أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
SYARAT-SYARAT MA’RIFAT
Apabila seseorang bermaksud hendak berMA’RIFAT, maka terlebih
dahulu yang bersangkutan harus memiliki syarat-syarat, sebagai berikut.:
- Harus memiliki niat, dan tekad serta keyakinan ingin bertemu dengan Allah.
- Harus memiliki kemerdekaan berpikir dengan menggunakan akal dan ratio untuk menemui Allah.
- Harus memiliki kemerdekaan kemauan/kehendak, yaitu kemauan untuk menemui Allah itu henar-benar kemauan/kehendak dari hati sanubarinya, bukan karena terpaksa, ikut-ikutan atau sekedar ingin tahu saja.
- Menggunakan Ayat-ayat, Kitab Suci sebagai referensi untuk dapat menemui Allah.
- Mencari dan mendapatkan seorang Guru Mursyid yang benar-benar sudah Ma’rifat, yaitu yang sudah tahu dan kenal kepada Tuhannya.
Sesuai dengan bunyi ayat-ayat sebagai berikut:
AL-ANKABUT : 5 & 23
5. Barangsiapa yang mengharap Pertemuan dengan Allah, Maka
Sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. dan Dialah
yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
23. dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan
Pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu
mendapat azab yang pedih.
AL-MUJJAADILAH : 12-13
12. Hai orang-orang beriman, apabila kamu Mengadakan pembicaraan
khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah sebelum
pembicaraan itu. yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih;
jika kamu tidak sanggup maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
13. Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan
sedekah sebelum Mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu
tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu Maka
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan
Rasul-Nya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
MANFAAT BAGI YANG TELAH MA’RIFAT
Adapaun manfaatnya atau keuntungan bagi orang-orang yang sudah
MA’RIFAT (tahu dan kenal Tuhannya) serat taqwa dan taat kepada Allah,
itu semua dapat dipelajari dari ayat-ayat berikut:
AL-MAIDAH :3
… pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
AL-WAAQI’AH : 88-89
88. Adapun jika Dia termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
89. Maka Dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta kenikmatan.
AN-NAHL : 97
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.
ASH-SHAAFAAT : 148
lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.
YAA-SIIN : 25-26-27
25. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; Maka dengarkanlah kesaksianku.
26. dikatakannya: “Masuklah ke syurga”. Dia berkata: “Alangkah baiknya Sekiranya kamumku mengetahui.
27. apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk orang-orang yang dimuliakan”.
AL-FATH : 1-2
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata,
2. supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah
lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan
memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
Demikianlah manfaat bagi yang telah berma’rifat sesuai dengan bunyi
ayat-ayat tersebut di atas, maka apabila para pembaca benar-benar mampu
melakukan Mi’raaj, dapat mengenal secara nyata dengan Yang Wajib
Disembahnya, maka dengan pasti akan menerima/menga lami/memiliki
hikmah-hikmah seperti yang telah digelarkan dalam ayat-ayat tersebut di
atas; dan kehidupan para pembaca akan dapat merasakan lebih nikmat dan
lebih indah, di dalam batin para pembaca akan merasakan bagai
mengalirnya air sungai yang sangat tenangnya, meskipun sedang dilanda
badai yang sangat besar (ketenangan lahir dan batin).
Sabda Rasulullah saw.
“Bila engkau sibuk dengan duniamu, makaakhiratmu akan luput “
“Bila engkau sibuk dengan akhiratmu, makaduniamu akan turut”.
“Carilah duniamu seakan-akan engkau akanhidup selamanya, dan
“Carilah akhiratmu seakan-akan engkau akancoati besok”.
BERGURU KEPADA YANG TAHU
BERTANYA KEPADA AHLINYA
BERJALAN SAMPAI BATAS
BERLAYAR SAMPAI KE PULAU
MENGAJI SAMPAI KHATAM
Bagaimanakah cara untuk bertemu dan menyaksikan Tuhan? Sebagai
suatu contoh yang nyata dapalah kita pelajari pengalaman Nabi Muhammad
Saw. waktu beliau mengadakan ISRA-MI’RAAJ, untuk menemui Allah. Telah
dikemukakan sebelumnya bahwa Tuhan adalah maha Roh dan untuk menyembah
Allah haruslah dengan Roh kita. Dengan perkataan lain apabila kita
hendak menghadap Allah haruslah dengan badan Rohani kita dan tidak
dengan badan jasmani kita. Dalam kata kiasan di tulisan sebelumnya telah
dikemukakan dalam MOTTO sebagai berikut: Engkau bahkan harus mati
selagi hidup (mati sakjroning urip) dan sesudah itu barulah engkau dapat
bertemu dengan Dia. Maka untuk menemui Allah kita harus mematikan badan
jasmani kita dan kita menemui-Nya dengan Roh (badan rohani) kita.
Dengan mematikan badan jasmani kita berarti kita mematikan seluruh
pancaindera kita dan meng¬hilangkan semua nafsu dan ego yang dimiliki
badan jasmani kita.
Pada dasarnya seorang ahli MA’RIFAT tidak bersedia menjelaskan cara
berma’rifat kepada umum secara terbuka, kecuali kepada orang-orang yang
benar-benar ingin menemui Allah dengan cara pembuktian, setelah
memenuhi beberapa persyaratan.
Bagaimanakah cara kita harus mematikan badan jasmani kita?
Untuk memperoleh penjelasan yang lebih terperinci, para pembaca
kami persilahkan untuk menanyakannya kepada seorang ahli Ma’rifat.
Perjalanan Mi’raj untuk menemui Tuhan adalah suatu pengalaman ghaib
serta rahasia serta laku dengan tanpa melakukan hal-hal yang sukar dan
pula tidak menimbulkan dampak negatif terhadap jasmani (physic) dan
mental. Apabila Tuhan menghendaki dan mengizinkan-Nya maka secara yang
amat ajaib Tuhan menampakkan cahaya-Nya (Nur).
Untuk melaksanakan Ma’rifat bagi seseorang yang belum pernah
melaksanakannya, haruslah dibimbing oleh seorang guru Mursyid yang telah
kenal dan tahu kepada Tuhannya. Seperti firman Allah sebagai berikut:
AL-ISRAA :1
Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami
berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar
lagi Maha mengetahui.
AN-NAML:40
berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:
“Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka
Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia”.
AL-ISRAA :72
dan Barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat ia akan lebih buta dan lebih tersesat dari jalan.
No comments:
Post a Comment