Saturday, July 21, 2012

TAHARI SUMBER ENERGI DAN KEHIDUPAN

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

HARI SUMBER ENERGI DAN KEHIDUPAN [19]


 
           
            Kita semua mengetahui bahwa jika pembicaraan dan pembahasan mengarah pada topik matahari, maka yang dimaksud dengan matahari di sini tidak lain adalah sebuah benda bulat yang telah sangat dikenal oleh manusia, bercahaya, dan mengawang di angkasa luar dimana pancaran sinarnya yang memberikan kehidupan bagi seluruh eksistensi yang ada di permukaan bumi. Dan cahaya matahari membangunkan kelelapan penghuni bumi dan mendorong mereka untuk memulai aktivitas harian yang semestinya. Bulatan bercahaya ini merupakan sebuah planet dengan atom yang berlimpah ruah dan yang menyembunyikan sebuah dunia penuh misteri yang mengagumkan di dalam dirinya.
Pada pembahasan kali ini, kami akan memberikan ke hadapan Anda sedikit gambaran dan informasi tentang bintang berapi yang sangat agung ini.
 
Kedermawanan Matahari
            Matahari memiliki massa kurang lebih satu juta tigaratus ribu kali lipat dari massa bumi. Matahari merupakan sebuah planet yang sangat "pemurah" dan "dermawan". Berdasarkan rumusan yang dikemukakan oleh Einstain, untuk memenuhi cahaya luar biasa yang dimilikinya itu, dalam setiap detiknya matahari bersedia kehilangan empat juta ton massa yang dimilikinya untuk diubah menjadi energi.[1]
            Untuk mengetahui setinggi apa suhu yang dimiliki oleh empat ton massa yang dalam setiap detiknya memberikan energi luar biasa banyak ini, cukup kita gambarkan bahwa energi yang dipancarkan oleh matahari dalam setiap detiknya ini memiliki kekuatan yang berjumlah satu juta kali lipat lebih besar dari jumlah energi yang dikandung oleh seluruh batu bara yang ada di planet bumi.[2]
            Itulah matahari, kedermawanan dan kepemurahannya telah menjadikannya sebagai sebuah faktor utama dalam kehidupan milyaran eksistensi yang terdapat di permukaan bumi ini, baik makhluk kecil maupun makhluk besar.
 
Massa dan Daya Magnetis Matahari
            Matahari memiliki massa kira-kira satu juta tiga ratus kali lipat lebih besar dari massa bumi, sedangkan bumi sendiri memiliki massa lima puluh kali lipat lebih besar dari massa yang dimiliki oleh planet bulan. Untuk menggambarkan kapasitas massa matahari ini, mari kita perhatikan bahwa massa seluruh planet yang berputar mengelilinginya berada dalam perbandingan satu banding tujuh ratus, ini berarti bahwa matahari memiliki massa tujuh ratus kali lipat lebih besar dari seluruh planet yang mengitarinya.[3]   
Adalah suatu kewajaran jika dengan adanya massa sangat besar yang dimiliki oleh matahari ini, maka matahari juga memiliki daya magnetis yang luar biasa besar, yang mampu menggerakkan bumi dan delapan planet lainnya ditambah dengan sejumlah planet-planet kecil untuk berputar mengelilinginya, dan gerakan planet-planet tersebut dilakukan dalam interval jarak yang teramat jauh, misalnya bumi kita saja, terletak pada jarak sekitar seratus lima puluh juta kilometer dari matahari, dan jarak ini sebegitu jauhnya sehingga cahaya matahari sendiri untuk bisa mencapai permukaan bumi, harus memakan waktu lebih dari delapan menit enambelas detik, padahal pada setiap detiknya, cahaya memililiki kecepatan tempuh sejauh tigaratus kilometer. Akan tetapi, yang memegang rekor planet terjauh dari matahari adalah planet Pluto, planet ini berada pada jarak enam milyar kilometer dari matahari.
Galileo, seorang ilmuwan terkenal berkebangsaan Italia, memiliki saham yang sangat penting dan berarti dalam memperkenalkan planet berapi ini kepada umat manusia. Informasi yang didapatkan oleh manusia tentang rahasia penciptaan matahari sebelum Galileo adalah sangatlah sedikit, akan tetapi, begitu ilmuwan tersohor ini menciptakan teleskop khusus yang kemudian diletakkannya ke arah matahari lalu memproyeksikannya seratus kali lipat lebih besar, sejak saat itulah ilmu dan pengetahuan manusia tentang planet yang mempunyai kemampuan membakar luar biasa ini (matahari) menjadi semakin bertambah, dan informasi tersebut secara bertahap menjadi semakin sempurna dengan ditemukannya teleskop tiga dimensi, sehingga akhirnya pada era kontemporer ini mayoritas umat manusia telah mampu mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari sebelumnya tentang rahasia-rahasia yang terdapat di balik tirai penciptaan matahari, meskipun lagi-lagi, masih dalam koridor dan ruang lingkup yang masih terbatas.
 
