Friday, July 13, 2012

tongkatnya Nabi Musa a.s

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

tongkatnya Nabi Musa a.s

Sebelum membaca lebih lanjut
Na sarankan teman2 membaca terlebih dahulu mengenai kisahnya dalam Al-Qur'an


Ada yang kenal dengan Nabi Musa a.s ? Seorang Nabi Allah yang saat masih bayi dihanyutkan oleh Ibundanya dikarenakan perintah Allah dan ternyata ditemukan oleh istri seorang Raja, dimana Raja tersebut sesungguhnya sedang ketakutan akan kedatangan anak laki-laki yang mampu mengalahkan kerajaannya ?

Hayo.. inget ga?? hehe.. ga inget juga ga papa.. Na sendiri juga ga inget2 banget kok (hehe.. pembelaan..)

Kebetulan kemarin Na mendapatkan kisah lagi tentang Nabi Musa a.s. Tepatnya mengenai tongkatnya Nabi Musa a.s (catet, Nabi Musa a.s itu memiliki sebuah tongkat yang selalu beliau bawa kemana-mana)

Ada apa dengan tongkatnya Nabi Musa a.s ??


Begini kisahnya...


Nabi Musa a.s termasuk sebagai Nabi yang diajak berbicara pada Allah. Saat Nabi Musa a.s berbicara pada Allah, Allah bertanya..

" Apakah itu yang ada di tangan kananmu, hai Musa? "

" Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya "

" Lemparkanlah ia, hai Musa!"

Lalu ketika tongkat itu dilempar, maka tongkat yang terbuat dari kayu itu berubah menjadi seekor ular

"Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula"

( QS. Thahaa: 17-21 )


Karena ini adalah kisah seorang Nabi Allah, maka kita pasti percaya (terlebih lagi peristiwa ini diceritakan Allah dalam Al-Qur'an). Tapi kalo peristiwa ' tongkat berubah jadi uler ' ini terjadi di zaman sekarang.. apa iya kita masih percaya?

Ternyata terdapat beberapa hal penting yang harus kita pahami dan pelajari dari dialognya Allah SWT dengan Nabi Musa a.s


Yang pertama,

Nabi Musa a.s diberitahu oleh Allah SWT bahwa bukan tongkatlah yang memberikannya manfaat (seperti untuk tempat tumpuan, untuk memukul dedaunan di pohon agar jadi makanan kambingnya) akan tetapi Allah SWT yang memberikan manfaat


Dulu, Na ini berpikiran kalau aku lapar.. ya aku makan. Jadilah yang tertanam dalam otakku, yang membuatku kenyang itu makanan karena kalau ga ada makanan aku tetap kelaparan. Ternyata pola pikir ini adalah pola yang salah karena kita sangat berkeyakinan pada benda sebagai sebab akibat. Ini membuat kita jadi ketergantungan dengan benda atau makhluk. Padahal hanya pada Allah-lah tempat kita bergantung.

Terlihat sepele dan ah.. itu semua orang juga dah tau. Tapi.. , benarkah kita sudah mengetahui ' Hanya pada Allah-lah kita bergantung? '. Kalau sudah tau.. sudahkah kita memahaminya? dan kalau sudah paham.. sudahkah kita mengamalkannya?

Sampai kini pun Na masih terseok-seok untuk mengamalkannya karena ketergantungan Na dengan benda atau bisa dibilang kebesaran makhluk dalam kehidupan Na mulai menggerogoti hati..

Ya Allah Yang Maha Melindungi.. kami memohon perlindungan dari-Mu..

Jadi karna sekarang sudah tau, lalu belajar untuk memahaminya dan berniat untuk mengamalkannya. Mulai sekarang yakinkan dalam hati ini bahwa apapun manfaat yang diberikan baik itu dari benda ataupun orang kepada kita, sesungguhnya itu berasal dari Allah.. bukan dari apa-apa dan bukan dari siapa-siapa..


Yang kedua,

Allah SWT tidak membutuhkan benda untuk memunculkan sifat benda. Contohnya seperti ini, Allah SWT bisa memanaskan apa saja tanpa api atau matahari, bisa mendinginkan tanpa es batu, bisa menghilangkan haus tanpa air.. dan dalam kisahnya Nabi Musa a.s, Allah menjelaskan bahwa sifat tongkat yang tadinya dijadikan sebagai sandaran dan untuk memukul dedaunan dan sifat2 tongkat lainnya dirubah 100% oleh Allah menjadi sifat yang berbahaya yaitu berupa ular

Maha Suci Allah dari segala apa yang Ia ciptakan

Bukan seperti manusia yang membutuhkan benda untuk memunculkan sifat benda. Kita butuh api untuk memanaskan, butuh es batu untuk mendinginkan, butuh air untuk menghilangkan rasa haus. Tapi jika Allah sudah berkehendak atas kita, bisa jadi saat kita kehausan..tanpa minum air, Allah menghilangkan rasa haus kita. Hal yang sama terjadi pada Nabi Musa a.s, dimana tongkatnya yang dikira cuma bisa buat tumpuan dan yang lainnya, tapi karena Allah berkehendak maka tongkat itu ternyata bisa menjadi sesuatu yang berbahaya yaitu ular


Yang ketiga,

Allah SWT memberitahukan Nabi Musa a.s bahwa tongkat adalah dunia yang penuh tipuan dan melalaikan. Untuk menghilangkan sifat keduniaan itu, maka Allah SWT menyuruh Nabi Musa a.s untuk membuang tongkatnya agar Nabi Musa a.s hanya yakin kepada Allah SWT. Dan ketika Nabi Musa a.s sudah yakin pada Allah bahwa tongkatnya yang berubah menjadi ular itu tidak berbahaya, Allah meminta Nabi Musa a.s untuk mengambilnya dan Allah akan mengembalikan wujud ular itu menjadi tongkat kembali

