أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Menurut thabathbai, istilah syiah untuk pertama kalinya ditujukan pada para pengikut Ali(syia;ah ali). Pemimpin pertama ahl-bait pada masa nabi Muhammad SAW.Abudzar al-Ghiffari, Miqad bin al-aswad dan AmmAr bin Asir.
Menurut Abu Zahrah, syiah mulai muncul pada masa akhir pemerintahan usman bin affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abu Thalib. Syiah baru benar-benar muncul karena ketika berlangsung peperangan antara ali dan muawiyah yang dikenal dengan perang siffin.pasukan ali diceritakan terpecah menjadi dua, satu kelompok mendukung sikap ali- kelak disebut syiah- dan kelompok lain menolak sikap Ali, kelak disebut khawarij.Kalangan syiah sendiri berpendapat bahwa kemunculan syi’ah berkaitan dengan masalah pengganti(khalifah) nabi SAW.selain itu, sepanjang kenabian Muhammad, Ali merupakan orang yang menunjukkan perjuangan dan pengabdian yang luar biasa besar.
Bukti utama tentang sahaya ali sebagai penerus nabi adalah peristiwa Ghadir Khumm. Di suatu padang pasir yang bernama Ghadir Khumm. Nabi memilih ali sebagai pengantinya di hadapan massa yang penuh sesak yang menyertai beliau. Berlawan dengan harapan mereka, justru nabi wafat dan jasadnya belum dikuburkan, sedangkan anggota keluaganya dan beberapa orang sahabat sibuk dengan persiapan dan upacara pemakamannya, teman dan para pengikut ali mendengar kabar adanya kelompok lain pergi ke masjid, tempat umat berkumpul menghadapi hilangnya pemimpin yang tiba-tiba. Kelompok ini, melakukan hal itu tanpa berunding dengan ahlul bait, keluarga ataupun sahabat yang sedang sibuk dengan upacara pemakaman, dan sedikit pun tidak memberitahukan mereka. Dengan demikian kawan-kawan ali dihadapkan kepada suatu keadaan yang sah tak dapat berubah lagi.
Namun lebih dari itu, seperti dikatakan nasr, sebab utama munculnya syi’ah terletak pada kenyataan bahwa kemungkinan ini ada dalam wahyu islam sendiri, sehingga mesti diwujudkan.para ahli berpegang teguh pada sejarah perpecahan mulai mencolok pada masa pemerintahan usman bn affan dan memperoleh momentumnya yang paling kuat pada masa pemerintahan ali bin abi thalib, tepatnya setelah perang siffin.
Syiah mendapatkan momentum pengikut yang besar terutama pada masa dinasti amawiyah. Hal ini menurut Abu Zahrah merupakan akibat dari perlakukan kasar dan kejam dinasti ini terhadap ahl al-bait.kekasaran yang dilakukan penguasa Yani Umayah.Yazid bin Mua’wiyah, umpamanya pernah memerintahkan pasukannya yang dipimpin oleh ibn Ziyad untuk memenggal kepala husein bin ali.diceritakan bahwa setelah dipenggal, kepala husein dibawa ke hadapan Yazid dan dengan tongkatnya Yazid memukul kepala cucu nabi SAW. Yang pada waktu kecilnya sering dicium nabi. Dan peristiwa seperti inilah yang menyebabkan sebagaian kaum muslimin tertarik dan mingikuti madzab syiah, atau paling tidak meenaruh impati mendalam terhadap tragedi yang menimpa ahl-al-bait.
Sejarah Munculnya Syi’ah
Syiah dilihat dari segi bahasa berarti pengikut, pendukung, partai atau kelompok, sedangkan secara terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturunan nabi Muhammad SAW atau orang yang disebut sebagai ahl al-bait. Poin penting dalam doktrin syiah adalah pernyataan bahwa segala petunjuk agama itu bersumber dari ahl- bait.Menurut thabathbai, istilah syiah untuk pertama kalinya ditujukan pada para pengikut Ali(syia;ah ali). Pemimpin pertama ahl-bait pada masa nabi Muhammad SAW.Abudzar al-Ghiffari, Miqad bin al-aswad dan AmmAr bin Asir.
Menurut Abu Zahrah, syiah mulai muncul pada masa akhir pemerintahan usman bin affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abu Thalib. Syiah baru benar-benar muncul karena ketika berlangsung peperangan antara ali dan muawiyah yang dikenal dengan perang siffin.pasukan ali diceritakan terpecah menjadi dua, satu kelompok mendukung sikap ali- kelak disebut syiah- dan kelompok lain menolak sikap Ali, kelak disebut khawarij.Kalangan syiah sendiri berpendapat bahwa kemunculan syi’ah berkaitan dengan masalah pengganti(khalifah) nabi SAW.selain itu, sepanjang kenabian Muhammad, Ali merupakan orang yang menunjukkan perjuangan dan pengabdian yang luar biasa besar.
Bukti utama tentang sahaya ali sebagai penerus nabi adalah peristiwa Ghadir Khumm. Di suatu padang pasir yang bernama Ghadir Khumm. Nabi memilih ali sebagai pengantinya di hadapan massa yang penuh sesak yang menyertai beliau. Berlawan dengan harapan mereka, justru nabi wafat dan jasadnya belum dikuburkan, sedangkan anggota keluaganya dan beberapa orang sahabat sibuk dengan persiapan dan upacara pemakamannya, teman dan para pengikut ali mendengar kabar adanya kelompok lain pergi ke masjid, tempat umat berkumpul menghadapi hilangnya pemimpin yang tiba-tiba. Kelompok ini, melakukan hal itu tanpa berunding dengan ahlul bait, keluarga ataupun sahabat yang sedang sibuk dengan upacara pemakaman, dan sedikit pun tidak memberitahukan mereka. Dengan demikian kawan-kawan ali dihadapkan kepada suatu keadaan yang sah tak dapat berubah lagi.
Namun lebih dari itu, seperti dikatakan nasr, sebab utama munculnya syi’ah terletak pada kenyataan bahwa kemungkinan ini ada dalam wahyu islam sendiri, sehingga mesti diwujudkan.para ahli berpegang teguh pada sejarah perpecahan mulai mencolok pada masa pemerintahan usman bn affan dan memperoleh momentumnya yang paling kuat pada masa pemerintahan ali bin abi thalib, tepatnya setelah perang siffin.
Syiah mendapatkan momentum pengikut yang besar terutama pada masa dinasti amawiyah. Hal ini menurut Abu Zahrah merupakan akibat dari perlakukan kasar dan kejam dinasti ini terhadap ahl al-bait.kekasaran yang dilakukan penguasa Yani Umayah.Yazid bin Mua’wiyah, umpamanya pernah memerintahkan pasukannya yang dipimpin oleh ibn Ziyad untuk memenggal kepala husein bin ali.diceritakan bahwa setelah dipenggal, kepala husein dibawa ke hadapan Yazid dan dengan tongkatnya Yazid memukul kepala cucu nabi SAW. Yang pada waktu kecilnya sering dicium nabi. Dan peristiwa seperti inilah yang menyebabkan sebagaian kaum muslimin tertarik dan mingikuti madzab syiah, atau paling tidak meenaruh impati mendalam terhadap tragedi yang menimpa ahl-al-bait.
No comments:
Post a Comment