dome of the Rock, dikompleks tersebut (Al-Haram
ash-Sharif) terdapat Masjidil Aqsha. Dari sini, Muhammad s.a.w dinaikan
ke langit (Sidratul Muntaha) dalam peristiwa Mi’raj. Jauh Sebelum itu
nabi Isa a.s menyembuhkan orang buta dan sakit di sini, sehingga kaum
Kristiani juga menyebutnya tanah suci. 1000 tahun sebelumnya, nabi
Sulaiman a.s membangun bait aslinya di gunung ini untuk menyimpan benda
misterius yang disebut the Ark of the Covenant / Tabut perjanjian.
Di masa itu, tempat ini adalah pusat dari
agama Yahudi. Bagaimana tabut itu sampai disini dan bagaimana bisa
lenyap dari sini? itulah teka-teki yang mengundang obsesi. Apa yang
terjadi pada benda terpenting di perjanjian lama ini sehingga bisa
lenyap begitu saja? Kisah Tabut itu berawal lebih dari 3000 tahun yang
lalu. Seseorang memimpin 2 juta orang ke Gurun Sinai. Orang itu adalah
Moses/Musa a.s yang memimpin kaumnya keluar dari perbudakan di Mesir.
Tiga bulan mengembara setelah mukjizat terbelahnya laut merah, Ia
membawa orang Israel ke Gunung Sinai. Tuhan akan melimpahkan hadiah yang
belum pernah ada bagi umat manusia. Dari ratusan hukum yang ada di
dalam Perjanjian Lama semuanya seolah diturunkan dari suatu tempat. Tapi
tidak dengan 10 hukum besar yang dibawa Musa turun dari Gunung Sinai
ini. Ada sepuluh perintah Allah yang diturunkan kepada Musa di Gunung
Sinai, dan perintah-perintah itu tertulis pada dua loh batu. Musa juga
membuat tempat/wadah yang digunakan untuk menyimpan sepuluh perintah
Allah yang disampaikan kepadanya di Gunung Sinai ,yaitu apa yang kita
sebut sebagai Tabut Perjanjian. Tabut itu dibuat sangat spesifik,
berwujud peti kayu dengan panjang 1,2 meter, lebar 61 cm, dan tinggi 61
cm. Terbuat dari kayu keras yang disebut akasia, bagian luar dan
dalamnya disepuh dengan emas murni. Di sudut-sudut tabut harus ada 4
cincin emas, dimana kayu pengusung yang juga disepuh dengan emas dapat
dimasukkan untuk membawa Tabut tersebut. Tutupnya yang juga disebut
sebagai “tumpuan kaki tuhan” harus juga terbuat dari emas murni, dimana
Patung Mailakat bersayap emas (kerubim) juga diletakkan di ujung-ujung
atasnya dan saling berhadapan.
Ilustrasi mengenai turunnya 10 Perintah Allah di Gunung Sinai yang disampaikan kepada Musa
Tabut itu berfungsi sebagai sambungan
langsung bagi Musa pada Tuhan. Akan muncul awan cerah diatas tutup emas
di antara kerubim itu saat Tuhan ingin menyampaikan sesuatu pada
hamba-Nya. Tuhan memerintahkan hanya pendeta dari suku Lewi yang bisa
membawanya. Berat tabut itu mungkin beberapa ratus pon, tapi menurut
legenda ia bisa terangkat sendiri walaupun tidak ada seorangpun yang
mengangkatnya. Tidak ada seorangpun, bahkan pendeta Lewi yang boleh
menatapnya. Jadi, mereka selalu menutupinya dengan kain biru dan kulit
binatang. Sejak awal, tabut itu sudah menampakkan sisi berbahaya.
Beberapa hari kemudian, dua keponakan Musa mencoba memberikan
persembahan kepada Tabut itu dan keduanya langsung mati terbakar.
Menurut legenda, kerubim itu memercik tanpa henti, menghanguskan orang
dan benda yang menyentuhnya.
