أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
WASIAT SATU
RAHASIA MAKRIFATULLAH KE 12 : KITAB 10 WASIAT IBN ARABI KEPADA PARA SALIK
WASIAT SATU
Beriman kepada Allah Al-A’laa (Sang Maha Tinggi), dan tiada satu makhluk pun baik tampak maupun ghaib yang menyerupainya. Allah Sang Maha Sempurna, tiada kekurangan apa pun; Beriman kepada para utusan-Nya dan melaksanakan pesan-pesan kebenaran yang mereka bawa baik yang memiliki tafsir yang jelas maupun samar; Beriman kepada al-quran, aturan-aturan, dan keadilan Allah.
Pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh para orang suci dan
ayat-ayat al-quran merupakan cara seorang pejalan untuk memahami
Keindahan atribut (Nama, shifat, af’al) Allah.
Cintailah keluarga Allah, terimalah visi misi kebenaran mereka. Jangan berbicara dengan maksud untuk menyerang mereka. Jangan
menghakimi seorangpun dari mereka. Pandanglah mereka dengan pandangan
kesyukuran. Tunjukkan penerimaanmu kepada para nabi dan orang suci atas
karakter yang membedakan kesempurnaan mereka satu sama lain sebagai
seorang manusia, dan tempat-tempat suci mereka. Terima dan imani tingkah
laku dan kata-kata para orang suci, bahkan jika kau tidak memahami
maksud dari tingkah laku dan kata-kata mereka dan mukjizat-mukjizat yang
menjadi atribut mereka.
Pandanglah keseluruhan ciptaan termasuk manusia dengan pandangan yang baik: terima, setujui, maafkan, layani, cintai. Berusahalah untuk menyesuaikan dirimu dengan dunia. Dengarkan kata hatimu. Bersihkan hatimu. Di dalam hati yang bersih, berdoalah selalu untuk saudara-saudara seimanmu.
Tolong dan layani, sebanyak dan sesering yang kau mampu orang-orang
yang mengalami kesengsaraan dan melarat dengan kemiskinan mereka dan
para pejalan. Jangan mengharapkan keuntungan, imbalan sepadan, pemuliaan
dan pemujaan atas pelayananmu kepada makhluk. Jika ada yang berterima
kasih kepadamu, terimalah dengan penuh kerendahhatian. Adalah
kewajibanmu untuk meringankan beban seseorang. Jika seseorang yang engkau tolong membalasmu dengan sesuatu yang menyakitkanmu, maka tunjukkanlah kesabaranmu dan bersabarlah. Ingatlah bahwa Allah beserta orang-orang yang sabar.
Qs. 2 : 153
“Hai
orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Jangan
habiskan kehidupanmu dengan sesuatu yang sia-sia tidak berguna dan
tiada usaha keras untuk memperbaiki dirimu serta membuang waktumu tanpa
melakukan hal apapun/ tidak bekerja/ menganggur.
Sungguh, Pantulkan dan ingatlah Allah (dzikrullah), bacalah al-quran
sang pembimbing menuju jalan yang terang. Tolonglah orang-orang untuk
meninggalkan kejahatan dan serulah mereka untuk berbuat kebajikan. Perbaikilah hubungan silaturahim. Tolonglah orang-orang untuk menolong orang lainnya juga.
Bertemanlah dengan teman-teman yang benar; mereka yang akan memberikan dukungan kepadamu dalam sebuah perjalanan berjama’ah di atas kebenaran berdasarkan iman. Bersama
teman-teman yang beriman, maka benih iman akan saling menumbuhkan
sebuah pohon yang disirami oleh air dan saling mencahayai satu sama
lainnya. Hati-hati
berada bersama orang-orang yang tidak mencari kebenaran dan yang tidak
mempedulikan pentingnya iman. Mereka adalah musuh dari kebenaran yang
egkau yakini.
Carilah seorang guru sempurna/ sejati/ mursyid yang akan membimbingmu di atas Shirothol Mustaqiim. Dalam
pencarianmu, jujurlah, karena kejujuran merupakan karakter utama
seorang pejalan sejati. Dengan kejujuran dan penuh pencarian
kebenaranmu, maka Tuhan akan memanifestasikan atribut (Nama, shifat, af’al)-Nya untuk membimbing perjalananmu dan akan membimbingmu untuk menemukan seorang guru yang sempurna/ sejati/ mursyid. Kejujuran
dalam diri seorang pejalan bagaikan sebuah berkah dimana ketika ia ada,
maka Allah akan menghancurkan setan-setan, setan dalam diri pejalan dan
egonya melalui rasa dan perlakuan pelayanan yang besar kepada-Nya.
Kejujuran bagaikan sebuah katalisator (pemercepat proses) yang akan
mengganti kejahatan menjadi emas dan memurnikan segala sesuatu yang
disentuh olehnya.[]
WASIAT DUA
Pastikan
kehalalan dan kethoyyiban serta haqq semua hal kesenangan yang engkau
pergunakan di dunia ini, termasuk makanan dan minuman yang masuk ke
dalam mulutmu, karena merupakan pondasi dari ad-diin yang sedang engkau
bangun.
Untuk menaikkan tingkat spiritualmu, dalam jejak-jejak pengajaran para nabi (assalaamu’alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh),
engkau harus menjadi cahaya – cahaya dalam pelbagai kebajikan, cahaya
dalam perhatianmu terhadap perbaikan dunia. Tanda-tanda-Nya yang mampu
engkau baca akan membimbingmu kepada orang-orang yang akan engkau
ringankan bebannya, dan akan melindungimu dari menjadi beban bagi orang
lain. Jangan pernah menjadi benalu maupun membiarkan orang lain untuk
membawa beban-bebanmu. Ingatlah, jangan pernah menerima harta benda
dan hadiah baik untuk dirimu sendiri, keluargamu, saudaramu,
teman-temanmu, yang berasal dari orang-orang yang hatinya mati,
tenggelam dalam tidur panjangnya.
Dalam
apapun Yang Allah ijinkan bagimu untuk menjadi ‘makanan’mu, baik dalam
sikap, perilaku, dan kata-kata, selalulah berada dalam takut kepada-Nya.
Janganlah mencari kenyamanan dan kemewahan, khususnya jika kau tak
pernah berusaha keras untuk meraih hal itu. Pencarian akan haqqnya
sesuatu bagimu akan ditemukan dengan cara bekerja keras. Harta benda
halal yang engkau peroleh harus dikeluarkan dengan haqq: jangan pelit
dan boros, tetapi berada di antara keduanya.
Berhati-hatilah
jika cinta dunia telah mengambil tempat di hatimu, karena ia akan
menyempitkan hatimu, dan menjadi sulit luar biasa untuk mengeluarkan dan
membuangnya jauh-jauh. Dunia ini sumber ujian; jangan mencari
kenyamanan dan bermegah-megahan dengannya. Hal itu akan menciptakan
lebih banyak kamar-kamar dalam hatimu dan akan menurunkan keinginan
untuk beribadah.
Bersihkan
dan jadikan indah sepanjang harimu sedari pagi hingga malam dengan
mengabdi kepada Allah. Tuhan memintamu untuk menghadirkan Diri-Nya saat
melaksanakan shalat lima waktu. Dengan shalatmu Dia memanggilmu, lima
kali sehari, dan setiap jeda waktu shalat ke shalat berikutnya akan
menjadi pengontrol perilakumu. Diharapkan, hanya sikap dan perilaku yang
baik, tepat dan benarlah yang menjadi sikap dan perilaku seorang
muslim.
Kebanyakan
orang banyak mengeluh, mereka bekerja demi mencapai kenyamanan dalam
tercukupinya makan – minum dan hasrat dunia mereka, dan pekerjaan mereka
jadikan sebagai penjaga dan pelindung bagi keluarga mereka, mengambil
banyak waktu, sibuk dengan urusan makan – minum, bukan pengabdian kepada
Allah. Ketahuilah, bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan benar
adalah pekerjaan yang dilakukan dengan penuh perhatian dan menenggang
rasa orang lain, dalam perilaku yang tepat benar, demi kesenangan Allah
semata, yang, tentunya tidak lepas dari rasa mengabdi kepada-Nya.
Allah
memberkahimu dengan pikiran, pengetahuan, pekerjaan, kekuatan, dan
kesehatan. Semua kemuliaan dan kekuatan hanya bagi-Nya. Pergunakanlah
optimal semua berkah-Nya bersama-sama untuk peraihan kebutuhan makan –
minummu dalam waktu yang minimal. Jika memungkinkan, cukuplah bagimu
hanya satu hari (dalam seminggu) untuk mencari penghasilan. Seorang
Ahmad al-Sabti, seorang pangeran, anak dari Kalifah Harun al-Rasyid;
beliau menggunakan optimal bakat-bakat, kekuatan, usaha keras
terus-menerus pada hari Sabtu. Dengan satu hari dalam seminggu itu ia
mampu menghidupi dirinya (menerima upah dari manusia) selama satu
minggu. Beliau telah mendedikasikan keenam hari lainnya untuk hanya
bekerja dan mengabdi kepada Allah, tanpa balasan apa-apa dari manusia.
Setelah
shalat subuh, tetaplah duduk berdzikir atau merenung hingga terbit
matahari. Setelah shalat ashar, tetaplah berdzikir dan merenungi
Kehadiran-Nya hingga terbenam matahari. Dua waktu ini merupakan waktu
yang penuh dengan pelimpahan kekuatan spiritual dan pencerahan. Jaga
hatimu agar senantiasa terikat kuat kepada Allah dalam kerendahan hati
dan sakinah.
Terdapat
kebaikan dan nilai yang besar bagi siapa-siapa yang melaksanakan shalat
sunnah sebanyak antara waktu siang dan sore, dan antara waktu sore dan
malam. Lakukanlah shalat sunnah 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
shalat dzuhur, 2 rakaat sebelum shalat ashar, 2 rakaat setelah shalat
maghrib dan 2 rakaat setelah shalat isya. Lakukan 8 rakaat shalat
tahajjud dan 3 rakaat shalat witr sebagai penutup malam. Al-Mutahajuddin
adalah orang-orang yang berjaga sepanjang malam dengan mendzikiri-Nya.
Mereka lah yang akan menemukan al-Haqq. “Malam-malamku penuh percakapan
intim dengan Kekasih, sementara siang adalah tugasku ke manusia.”
Jangan
tidur hingga engkau sendiri jatuh tertidur tak sanggup membuka mata
lagi. Jangan makan hingga engkau merasakan lapar. Berpakaianlah sekedar
untuk menutupi tubuhmu dan melindunginya dari dingin dan panas. Biasakanlah dirimu setiap harinya untuk membaca al-Quran. Bacalah dalam keadaan sebenar-benar menghormatinya. Bacalah
dengan suara yang engkau sendiri mendengarkan apa yang engkau baca.
Baca pelan-pelan, jangan tergesa-gesa, berpikirlah dalam-dalam tentang
makna setiap kata yang engkau baca. Berharaplah berkah dan rahmat-Nya
dalam setiap ayat yang engkau baca, yang akan membukakan tentang-mu dan
Diri-Nya. Berhati-hatilah terhadap ayat-ayat peringatan, bertaubatlah,
carilah perlindungan dan keselamatan di dalam Rahmat-Nya. Ketika engkau
membaca ayat-ayat yang menggambarkan kualitas orang-orang mulia karena
keimanannya yang sempurna benar, bandingkanlah dengan keadaanmu.
Berterimakasih dan bersyukurlah kepada-Nya atas iman yang diberikan-Nya
kepadamu, dan merasa malulah karena betapa jauh imanmu dari iman yang
dimiliki oleh orang-orang mulia tersebut, jadi bentangkanlah harapanmu
untuk menemukan karakter iman sempurna benar di dalam dirimu. Dan pada
saat engkau membaca ayat-ayat tentang dosa-dosa yang dilakukan oleh
orang-orang tak beriman dan para munafik yang menyembunyikan dan
menyelewengkan kebenaran, pikirkanlah tentang apakah kau juga termasuk
bagian dari diri mereka. Jika iya, berusaha keraslah untuk ke luar dari
golongan tersebut, berusaha keras untuk tidak melakukan dosa, dan
mengusir karakter mereka jauh-jauh. Jika engkau tidak termasuk ke dalam
golongan mereka, carilah perlindungan di Dalam Allah, berterimakasih dan
bersyukurlah kepada-Nya.
Apa-apa
yang penting bagimu merupakan apa-apa yang harus benar-benar menjadi
fokusmu setiap harinya; perhatikan benar-benar apa-apa yang masuk ke
dalam pikiran dan hatimu. Berpikir
tentang dan analisa pikiran-pikiran dan perasaan-perasaanmu. Berusaha
keraslah untuk mengendalikan mereka. Sadarilah sebenar-benar sadar
keinginan-keinginan dari egomu, pergunakan pengetahuan-pengetahuanmu
untuk mengendalikan egomu.
Milikilah rasa bersalah, malulah di hadapan-Nya. Hal itu akan menjadi motivasimu untuk memperbaiki diri.
Lalu engkau akan sebenar memperhatikan rasa, pikiran, perkataan, dan
perbuatanmu. Pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang buruk bagimu
dalam pandangan Allah tidak boleh tinggal menetap di dalam hatimu.
Kemudian hatimu akan selamat dari segala sesuatu yang tidak tepat benar
menurut-Nya.
Jadikan waktu-waktumu bernilai tinggi, hiduplah dalam kehari-inian.
Jangan hidup dalam imajinasi dan angan-angan yang akan melemparkan
waktumu jauh-jauh di luar angkasa. Setiap saatnya, Allah telah
menunjukkan dan mengarahkanmu pada sebuah tugas, perbuatan, dan sebuah
pengabdian yang sesuai dengan kesejatianmu. Ketahui dan kenalilah ‘apa’
itu dan bergegaslah melaksanakan ‘apa’ mu itu.
- Pertama: lakukan perbuatan-perbuatan yang menjadi kewajibanmu.
- Kedua: lakukan apa-apa yang dikatakan misalnya oleh para Nabi, utusan, dan orang suci lainnya.
- Ketiga: ambil dan lakukanlah apapun yang dimudahkan-Nya bagimu, terimalah dengan baik. Bekerjalah untuk melayani orang-orang yang membutuhkan.
Lakukanlah
segala hal di atas agar engkau semakin mendekati Tuhan-Mu, semakin
besar pengabdianmu dan semakin khusyuk shalat, doa, dan dzikirmu. Selalu
berperilaku seolah-seolah itu merupakan perilaku terakhirmu, selalu
shalat seolah-olah merupakan shalat terakhirmu, dimana tiada lagi engkau
memiliki kesempatan untuk melakukannya lagi setelahnya.
Jika
engkau melakukan hal itu, maka engkau akan khusyuk dalam berperilaku,
fokus pada pencarianmu, engkau pun akan menjadi orang yang jujur dan
penuh iman. Allah
tidak menerima perbuatan baik yang dilakukan tanpa kesadaran dan
kejujuran. Lakukanlah perbuatan-perbuatan baik dengan penuh kesadaran
dan kejujuran.
Kemurnian/
kebersihan/ kesucian hati merupakan aturan Allah, dan niscaya bagi
seorang yang iman. Jagalah selalu kebersihan lahir bathinmu. Setiap
selesai wudhu, shalatlah sebanyak 2 rakaat, kecuali pada waktu terbit
matahari, matahari sedang tinggi, dan terbenam matahari.[]
WASIAT TIGA
Terpenting, dari apa yang engkau butuhkan adalah akhlak mulia, karakter dan perilaku yang tepat benar; kau harus mengidentifikasi bagian dirimu yang buruk dan menghilangkan keburukan itu. Hubunganmu
dengan siapapun harus berdasarkan akhlak mulia – yang disesuaikan
dengan situasi, kondisi, dan tipe kebutuhan tiap orang.
Barangsiapa yang menolak satu poin dari akhlak mulia, itu berarti dia masih memiliki karakter buruk. Setiap
manusia diciptakan berbeda satu dengan lainnya. Level tiap orang
berbeda. Karakter dan perilaku baik juga memiliki level yang berbeda.
Perilaku bukanlah sebuah bentuk. Bukan
juga dijalankan dalam cara yang sama pada setiap keadaan kepada setiap
orang. Berperilakulah sesuai situasi dan kondisi, dan sesuai tipe
kebutuhan orang dalam hubunganmu dengan seseorang atau kelompok.
Indikator/ aturan perilaku baik itu adalah jika perilaku itu membawa
kepada jalan keselamatan, kebenaran, kenyamanan, kedamaian, ketenangan,
memberikan perlindungan, tiada menyakitkan lahir bathin dan tiada
menimbulkan kesengsaraan bagi orang lain, bagi diri pribadi, dan sebisa
mungkin bagi banyak orang, dimana dilakukan semata mengharapkan
keridhoan Allah.
Bukankah
manusia merupakan pelayan-Nya? Tiada sedikitpun bagian dari
kehidupannya yang tidak bertujuankan Allah. Allah Satu-satunya Yang
membatasinya. Kehendaknya, kebebasan pilihannya, dan takdirnya tertulis
di dahinya, dimana Tangan Sang Kuasa berada di atas segala kehendak dan
perilakunya. Allah lah tempat segala sesuatunya bergantung.
Hadits Nabi Muhammad saw.,
“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
“Dan
balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa
memaafkan dan berbuat shaleh maka pahalanya atas Allah. Sesungguhnya
Dia tidak mencintai orang-orang yang zalim. “ (TQS.42:40)
Ayat
al-quran di atas menyatakan bahwa ketika kita disakiti, kita boleh
membalasnya dengan hal serupa atau membiarkannya saja dengan memberikan
maaf, tidak membalas, sehingga kita nanti dimasukkan ke dalam golongan
orang-orang yang dicintai, selamat, dan benar sebagai Janji Allah.
Salah satu dari poin akhlak yang baik adalah marah dan memberikan hukuman yang adil benar (‘adil bilhaqq) sesuai hukum agama.
Kemarahan dan manifestasinya (hukuman dll) merupakan dosa besar jika
dilakukan berdasarkan hawa nafsu pribadi. Pergunakan marah kepada
seseorang yang menantang Allah. Merupakan hal terbaik memisahkan diri
dari orang-orang yang tidak sekeyakinan denganmu, yang tidak berusaha
melaksanakan syariat agama dan tidak berusaha melaksanakan kebenaran,
dan yang menjelek-jelekkan iman dan agamamu. Tetapi, engkau tetap
tidak boleh membalas mereka dengan menjelek-jelekkan mereka. Tugasmu
adalah menghindari mereka, ke luar dari barisan/ perkumpulan mereka dan
masukilah sekumpulan orang-orang beriman. Habiskan waktumu dengan
berzikir, memuliakan Allah dan mengabdi kepada-Nya alih-alih
menghabiskan banyak perdebatan dan kekesalan bersama mereka. Layani,
rawat dengan baik orang-orang yang membutuhkanmu: para pekerjamu,
anak-anakmu, istri atau suamimu, ibu dan ayahmu, sanak saudaramu,
teman-temanmu, dan hewan peliharaanmu, juga tanamanmu. Allah memberikan
mereka semua kepada tanganmu hari ini untuk mengujimu. Engkau berada
dalam perawatan-Nya. Layani dan rawat mereka sebagaimana Engkau
menginginkan Al-Ahad melayani dan merawatmu.
Rasulullah Muhammad saw. bersabda,
“Segala ciptaan bergantung kepada Allah.”
Dia Allah memberikan amanah tanggungan berupa keluarga dll ke dalam tanganmu. Karena itu mengapa Rasul-Nya saw. berkata,
“Dia
yang paling dicintai Allah adalah dia yang memberikan pelayanan dan
perawatan terbaik kepada orang-orang yang menjadi tanggungannya.”
Tunjukkan
cinta, kasih sayang, kepekaan/ empati/ simpati, kemurahan hati, dan
perlindungan kepada orang-orang yang berada dalam tanggunganmu. Jika
engkau sebenar
mengharapkan cinta kasih sayang Allah dan perlindungan-Nya, ingatlah
bahwa sepenuhnya engkau bergantung kepada-Nya Al-Ahad, Tuhan dan Pemilik
jagat raya dan seisinya.
Ajarkan
kata-kata Allah yang terdapat dalam kitab suci-Nya dan akhlak mulia
kepada anak-anakmu. Buatlah kondisi pengajaran yang menyenangkan agar
mereka dapat mempelajarinya dengan baik.
Lakukan itu tanpa mengharapkan balasan apapun dari mereka.
Pertama : ajarkan kehati-hatian/ kewaspadaan, kesabaran, berpikir yang benar.
Kedua : hati-hati jangan sampai menempatkan cinta dunia di dalam hati mereka.
Ketiga:
ajari mereka untuk tidak menyukai sesuatu yang dapat menumbuhkan
kebanggaan: barang mewah, pakaian bagus, makanan lezat dan minuman enak,
obsesi, ambisi; Biarkan anak-anakmu mendapatkan hal pertentangan dari
semua itu. Patahkan keinginan-keinginan mereka. Sesungguhnya semua hal
itu akan menggiring kepada akhlak yang buruk. Sadarilah sebenar sadari
hal ini. Sederhanalah, karena Kesederhanaan akan menjauhkanmu dan
anak-anakmu dari akhlak yang buruk dan mendekatkan kepada akhlak mulia.
Sederhanalah, lakukan dengan sebenar khusyuk dan mendekatlah kepada
Allah dengan jalan-jalan ad-diin (al-iman, al-islam, al-ihsan).
Jangan
berdekatan dengan mereka yang tidak mencari Allah, mereka yang menjadi
budak dari keinginan-keinginan (hawa-nya nafs) dan syahwat mereka. Hati
mereka jauh dari cahaya kebenaran dan mereka dilemparkan masuk ke dalam
lubang kegelapan nyata, sebagaimana yang telah mereka lakukan kepada
hati mereka. Jika engkau sedang berada bersama mereka, hadapi mereka
dengan baik dan berilah nasihat seperlunya. Jika mereka malah
menyakitimu, hal itu dikarenakan mereka tidak mengerti. Jangan membalas
mereka kembali. Bagaimanapun bentuk perlakuan mereka kepadamu, sesakit
apapun yang mereka berikan, tetaplah engkau berperilaku baik. Hingga
kemudian saatnya nanti mereka pun menjadi suka dan menghormatimu, dan
barangkali pada suatu saat nanti mereka yang tadinya menyerangmu malah
mengikutimu.
Jangan pernah merasa puas dengan tingkat spiritualmu; mikraj-lah terus. Mikrajlah dengan penuh kehati-hatian, tanpa pernah berhenti. Melalui shalat yang sebenar ditujukan bagi Allah, Al-Haqq, akan membawamu kepada suatu keadaan yang akan memperkokoh kedirianmu.
Dalam setiap tingkatan, dalam setiap pergerakan/ perjalanan, sedang
melakukan sesuatu atau diam, selalulah jujur dan penuh iman. Selalulah
bersama Al-Haqq. Jangan pernah sekalipun melupakan-Nya. Rasakanlah
Kehadirannya, selalu.[]
.WASIAT EMPAT
Belajarlah
untuk memberi, baik ketika engkau sedang lapang maupun sempit, sedang
bahagia maupun berduka. Berusahalah untuk memenuhi kebutuhan orang-orang
yang membutuhkan. Hal itu akan membuktikan keimananmu kepada Allah.
Akan membuktikan bahwa Allah memang telah menetapkan rezeki tiap orang
dan penetapan tersebut tidak akan tertukar.
Seorang
kikir adalah seorang pengecut. Setan terkutuk berbisik di dalam
telinganya bahwa kematianmu masih lama; bahwa dunia ini penuh musuh
dimana jika engkau memberi, maka engkau akan menjadi miskin, tidak
dihargai dan dihormati orang, dan sendirian; adalah suatu kebodohan
memberi banyak kepada orang lain, karena tiada seorangpun tahu apa yang
akan terjadi esok hari. Pada
seorang berkeadaan sempit, setan mengatakan padanya bahwa ia akan
semakin miskin jika memberi kepada orang lain. Tidak ada yang akan
menolongnya, dan ia mungkin hanya akan menjadi beban bagi orang lain dan
dibenci pula. Kalau begitu ia harus menjaga dirinya sendiri dari
kemungkinan menjadi lebih miskin. Jika bisikan-bisikan setan menawan
hatinya, maka ia akan digiring ke tepian api neraka. Sebaliknya,
seseorang yang membuka telinganya kepada bisikan-bisikan Allah adalah
seseorang yang sedang mendengarkan kata-kata yang penuh berkah, yang
menjadikan Allah sebagai pelindungnya.
“Atau
patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah,
Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang
yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (TQS.42:9)
“Ingatlah,
kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan pada jalan Allah.
Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya
dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha
Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan
jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang
lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (TQS.47:38)
Makna
ayat di atas: setelah diajak, diajari, dan dibawa kepada jalan iman,
jika engkau mulai atau masih terus menjadi kikir, maka engkau akan
kehilangan kedudukanmu, tingkatanmu, dan kasih sayang Allah. Sebaliknya,
bagi siapa yang pemurah dan yakin di dalam kepemurahan Allah, akan di
bawa kepada kedudukan yang kokoh.
Seseorang yang kikir tidak memahami maksud dari ancaman-ancaman Allah.
“Musa
berkata, ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada
Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam
kehidupan dunia, ya Tuhan Kami — akibatnya mereka menyesatkan (manusia)
dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan
kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka
melihat siksaan yang pedih’.” (QS.10:88)
Ayat
di atas merupakan doa Nabi Musa as bagi Fir’aun. Ketika Allah
berkehendak menghancurkan Fir’aun dan para pembesar, Nabi Musa as berdoa
kepada Allah, Sang Hakim mutlak, kutukan karena kekikiran. Efek dari kutukan itu mengena kepada semua orang Mesir kikir dan pendengki. Mereka mati dalam keadaan miskin dan kelaparan.
Seseorang yang dikutuk karena kekikirannya tidak mendengarkan kata-kata para Rasul Allah saw., yang berkata, “Allah
memiliki dua orang malaikat yang berdoa setiap pagi, ‘Wahai, Tuhan
kami, perbanyaklah anugerahmu atas orang-orang pemurah, dan ambillah
milik orang-orang yang menyimpannya rapat-rapat!”
Pada
suatu hari, ketika Abu Bakar ash-Shiddiq ra. akan memberikan semua
harta bendanya kepada Rasulullah Muhammad saw., ia pun ditanya
Rasulullah saw., “Apa yang telah engkau sisihkan bagi keluargamu, wahai Abu Bakar?” Abu Bakar menjawab, “Aku meninggalkan bagi mereka Allah dan Rasul-Nya.” Umar bin Khattab ketika memberikan setengah harta bendanya, ia pun menjawab pertanyaan yang serupa, “Aku meninggalkan setengahnya lagi bagi keluargaku.” Rasulullah Muhammad saw. berkata tentang mereka, “Perbedaan di antara kalian berdua adalah dalam hal merespon pertanyaanku.”
Seseorang
yang memberi akan mendapatkan lebih dari Sang pemberi. Si kikir, selain
berdosa karena kekikirannya, juga telah menuduh bahwa Allah kikir; ia
lebih memilih harta bendanya sebagai pelindung dan pemberi bagi dirinya
daripada Allah sang Pemurah. Merupakan dosa besar telah memprasangkai
Allah sedemikian dan menyebabkan seseorang tertolak dari rahmat Allah
dan kehilangan imannya. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari hal
sedemikian. Amiin, ya, Robbal ‘alamiin.
Karena
itu, simpanlah sekedarnya apa-apa yang telah Allah berikan kepadamu.
Jangan pernah takut miskin. Allah akan memberikanmu apa-apa yang telah
dijanjikan-Nya kepadamu. Tidak ada seorang pemurahpun yang akan
dihancurkan dalam kemiskinan karena kepemurahannya.[]
Kami haturkan terimakasih kepada mbak Dwi Afriyanti A. Semoga Allah merahmatinya.Amin.
WASIAT LIMA
Jika
engkau berharap untuk menemukan al-Haqq, kecintaan Allah, dan
Dukungan-Nya, maka tinggalkanlah perilaku negatif, kendalikanlah sifat
buruk dan kemarahanmu
. Jika engkau tidak mampu untuk tidak marah, setidaknya jangan
perlihatkan marahmu; maka Allah akan senang dan betapa setan akan kecewa
kepadamu. Engkau pun akan mulai untuk mendidik egomu, menguatkan dan
mendekatkanmu kepada Jalanmu. Kemarahan merupakan hasil dan sebuah tanda
dari adanya ego yang tidak terkendali, bagaikan seekor hewan buas liar
bebas tidak terkurung. Mengeluarkan marah, bagai tali kekang yang engkau
buang dari atas kepalamu dan memasukkan banyak keburukan ke dalamnya.
Jinakkanlah kepalamu, kau ajarkan bagaimana berpikir dengan benar, untuk
taat kepada Allah, sehingga tiada orang lain yang engkau sakiti ataupun
dirimu sendiri.
Begitu
engkau berhasil mengekang pikiranmu, maka begitu menghadapi orang yang
kehilangan kendali dirinya dan marah-marah kepadamu, maka engkau akan
menghadapinya dengan tenang. Kau tidak akan bereaksi agresif pada
penyerangannya. Kau tidak akan menghukum atau merespon perilaku
negatifnya dengan kekasaran juga, melainkan kau abaikan saja.
Mengabaikan lebih efektif daripada membalasnya. Barangkali ia akan
melihat akibat-akibat dari perbuatannya, akibat dari kemarahannya,
menyadari hal benar – salah, dan akhirnya mengakui kesalahannya.
Perhatikanlah
saran-saran tentang pengendalian marah ini dan jadikanlah sebagai
karakter dirimu; maka tentu engkau akan memperoleh hasil dan ganjaran
positif di dunia maupun di akhirat. Timbangan al-haqq mu akan berat.
Itulah ganjaran dan kemuliaan terbesar yang akan engkau terima.
Mengeluarkan kemarahan hanya akan mengundang murka besar Allah, Dia akan
menghukummu. Pemaafanmu akan diganjar dengan ampunan-Nya. Adakah
keberuntungan yang lebih baik yang bisa diharapkan oleh seseorang yang
disakiti oleh saudara-saudaranya seiman selain ampunan Allah semata?
Allah
akan memperlakukanmu sama dengan perlakuanmu terhadap orang lain. Jadi
berusahalah untuk memiliki kualitas perilaku yang baik: pendamai,
penolong, lemah – lembut, dan penuh cinta. Dengan perilaku tersebut,
berjama’ahlah. Engkau akan melihat bagaimana perilaku tersebut akan
merahmati sekelilingmu, menciptakan harmoni, cinta – kasih, saling
menghargai dan menghormati. Sang Kekasih Allah, Nabi Muhammad saw.,
memerintahkan kita untuk saling mencintai satu sama lain dan memelihara
hubungan silaturahiim. Betapa Rasulullah Muhammad saw. mengulang-ulangi
perintah ini dalam banyak cara, dalam banyak pernyataan. Untuk
meninggalkan kemarahan, gantilah ia dengan penderitaan menahannya,
memaafkan, dan tetap saling menjaga dan memperhatikan orang yang
menyakiti. Kesemuanya merupakan, menjadi pilar dari tumbuh dan
berkembangnya cinta.
Bukalah
hatimu lebar-lebar, luaskanlah agar mampu menerima Rahmat Allah. Sebuah
hati yang terahmati menjadi cermin manifestasi Allah. Ketika
manifestasi Allah muncul dan datang melaluimu, begitu kau merasakan
Kehadiran-Nya, maka kau akan malu ketika berperilaku salah. Hal itu akan
menyebabkan antara engkau dan orang lain memiliki keterhubungan hati.
Rahmat-Nya pun akan melindungimu dan orang lain dari dosa.
Ketika Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad saw., “Apakah yang dimaksud dengan Rahmat Allah?” Nabi Muhammad saw. menjawab, “Shalat dan mengabdi kepada Allah seolah-olah engkau berada di Dalam Kehadiran-Nya, seolah-olah engkau melihat-Nya.” Rasa menghormati Allah terefleksi di dalam hati seorang mukmin yang mencapai level demikian.
Lalu Nabi Muhammad saw. melanjutkan, “Bagi engkau yang tak mampu melihat-Nya, yakinilah Dia tentu mampu melihatmu.”
Seorang
mukmin yang mencapai level Rahmat Allah akan memiliki hati nurani. Dia
akan merasakan bahwa Allah senantiasa mengawasinya sehingga membuatnya
malu untuk berbuat dosa. Nabi Muhammad saw. berkata lagi, “Memiliki hati
nurani adalah kebaikan sempurna.” Jika seorang mukmin memiliki hati
nurani, ia akan menyadari apa yang ia lakukan dan ia tidak boleh
melakukan kesalahan. Seseorang dengan hati yang dipenuhi Allah, maka
hawa nafsunya tak akan membahayakannya baik ketika ia berada di dunia
maupun di akhirat nanti. Tanda-tanda seseorang yang sudah memiliki hati
nurani, yaitu: berkurangnya arogansi dan merasa diri penting; keduanya
merupakan ego. Orang seperti itu tidak akan pernah mencoba atau berusaha
untuk mendominasi atau menguasai seseorang. Semoga kalian semua
mencapai level Rahmat Allah dan memiliki hati nurani, dan semoga kalian
semua memiliki kekuatan dan pandangan tajam menuju Allah semata. Amiin,
ya, Robbal ‘alamiin.
Bangunlah sebelum terbit matahari, berdzikirullaah lah, dan bertobatlah
. Dosa yang disertai taubat akan menghapus dosa itu. Dosa akan hilang
bagaikan tidak pernah terjadi. Ketika perilaku, shalat, dan ibadah lain
disertai oleh taubat, maka hal itu bagaikan cahaya di atas cahaya,
keagungan di atas keagungan. Mendzikiri Allah dan memuji-Nya akan
menyatukan keterceberaian di dalam hati – seperti ratusan pecahan
kepingan cermin – menambalnya, menjadikannya satu kembali, dan
mengembalikan hati untuk focus kepada Al-Ahad. Lalu semua kejahatan pun
meninggalkan hati, dan hati lalu dipenuhi dengan kesenangan senantiasa
mendzikiri-Nya.
Ketika hatimu penuh melimpah dengan mendzikiri-Nya, lalu membaca al-Quran; refleksikanlah maknanya pada dirimu. Pada ayat-ayat yang menunjukkan ke-ahad
-an dan kesempurnaan-Nya, pujilah Dia. Pada ayat-ayat yang menunjukkan
berkah, anugerah, rahmat, dan cinta atau kemurkaan dan hukuman-Nya,
berlindunglah dari-Nya di Dalam Diri-Nya dan mohonlah Rahmat-Nya. Pada
ayat tentang kisah para nabi dan pengikutnya, benar-benar perhatikan dan
ambillah pelajaran dari apa-apa yang terjadi kepada mereka. Memang
Al-Quran sulit dimaknai karena memiliki makna samar hingga tujuh lapis,
di dalam setiap katanya. Maknanya berubah sesuai dengan perubahan maqom
dan ahwalmu, pengetahuan dan pemahamanmu. Karena itu, tidak mungkin kau
akan pernah merasa lelah, lemah, atau bosan dalam membaca al-quran,
dengan maknanya.[]
WASIAT ENAM
Berusaha
keraslah untuk terus membuka simpul-simpul dosa yang berulang kali
engkau lakukan. Bagaimana caramu menyelamatkan dirimu? Yaitu engkau
membutuhkan pertolongan orang yang mengikat simpul-simpul tersebut,
yaitu dirimu sendiri. Berkatalah kepada para simpul, nasihatilah mereka.