Suhu Matahari yang Mematikan
            Dengan kekuatan aksi dan reaksi yang terdapat pada matahari, dalam setiap detiknya, matahari mampu mengubah empat juta ton massa dan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya menjadi energi, dengan istilah lain dalam setiap detiknya matahari akan mengubah 564 juta ton hidrogen menjadi 560 juta helium yang memiliki suhu panas sangat tinggi. Pada permukaan luar matahari, memiliki suhu panas 6 ribu derajat, sementara suhu panas yang ada pada inti matahari bisa mencapai 20 juta derajat. Untuk memahami hakikat suhu panas yang dimiliki oleh matahari ini, beberapa kitab-kitab ilmiah yang mengungkapkan sebuah pemisalan sederhana bahwa jika kita memisalkan sebuah alat pemanas yang mampu menanggung suhu panas sekian derajat panas ini, maka apapun yang terdapat pada keempat penjuru arah dalam jarak enam ratus kilometer akan terbakar, tanpa terkecuali.[4] Meskipun demikian, panas yang membakar ini jika pada suatu hari mengalami kenaikan dan penurunan secara drastis, akan mengakibatkan kehidupan manusia dan seluruh makhluk yang ada pada permukaan bumi niscaya terancam punah dan akan sirna selamanya. Misalnya, jika sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi hanya separoh dari kapasitas yang ada saat ini, maka suhu pada semua tempat yang ada di permukaan bumi ini akan berada di bawah nol derajat, yaitu suhu udara akan menjadi lebih rendah dari suhu yang mampu mengubah air menjadi es, demikian juga jika pancaran ini mencapai ukuran empat kali lipat lebih besar dari apa yang ada sekarang ini, maka seluruh samudra dan lautan akan mendidih.[5]
            Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah bahwa matahari kita ini dengan adanya suhu panas luar biasa yang dimilikinya jika dibandingkan dengan sebagian planet-planet langit yang lainnya, masih saja dianggap sebagai sebuah planet yang dingin dan memiliki suhu panas yang rendah. Karena ternyata terdapat pula bintang-bintang di angkasa yang suhu panas pada inti mereka mencapai empat puluh juta derajat.[6]
            Sepertiga dari majemuk massa matahari terdiri dari hidrogen. Manusia bumi dengan melakukan penelitian terhadap cahaya yang didapatkan dari matahari, telah mampu menemukan komposisi unsur-unsur yang terdapat pada matahari, dan hingga saat ini telah ditemukan adanya 66 unsur dari 92 unsur yang terdapat di permukaan bumi.[7] Suhu yang terdapat pada permukaan matahari sedemikian tingginya sehingga atom-atom yang merupakan unsur pembentuk massa matahari memiliki daya didih yang luar biasa dan tidak mampu terletak secara bersebelahan, hal inilah yang telah menyebabkan sebuah atom gabungan atau molekul pembentuk, dan walhasil seluruh unsur pada matahari muncul dalam bentuk atom-atom tunggal. Panas luar biasa yang dimiliki oleh matahari tidak saja telah menghalangi terjadinya penggabungan pada atom-atom dan pembentukan molekul, melainkan hal ini juga telah menimbulkan problem dan gangguan pada struktur atom-atom itu sendiri.
 
