أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Konsep tentang Tuhan disetiap ajaran agama dan aliran kepercayaan memang terkesan mempunyai perbedaan yang sangat tajam, tetapi apabila ditelusuri lebih mendalam, secara hakikat tersirat ada titik temu diantara perbedaan konsep tersebut. Hal ini bisa dilihat dari ayat-ayat yang menginformasikan tentang siapa Tuhan itu sebenarnya, yang terdapat dalam kitab-kitab sucinya masing-masing. Misalnya dalam Al Qur’an (agama Islam), telah dijelaskan bahwa Allah itu adalah Cahaya diatas Cahaya : CAHAYA DI ATAS CAHAYA 1. Menurut Agama Islam ( Al-qur’an) AN-NUR :35 “Allah itu adalah Cahaya langit dan bumi. Perumpamaan Cahaya-Nya adalah seperti misykat. Dalam misykat itu ada pelita. Pelita itu dalam kaca. Kaca itu laksana bntang berkilau. Dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkati. Pohon zaitun yang bukan di Timur atau di Barat, yang minyaknya hampir-hampir menyala dengan sendirinya walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas Cahaya. Allah akan menunjukkan Cahaya-Nya kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia. Sungguh Allah mengetahui segala sesuatu”. (QS An Nur 24 : 35) CAHAYA DIATAS CAHAYA Allah menuntun kepada CahayaNya, siapa saja yang Ia kehendaki. Dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia. Sungguh Allah mengetahui segalanya HAKIKAT CAHAYA – Nur ( cahaya) yang sebenarnya itu ialah Allah swt sendiri – Sebutan Cahaya bagi selain Dia hanyalah majaz (Kiasan). Tak Ada Wujud Sebenarnya. AT-TAGHABUN :8 Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Nur (CAHAYA) yang telah Kami turunkan. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. AN-NISA :174 Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu CAHAYA yang terang benderang . 2. Menurut Agama Kristen ( Al-Kitab) YAHYA 12:46 (INJIL) “Aku adalah Cahaya yang datang di dunia ini, supaya barang siapa yang kenal akan Daku, janganlah tinggal di dalam gelap”. YAHYA 5:35 (INJIL) “Ia adalah pelita yang menyala dan bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja Cahaya-Nya”. 3. Menurut Agama Hindu BHAGAWAT GHITA: “Beri santaplah yang bercahaya (Brahma Sang Pencipta), mudah-mudahan engkau akan dikaruniai, dari jalan inilah akan tercapai keselamatan yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu yang bercahaya diberi santapan kurban, akan mengkaruniai segala kenikmatan yang diharap”. 4. Menurut Agama Budha Menurut agama Budha, sebutan bagi Tuhan Yang maha Esa adalah Sanghyang Adi Budha, sebagai sumber dari segala sumber yang memancarkan sinar-Nya dan menciptakan dari Dirinya sendiri lima Dyani Budha yaitu : 1. Vairocana : Sumber Cahaya 2. Aksobya : Sumber Ketenangan 3. Ratna Sambhawa : Permata Alam Semesta 4. Amitabha : Cahaya Tanpa batas 5. Amoasidhi : Maha Jadi Yang Tidak Mengenal Kegelapan. 5. Menurut Aliaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (PANGESTU) Tuhan itu satu, tetapi bersifat tiga yang disebut : TRI PURUSA ( TIGA SIFAT) yang terdiri dari : 1. SUKMA KAWEKAS (Sukma: Hidup, Kawekas: Tertinggi), Sumber Hidup yang tertinggi. Sumber Hidup. Dan semua yang hidup berasal dari Sukma Kawekas, yang didalam agama Islam disebut Allah Ta’ala atau Nuurullah. 2. SUKMA SEJATI, ialah Utusan Tuhan Yang Sejati atau yang disebut utusan yang abadi, yang dalam agama Islam disebut : Rasul/utusan atau Nuur Muhammad. 3. ROH SUCI, (SINAR/CAHAYA) yaitu percikan dari Tuhan (percikan dari Sukma Kawekas) atau menurut agama Islam disebut : Rohani/ruh-Nya (Nuurul Insan) Dan Roh Suci (Sinar/Cahaya) sesungguhnya adalah percikan dari Sukma Kawekas, maka sudah tentu Roh Suci (Sinar/Cahaya) tersebut tidak bisa dipisahkan dari Sukma Kawekas, karena Roh Suci (Sinar/Cahaya) tersebut sesungguhnya adalah bagian dari Sukma Kawekas itu sendiri. Imam Ghozali dalam bukunya HUDDAYATUL ISLAM (Penutupnya Ilmu Islam), menerangkan tentang TIGA DZAT tersebut , masing-masing Dzat sabagai berikut – DZAT I dinamakan : NUURUL ILLAHI artinya CAHAYA TUHAN – DZAT KE -II dinamakan : NUURUL MUHAMMAD artinya CAHAYA TERPUJI, dikiaskan menjadi UTUSAN TUHAN – DZAT KE –III dinamakan NUURUL INSANI artinya MANUSIA (sukma) Apabila kita mempelajari pengertian Tuhan dari berbagai Agama dan Aliran Kepercayaan, maka semua menyimpulkan bahwa Tuhan adalah CAHAYA diatas CAHAYA, MAHA CAHAYA, SUMBER CAHAYA, SUMBER HIDUP, SUMBER SEGALA SUMBER
Konsep tentang Tuhan disetiap ajaran agama dan aliran kepercayaan memang terkesan mempunyai perbedaan yang sangat tajam, tetapi apabila ditelusuri lebih mendalam, secara hakikat tersirat ada titik temu diantara perbedaan konsep tersebut. Hal ini bisa dilihat dari ayat-ayat yang menginformasikan tentang siapa Tuhan itu sebenarnya, yang terdapat dalam kitab-kitab sucinya masing-masing. Misalnya dalam Al Qur’an (agama Islam), telah dijelaskan bahwa Allah itu adalah Cahaya diatas Cahaya : CAHAYA DI ATAS CAHAYA 1. Menurut Agama Islam ( Al-qur’an) AN-NUR :35 “Allah itu adalah Cahaya langit dan bumi. Perumpamaan Cahaya-Nya adalah seperti misykat. Dalam misykat itu ada pelita. Pelita itu dalam kaca. Kaca itu laksana bntang berkilau. Dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkati. Pohon zaitun yang bukan di Timur atau di Barat, yang minyaknya hampir-hampir menyala dengan sendirinya walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas Cahaya. Allah akan menunjukkan Cahaya-Nya kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia. Sungguh Allah mengetahui segala sesuatu”. (QS An Nur 24 : 35) CAHAYA DIATAS CAHAYA Allah menuntun kepada CahayaNya, siapa saja yang Ia kehendaki. Dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia. Sungguh Allah mengetahui segalanya HAKIKAT CAHAYA – Nur ( cahaya) yang sebenarnya itu ialah Allah swt sendiri – Sebutan Cahaya bagi selain Dia hanyalah majaz (Kiasan). Tak Ada Wujud Sebenarnya. AT-TAGHABUN :8 Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Nur (CAHAYA) yang telah Kami turunkan. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. AN-NISA :174 Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu CAHAYA yang terang benderang . 2. Menurut Agama Kristen ( Al-Kitab) YAHYA 12:46 (INJIL) “Aku adalah Cahaya yang datang di dunia ini, supaya barang siapa yang kenal akan Daku, janganlah tinggal di dalam gelap”. YAHYA 5:35 (INJIL) “Ia adalah pelita yang menyala dan bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja Cahaya-Nya”. 3. Menurut Agama Hindu BHAGAWAT GHITA: “Beri santaplah yang bercahaya (Brahma Sang Pencipta), mudah-mudahan engkau akan dikaruniai, dari jalan inilah akan tercapai keselamatan yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu yang bercahaya diberi santapan kurban, akan mengkaruniai segala kenikmatan yang diharap”. 4. Menurut Agama Budha Menurut agama Budha, sebutan bagi Tuhan Yang maha Esa adalah Sanghyang Adi Budha, sebagai sumber dari segala sumber yang memancarkan sinar-Nya dan menciptakan dari Dirinya sendiri lima Dyani Budha yaitu : 1. Vairocana : Sumber Cahaya 2. Aksobya : Sumber Ketenangan 3. Ratna Sambhawa : Permata Alam Semesta 4. Amitabha : Cahaya Tanpa batas 5. Amoasidhi : Maha Jadi Yang Tidak Mengenal Kegelapan. 5. Menurut Aliaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (PANGESTU) Tuhan itu satu, tetapi bersifat tiga yang disebut : TRI PURUSA ( TIGA SIFAT) yang terdiri dari : 1. SUKMA KAWEKAS (Sukma: Hidup, Kawekas: Tertinggi), Sumber Hidup yang tertinggi. Sumber Hidup. Dan semua yang hidup berasal dari Sukma Kawekas, yang didalam agama Islam disebut Allah Ta’ala atau Nuurullah. 2. SUKMA SEJATI, ialah Utusan Tuhan Yang Sejati atau yang disebut utusan yang abadi, yang dalam agama Islam disebut : Rasul/utusan atau Nuur Muhammad. 3. ROH SUCI, (SINAR/CAHAYA) yaitu percikan dari Tuhan (percikan dari Sukma Kawekas) atau menurut agama Islam disebut : Rohani/ruh-Nya (Nuurul Insan) Dan Roh Suci (Sinar/Cahaya) sesungguhnya adalah percikan dari Sukma Kawekas, maka sudah tentu Roh Suci (Sinar/Cahaya) tersebut tidak bisa dipisahkan dari Sukma Kawekas, karena Roh Suci (Sinar/Cahaya) tersebut sesungguhnya adalah bagian dari Sukma Kawekas itu sendiri. Imam Ghozali dalam bukunya HUDDAYATUL ISLAM (Penutupnya Ilmu Islam), menerangkan tentang TIGA DZAT tersebut , masing-masing Dzat sabagai berikut – DZAT I dinamakan : NUURUL ILLAHI artinya CAHAYA TUHAN – DZAT KE -II dinamakan : NUURUL MUHAMMAD artinya CAHAYA TERPUJI, dikiaskan menjadi UTUSAN TUHAN – DZAT KE –III dinamakan NUURUL INSANI artinya MANUSIA (sukma) Apabila kita mempelajari pengertian Tuhan dari berbagai Agama dan Aliran Kepercayaan, maka semua menyimpulkan bahwa Tuhan adalah CAHAYA diatas CAHAYA, MAHA CAHAYA, SUMBER CAHAYA, SUMBER HIDUP, SUMBER SEGALA SUMBER
No comments:
Post a Comment