Tabut itu mendampingi Kaum Israel 40
tahun lama-nya selama mereka mengembara dan berperang. Bersama tabut
itu, orang Israel mampu menaklukkan tanah yang dijanjikan. Benda ini
mengandung kekuatan dan kepentingan yang tak terbayangkan. Menurut
cerita dalam Alkitab Yahudi, tabut itu dibawa di depan pasukan dalam
setiap pertempuran, tiap pertempuran selama penaklukkan orang Israel
akan tanah Kanaan. Ia terus menerus dibawa dalam perang agar musuh dapat
terkalahkan dan Tabut itu akan selalu berada di garis depan. Ada
catatan luar biasa bahwa tabut itu terangkat dari tanah dan terbang
menuju kearah musuh sambil mengeluarkan suara-suara erangan. Satu orang
malang bernama Uza, hanya berniat menstabilkan Tabut tersebut saat
tampak goyah sewaktu diangkat oleh para pendeta Lewi, dan ia langsung
mati terbakar. sesudahnya, Musa memerintahkan agar dibuatkan kemah/tenda
untuk meletakkan Tabut itu. Bukan untuk melindunginya dari orang, tapi
justru sebaliknya.
Kemenangan militer pertama dan paling
terkenal dari tabut itu yaitu runtuhnya tembok kota Yerikho/Jericho.
Pendeta Lewi yang bertugas membawa Tabut, mengangkutnya mengitari kota
bertembok itu sekali sehari selama 6 hari. Di hari ke-7, mereka
berkeliling 7 kali dan menyuruh meniup sengkala. Seketika itu juga
tembok kota itu pun runtuh. Route of the Exodus 300 tahun kemudian,
Tabut itu meninggalkan orang Israel dan dampaknya sangat buruk bagi
mereka. Saat pendeta tinggi mengabaikan kewajiban kurban mereka , Tabut
itu tak melindungi mereka dalam perang melawan orang Filistin. 30 ribu
orang tewas dan orang Filistin mengambil tabut itu. Namun, tujuh bulan
kemudian orang Filistin mengembalikannya. Wabah borok dan tikus merebak
akibat Tabut itu. Akhirnya, di bawah King David ( Daud a.s ), orang
Israel bisa mengalahkan orang Filistin, lalu memenangkan pertahanan
terakhir dari pihak lawan. Kemudian, Kota Yerusalem yang dijadikan
ibukota. Tuhan menyuruh Daud mendirikan Bait Suci untuk menempatkan
tabut tersebut, tapi puteranya Salomo/Sulaiman a.s yang mebangunnya.
Karena kasus itu, Gunung Moria menjadi “titik tertinggi” di dalam kota
tersebut. Visi Salomo untuk Bait itu tak seperti yang pernah
dilihat orang.
Gereja Zion of Mary di Axum Utopia adalah dipercayaai tempat dimana Tabut tersebut disembunyikan
Hanya kayu cedar dan batu terbaik yang
dipakai untuk membuatnya, dan titik tertingginya menjulang hingga 20
lantai. Salomo berhutang besar untuk membangunnya, karenanya ia harus
memberikan 20 desa terdepan untuk kerajaan tetangga. Setelah memeriksa
masih berisi dua buah batu sepuluh perintah Allah yang tersimpan didalam
Tabut, Salomo lalu menempatkannya di tengah-tengah Bait Suci Mahakudus.
Hanya pendeta tinggi saja yang bisa mendekati dan memasuki ruang
penyimpanan tersebut, itupun mereka harus masuk dengan menggunakan
pakaian khusus sambil membakar dupa. Lalu, bagaimana benda penting yang
berisi kehadiran Allah bisa lenyap begitu saja? Sekarang, di manakah
tabut itu berada? itulah teka-teki terbesarnya . Banyak orang masih
mencari tabut tersebut hingga saat ini, dan itu dimulai dari Bait Suci
yang dibangun Salomo sebagai tempat untuk menyimpan Tabut. Tapi kini,
tak ada satupun artifak atau batu yang menunjukkan mana tepatnya tabut
itu berdiri di Bukit Bait Suci Yerusalem. Tembok ratapan yang terkenal,
mungkin sekarang merupakan situs suci Yahudi yang berharga. Tembok ini
adalah merupakan sisa-sisa Bait Suci kedua yang dibangun berabad-abad
setelah tabut itu lenyap. Sebagian penyembah di sini menunggu saatnya
penghuni Bukit Bait Suci Dome of the Rock milik Islam hancur. Dan Bait
Suci Yahudi ke-3 akan didirikan di tempat tersebut. Inilah salah satu
faktor yang menimbulkan perselisihan hebat tanpa henti antara Israel dan
Palestina hingga sekarang. Menurut Perjanijian Lama, Tabut itu
ditempatkan disana sekitar 955 SM. Tapi, sekitar tahun 620 SM rujukan
tentang artifak terpenting dalam agama Yahudi ini berhenti. Lenyap
begitu saja dari sejarah. Hanya satu hal saja yang jelas, krisis sebesar
bencara internal maupun eksternal yang bisa mengeluarkan Tabut itu dari
Bait Suci. Krisis pertama yang sesuai dengan hal ini adalah serangan
Fir’aun Mesir bernama Shishak, beberapa puluh tahun setelah Bait itu
dibangun. Sekenario Shishak inilah yang mengilhami petualangan Indiana
Jones di Mesir dalam film Indiana Jones : Raiders of the Lost Ark.
Ada sesetengah pihak mengatakan bahawa
tabut tersebut pernah diangkut ke Yerusalem , ternyata tabut suci
tersebut ada di Axum – kota bagian utara dari Etiopiatabut tersebut
sudah disimpan disana sejak sekitar 3.000 th yang lampau, sejak kerajaan
Salomo (Nabi Allah Sulaiman). Disimpan di dalam satu tempat rahasia, di
dalam gua dibawah tanah dari gereja “Zion of Mary”. Gua tersebut dijaga
dengan ketat oleh para imam dari keturunan raja Israel.
Tabut tersebut di simpan di dalam
ruangan yang di kelilingi oleh tujuh tembok. Hanya ruangan dari tembok
pertama sampai dengan ke empat bisa digunakan untuk berdoa oleh para
imam disana. Dan untuk ruangan ke lima maupun ke enam hanya boleh
dimasuki oleh para tetua imam saja. Sedangkan yg boleh masuk keruangan
paling dalam atau ruangan ketujuh dimana tabut tersebut disimpan, hanya
seorang imam pilihan saja, yakni yang menjadi penjaga dari tabut suci
tersebut.
Imam penjaga tabut, tidak diperkenankan
keluar dari gua tersebut, bahkan ia hanya diperbolehkan keluar sampai
dengan keruangan ke enam saja, untuk mengambil makanan/minuman yg
dibawakan oleh imam tetua lainnya. Ia harus tinggal diruangan tersebut
selama hidupnya, bahkan ia harus puasa dan berdoa selama 225 hari dalam
setahun. Apabila ia mati maka ia akan digantikan oleh imam pilihan
lainnya. Kebanyakan penjaga di situ dipercayai akan mengalami buta dan
menemuai ajal dalam keadaan tubuh mereka terbakar atau keracunan kesan
dari radiasi dari tabut tersebut yang dikatakan mengandungi kesan
radioaktif yang luar biasa sehinggakan sesiapa sahaja yang menyentuhnya
juga akan menemui ajal.
Artinya : “dan Nabi mereka mengatakan
kepada mereka: “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah
kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu
dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu
dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda
bagimu, jika kamu orang yang beriman.” (QS. Al Baqoroh : 248)
Al Qurthubi mengatakan bahwa tabut
diturunkan Allah swt kepada Adam as dan ia terus bersamanya hingga
sampai kepada Ya’qub as. Dan pada masa itu Bani Israil berhasil
mengalahkan orang-orang yang memerangi mereka yang kemudian bermaksiat
hingga dikalahkan oleh Jalut dan pasukannya dan tabut tersebut dirampas
oleh musuh mereka.
An Nahas mengatakan bahwa ketika mereka
mulai melihat tanda-tanda kebinasaan kaum, para laki-lakinya banyak yang
pergi, sebagian mereka menyendiri. Hal demikian terus menjadi buah
bibir sehingga para pemimpin kaum mengumpulkan mereka dan mengatakan
kepada Nabi mereka pada saat itu,”Utuslah kepada kami seorang raja.’ Dan
ketika Nabi itu mengatakan kepada mereka,’Raja kalian adalah Thalut.’..
(Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an juz III hal 210)
Ath Thobari mengatakan makna
“Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut
kepadamu” adalah sesungguhnya tanda-tanda Thalut menjadi raja—yang
kalian minta kepadaku adalah bukti akan kebenaran perkataanku.
Sesungguhnya Allah telah mengutus seorang
raja kepada kalian walaupun bukan dari keturunan raja—adalah
“dikembalikannya tabut yang didalamnya terdapat ketenangan dari
Tuhanmu.”. ia adalah tabut yang selalu dibawa oleh Bani israil saat
bertemu dengan musuh, bergerak bersamanya sehingga musuh tidak mampu
menghadapi mereka dan tidak bisa mengalahkan mereka. Namun kemudian
mereka mengabaikan perintah Allah swt, banyak berselisih dengan para
nabi mereka, sehingga Allah swt melepaskan tabut itu dari tangan mereka
kemudian dikembalikan lagi dan dirampas lagi pada waktu yang lain dan
tidak dikembalikan lagi bahkan tidak akan sekali-kali dikembalikan
kepada mereka selana-lamanya.
Para ahli ta’wil berbeda pendapat tentang
sebab kembalinya tabut yang Allah jadikan sebagai tanda kebenaran nabi
mereka Samuel dengan perkataannya,
”Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja.” Apakah Bani Israil merampasnya sebelum itu yang kemudian dikembalikan Allah kepada mereka dan pengembaliannya dijadikan sebagai tanda ataukah mereka tidak pernah merampasnya sebelum itu akan tetapi Allah yang memulainya ?
”Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja.” Apakah Bani Israil merampasnya sebelum itu yang kemudian dikembalikan Allah kepada mereka dan pengembaliannya dijadikan sebagai tanda ataukah mereka tidak pernah merampasnya sebelum itu akan tetapi Allah yang memulainya ?
Sebagian mereka mengatakan bahwa tabut
itu adalah warisan sejak masa Musa, Harun sehingga dirampas oleh para
raja dari kaum kafir kemudian Allah mengembalikannya kepada mereka
sebagai tanda Thalut menjadi raja.
Ath Thobari juga menyebutkan riwayat dari
Wahab bin Munbih berkata,”Samuel berkata kepada Bani Israil ketika
mereka berkata kepadanya,’Bagaimana dia memerintahkan kami, padahal kami
lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun
tidak diberikan kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka)
berkata,’Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.’ Dan
“Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja” ialah kembalinya tabut
kepadamu’ yang didalamnya terdapat ketenangan dan sisa peninggalan
keluarga Musa dan Harun. Tabut itulah yang menjadikan kalian dikalahkan
musuh dan kalian dimenangkan atasnya. Mereka mengatakan,’Apabila tabut
itu datang kepada kami maka kami rela dan menerimanya !
Musuh yang memegang tabut saat itu
tinggal dibawah bukit Ilya. Mereka adalah para penyembah berhala,
orang-orang kuat yang bengis, kasar dalam berperang yang sudah dikenal
masyarakat. Tabut ketika dipegang mereka pernah disimpan disuatu kampung
Palestina yang bernama ‘Azdud” mereka menyimpan tabut di suatu gereja
yang didalamnya penuh dengan berhala mereka…. Diantara janji kepada Bani
Israil bahwa tabut itu akan kembali kepada mereka—tabut itu menjadikan
berhala-berhala mereka di gereja itu terjungkil balik kepala-kepalanya.
Allah mengirimkan pula kepada penduduk kampung itu tikus-tikus yang
membunuh kaum laki-laki dimalam hari dan memakan perut mereka yang
diawali dengan memakan duburnya.
Mereka mengatakan,”Tahukah kalian demi
Allah, sesungguhnya musibah yang menimpa kalian ini belum pernah menimpa
umat-umat sebelum kalian. Kita tidak mengetahui apa yang menimpa
kecuali sejak adanya tabut ini ditengah-tengah kita !! kalian telah
melihat berhala-berhala kalian terjungkil-balik. Tak ada sesuatu pun
yang melakukannya kecuali tabut ini! kemudian mereka mengeluarkan tabut
itu.