Katakan, “Wahai, jasad yang fana, sedikit sekali engkau mendengarkan
nasihatku, jadi mohonlah sekarang untuk sebenar mendengarkan. Apakah
saat kau menghirup nafas, itu bukan merupakan nafas terakhirmu? Allah
memang tahu yang terbaik, tetapi nafas berikutnya mungkin merupakan
nafas terakhirmu. Kematian akan mendatangimu melalui tenggorokanmu;
padahal sebelumnya setumpuk kesalahan demi kesalahan, dosa demi dosa
selalu rutin engkau lakukan. Allah Al-Hakiim telah memperingatkan
seseorang yang terus-menerus berada dalam dosa dengan hukuman yang
bahkan gunung-gunung batu pun tak mampu menanggungnya. Lalu bagaimana
dengan dirimu, lemah bak sehelai jerami, apakah mampu engkau menanggung
pembalasan maha dahsyat tersebut?”
Jangan menentang-Ku Sang Penciptamu. Palingkan wajahmu kepada-Ku dan bertaubatlah. Lakukan sekarang juga, tanpa penangguhan waktu, karena kau tak tahu kapan kematian akan membelah dirimu menjadi dua.
Jangan menentang-Ku Sang Penciptamu. Palingkan wajahmu kepada-Ku dan bertaubatlah. Lakukan sekarang juga, tanpa penangguhan waktu, karena kau tak tahu kapan kematian akan membelah dirimu menjadi dua.
Qs. 4 : 17
“Sesungguhnya
taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan
kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan
segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Katakan
pada dirimu, “Sesungguhnya, setelah aura kematian datang membuatmu
terbaring tak berdaya dan kehidupan semakin jauh meninggalkanmu, dan
jika engkau bisa mengingat semua perbuatanmu dan bertaubat, maka
taubatmu tidak akan diterima Allah. Sabda Nabi Muhammad saw., “Allah
menerima taubatmu hingga saat nafasmu terasa mencekik. Pada saat
kematian mulai terasa menyakitimu dengan tiada terkira, maka taubat
sudah terlambat. Kematian datang tanpa tanda-tanda, tanpa peringatan
sebelumnya – pada saat makan, minum, sedang tidur dengan istri, dalam
tidur panjang yang tiada bangun. Barangsiapa yang tidak mengganti
kesalahan dan dosanya dengan kebenaran, maka ia tidak bertaubat; maka ia
tetap berada dalam dosanya, akan jatuh masuk ke dalam lubang dalam
kematian.”
Camkan
dalam-dalam kata-kata itu kepada dirimu. Berusaha keraslah untuk
mendisiplinkan dan mendidik hasrat jasadmu. Sebanyak dan sekuat apa
jasadmu melakukan dosa, maka sebanyak dan sekuat itu pula berusahalah
untuk menghentikan dosa. Jika kau sebenar menasihati jasadmu dengan
teguh, maka dengan pertolongan Allah simpul-simpul dosa yang mengikat
hatimu akan terbuka. Hanya itulah jalan untuk diselamatkan Allah.
WASIAT TUJUH
Takutlah
kepada Allah dalam setiap perilaku, hati dan pikiran-pikiranmu. Takut
kepada Allah, dimaksudkan takut akan hukuman-Nya. Barangsiapa yang
sebenar takut akan peringatan dan ancaman hukuman Al-Hakiim, akan
berperilaku sesuai dengan Kehendak Sang Pencipta dan senantiasa mencari
kebenaran. Pemilik Hari Akhir berfirman dalam Qs. 3 : 27
“Engkau
masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam.
Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang
mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki
tanpa hisab (batas).”
Qs. 2 : 235
Qs. 2 : 235
“….
Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu;
maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi
Maha Lembut.”
Takut
kepada Allah merupakan sebuah pelindung, sesuatu yang menjagamu dari
marabahaya, sesuatu yang menjadikanmu aman. Perlindungan Allah bagai
baju besi terkuat, benteng terkokoh; tiada marabahaya yang mampu
menembus pertahanan-Nya. Nabi Muhammad saw., yang diutus ke muka bumi
sebagai rahmatan lil ‘alamiin, mengambil perlindungan ke Dalam Allah.
Doa saw., “Aku berlindung di Dalam Kehendak-Mu, di dalam Keindahan-Mu, di Dalam Kelembutan-Mu, dari murka dan dari kekuatan-Mu. Aku berlindung di Dalam Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim, dari hukuman-Mu. Aku berlindung di Dalam-Mu dari Diri-Mu.”
Carilah, temukan, pelajari, dan tirukan af’al Sang Pencipta yang manifest di sekitarmu. Lindungi dirimu dari murka Allah dengan perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan Kehendak Allah. Hindari dan tinggalkan perilaku, sesuatu, dan jalan apapun yang tidak jelas kebenarannya. Ketahuilah bahwa mengenal Sang Penciptamu dan mentaati-Nya merupakan satu-satunya Jalan yang akan membimbingmu menuju keselamatan dan kebahagiaan. Keegoisanmu pun akan berakhir. Hanya dengan meraih keridhoan-Nya lah engkau dapat menyelamatkan dirimu dari murka-Nya. Hanya dengan memasuki, dan berjalan di atas Shirothol Mustaqim yang bisa menghindarimu masuk ke dalam lubang dalam kematian; hanya dengan perilaku tepat benar yang bisa menjagamu dari api neraka.
Doa saw., “Aku berlindung di Dalam Kehendak-Mu, di dalam Keindahan-Mu, di Dalam Kelembutan-Mu, dari murka dan dari kekuatan-Mu. Aku berlindung di Dalam Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim, dari hukuman-Mu. Aku berlindung di Dalam-Mu dari Diri-Mu.”
Carilah, temukan, pelajari, dan tirukan af’al Sang Pencipta yang manifest di sekitarmu. Lindungi dirimu dari murka Allah dengan perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan Kehendak Allah. Hindari dan tinggalkan perilaku, sesuatu, dan jalan apapun yang tidak jelas kebenarannya. Ketahuilah bahwa mengenal Sang Penciptamu dan mentaati-Nya merupakan satu-satunya Jalan yang akan membimbingmu menuju keselamatan dan kebahagiaan. Keegoisanmu pun akan berakhir. Hanya dengan meraih keridhoan-Nya lah engkau dapat menyelamatkan dirimu dari murka-Nya. Hanya dengan memasuki, dan berjalan di atas Shirothol Mustaqim yang bisa menghindarimu masuk ke dalam lubang dalam kematian; hanya dengan perilaku tepat benar yang bisa menjagamu dari api neraka.
Qs. 3 : 130 – 131
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.”
“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.”
“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.”
Dengan
takut kepada Allah, akan menghindarkanmu jauh-jauh dari api dan
memasukkanmu ke dalam kebahagiaan (kalau kata Mursyid, hasanah artinya
kebahagiaan. Hasanah = buah taqwa).
Jika
engkau terus-menerus melakukan dosa dan keras kepala, tidak mau melihat
dosa-dosamu, lalu mengapa engkau begitu yakin bahwa Allah akan
menganugerahimu dengan kesabaran, kebaikan, dan kemuliaan? Betapa
bodohnya engkau yang telah berhasil ditipu oleh bisikan setan, “Jika
bukan karena dosa-dosamu, maka bagaimanakah Allah akan memanifestasikan
Nama Al-Ghafur, Ar-rahmaan, dan Kemuliaan-Nya?” Tidakkah pikiranmu bisa
membaca dengan logis bahwa betapa mengada-adanya bisikan setan tersebut?
Akankah ampunan dan kasih sayang-Nya diberikan kepada orang-orang yang
menentang Kehendak dan Kesenangan-Nya?
Lalu
setan akan berbisik kembali di dalam telingamu, “Tiada harapan bagimu
untuk mencapai tingkat diRahmati Allah, yaitu mereka yang dilahirkan
dengan karakter-karakter yang baik dan ketaatan kepada Allah. Mereka
adalah orang-orang yang memang sudah ditakdirkan mendekat kepada-Nya dan
menunjukkan ketaatan kepada Allah, dengan ampunan dan kepemurahan
Allah. Jadi percuma engkau mau berusaha baik sebagaimanapun. Ketahuilah,
bahwa ampunan, kemuliaan, dan rahmat Allah hanya akan manifest pada
hari Pembalasan nanti, yaitu yang akan diberikan-Nya kepada para manusia
pembangkang namun yang mengharapkan rahmat Allah.”
Hanya
seseorang yang kehilangan ‘ingatan’ yang mempercayai bisikan setan dan
telah tertipu oleh pikiran penuh prasangka semacam itu. Lindungi dirimu dengan membentenginya dari segala bisikan tipu daya bujuk rayu setan. Katakan kepada setan:
“Apa
yang engkau katakan bahwasanya Allah begitu penyabar dan Maha Rahmat
kepada para pelayan-Nya adalah suatu kebenaran. Sesungguhnya begini,
jika tiada ketidakpatuhan, ketidaktaatan, dan dosa, maka kami tidak akan
melihat manifestasi dari atribut (Nama, shifat, af’al) Illaahi. Begitu
banyak contoh-contoh yang menjelaskan tentang hal itu, baik di dalam
al-quran maupun perkataan para Nabi-Nya. Tetapi, engkau, wahai, setan,
telah menggunakan kebenaran demi kepentinganmu pribadi, engkau
mengajakku untuk berbuat dosa! Kau menggodaku untuk membangkang dengan
menggunakan Nama Kesabaran dan Kebaikan Allah.”
“Kau
mengajakku untuk membuktikan adanya rahmat dan ampunan-Nya. Bagaimana
engkau tahu, wahai yang terkutuk, bahwa aku merupakan salah satu hamba
yang akan diberi ampunan oleh-Nya? Sesungguhnya Allah mengampuni
siapa-siapa yang Dia Kehendaki dan menghukum dengan keadilan siapa-siapa
yang Dia Kehendaki. Bagaimana aku tahu kelompokku? Semua yang ku tahu
adalah bahwa aku adalah seorang hamba yang penuh dosa. Dan sekiranya aku
meninggalkan dunia ini tanpa bertaubat dan meraih ampunan-Nya, maka Dia
mungkin akan menolak untuk memberikan rahmat-Nya kepadaku dan menghukum
dengan memasukkan aku ke dalam api neraka. Meskipun kematian seseorang
sama seperti kehidupannya, dan aku telah berdosa karena tidak
mengimani-Nya , maka semoga aku dijadikan-Nya sebagai orang yang
mendapatkan keberuntungan pada nafas terakhirku, yaitu mati sebagai
orang yang beriman kepada-Nya, lalu kemudian Dia akan memurnikan aku di
dalam api neraka dan membawaku ke luar dari sana dan memberikanku
keselamatan di Dalam rahmat-Nya.
“Jika
aku menyakini bahwa tiada hari pembalasan dan tiada hukuman atas
dosa-dosaku, dan jika aku meyakini bahwa aku akan menerima ampunan-Nya,
maka akan banyak dalih pembenaran dalam diriku. Ah, tiada yang lebih
baik daripada merasa berdosa; dan jangan pernah merasa aman dengan
persangkaan bahwa kesabaran dan pengampunan Allah sungguh besar.
“Di
lain sisi, bahkan jika aku meyakini bahwa aku akan menerima hukuman
Illaahi, hal yang paling tepat adalah aku harus selalu merasa malu akan
setiap perbuatanku karena sungguh aku tak sebenar mengerti perbuatan
mana yang haqq bagi diriku, dan bersyukurlah selalu karena Dia ta’ala
telah menangguhkan hukumannya kepadaku hingga saat ini; dan lalu aku
akan berusaha keras semampuku untuk mematuhi dan mentaati segala
perintah Allah kepadaku.”
“Aku
tidak pernah mendengar pernyataan dari manapun bahwa segala dosa akan
mendapatkan pengampunan-Nya. Setiap orang bebas memilih untuk melakukan
kebenaran atau kesalahan, begitupun Al-Hakiim bebas untuk memaafkan,
mengampuni atau menghukum. Tetapi dalam kasusmu, wahai, setan yang
dipenuhi ego, tiada pilihan bagimu. Kau selamanya berada di dalam hasrat
untuk melakukan dosa dan hal-hal terlarang!
WASIAT DELAPAN
Bersucilah;
kesucian menjadikanmu penuh kehati-hatian, untuk membebaskanmu dari
segala sesuatu yang tidak bersih dan berdosa. Kesucian akan melindungi
dirimu dari segala hal meragukan (syubhat) dan kesamaran di dalam dan
sekelilingmu. Hadits Rasulullah Muhammad saw., “Tinggalkan segala hal meragukan dan lakukan segala hal yang pasti untukmu.”Beliau
saw. menegaskan tentang kebutuhanmu untuk meninggalkan segala sesuatu
yang menyebabkanmu ragu-ragu dan tidak yakin; sesuatu yang menyebabkan
ketidakpastian, ketidakjelasan, kesamaran, kegelisahan, dan ketakutan di
dalam hatimu – hanya lakukan sesuatu yang membuatmu merasa aman, tenang, dan damai.
Periksalah setiap perilakumu, kata-katamu, ibadahmu, setiap hubunganmu dengan orang lain seperti pertemanan atau pernikahan. Engkau harus menemukan apakah segala sesuatu di dalamnya berkualitas baik atau buruk, bersih atau kotor, benar atau salah, mengikuti syariat atau tidak. Hukum-hukum yang engkau jalankan semuanya harus jelas; jalankanlah kebenaran, tinggalkanlah kesalahan. Jika ada syariat yang tak jelas atau tersamar, maka tinggalkanlah seolah-olah itu adalah sesuatu yang salah dan cari yang sudah jelas/ pasti.
Periksalah setiap perilakumu, kata-katamu, ibadahmu, setiap hubunganmu dengan orang lain seperti pertemanan atau pernikahan. Engkau harus menemukan apakah segala sesuatu di dalamnya berkualitas baik atau buruk, bersih atau kotor, benar atau salah, mengikuti syariat atau tidak. Hukum-hukum yang engkau jalankan semuanya harus jelas; jalankanlah kebenaran, tinggalkanlah kesalahan. Jika ada syariat yang tak jelas atau tersamar, maka tinggalkanlah seolah-olah itu adalah sesuatu yang salah dan cari yang sudah jelas/ pasti.
Ikutilah nasihat para Nabi (Assalaamu’alaykum wrohmatullaahi wabarokaatuh):
bahkan jika kau berada dalam kebutuhan untuk melaksanakan hal yang
masih kau ragukan itu, bahkan jika menyebabkan kau tak mampu untuk
melakukan hal lain, tetaplah ikuti dan laksanakan nasihat para Nabi;
tinggalkan hal lain demi keridhoan Allah semata. Inilah kesucian.
Yakinlah bahwa Allah akan menganugerahi para muthaharuun dengan dengan
kebaikan yang banyak sekali hingga melimpah ruah, jauh lebih banyak
daripada yang engkau terima jika engkau melakukan hal meragukan/ tidak
jelas/ tersamar. Tapi jangan engkau mengharapkan bahwa ganjaran itu akan
diberikan dalam waktu ‘saat ini’ atau langsung.
Kesucian merupakan pondasi dari ad-diin dan Jalan Kebenaran.
Jika engkau suci, semua perbuatanmu akan murni dan ikhlas; semua yang
engkau lakukan akan berakhir dengan baik; kau akan harmoni di Dalam
Kehendak Allah. Kau akan menerima Rahmat-Nya; segala kebutuhanmu akan
diberikan kepadamu. Kau akan berada di bawah Perlindungan Illaahi. Jika
engkau suci dan tidak berprasangka, meninggalkan kesalahan dan hal
samar, maka tiada terhalang bagimu untuk menerima Berkah-Nya. Tetapi
jika kau berpaling dari kesucian dan keshalehan, maka Al-Hakiim akan
menempatkanmu pada sebuah keadaan yang penuh kehinaan: tiada pertolongan
dan penuh ketakutan. Dia akan meninggalkanmu sendirian, membiarkan
dirimu dikuasai oleh egomu. Lalu kaupun akan menjadi mainan setan; yang
memiliki karakter selalu ingin membangkang, dan tidak ada yang akan
menghalanginya untuk menggodamu. Tujuan setan adalah memalingkanmu, menjauhkanmu sejauh-jauhnya dari Al-Haqq.
Berusahalah dengan keras, penuhi waktumu untuk tinggal dan menapaki Jalan Keshalehan, maka Allah akan menolongmu.
WASIAT SEMBILAN
Dunia
adalah tempat persiapan untuk akhirat; setiap orang diberikan banyak
pelajaran dan menerima pelbagai ujian kesenangan dan tidak mengenakkan.
Ambillah hanya sedikit kesenangan yang ada di dalamnya. Merasa cukup,
dan berpuaslah dengan apa yang ada di tanganmu, bahkan jika lebih
sedikit daripada yang dimiliki oleh orang lain. Intinya, selalu memilih
dan mengambil dengan sedikit.
Dunia
bukanlah sesuatu yang buruk, sebaliknya merupakan sawah ladang tempat
kau bercocok tanam yang hasilnya akan engkau panen di akhirat. Dunia
harus dipergunakan sebagai jalan untuk memuaskan batin dengan
kebahagiaan menerima yang sedikit dan segala kebaikannya; manfaatkan
untuk saling berkasih sayang dan mensyukuri-Nya.
Dunia menjadi buruk jika kau buta akan kebenaran sehingga tidak bisa memanfaatkan dunia dengan sebenarnya; yang ada hanyalah kau sibuk memuaskan hasrat rendahmu, pelbagai obsesi, dan ambisi melalui dunia ini. Rasulullah Muhammad saw . ditanya, “Seperti apakah cinta dunia?” Beliau saw. menjawab demikian, “Segala sesuatu yang menyibukkan dirimu yang menyebabkan engkau melupakan Tuhanmu.” Karena itu, segala sesuatu yang ada di dunia, termasuk harta benda bukanlah sesuatu yang membahayakan, kecuali jika mereka menyebabkan kau melupakan, membangkang, dan tidak menyadari Kehadiran Illahi yang dengan kemurahan-Nya memberikan mereka kepadamu. Dunia menjadi buruk dikarenakan engkau merasakan dan berhubungan begitu kuat dengannya, dan engkau menginginkan dunia jauh daripada yang Tuhan sudah berikan kepadamu. Hal itu akan membuatmu kehilangan sensisitivas menyadari Kehadiran Allah dan akan memutuskan hubunganmu dengan Al-Haqq.
Dunia menjadi buruk jika kau buta akan kebenaran sehingga tidak bisa memanfaatkan dunia dengan sebenarnya; yang ada hanyalah kau sibuk memuaskan hasrat rendahmu, pelbagai obsesi, dan ambisi melalui dunia ini. Rasulullah Muhammad saw . ditanya, “Seperti apakah cinta dunia?” Beliau saw. menjawab demikian, “Segala sesuatu yang menyibukkan dirimu yang menyebabkan engkau melupakan Tuhanmu.” Karena itu, segala sesuatu yang ada di dunia, termasuk harta benda bukanlah sesuatu yang membahayakan, kecuali jika mereka menyebabkan kau melupakan, membangkang, dan tidak menyadari Kehadiran Illahi yang dengan kemurahan-Nya memberikan mereka kepadamu. Dunia menjadi buruk dikarenakan engkau merasakan dan berhubungan begitu kuat dengannya, dan engkau menginginkan dunia jauh daripada yang Tuhan sudah berikan kepadamu. Hal itu akan membuatmu kehilangan sensisitivas menyadari Kehadiran Allah dan akan memutuskan hubunganmu dengan Al-Haqq.
Rasulullah Muhammad saw. bersabda, “Barangsiapa yang memilih dunia daripada akhirat, ia akan mengalami penderitaan dalam 3 hal, yaitu:
1. Merasa mengangkat beban yang tak kunjung usai
2. Merasa miskin yang tak pernah merasa lebih kaya
3. Selalu merasa mengejar sesuatu (ambisi) dan selalu merasa lapar yang sampai kapanpun tak pernah terpuaskan.”
1. Merasa mengangkat beban yang tak kunjung usai
2. Merasa miskin yang tak pernah merasa lebih kaya
3. Selalu merasa mengejar sesuatu (ambisi) dan selalu merasa lapar yang sampai kapanpun tak pernah terpuaskan.”
Bagi
seorang yang terikat dengan dunia akan merasakan kesakitan dan
kesulitan; mencoba menyelesaikan masalah-masalahnya dengan mengandalkan
kekuatan pribadi, menggantungkan diri sepenuhnya kepada dunia bagaikan
seorang pengemis, dunia dijadikan alat untuk memenuhi kebutuhan jasad
dan egonya. Jasad, yang merupakan makanan empuk bagi ego tidak akan
pernah merasakan puas, tidak pernah menyudahi ambisi-ambisinya, ia
selalu mencari, selalu lapar, dan selalu tidak puas. Akibatnya, ia yang
menuhankan dunia akan melupakan Allah, Tuhan semesta alam-alam.
Penjelasan
di atas bukan berarti kau harus meninggalkan dunia, tidak melakukan
tugas-tugasmu berkenaan dengannya atau berpartisipasi dalam suatu
kegiatan, atau pasif diam tidak melakukan apa-apa , tidak berusaha, dan
tidak bekerja.
Rasulullah Muhammad saw. bersabda,
“Allah suka melihat orang-orang beriman yang bekerja dalam keshalehannya.”
“Sesungguhnya Allah menyukai seseorang yang bekerja dengan kedua tangannya.”
“Seseorang yang bekerja keras dengan halal untuk memenuhi kebutuhannya akan dicintai Allah.”
Hadits-hadits tersebut bermakna bahwa rahmat Allah meliputi mereka yang bekerja keras dengan tangannya.” Itu juga yang menjadi alasan bagi para nabi bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
“Allah suka melihat orang-orang beriman yang bekerja dalam keshalehannya.”
“Sesungguhnya Allah menyukai seseorang yang bekerja dengan kedua tangannya.”
“Seseorang yang bekerja keras dengan halal untuk memenuhi kebutuhannya akan dicintai Allah.”
Hadits-hadits tersebut bermakna bahwa rahmat Allah meliputi mereka yang bekerja keras dengan tangannya.” Itu juga yang menjadi alasan bagi para nabi bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Pada
suatu hari, Sahabat Umar bin Khattab ra. bertemu dengan sekelompok
orang yang duduk bermalas-malasan tanpa melakukan apapun.
Beliau ra. bertanya, “Siapakah kalian?”
Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang berpasrah menantikan Tangan-Nya untuk memenuhi kebutuhan kami, dan kami meyakini-Nya.”
“Sungguh kalian bukan seperti itu!” Beliau menjawab dengan marah,”Kalian orang-orang yang menyia-nyiakan waktu, parasit bagi apa yang diusahakan orang lain! Bagi siapa saja yang sebenar beriman di Dalam Allah, ia akan menanam benih di dalam rongga perut bumi ini, lalu mengharapkan dan menantikan kedatangan Tangan-Nya Sang Pemelihara.”
Beliau ra. bertanya, “Siapakah kalian?”
Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang berpasrah menantikan Tangan-Nya untuk memenuhi kebutuhan kami, dan kami meyakini-Nya.”
“Sungguh kalian bukan seperti itu!” Beliau menjawab dengan marah,”Kalian orang-orang yang menyia-nyiakan waktu, parasit bagi apa yang diusahakan orang lain! Bagi siapa saja yang sebenar beriman di Dalam Allah, ia akan menanam benih di dalam rongga perut bumi ini, lalu mengharapkan dan menantikan kedatangan Tangan-Nya Sang Pemelihara.”
Setiap
orang tiada terlarang untuk melakukan pekerjaan apapun asalkan sesuai
dengan Hukum Allah dan berada dalam keadaan beriman kepada Allah. Iman
terlihat nyata dalam perilaku dan syariat agama yang dijalankan oleh
seseorang, termasuk dalam pekerjaannya.
Qs. 62 : 10
“Apabila
telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”
Ketika kita bekerja, janganlah semata demi meraih keuntungan dunia. Orang yang mencintai dunia akan mengidentifikasikan dirinya dengan segala perolehan duniawinya dan berbangga atas hal itu. Penuh dengan ambisi, dia mendedikasikan dirinya untuk mengumpulkan benda-benda baik halal, syubhat, ataupaun haram. Akibat terburuknya adalah ia tak lagi mampu untuk melihat sesuatu yang salah, untuk berpikir tentang Jalan Kebenaran. Baginya, dunia merupakan satu-satunya jalan kebenaran.
Ketika kita bekerja, janganlah semata demi meraih keuntungan dunia. Orang yang mencintai dunia akan mengidentifikasikan dirinya dengan segala perolehan duniawinya dan berbangga atas hal itu. Penuh dengan ambisi, dia mendedikasikan dirinya untuk mengumpulkan benda-benda baik halal, syubhat, ataupaun haram. Akibat terburuknya adalah ia tak lagi mampu untuk melihat sesuatu yang salah, untuk berpikir tentang Jalan Kebenaran. Baginya, dunia merupakan satu-satunya jalan kebenaran.
Begitu
cinta dunia memenuhi hatimu, maka tiada tempat untuk mendzikiri Allah.
Kau pun akan melupakan akhirat, kau lebih memilih dunia yang bersifat
sementara ini. Semua yang kau butuhkan dari dunia adalah segala sesuatu
yang mampu memuaskan ‘kelaparanmu’. Dunia menjadi alasan kau melalukan
sesuatu. Wahai, sungguh janganlah merasa terpesona dengan tampilan
sementara ikatan dunia yang tampak memikat dengan segala perhiasan
ataupun dengan menginginkan kekayaan tanpa pertimbangan baik atau
benarnya, halal – syubhat – haramnya. Renungkanlah, berapa lama, sih,
seorang manusia tinggal di dunia ini?
Seseorang
yang memilih dunia fana di atas kebenaran tidak akan pernah mencapai
tujuannya. Ambisinya tak pernah terpuaskan. Tidakkah kau sadari bahwa
Penentu Taqdir telah menetapkan rezekimu? Kau tidak akan menerima
sesuatu lebih sedikit atau lebih banyak daripada yang telah ditetapkan
oleh Sang Penentu Taqdir. Kau sadari atau tidak, tiada perubahan dengan
Ketentuan Allah. Kita kehendaki atau tidak, kita tetap hanya bisa
merefleksikan cermin dari Ketentuan Taqdir kita.