Membaca kalimat dunia yang penuh tipuan dan melalaikan seperti kalimat yang kalau kita dengar atau baca, batin akan menjawab, " iya.. iya... panas nih kuping dengernya... yg lain dong! "

Tunggu dulu, biarin aja panas.. biar lama2 kita ga cuma sekedar asal lewat aja kl denger atau baca peringatan itu. Allah SWT sering kali memperingatkan kita mengenai penipuan yang ada di dunia. Kenapa harus sering? karena ternyata manusia itu sebenarnya adalah makhluk yang pelupa. Sudah sering diperingatkan saja masih suka lupa (atau sengaja dilupakan), apalagi kalau tidak diperingatkan? apa jadinya???

Kenikmatan yg ada di dunia ini hanya sementara loh.. tapi bukan pertanda karna cuma sementara lantas kita harus 'mengenyangkan' kenikmatan itu. Jangan lupa kalau dunia juga penuh tipu daya. Bisa jadi apa yg kita anggap itu sebagai kenikmatan justru malah menjerumuskan kita pada kesengsaraan.. Na'udzubillah..

Lalu, gimana caranya biar ga terlena dengan dunia? ya dengan cara meninggalkan dunia untuk sementara

He???? maksudnya????

Sisihkanlah waktu kita dalam 24 jam ini untuk belajar menghidupkan suasana agama dan akhirat. Seperti misalnya untuk shalat lima waktu. Kita mengusahakan semaksimal mungkin agar saat shalat itu kita bener2 menghadapkan diri pada Allah. Belajar jangan ngebut shalatnya. Inget shalat itu untuk kepentingan akhirat kita. Jangan sampai kesibukan dunia bikin kita jadi 'super the flash' alias ngebutnya ampun2an waktu shalat karna takut ketinggalan sesuatu

Dulu pun Na kaya gini. Takut ketinggalan acara kartun tipi yg disenengin dah abis akhirnya shalatnya jadi ngebut (ah.. kekanak-kanakan sekali ya saya..), ada temen yg dateng pas Na lagi shalat, karna merasa ga enak akhirnya jadi ngebut lagi shalatnya.. Ah, pokoknya alasan yang ga banget ini sering kali buat shalat Na ngebut sengebut2nya (malah waktu itu pernah shalat yg mungkin hanya menghabiskan waktu kurang dari semenit karena saking takutnya dengan keadaan tempat shalat yg gelap gulita... TT__TT)

Kalo sekarang gimana? Alhamdulillah.. walau masih belum bener cara bermunajat saat shalat, tapi sekarang Na lagi belajar supaya shalatnya ga ngebut (bacaan shalatnya dipelankan dan sebisa mungkin dipahami artinya) Hehe.. ternyata lumayan susah loh.. tapi demi akhirat yang pasti, ga papa deh :D

Kalau kita emang mau meninggalkan dunia ini untuk sementara waktu supaya kita terhindar dari cinta dunia, maka kudu banyak melakukan pengorbanan (tentunya pengorbanan yg dilakukan juga ikhlas.. karna kl ga ikhlas sama juga bolong dong ya..). Korbanin jiwa, raga, waktu, harta, benda... wah semuanya deh!

Yang tadi aja baru belajar supaya kita berlama2 dalam shalat. Itu baru shalat yang lima waktu, belum shalat2 sunnah lainnya loh. Ada shalat Dhuha, witir, tahajjud, dan kawan2nya.

Udah selesai? belooom.. Masih banyak amalan2 ibadah lainnya nih yang belum ditulis. Kaya dzikir pagi dan petang, membaca Al-Qur'an dan mempelajarinya, datang ke tempat2 yang mengadakan ta'lim, baca buku Islam (eh, ini termasuk amalan ibadah kan?).. pokoknya semua amalan yang membuat kita jadi mendekatkan diri kepada Allah

Biasanya kan kalau kita menikmati sesuatu, sampai berjam-jam pun tak terasa sudah terlewati. Nah, begitu juga kalo kita merasa nikmat saat mendekatkan diri pada Allah lewat amalan2 ibadah yang tadi. Jadi, mulai sekarang kita belajar untuk menyisihkan waktu yang 24 jam ini untuk beribadah kepada Allah. Agar tak timbul rasa cinta kita pada dunia secara berlebihan. Lalu setelah melakukan aktivitas 'meninggalkan' dunia walaupun benar2 hanya sementara, kita kembali lagi ke dalam aktivitas sehari-hari di dunia yang memang harus kita jalani. Tanpa terlepas dari rasa keyakinan pada Allah bahwa sesungguhnya dunia itu bersifat sementara dan akhirat itulah yang selama-lamanya


Begitulah temen2, arti dari tongkatnya Nabi Musa a.s. Sekali lagi, yang Na tulis disini adalah penuh keterbatasan dan kekurangan dimana-mana. Sangat kusarankan agar temen2 juga mengintip Al-Qur'an dan buku2 mengenai kisahnya Nabi Musa a.s untuk menambah pengetahuan lagi (dan akan lebih menyenangkan hati saya kalau ada yang mau menambahkannya dalam postingan ini ^^)

Mohon maklum dan maaf ya. Semoga postingan ini bermanfaat baik untuk diriku sendiri atau pun siapapun yang membacanya, Insya Allah.. amiin ya Allah


Subhanakallahuma wa bihamdika asyhaduallaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaaik

No comments: