أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Diantara 20 sifat yang wjib kita ketahui (Nafsiyah, Salabiah, ma’ani dan Ma’nawiyah),
1) Sufisme Al-Ghazali
Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin membagi kedalam empat gradasi (tingkatan) dilihat dari pemahaman seorang hamba.
-
Tauhid sederhana dalam memahami لا اله الا الله artinya, Tidak ada Tuhan selain Alloh, sementara hatinya lalai dalam memmahami makna Tauhid tersebut.
-
Tauhid orang awam dalam memahami لا اله الا الله artinya, Tidak ada Tuhan selain Alloh, sementara membenarkan dan lisannya mengucapkan Tauhid tersebut.
-
Tauhid Muqorrobiin dalam memahami لا اله الا الله artinya, Tidak ada Tuhan selain Alloh, ia dipersaklsikan dengan jalan kasyf dengan perantara cahaya kebenaran
-
Tauhid Siddiqiin dalam memahami لا اله الا الله artinya, Tidak ada Tuhan selain Alloh, ia melihat Alloh dengan mata batinnya sementara hatinya larut tenggelam dalam Tauhid, perasaannya hilang terhadap diri sendiri maupun orang lain. Yang dilihat hanyalah Alloh.
Tahapan pertama sama artinya dengan pengakuan dilisan saja mengenai sifat-sifat Alloh (Nafsiyah, Salabiyah, Ma’ani dan Ma’nawiyah), tahapan kedua membenarkan dengan hati dan dipertegas dengan argumentasi (dalil Tafsili dan Ijmali) sementara ia belum tahu hakikat Tauhid, tahapan ketiga ia menyaksikan Tauhid melalui jalan kasyf sehingga ia dapat menyaksikan segala sesuatu yang maujud ini melalui keteringkapan mata batinnya, dan tahapan yang tertinggi adalah Tauhid siddiqiin10. Alloh Swt berfirman :
إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا
Artinya : “…apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud” (Q.S. Al-Isra : 107)
2) Sufisme Sunda :
Selain ia berkeyakinan bahwa Alloh Swt. Memiliki Asma, Sifat, Af’al dan Dzat, kedudukan seorang mutasowif untuk memahami Asma, Sifat, Af’al dan Dzat dapat dicapai dengan pendekatan Zauq (Getaran Qolbu), dapat dibagi kedalam tujuh taqsiman antara lain :
-
مرتبة الاحديه disebut juga dengan martabat احدية الاحدبة yaitu sebuah martabat keadaan wujud semata, artinya tampak, dzat, Asma dan sifat Alloh Swt, tetapi sirna dalam dzatnya.
-
مرتبة الوحده yaitu ibarat ilmu Alloh Swt. dengan Dzat, Asma serta segala sifat-sifat-Nya akan nampak dengan jelas.
-
مرتبة الوحديه yaitu ibarat ilmu Alloh swt mengenai dzat, sifat dan af’alnya, artinya Alloh Swt mengetahui Dzat, zifat dan af’al-Nya.
-
مرتبة الارواح yaitu ahwal yang halus tidak tercampuri apapun, serta tidak mencakup ruang dan waktu, untuk menyusun, dan berbeda, ia bersih dari sesuatu, keadaanya terhampar luas, itulah haqikat ruh
-
مرتبة المثال yaitu keadaan sesuatu yang halus, tidak menerima susunan, tidak bisa dipisah-pisahkan.
-
مرتبة الاجسام yaitu kedaan perhimpunan yang kasar, yakni tercipta api, angin, air, udara.
-
مرتبة الانسان كميل yaitu menggabungkan semua martabat, yang merupakan martabat Tajalli. Kenyataan Dzahir Alloh Swt.
3) Sufisme Persia
-
الفه yaitu kekaraban dalam keTauhidan
-
انس yaitu keintiman
-
ود yaitu kepribadian/prilaku
-
محبة الحقيقة دن المجزية yaitu cinta sejati tanpa majazi
-
خله yaitu persahabatan
-
شعف yaitu cinta yang luas
-
شغف yaitu tergila-gila
-
استحتر yaitu kenekatan/keberanian
-
وله yaitu gairah
-
حيمن yaitu kebingungan
4) Sufisme Mesir
ُشعَاعُ اْلبَصِيْرةِ يُشْهِدُكَ قُرْبَهُ مِنْكَ , وَعَيْنُ اْلبَصِيْرَةِ يُشْهِِدُكَ عَدَمَكَ لِوُجُوْدِهِ , وَحَقُّ اْلبَصِْيرَةِ يُشْهِدُكَ وُجُوْدَهُ لاَ عَدَمَكَ وَلاَوُجُوْدَكَ .
“Sinar Matahati itu dapat memeperlihatkan kepadamu dekatnya Alloh kepadamu. Dan Matahati itu sendiri dapat memperlihatkan kepadamu ketiadaanmu karena wujud (adanya) Alloh, dan Hakikat Matahati itulah yang menunjukan kepadamu, hanya adanya Alloh, bukan ‘adam (ketiadaanmu) dan bukan pula wujudmu.”
Yakni dicapai dengan Ilmulyaqin, ‘Ainul yaqin dan Haqqulyaqin
-
Ilmulyaqin, yakni Malik SH, memberikan pandangan bahwa Tauhid atas ilmuyaqin adalah pandangan/Tauhid dibalik tabir (wara’il al-Hijab) diyakini kebenarannya berdasarkan dalil-dalil yang dapat diteima oleh akal pikiran. Dalam tarap ini, dinamakan atas Tauhid ilmulyaqin.
-
‘Ainulyaqin, yakni pengetahuan dengan penglihatan keyaqinan, tarap Tauhid pada tingkatan ini para sufi menilai atas Tauhid dalam tarap “fana fis-sifat atau tajalli fis-sifat, artinya tiada yang hidup, yang kuasa, yang berkehendak, yang mengetahui, berkata melainkan Alloh. Firman Alloh SWT :
ثُمَّ لَتَرَوُنّهَاَ عَيْنَ ْالَيِقْينِ {التكاثر : 7}
Artinya : “Dan sesunggunya akan benar-benar kamu akan melihatnya dengan mata/ainul yaqiin” ( Q.S At-Takatsur : 7).
-
Haqqulyaqin, dapat disebut dengan Ma’rifat fi-Dzat atau tajalli fi-Dzat, artinya tiada yang wujud yang mutlak melainkan Alloh, ia telah mencapai puncak kefanaan dalam Dzat Alloh SWT.
كُلُّ مَنْ عَليَهْاَ فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ َرَّبكَ ذُوْالْجَلاَ لِ وَاْلإِكْرَامِ
Artinya : “Tiap-tiap orang atasnya kebinasaan/fana dan zat Alloh tetap baqa, yang mempunyai sifat sempurna dan Maha Agung”
Tauhid atas haqulyaqin, dari sudut pandang teologis termasuk pada maqam Tauhid Az-zat yang berarti maqam tertinggi, yang karenanya menjadi terminal akhir dari pemandangan dan mausyahadah kaum arifiin (orang-orang Tauhid ).
5) Pendapat Kebatinan (Pangestu)
-
Sembah Raga,
Sembah Raga, yaitu gerakan badan jang mewujudkan lambing jang mempunyai arti; keluhuran jang pentjipta, atau gerakan jang mengandung arti hormat, artinya dengan susila merendahkan diri bersujud keharirat Alloh Swt.
.
-
Sembah tjipta
Sembah tjipta berarti bahwa ‘tjipta’ selalu mentjiptakan perbuatan yang utama; tjipta berisikan sadar(Djweling) kepada Alloh Swt yang maha Esa. Tjipta diserhkan ke satu keblat, yaitu ke singgasana sang pentjipta, bertahta di pusat hidup, yaitu dalam hati sanubari.
-
Sembah kolbu
Sembah kolbu yaitu apabila hati selalu disutjikan dengan membangun watak utama. Hati berniat hendak berbakti karena tjinta kepada Alloh Swt. Dalam hati tertanam kesetiaan; pada setiap waktu ; tetap berdo’a kepada Alloh Swt. Berpusat dalam hati sanubari yang sutji.
-
Sembah rasa
No comments:
Post a Comment