Al Qurthubi juga menyebutkan pendapat
yang mengatakan bahwa mereka meletakkan tabut itu di suatu tempat
peribadatan mereka yang didalamnya terdapat berhala-berhala dan ternyata
berhala-berhala itu menjadi terbalik semua. Ada yang mengatakan bahwa
mereka meletakkannya di suatu rumah berhala-berhala, dibawah suatu
berhala yang besar namun tiba-tiba didapati tabut itu berpindah diatas
kepala berhala tersebut. Lalu mereka mengambil dan mengikatnya di kedua
kaki berhala lagi-lagi mereka mendapati kedua tangan dan kaki berhala
itu putus dan berada dibawah tabut. Lalu mereka mengambil tabut itu dan
menyimpannya di suatu kampung dan seluruh penduduk kampung itu terserang
penyakit di leher-leher mereka.
Ada yang mengatakan bahwa mereka
meletakkannya di tempat buang air besar kaum namun tiba-tiba mereka
ditimpa musibah dengan penyakit wasir dan ketika musibah ini semakin
berat maka mereka mengatakan,”ini tidak akan terjadi kecuali dikarenakan
tabut ini!”
Ath Thobari mengatakan bahwa mereka
mengambil gerobak untuk diletakkan tabut itu diatasnya kemudian mereka
membawanya. Mereka mengikatkan gerobak itu kepada dua ekor sapi dan
memukul bagian sisi tubuhnya. Kemudian datang malaikat yang menggiring
kedua sapi itu. Dan tidaklah satu tempat di bumi yang dilintasi kedua
sapi itu kecuali tempat itu akan suci. Kedua sapi yang membawa gerobak
berisi tabut itu pun berhenti dihadapan orang-orang Bani Israil, mereka
pun bertakbir dan memuji Allah dan bersemangat untuk memerangi musuh dan
meminta agar Thalut menuntun mereka.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Juraih berkata,”
Ibnu Abbas berkata,’Ketika Nabi mereka mengatakan kepada mereka,’Tahukah
akan kembali kepadamu tabut yang di dalamnya terdapat ketenangan dari
Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun yang
dibawa oleh malaikat !!—dan Musa ketika melempar luh-luh (kepingan dari
kayu yang tertulis padanya isi taurat, pen—maka luh-luh itupun pecah
kemudian Musa mengambilnya lagi menyatukan apa-apa yang tersisa darinya
dan meletakkannya di dalam tabut.
Ibnu Juraih berkata,”Ya’la bin Muslim
telah mengabarkan kepadaku dari Said bin Jubeir dari Ibnu Abbas
bahwasanya tidaklah yang tersisa dari luh-luh itu kecuali hanya
seperenamnya. Al Amaliqah yang merampas tabut itu—al amaliqah adalah
suatu kelompok yang memusuhi mereka dan berada di Ariha—kemudian
malaikat membawa tabut itu antara langit dan bumi dan mereka melihat
kearahnya sehingga tabut itu diletakkan dihadapan Thalut. Ketika mereka
menyaksikan hal itu maka berkata,”Ya” Mereka pun menerima Thalut dan
menjadikannya raja. Ibnu Abbas mengatakan,”Nabi-nabi dahulu ketika
berperang maka membawa tabut ke hadapan mereka.”.. dan ada riwayat yang
sampai kepadaku bahwa tabut serta tongkat Musa berada di danau
Thobariyah, dan keduanya akan dikeluarkan sebelum hari kiamat.
Sebagian yang lain mengatakan bahwa tabut
itu berada di daratan. Musa as memberikannya kepada Yusa’ yang kemudian
dibawa malaikat dan diletakkannya di rumah Thalut.
Abu Ja’far mengatakan bahwa pendapat
pertamalah yang benar, yaitu yang dikatakan Ibnu Abbas dan Wabah bin
Munbih bahwa tabut itu berada di tangan musuh Bani Israil yang telah
merampasnya. Yang demikian itu adalah sebagaimana disebutkan Allah swt
ketika menginformasikannya kepada nabi-Nya pada waktu itu dengan
perkataanya kepada kaumnya : “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja,
ialah kembalinya tabut kepadamu” Alif dan Laam, keduanya tidaklah ada
pada kata benda kecuali ia adalah yang telah dikenal oleh orang-orang
yang menjadi lawan bicaranya. Artinya Yang menginformasikan dan yang
mendapat informasi sudah sama-sama mengenalnya (benda itu). Dan telah
diketahui bahwa arti perkataan “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja,
ialah kembalinya tabut kepadamu” adalah tabut yang sudah kalian kenal,
yang kalian meminta pertolongan dengannya, yang didalamnya terdapat
ketenangan dari Tuhan kalian.
Adapun bentuk tabut itu adalah
sebagaimana diriwayatkan oleh Muhammad bin Askar dan al Husein bin
Yahya, keduanya berkata,”Abdur razaq telah menginformasikan kepada kami
dengan berkata,’ Bakar bin Abdullah telah menginformasikan kami dan
berkata,’Kami telah bertanya kepada Wahab bin Munbih tentang tabut Musa :
sebesar apa? Dia menjawab,’Kira-kira 3 X 2 hasta.”
Abu Ja’far mengatakan—setelah memaparkan
beberapa pendapat—tentang makna “ketenangan” bahwa ia adalah seperti
yang dikatakan Atho bin Abi Rabah, yaitu sesuatu yang menenangkan jiwa
berupa ayat-ayat yang kalian ketahui dan kata “as sakinah” adalah
perkataan orang arab seperti “al faiilah”, dari perkataan seorang yang
mengatakan,’Sakana fulan ilaa kadza wa kadza’—ia merasa tenang dengannya
dan jiwanya merasa tentram disisinya. (Tafsir Ath Thobari juz V hal 316
– 336)
Sulaiman bin Daud—di masa
pemerintahannya—memulai pembangunan Baitul Maqdis. Dia
mengatakan,”Sesungguhnya Allah swt telah memerintahkan ayahku, Daud agar
membangun sebuah rumah (masjid) namun Daud terlalu disibukkan oleh
berbagai peperangan. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya,”Agar
anakmu Sulaiman yang membangun rumah dengan nama-Ku.”
Kemudian Sulaiman mengirim kayu dari
pohon cemara dan cypress dan membangun Baitul Maqdis dengan batu dan
mengokohkannya. Bagian interiornya menggunakan kayu yang diukir dan
membuat haikal (altar) dari emas dengan berbagai peralatan didalamnya
juga dari emas. Setelah itu Sulaiman menaikkan tabut yang berisi
ketenangan itu dan meletakkannya di dalam haikal. (Tarikhul Ya’qubi hal
21)
Ibnu Khaldun mengatakan bahwa tabut itu
diletakkan di haikal hingga waktu yang hanya Allah saja yang
mengetahuinya kemudian Baitul Maqdis dihancurkan oleh Bukhtanshar
setelah 300 tahun pembangunannya. Dia membakar taurat dan tongkat Musa
serta meruntuhkan haikal serta menghamburkan batu-batunya.
Dan tatkala Raja-raja Parsia
mengembalikan mereka lalu Uzair—seorang Nabi Bani Israil—membangunnya
kembali pada masanya dengan dibantu oleh Bahman, raja Parsia, seorang
kelahiran Bani Israil dari keturunan Bukhtanshar. (Muqoddimah Ibnu
Khaldun, juz I hal 197)
Setelah haikal dihancurkan oleh
Bukhtanshar, raja Babilonia, Iraq maka hingga sekarang tabut tersebut
tidak ditemukan. Orang-orang Yahudi sekarang tengah mencari tabut ini
yang mereka anggap sebagai mu’jizat orang-orang Yahudi dan kiblat mereka
yang hilang. Mereka meyakini apabila tabut itu berhasil ditemukan maka
keagungan dan kejayaan mereka akan kembali dan dapat menguasai dunia
lagi.
No comments:
Post a Comment