Noda Hitam pada Matahari
            Wajah matahari yang terang dan sedemikian bercahaya ini, ternyata dihiasi pula oleh noda-noda berwarna hitam. Noda-noda hitam ini terlihat dalam bentuk zona-zona gelap yang menutupi permukaan matahari dalam ukuran ribuan kilometer. Zona-zona panjang dan gelap ini selama bertahun-tahun lamanya telah mengganggu pikiran para ilmuwan, dan telah membuat mereka mengeluarkan berbagai teori dan hipotesa-hipotesa tentang masalah ini, diantaranya sebagian menggambarkan bahwa noda hitam ini merupakan bayangan dari planet lain yang direfleksikan oleh matahari. Meskipun para ahli perbintangan China merupakan orang-orang pertama yang melakukan penelitian tentang noda hitam pada permukaan matahari ini pada dua ratus tahun yang lalu, akan tetapi hingga teleskop kecil Galileo menemukan adanya noda hitam ini pada permukaan matahari, hakikat dan fenomena yang ada pada permukaan matahari tetap saja belum jelas. Galileo dengan penelitiannya, menyangkal kebenaran pendapat yang mengatakan bahwa noda hitam yang terdapat pada permukaan matahari tersebut merupakan bayangan dari planet lain yang direfleksikan oleh matahari, dan dia membuktikan bahwa noda hitam ini tidak ada kaitannya dengan planet-planet lain, melainkan berkaitan dengan matahari itu sendiri. Dua kurun setelah Galileo, seorang penjual obat berkebangsaan Jerman bernama Echwabe melakukan analisa yang kontinyu tentang masalah noda hitam yang terdapat pada matahari ini, dia mengungkapkan bahwa noda hitam ini pada suatu ketika bisa menjadi banyak dan bisa pula berkurang, dia menambahkan bahwa dalam setiap sebelas tahun sekali jumlah noda-noda hitam ini akan mencapai ukuran maksimalnya. Perkataan dari peneliti jerman ini kemudian terbukti kebenarannya bahwa pada setiap sebelas tahun dimana noda matahari mencapai ukuran maksimumnya, kekuatan pancaran sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi akan semakin bertambah, dan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkannya terlihat jelas di permukaan bumi, pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh semakin banyaknya pancaran sinar matahari pada permukaan bumi ketika noda hitam matahari mencapai ukuran maksimumnya adalah bahwa air samudera dan air lautan akan menguap melebihi batas normal, terjadi hujan deras yang kadangkala menimbulkan banjir pada sebagian wilayah, daerah-daerah yang diliputi oleh es-es alami akan mengalami pencairan dengan kecepatan lebih tinggi, dan walhasil sejumlah besar dari gunung-gunung es akan menjadi gunung-gungung es yang mengapung di permukaan samudera-samudera, pertumbuhan botani mengalami perkembangan yang lebih cepat sehingga persediaan makanan untuk para hewan menjadi semakin banyak, dan terlihat adanya perubahan-perubahan pada cincin dan lingkaran-lingkaran usia yang terdapat pada pepohonan. Noda hitam yang sampai pada titik maksimalnya ini meninggalkan tanda-tanda di permukaan bumi, kadangkala bekas-bekas tersebut sedemikian besarnya sehingga mampu menutupi seluruh permukaan bumi.
 
Manfaat Tak Langsung dari Energi Matahari
Kadangkala pemanfaatan energi berlimpah yang diberikan oleh planet berapi bernama matahari kepada bumi ini dimanfaatkan dengan cara tak langsung, seperti manfaat yang diambil oleh manusia dari energi matahari dalam bentuk suhu panas kayu, batu bara atau bahan bakar minyak, karena kita mengetahui bahwa segala yang terdapat di bumi dan memberikan energi kepada kita, pada dasarnya energi tersebut diambil dari sumbernya yaitu matahari. Ketika kita membakar kayu, batu bara atau minyak tanah, sebenarnya yang kita lakukan dengan pembakaran ini hanyalah bahwa kita telah melakukan proses pembebasan pancaran matahari yang tersimpan dalam bentuk gabungan dan komposisi karbon yang terdapat di hutan-hutan saat ini, atau yang tersimpan di hutan-hutan yang ada pada ribuan tahun yang lalu. Sinar matahari yang memancar pada dedauanan tumbuh-tumbuhan ketika berdampingan dengan gas karbonik akan mengubah udara gas ini menjadi karbon dan oksigen, lalu oksigen yang telah terbebas akan kembali ke udara sedangkan karbon yang telah terbebas akan tetap tinggal dan tersimpan di dalam tubuh tumbuhan yang ketika berada di atas kompor atau tungku perapian, kembali akan melakukan penggabungan dengan oksigen udara dan siap untuk dibakar, dan ketika kita membakar kayu di dalam tungku perapian maka kita sama sekali tidak akan mampu mengambil energi melebihi jumlah energi matahari yang telah disimpan oleh kayu tersebut. Dengan demikian, tanpa adanya matahari kita tidak akan mampu menemukan minyak, batu bara atau segala sesuatu yang memberikan energi di permukaan bumi ini, bahkan pemanfaatan manusia terhadap air dan udara pun secara tak langsung memiliki kaitan dan hubungan dengan matahari.[8]
 
Manfaat Langsung dari Energi Matahari
            Energi melimpah yang diberikan oleh matahari kepada seluruh eksistensi yang terdapat di planet bumi ini hanya sebagian kecilnya saja yang bisa dimanfaatkan secara tak langsung. Akan tetapi, karena penghuni planet bumi ini begitu banyaknya, dan setiap hari masih saja bermunculan bayi-bayi mungil yang membutuhkan makanan, maka kebutuhan manusia terhadap energi pun semakin bertambah pula. Dari satu dimensi, setiap tahun senantiasa bermunculan pusat-pusat produksi dan pabrik-pabrik baru yang untuk melanjutkan perputaran roda aktivitasnya mereka membutuhkan energi baru, dan dari aspek yang lain, sumber alam yang memberikan energi seperti bahan tambang batu bara dan minyak secara bertahap mulai menyusut, dari sinilah sehingga dunia ilmiah saat ini disibukkan dalam penelitian untuk mencari metode-metode baru dalam memanfaatkan energi tak terkira yang dilimpahkan oleh matahari sehingga tidak ada energi matahari yang terbuang secara sia-sia. Setiap harinya, matahari memberikan energi kepada kita dengan jumlah yang setara dengan 5 ratus ribu juta ton batu bara, dimana sebagian besar energinya terbuang sia-sia. Untuk mendapatkan gambaran seberapa banyak energi matahari yang terbuang sia-sia, cukup kita lihat penggunaan energi di Amerika yang menduduki tingkatan paling tinggi dari negara-negara manapun, dengan kondisi ini, energi yang dipancarkan oleh sinar matahari ke wilayah Amerika tetap saja masih berjumlah dua ribu kali lipat lebih besar dari energi yang dibutuhkan oleh masyarakat Amerika.
            Ya, energi tak terhingga yang diberikan oleh matahari kepada penghuni bumi jika pada suatu hari batasan minimalnya bisa dikontrol dan diperhitungkan, maka niscaya sahara-sahara tak berpenghuni yang senantiasa ada di lima benua dunia ini akan bisa diubah menjadi sebuah kawasan menghijau yang layak untuk dihuni, dengan demikian sumber energi matahari dari sisi penyediaan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan makanan akan sepenuhnya berada di dalam kewenangan manusia. Untuk bisa sampai pada tujuan ini dan untuk bisa memanfaatkan dan mendapatkan kembali sebagian dari energi melimpah matahari yang sedemikian rupa terlantarkan dan tak termanfaatkan, paling tidak hingga saat ini, telah dilakukan berbagai langkah, seperti