Qs. 43 : 32
“Apakah
mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara
mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah
meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,
agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
Tetapi
mereka yang mengambil dunia bagai tuhan yang melaksanakan keinginan-Nya
tanpa batas, sementara keinginan-keinginan itu tetap tak pernah mampu
mengangkat derajat mereka; mereka bagai orang yang tak pernah menerima
apapun. Lama kelamaan mereka mengalami ketidakpuasan dan
ketidakbahagiaan dalam setiap sisi kehidupan, sementara di akhirat nanti
mereka akan menghadapi murka besar Allah.
Hasrat akan dunia bagai air laut. Semakin banyak kau meminumnya, semakin haus engkau.
Rasulullah Muhammad saw. mengajak umatnya untuk menganggap dunia bagai
tumpukan sampah yang membuatmu tidak mau berada dekat dengannya.
Ambillah jarak dengan dunia, berpuas dirilah dengan kadar yang telah
Allah taqdirkan bagimu suka ataupun tidak suka.
Allah
telah menasihati dan memperingatkan Nabi Musa as, “Wahai anak Adam,
jika engkau puas dengan apa yang telah aku kadarkan bagimu, Aku akan
membuat hatimu ridha dan penuh syukur. Tetapi jika engkau tidak puas
dengan apa yang telah aku kadarkan bagimu, maka Aku akan membiarkan
dunia menguasaimu. Kau akan berlomba di dalamnya bagai seekor hewan liar
yang berlomba denga hewan-hewan liar lainnya dalam sebuah gurun pasir.
Dan demi Kekuasaan dan Kemuliaan-Ku, kau tidak akan menerima darinya
apapun yang tidak aku kadarkan bagimu, dan kau akan berada dalam
kesalahan.”
Maksudnya,jika
kau menerima bagian dunia sesuai dengan kadar yang telah Allah
tentukan,maka engkau akan meraih sakinah dalam hatimu dan digolongkan
sebagai hamba yang bersyukur dan dirahmati-Nya .
Sebaliknya, Allah akan memberikan dunia yang sangat kau hasrati bagai
seorang kawan sekaligus lawan. Dunia menjadi sebuah gurun bagi seekor
hewan kelaparan. Kau akan terus berlari dan berlari hingga selalu
kelelahan tanpa mampu untuk menemukan apapun di dalamnya. Allah
bersumpah bahwa tiada yang akan kau peroleh selain kelelahan,
ketidakpuasan, dan kehinaan.
Marilah
sebenar meyakini bahwa Allah telah mengkadar segala sesuatunya dengan
begitu sempurna; berapa banyak makanan dan minuman yang mampu dimasukkan
ke dalam perutmu, pakaian yang menutupi tubuhmu, sebuah tempat untuk
hidup? Sederhanalah, itu lebih baik bagimu. Tiada kau akan merasa
terbebani, dan hatimu akan berada dalam sakinah dan tanpa kekhawatiran;
dan tentunya di akhirat nanti kau tidak akan disusahkan dengan hisab
yang sedikit.
Jangan
menukar kebahagiaan spiritualmu dengan kebahagiaan semu yang hanya
sebentar. Tidak peduli betapa megah dan nyamannya, mereka akan mati
ketika engkau mati. Ingatlah bahwa kematian merupakan langkah yang
niscaya engkau alami, dan semua angan-anganmu akan menguap terbang.
Seperti ikatan dunia merupakan anak-anak dunia, maka ada juga anak-anak akhirat yang terikat dengan akhirat.
Rasulullah
Muhammad saw. bersabda, “Jadilah sebagai anak-anak akhirat yang terikat
dengan keabadian, bukan anak-anak bumi yang sebatas usia.”
Qs. 11 : 15 – 16
Qs. 11 : 15 – 16
“Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan
kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. “
“Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan
sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.”
Qs. 26 : 20
Berkata Musa: “Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf.
WASIAT SEPULUH
Semoga
Al-Haqq membangunkanmu dari tidur nyenyak berkepanjangan. Semoga Dia
membukakan kesejatian dirimu sebagai tanda benarnya taubatmu. Semoga
hanya Dia Tempat Kembalimu.
Semoga
Sang Pengamat segala sesuatunya membukakan pandangan batinmu sehingga
kau mampu melihat dan mengingat kembali apa yang telah engkau lakukan
dan katakan sepanjang hidupmu. Lalu kau akan mengetahui dan selalu ingat
serta menghisab semuanya dengan detil. Semua itu akan
dipertanggungjawabkan pada hari Pembalasan nanti.
Jangan
pernah lupa akan kedatangan hari Perhitungan. Di sanalah segala
sesuatunya akan dihisab. Satu-satunya jalan keselamatan adalah menempuh
jalan kesucian dan membersihkan dosa-dosamu.
Hadits Nabi Muhammad saw.,
“Hisablah dirimu sendiri sebelum engkau dihisab, timbanglah dosa-dosamu sebelum mereka memberatkanmu.”
Periksalah
setiap sisi kehidupanmu; Jangan biarkan dosa-dosa menelan
kebaikan-kebaikanmu. Berjuanglah semampumu selagi hayat masih dikandung
badan, selama masih ada kesempatan untuk hidup; sebelum kau dikkubur
sendirian dalam lubang gelap liang lahat.
Apapun yang engkau terima dalam kehidupan di duniai merupakan pinjaman dari-Nya yang datang melalui Tangan-tangan ghaib-Nya; bukan milikmu. Kau hanya seorang kasir yang mendistribusikan kiriman-Nya, dan kau bertanggung jawab untuk menjaga dan menggunakannnya dengan benar (haqq). Itulah pengembalian pinjaman yang benar.
Apapun yang engkau terima dalam kehidupan di duniai merupakan pinjaman dari-Nya yang datang melalui Tangan-tangan ghaib-Nya; bukan milikmu. Kau hanya seorang kasir yang mendistribusikan kiriman-Nya, dan kau bertanggung jawab untuk menjaga dan menggunakannnya dengan benar (haqq). Itulah pengembalian pinjaman yang benar.
Jika
kau tidak melakukan hal itu, maka yakinlah bahwa pada hari Pembalasan
nanti kau akan berteriak dan meminta pertolongan. Tetapi, tiada
seorangpun yang akan menolongmu.
Wahai,
dengarkanlah suara Illaahiyyah yang datang melalui aturan dan
perintah-Nya, Sang Penghukum orang-orang yang berdosa. Ikutilah aturan
dan perintah-Nya tanpa dipilih-pilih, ditambah-tambah ataupun
dikurang-kurangi.
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.”(QS. Al-Isro’[17]:14)
Bukankah
Allah telah mengirimimu para utusan-Nya? Bukankah Dia telah
menunjukkanmu Jalan Kebenaran? Bukankah Dia telah memerintahkanmu untuk
mendzikiri-Nya sepanjang pagi dan malam? Bukankah Dia telah memberikanmu
kesempatan untuk mengikuti perintah-perintah-Nya?
Jika
kau hanya menunggu dan menungguh hingga waktumu habis, maka
penyesalanmu tiada guna. Jika kau selalu menunggu dan menunda
penghisaban dirimu sendiri, ketahuilah bahwa semua pintu dan jendela
akan ditutupkan bagimu dan kau akan ditinggalkan. Ketahuilah, bahwa
tiada pintu dan jendela lain, tiada tempat lain sebagai tempat
perlindungan. Tiada tempat untuk pergi – bagimu, siapapun, dan apapun –
selain pintu Rahmat Allah. Menujulah ke sana dan berlututlah.
Pancarkanlah dengan deras tangis taubatmu dan bermohonlah untuk masuk.
Berusaha dan lihat apa yang berada di balik tirai-tirai terselubung.
Ada tiga bahaya bagi engkau yang tidak menghisab dirimu sendiri dan tidak mensyukuri Allah Sang Maha Pemurah, yaitu:
1. Ketidaksadaran, ketertutupan, ketidaktahuan akan Tujuan hakiki
2. Meluapnya rasa dan hasrat yang memancar deras dari egomu (pikiran tidak benar + hawa nafsu), diri rendahmu
3. Menumpuknya kebiasaan-kebiasaan buruk yang menjadikanmu bagai mesin pembuat dosa.
Seseorang yang mampu melindungi dirinya dari tiga bahaya di atas, dengan Rahmat (pertolongan) Allah, akan mendapatkan keselamatan di dunia maupun di akhirat.
Rahmat
dan Berkah Allah bagi Nabi kita, Rasulullaah Muhammad saw. dan
anak-cucunya serta karib kerabatnya – dalam setiap lidah yang berkata,
tempat tinggal dan setiap tingkatan kerohanian1. Ketidaksadaran, ketertutupan, ketidaktahuan akan Tujuan hakiki
2. Meluapnya rasa dan hasrat yang memancar deras dari egomu (pikiran tidak benar + hawa nafsu), diri rendahmu
3. Menumpuknya kebiasaan-kebiasaan buruk yang menjadikanmu bagai mesin pembuat dosa.
Seseorang yang mampu melindungi dirinya dari tiga bahaya di atas, dengan Rahmat (pertolongan) Allah, akan mendapatkan keselamatan di dunia maupun di akhirat.
No comments:
Post a Comment