sebelum perang dunia pertama di Mesir terdapat sebuah pompa air yang digunakan untuk pengairan yang kekuatannya diambil dari tenaga matahari, selanjutnya pada pertengahan antara dua perang dunia telah ditemukan sebuah motor yang dijalankan dengan menggunakan energi matahari dimana motor yang terkuat memiliki kekuatan setara dengan 15 kekuatan kuda. Setelah perang dunia kedua, para ilmuwan telah berhasil pula menciptakan sebuah cermin berbentuk parabola dengan biaya murah yang mampu memfokuskan cahaya matahari dengan baik. Seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis bernama Felix Trump[9] telah berhasil menciptakan sebuah tungku berenergi matahari yang cerminnya memiliki diameter 180 sentimeter, tungku ini mampu menciptakan panas setara dengan 3 ribu derajat, sementara para ilmuwan Jerman juga telah berhasil menciptakan sebuah perangkat lebih kecil yang mampu menciptakan panas lebih besar dengan cara memfokuskan cahaya matahari, peralatan-peralatan ini dalam sesaat mampu menaikan suhu sebuah benda menjadi ribuan derajat lebih tinggi dari suhu semula. Para ilmuwan Rusia dengan menggunakan sebuah cermin berbentuk ellips yang berdiameter sepuluh meter, telah berhasil pula memanaskan sebuah tungku beruap. Mereka menggunakan perangkat ini untuk mengubah air garam menjadi air tawar.
            Para ilmuwan India berhasil menemukan kompor sederhana dan murah yang menggunakan tenaga matahari. Pada siang hari kompor ini menciptakan energi sebanyak 350 watt dan mampu mendidihkan tiga liter air kurang dari satu jam. Doktor Maria Teliks asal Amerika mampu menciptakan sebuah sistem yang menyimpan panas, yang bisa dipergunakan di perumahan-perumahan selama bertahun-tahun lamanya. Ilmuwan penemu telepon, Graham Bell, mampu menciptakan baterei-baterei yang di dalamnya secara langsung mampu mengubah cahaya matahari ke dalam bentuk elektrik yang bisa digunakan.
            Sementara itu, tumbuh-tumbuhan dengan struktur rumit dan penuh misteri yang dimilikinya juga melakukan proses pengubahan cahaya matahari menjadi energi dalam bentuk yang meluas. Ketika binatang menelan tumbuhan tersebut, energi yang tersimpan di dalam tumbuhan akan digunakan oleh hewan tersebut untuk bahan bakar tubuhnya, bagaimanapun juga manusia saat ini dengan menciptakan peralatan ilmiah terbarunya sebenarnya tengah memburu energi yang terlepas dari matahari supaya dengan cara ini mereka mampu memenuhi segala kebutuhannya dalam menggunakan energi yang setiap hari lebih banyak dari hari sebelumnya. Dengan memperhatikan bahwa kebutuhan manusia terhadap energi antara tahun-tahun 1950 Masehi senantiasa mengalami kenaikan, hal ini telah menyebabkan munculnya gambaran yang kabur tentang masa depan pemenuhan energi yang berasal dari sumber aslinya. Dan jika dengan jerih payah yang dilakukan oleh para ilmuwan ini kita mampu menggunakan energi matahari yang terlantar dan terlepas di alam ini secara langsung, maka paling tidak dalam batasan sebagaimana saat ini, kita bisa memanfaatkan dan menggunakan energi dari tambang batu bara dan minyak, maka tanpa ragu lagi problam-problem vital dan asasi lainnya tidak akan menghambat perjalanan kehidupan serta kemajuan bagi manusia-manusia generasi mendatang.
 

 

[1] . "Khurshid, Manba'-e Energi wa Hayat", tulisan Doktor Gordon Cook, hal. 53.
[2] . Ibid, hal. 29.
[3] . Sar Ghodhaste Zamin, tulisan George Gamuff, hal. 33.
[4] . "Peidoyesh wa Marg Khurshid", tulisan George Moof, hal. 60.
[5] . Ibid, hal. 10.
[6] . "Khurshid Manba' Energi wa Hayat", hal. 21.
[7] . Jumlah ini kami nukilkan dari kitab "Khurshid Manba'e Energi wa Hayat", akan tetapi hingga saat ini telah ditemukan beberapa unsur lainnya dan kesimpulannya hingga saat ini telah dikenal adanya seratus satu unsur yang terdapat di permukaan bumi.
[8] . "Peidoyesh wa Marg Khurshid", hal. 2.
[9] . Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang masalah ini, rujuklah kitab "Khurshid, Manba'e Energi wa Hayat", hal. 215, tulisan Doktor Gordon  Cook, seorang ilmuwan berkebangsaan Ingris.

No comments: