أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
24) Bukan sabda nabi tapi Firman Allah
dalam surah ( Al isra’ 72).Tafsir Al baghawi menyebutkan “siapa yang buta mata
hatinya dari melihat qudarat allah dan ayat-ayat Allah dan melihat yang haq
pada dunia ini,maka diakhirat nanti niscaya ia akan buta,bahkan
lebih sangat buta lagi sesat jalannya”. (Tafsir Al baghawi juz 5 hal 110).sesuai
dengan surat (Al hajji 46).
بسم الله الرحمن الرحيم
Bab 1
Pertanyaan Tentang Ilmu.
……………………
قال نبي ص م :طلب العام فريضة على كلى مسلم ومسلمة
Nabi Muhammad saw bersabda:
“Menuntut ilmu
itu fardu atas setiap muslim dan muslimat”. (HR. Ibnu Majah-dengan sanad hasan).
Tanya: Manakah ilmu yang Fardu ‘ain 1) menuntutnya?
Jawab: Ilmu yang fardu ‘ain menuntutnya
itu ada3, ilmu Usuluddin2), Fiqih3), dan Tasawuf 4).
Tanya: Apakah Had (Undang-undang) ilmu
Usul yang fardu menuntutnya,dan manakah had ilmu Fiqih yang fardu
menuntutnya,dan mana had ilmu Tasawuf yang fardu manuntutnya?
1) yang artinya Fardu untuk diri sendiri.
2) Yaitu usul agama artinya asal/pokok agama islam,karena didalamnya banyak membahas
masalah I’tiqad sebagai pondasi iman,ada yang menyebut ilmu kalam,karena
dikaitkan dengan kalam Tuhan yang menyebutkan sifat-sifatNya yang lebih dikenal
dengan sifat 20, ada juga yang menamai ilmu Tauhid,yaitu “keesaan Allah”,karena
didalamnya mengkaji tentang keesaan Allah,Imam Al Ghazali dalam Ihya
‘ulumuddin, lebih suka menyebut ilmu tauhid daripada ilmu kalam,karena ilmu
tauhid lebih mendekati ma’na daripada ilmu kalam,adajuga yang menyebut ilmu
‘aqaid yaitu ‘aqidah,karena yang banyak dibicarakan didalamnya masalah ‘aqidah
(kepercayaan).semua istilah tersebut adalah sama maksudnya yaitu Usuluddin.
3) Berbagai masalah tentang hukum syari’at
islam /peraturan dalam menjalankan amal ibadah,yang ahli dibidang fiqih itu
sepanjang sejarah islam yang termasuk ‘ulama mutaqaddimin adalah empat orang:
1. Imam Abu
Hanifah ( Imam Hanafi) lahir 80H-150H usia 70 thn,
2. Imam Malik
bin Anas ( Imam Maliki) lahir 95H-179H usia 84 thn
3. Imam
Muhammad Idris ( Imam Syafi’i) lahir 150H-204H usia 54 thn,
4. Imam Ahmad
bin Hanbal ( Imam Hanbali) lahir 164H-241H usia 77thn.
4) Asal kata صوف . yang berarti bulu
domba,yang mana pada mulanya orang-orang Tasawuf itu memakai pakaian yang
berasal dari bulu domba yang kasar dan tidak suka memakai pakaian yang mewah-mewah/bermegah-megah,maka
mereka diberi julukan nama sawuf (si bulu domba),maka dari itu
orang-orang awam mengira mereka mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah
yaitu perhiasan,tuduhan seperti itu disebabkan kebodohannya,karena orang-orang
tasawuf tidak pernah mengharamkan perhiasan mewah,hanya “Tidak Suka” disebabkan
kezuhud-an mereka, Ada yang mengatakan asal kata itu صفة yang artinya pendopo/pondok sebuah
tempat di samping masjid madinah,karena disana mula-mula mereka bertempat,mengikuti
nabi dan meniggalkan rumahnya. Ada yang mengatakan berasal dari kalimat صف yaitu saf sembahyang ,yang mana
orang-orang Tasawuf itu bersaf-saf dihadapan allah diakhirat nanti pada saf
terdepan karena ketulusan hatinya,(KH Sirajuddin abbas 40 Masalah agama jilid 3
hal 32,)
Imam Abul Qasim Al qusyairi,imam besar Ulama Tasawuf,
berkata: istilah saf ini kurang tepat
bila dinisbatkan kepada kelompok mereka.Imam Abul Qasim Al qusyairi mengambil
istilah Tasawuf ini dari sebuah Hadits nabi saw : Diriwayatkan dari Yazid
bin Abu Ziyad dari Abu Juhaifah yang berkata: “Bahwa Rasulullah pernah
datang kepada kami yang wajahnya tampak seperti marah,lalu Bersabda:
ذهب صفوُ
الدنيا وبقي الكدر فالموت اليوم تحفةٌ لكل مسلم. “Telah
hilang “kebersihan” dunia dan tinggal keruhnya saja,maka mati pada hari
ini adalah sesuatu yang mahal bagi
setiap muslim”. (HR,Daruquthni dari Jabir,-Al kanz 15/551 no 42138 dan dari Ibnu Mas’ud dengan sanad mauquf.) dan
(Risalah Qusyairiyah bab Tasawuf ), Al Qusyairi imam besar ulama tasawuf
mengambil kalimat Tasawuf dari kata “sawuf” pada hadits diatas,yang
artinya bersih (tulus).
واضح الدلالة في فضل العلم، لأن الله تعالى لم يأمر نبيه صلى الله عليه
وسلم بطلب الازدياد من شيء إلا من العلم، والمراد بالعلم العلم الشرعي الذي يفيد معرفة
ما يجب على المكلف من أمر عباداته ومعاملاته، والعلم بالله وصفاته، وما يجب له من القيام
بأمره، وتنزيهه عن النقائض، ومدار ذلك على التفسير والحديث والفقه، وقد ضرب هذا الجامع
الصحيح في كل من الأنواع. الثلاثة بنصيب، فرضي الله عن مصنفه، وأعاننا على ما تصدينا
له من توضيحه بمنه وكرمه.
Hafiz ibnu ahjar atqalani berkata Tentang firman Allah رَبِّ زِدْنِي
عِلْما”Ya allah tambahkanlah
bagiku ilmu” Ini sebaik-baik dalil pada keafdalan ilmu,sesungguhnya Allah
Ta’ala tidak memerintahkan nabi Muhammad saw dengan menuntut tambahan daripada
sesuatupun kecuali ilmu,dan yang dimaksud adalah ilmu syari’at yang berfaedah
pada mengenal barang yang wajib atas setiap mukallaf dari mengerjakan ibadah
dan beramal kepada allah,dan ilmu billah dan tentang sifat-sifat Allah,dan apa
yang wajib baginya mendirikan dengan suruhan Allah…..(Fathul baari 1/13).
Jawab: Adapun had ilmu Usul yang fardu
manuntutnya yaitu mengetahui sekedar
yang wajib5), dan yang mustahil 6), dan yang harus7)
, bagi Tuhan Allah ‘azza wa jalla, seperti itu pula kepada Rasul 8)
dengan sekira-kira yang mengesahkan akan “Imannya”.
Jawab: Adapun had ilmu Fiqih yang
fardu ’ain menuntutnya yaitu dengan sekira-kira yang mengesahkan akan “Amalnya”,seperti
mangetahui akan segala syarat dan segala rukunnya dan yang membatalkannya9)
,
Jawab: Adapun ilmu Tasawuf yang
fardu ‘ain manuntutnya yaitu dengan sekira-kira mangetahui segala yang akan membatalkan pahala amal ibadahnya, seperti
ria,sum’ah,‘ajib,takabbur dan sebagainya yang dicela oleh syara’ 10).
5) Yang wajib bagi allah itu adalah sifatnya
yang wajib, yaitu 20 sifat yang wajib bagi Allah,yang artinya perlu
ada/pasti ada,tidaklah sama pengertiannya dengan wajib bagi manusia.
karena tidak ada yang mewajibkan kepadaNya,dan
tidak ada yang memberi pahalaNya dan tidak ada pula yang memberi Ia dosa,maha
suci Allah dari sesuatu yang mamberatkannya.(Ihya ‘ulamuddin-bab Aqaid ).
6) Mustahil artinya pasti tidak ada yaitu 20
sifat yang mustahil lawan wajib bagi allah. maha suci Allah dari
sifat-sifat cacat ( Ihya ‘ulumuddin-Bab Aqaid).
7) Harus artian dari jaiz,maksudnya boleh
ada dan boleh tidak,yaitu satu sifat yang jaiz bagi allah,adalah
menjadikan sekalian alam.(‘Aqidatus Sanusi hal 4).
8) Rasul yang dimaksud disini adalah (Muhammad
saw) (yaitu 4- sifat yang wajib bagi rasul,4- sifat yang mustahil
bagi rasul,dan 1- sifat yang jaiz bagi rasul ( ’Aqidatus sanusi hal 4 dan Fathul Majid hal
5 ). Bukan
wajib bagi semua rasul, karena sifat yang wajib bagi rasul itu siddiq,tablingh,
amanah,futunah,tidak semua rasul yang wajib ada amanah futunah baginya,seperti
Rasul Yunus As yang lari dari kaumnya karena terlambat datangnya janjian
Allah,lari itu termasuk sifat tidak amanah.
Syekh
Isa bin Abdullah Mani’ al-Hamyari,dalam lingkungan mazhab Syafi’i menjelaskan: “Aqidah
iman atau aqidah sifat 50 adalah ijma ulama dan tidak boleh dipertikaikan.
Aqidah Sifat 50 yaitu:- 20 Sifat yang wajib bagi Allah, 20 sifat yang mustahil bagi
allah, 1 sifat yang harus/jaiz bagi Allah,dan 4 sifat yang wajib bagi Nabi saw, 4 sifat yang
mustahil bagai Nabi saw, 1 sifat yang harus bagi Nabi saw,Bagi mereka yang
mempertikaikan maka pastilah ada masalah dalam aqidah mereka.seperti kata
mereka”Apakah Allah hanya memiliki 20 sifat itu saja,,?” maka Kita katakan:
Allah bersifat dengan sifat-sifat kamalat yang tidak terhitung banyaknya. 20
sifat adalah yang wajib diketahui,sementara sifat-sifat yang lain adalah
terkandung didalam 20 sifat tersebut.karena 20 sifat ini adalah
berdasarkan dalil-dalil yang qati’ (Tashih Al-Mafahim Al-’Aqadiah fi sifatul
ilahiyah hal 53).
9)
Rasulullah bersabda:
(من يرد
الله به خيرا يفقهه في الدين، وإنما أنا قاسم والله يعطي، ولن تزال هذه الأمة
قائمة على أمر الله، لا يضرهم من خالفهم، حتى يأتي أمر الله).
Dari Sai’d bin ’Afir
berkata dari Ibnu wahab dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata:berkata Hamid bin
‘Abdul Rahman: Aku mendengar dari Mu’awiah Khatib berkata: Aku mendengar Nabi
saw bersabda: “Siapa yang dikehendaki Allah kebaikan kepadanya maka Allah
menfahamkan (faqih/fiqih) dia pada agama,dan saya hanya membagi-bagikan sedang
yang memberi (ilmu) adalah Allah, sebagian dari ummat ini akan tetap berpegang
teguh pada agama Allah,tidak ada yang dapat mempengaruhinya hingga datang
pekerjaan Allah (hari kiamat). (HR,Bukhari no 71 ) Arti..(memfaqihkannya) dalam
riwayat Al- Mustamli- dalam kalimah “Yufaqihu” adalah Yufahamu =Faham atau
pintar dibidang syari’at islam,sesuai Firman Allah:
هَؤُلاءِ الْقَوْمِ لا يَكَادُونَ
يَفْقَهُونَ حَدِيثًا ”Maka mereka itu (orang munafik)
hampir-hampir tidak “memahami”
hadits ( berita )”, (Annisa’ 78) dan (Futuhul baari jilid 1 hal 302).
10) Tasawuf mengatur dibidang hati dan akhlak,
dalam kitab Ta’limul muta’lim mengatakan : ilmu yang wajib menuntutnya itu ada
4 :1 Ilmu tauhid (ushul),2 ilmu hal yang berkaitan dengan tingkah laku
(akhlaq),3 ilmu yang berkaitan dengan gerak hati(Tasawuf),4 ilmu fiqih.
(Ta’limul muta’lim hal 1-5) Tasawuf tidak ada hubungannya dengan Filsafat
Yunani Sebagimana yang dida’wakan sebahagian orang ,ada yang mengatakan ilmu
Tasawuf itu ada kesamaan dengan filsafat,walau ada kesamaan tapi ada
bedanya,adapun filsafat bersandarkan kepada akal dan rasio,sedang Tasawuf
bersandarkan kepada Alqur’an dan Hadits.
Tanya: Bagaimanakah dengan orang yang
beramal yang tidak mangetahui ilmu yang 3 itu ?
Jawab: Sabda nabi: Tidak sekali-kali
diterima segala ‘amal ibadahnya walau
mengerjakan haji sekalipun dan
lagi haram manuntut ilmu pardu kifayah11) sebelum mengetahui ilmu fardu
‘ain,
contoh;
seperti seseorang berhutang qada’ sembahyang luput nya yang tiada ‘uzur, maka
haramlah berbuat sunat sebelum habis masa waktu qada’ shalat yang tiada ‘uzur
itu,juga tidak sah ia menjadi wali nikah dan saksi nikah12) ya’ni
orang yang meniggalkan ilmu fardu ‘ain itu.
Tanya: Orang yang berilmu itu berapa
macamnya ?,
Jawab: Ulama itu terbagi 2,
1.
Ulama’ dunia,
2.
Ulama’ akhirat13)
11) Sabda
nabi dengan matan seperti ini tidak ditemukan, Mungkin yang dimaksud adalah
Sabda Nabi saw:
فضل العلم خير من فضل العبادة
“Afdalnya
ilmu itu lebih baik daripada seafdal-afdal ibadah”(HR.Tabrani-Arbain nawawi no
10 bab Afdalul ilmi) dan (Ibnu abi syaibah dari Waqi’ no 26639)
Dan dari ibnu abbas Rasulullah bersabda:
.طَلَبُ العِلْمِ
أَفْضَلُ عِنْدَ الله مِنْ الصَّلاَةِ والصِّيَامِ وَالحَجِّ وَالْجِهَادِ فِي سَبِيلِ
الله عَزَّ وَجَلَّ
“Menuntut ilmu itu lebih afdal disisi Allah
daripada shalat,puasa dan haji dan jihat fisabilillah azza wa jalla”(HR.Dailami
dengan sanad da’if-Fathul kabir no 7510)
Sufyan
Tsauri berkata:
ما من عملٍ أفضل من طلب العلم إذا صحت النية
“Tidak
daripada ‘amal yang lebih afdal daripada menuntut ilmu apabila sah niat(Arbain
nawawi no 10)
Imam syafi’I Ra berkata:
طلب العلم أفضل من صلاة
النافلة
“Menuntut
ilmu itu lebih afdal daripada shalat sunat” (Tahzib asma’ pasal Fi nawarad 1/63)
Dan bagi yang mengajarkan ilmu begitu pula Rasulullah
bersabda:”Apabila muncul bid'ah-bid'ah di tengah-tengah umatku wajib atas
seorang 'alim menyebarkan ilmunya (yang benar). Kalau dia tidak melakukannya
maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Tidak akan
diterima sadaqahnya dan kebaikan amalannya”. (HR.imam empat)
Imam Al Ghazali salah seorang tokoh tasawuf mengatakan: “orang
yang meninggalkan fardu ‘ain seraya mengerjakan fardu kifayah bagaikan orang
yang sengaja meninggalkan shalat seraya menenun pakaian dengan menda’wakan
“saya menenun pakaian ini untuk orang yang melakukan shalat dalam keadaan
telanjang dan tidak menemukan kain penutup aurat mereka, ia menyangka
perbuatannya itu baik padahal tidak “( Ihya ‘ulumuddin),
Fardu kifayah Yaitu fardu
untuk diri sendiri dan untuk orang banyak,jika dalam suatu quryah tidak ada
yang melakukannya maka berdosalah semua orang quryah itu,jika ada 1 orang yang
melakukannya maka gugurlah dosa semua orang yang dalam quryah itu.Dalam kitab
Ta’lim muta’lim dikatakan:
بأنَ علم ما يقع على نفسه
فى جميع الأحوال بمنزلة الطعام لابد لكل وحد من دًلك,وعلم مايقع ف بعض الأحايـين
بمنزلة الدوإ يحتاج اليه فى بعض الأوقات.
“Sesungguhnya ’ilmu yang berkaitan dengan
diri sendiri dalam setiap saat (fardu a’in) laksana makanan dimana yang setiap
orang membutuhkannya,dan ilmu yang diperlukan pada saat-saat tertentu (fardu
kifayah) laksana obat yang dibutuhkan pada saat-saat tertentu saja” .( Ta’limul
muta’lim hal 7 ).
12) Karena fasiqnya,yaitu menyengaja
meninggalkan yang fardu, seraya mengerjakan yang sunnat,yaitu meninggalkan
menuntut ilmu yang fardu ‘ain bagi dirinya,seraya berbangga-bangga dangan
tumbuhnya beberapa helai rambut dibawah dagunya,dan menuding orang yang tidak
meniru gayanya dengan kafir..mereka mengira bahwa amalnya itu baik,dan
menegakkan sunnah padahal tidak,,,
13) Menurut longhat yang disebut orang yang berilmu itu adalah ‘alim,identik
dengan ‘ulama yaitu orang yang mengamalkan ilmunya,Rasulullah bersabda: “Tuntutlah
ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah
sadaqah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan
terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di
dunia dan di akhirat”. (HR.Imam empat),
dan lagi Sabdanya:
“Apabila kamu melihat seorang ‘ulama bergaul erat dengan penguasa maka
ketahuilah bahwa dia adalah pencuri”. (HR. Ad-Dailami) dan “Celaka atas umatku
dari ‘ulama yang buruk”. (HR. Al Hakim),
Berlandasan hadits diatas, maka ‘ulama itu terbagi dua yaitu
‘ulama dunia dan ‘ulama akhirat,untuk lebih jelas rincian pembagiannya lihat
keterangan Imam Al Ghazali (Ihya ‘ulumuddin-bab ‘ulama su’in).
Tanya: Berapa alasan lebihnya ilmu dari
harta?
Jawab: Ada 5 alasan:
1.
Harta tidak dibawa mati,tapi ilmu dibawa
mati,
2.
Ilmu memberi manfa’at didunia dan di akhirat14)
3.
harta hanya bermanfaat didunia saja,seperti
menafkahkannya dijalan allah.
4.
Ilmu tidak akan binasa/dicuri, tapi harta
pastilah binasa,15) Harta bila dinafkahkan makin berkurang sedang
ilmu bila dinafkahkan makin bertambah,
5.
Harta warisan Qarun,ilmu warisan Nabi,harta
jadi beban diakhirat nanti,jika halalnya dihisab haramnya diazab,ilmu tidak
demikian16) .Sabda nabi: orang faqir lima ratus tahun lebih dahulu
masuk syurga dari orang kaya17)
Tanya: Mana yang dimaksud kaya disini?
Jawab: Yaitu
menuntut harta yang lebih dari sekedar hajat yang memadai18)
14) Maksudnya ilmu yang bermanfa’at Rasulullah saw bersabda:
إدَ مات الإ نسان أنقتع عمالُه إلا مِن ثلاثِِ: صدقة جاريةِ, علم
ينتـفع بهِ, ولدِِصالح يدعوله
”Apabila
mati seorang insan maka putuslah segala ‘amalnya kecuali 3 perkara: 1 Sedekah
jariyah, 2 ilmu yang bermanfa’at, 3 Anak yang sholeh yang berdo’a kepada Allah
untuknya” ( HR, Muslim-Mukhtarul Hadits nabawi hal 18)
15) Sayidina Ali bin Abi Thalib Ra memberi
nasehat kepada Kumail bin Ziyad: “wahai kumail….! Ketahuilah bahwa ilmu lebih
baik dari harta,sebab ilmu akan dapat menjagamu,sementara engkau akan menjaga
harta,harta akan lenyap apabila dinafkahkan,dan ilmu akan tetap suci abadi bila
diberikan,hilanglah harta benda bersama hilangnya harta itu sendiri”.( Ta’limul
muta’lim hal 1).
16) Firman Allah:
لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ “Kami(Allah)tidak menuntut (tanggung jawab) engkau
tentang rizki,karena kami yang memberimu rizki” (Tha ha 132).Ibnu Jarir Al
Thabari salah seorang ‘ulama tafsir dalam lingkungan mazhab Syafi’I mengatakan:”Allah
memulai ayat ini dengan menyuruh Ahli bait mendirikan shalat,itu sebagai
tanggung jawab kepala rumah tangga yang akan dihisab, tapi tidak dihisab dihari akhirat nanti tentang mencukupkan harta
(rizki)”,(Tafsir Thabari juz 18 hal 405).
17) Hadits Riwayat Thirmidzi dan Ahmad,
maksudnya orang faqir yang berilmu (‘alim) dan orang kaya yang sibuk mengurus
kekayaannya dan lalai dari menuntut ilmu.sebutan lima ratus tahun itu adalah
ungakapan jarak yang begitu lama,sedang dihari akhirat tidak ada lagi hitungan
hari,Seperti Allah menjadikan langit dan bumi dalam enam hari,padahal langit
dan bumi baru dijadikan dan belum ada siang dan malam,bagaimanakah disebut enam
hari,,,? Imam Suyuthiy berkata dalam Tafsir jaelalain: maksudnya Allah
mengajari manusia mengerjakan sesuatu dengan tenang-tenang dan tidak
tergesa-gesa,,,rangkaian kalimat seperti itu sudah lazim dalam dunia Islam,
18) Yang dimaksud kaya disini adalah orang yang
memiliki harta yang lebih dan berlimpah, bukab menuntut harta dan bukan pula
kaya hati seperti dalam Hadits nabi saw: “Kekayaan bukan banyaknya harta-benda
yang dimiliki, tetapi kekayaan itu adalah kaya hati”. (HR. Bukhari),
Akan tetapi seperti yang tersebut dalam riwayat Dari Anas bin Malik r.a. berkata,
"Ketika kami duduk dengan Nabi saw di masjid, masuklah seorang laki-laki
yang mengendarai unta, lalu mendekatkan untanya ke masjid, dan mengikatnya.
Kemudian ia berkata, 'Manakah di antara kalian yang bernama Muhammad?' Nabi saw
sedang bertilakan di antara mereka, lalu kami katakan, Laki-laki putih yang
bertilakan ini. Laki-laki itu bertanya,…. Wahai putra Abdul Muthalib, Saya
menyumpahmu dengan nama Allah, apakah Allah menyuruhmu untuk mengambil zakat
ini dari orang-orang kaya kita, lalu kamu bagikan kepada orang-orang
fakir kita?' Beliau bersabda, Ya benar, Allah yang
menyuruhku”.(HR,Bukhari-Sahih Bukhari 'bab ilmu).
Seiring keterngan Imam Nawawi : yang disebut faqir adalah orang yang punya harta sekedar hajatnya
untuk hari ini tapi tidak ada cadangan untuk besok,yang disebut miskin orang
yang tidak punya harta untuk hari ini apa lagi untuk besok. (Minhaj Thalibin
bab zakat).
Sedang sibuk menuntut harta pada jawaban diatas itu ghurur (lalai) namanya, seperti yang
tersebut dalam Firman Allah “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
hingga kamu masuk ke dalam kubur” (At Takasur 1-2).
Sabda nabi saw: siapa menuntut harta lebih dari sekedar hajatnya yang
memadai maka allah butakan kedua mata hatiny19),Sahabat bertanya
kepada Rasulullah saw: Manakah orang yang tidak ber’akal ya rasulullah? Rasulullah menjawab; Yaitu orang
yang meninggalkan menuntut ilmu karena menuntut harta benda yang berlebihan20)
Tanya: Mana yang benar-benar ilmu?
Jawab: Yaitu mengetahui baik, jahat,
zahir, batin, awal, akhir, halal, haram, makruh, mubah, sunat, fardu, rukun,
syarat, sah dan batal.
Tanya: Apakah yang mengalahkan ilmu,?
Jawab: Yaitu nafsu.21)
Tanya: Apa yang mengalahkan nafsu?
Jawab: Takut akan allah yang
benar-benar takut22).
Tanya: Mana kesudahan ilmu?
Jawab: Yaitu kembali kepada asal,
seperti sedia kala23).
Tanya: Ada orang
yang berkata: ilmu Tasawuf itu adalah ilmu orang-orang dahulu,derajatnya sulit
difahami,kita orang awam tidak mengerti dangan
hukumnya,jadi kita tidak diwajibkan menuntutnya,bagaimanakah
dengan kata itu ?,
Jawab: Kata itu
tidak berdalil kecuali hanya dalil akal,sedang nabi mewajibkan menuntut
ilmu,sabda Nabi ini ditujukan kepada seluruh muslimin dan muslimat,terutama
orang awam,orang dahulu itu sebelumnya juga awam,karena menuntut ilmulah
makanya dia jadi ahli ilmu
19) Matan yang seperti ini bukan sabda nabi tapi
Kata Syekh Ibnu Athaillah: “Kegigihanmu untuk mencapai apa yang telah dijaminkan untukmu (yakni di dalam urusan rizki) disamping kelalaianmu pada
(perkara-perkara) yang telah dituntut daripadamu (yakni di dalam mengerjakan
ibadat) adalah suatu bukti butanya penglihatan mata hatimu”. ( Al Hikam ke 5), seiring firman Allah:
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لا تَحْمِلُ
رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ”Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya
sendiri. Allah-lah yang memberi rizki kepadanya dan kepadamu, dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”,,
Seiring Hadits Sahih Riwayat Ibnu Majah, “ Dari Sya’ibah dari Umar bin
Salim dari Abdurahman dari Bapaknya dari Zaid bin Tsabit berkata:Aku mendengar
Rasulullah bersabda: “Siapa mencintai dunia maka Allah merasakan kepadanya
kefakiran didepan matanya,dan siapa yang tergantung niatnya menuju akhirat maka
Allah kayakan hatinya dan Allah cukupkan kehidupan dunianya”( HR.Ibnu Majah
dengan sanad sahih) dan (Tafsir Ibnu katsir juz 5 hal 328).
20) Hadits Riwayat Ahmad dan Thirmidzi,Dalam
alqur’an sangat banyak ditemukan yang senada dengan itu, salah satunya ( Al An’am
32) ”kehidupan dunia hanyalah permainan dan berlalai-lalai dan sesungguhnya kampung
akhiratlah yang lebih baik bagi orang yang bertaqwa,kenapakah kamu tidak
mengakali ??” sasaran pertanyaan Allah disini kepada orang yang memilih dunia
dari pada akhirat adalah orang yang tidak berakal,(Tafsir Al Baghawii juz 3 hal
138). menuntut ilmu termasuk ibadah yang dikerjakan didunia untuk akhirat siapa
yang meninggalkannya sebab mencari harta benda yang berlebihan adalah termasuk tidak
berakal,Para ‘Ulama Mufassirin sepakat dengan penafsiran ayat tersebut.
21) Nafsu ‘amarah dan lawamah.seperti yang
tersebut dalam Firman Allah:
, وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ
لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ” Dan aku tidak
membebaskan nafsuku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh
kepada kejahatan” (Yusuf 53 ) dan lagi
Firmannya:
وَلا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ “dan sesungguhnya aku bersumpah demi nafsu lawwamah”. (Al
qiyamah 2).
22) Firman Allah: “Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengkhabarkan”.( Al hujarat
13).sesuai dengan (Al Qashas 80) dan (Al an’am 32) seiring hadits nabi saw:
“Bertaqwalah kamu kepada Allah karena itu adalah kumpulan segala kebaikan, dan
berjihadlah di jalan Allah karena itu adalah kerahiban kaum muslimin, dan
berzikirlah kepada Allah serta membaca kitabNya karena itu adalah cahaya bagimu
di dunia dan ketinggian sebutan bagimu di langit. Kuncilah lidahmu kecuali
untuk segala hal yang baik. Dengan demikian kamu dapat mengalahkan setan. (HR.
Ath-Thabrani).
23) Pepatah mengatakan: semakin banyak tahu makin
terasa bodohnya diri.semakin banyak ilmu semakin tawaddu’,pakailah ilmu padi
makin berisi makin tunduk.
Sedang hukum
yang tidak dimegerti kata
mereka,itu sudah pantas karena ia orang awam yang tidak mengerti tentang Tasawuf,Sabda nabi:”Siapa
yang buta didunia niscaya ia akan buta diakhirat nanti”24) Memang
ada sebagian ulama tasawuf melarang orang menuntut ilmu tasawuf,yaitu
kanak-kanak yang belum baligh berakal,karena dikhawatirkan dibawanya untuk
main-main,akan tetapi larangan itu tidaklah umum,
Disebutkan oleh
Ibnu Ajibah dalam kitabnya,”Iqazh Al-Himam”, Imam Al-Ghazali menyatakan secara
terbuka bahwa tasawuf merupakan fardu ‘ain atas setiap muslim dan muslimah yang
telah mukallaf, “karena, selain para nabi, tak ada seorang pun yang sama sekali
terbebas dari kerusakan dan penyakit rohani.”
Hal demikian telah dicontohkan oleh Rasulullah sendiri saat
seorang arab bertanya kepadanya tentang keberadaan Allah,sebagaimana tertulis
dalam haditsnya
وأخرج ابن مردويه عن أنس قال » سأل أعرابي رسول الله صلى الله عليه
وسلم ، أين ربنا؟ قال : في السماء على عرشه ، ثم تلا { الرحمن على العرش استوى } [
طه : 5 ] وأنزل الله وإذا سألك عبادي عني فإني قريب
“Dari Ibnu Marduwiyah dari Anas berkata:
seorang ‘arab badwi telah bertanya kepada nabi saw “dimanakah tuhan kita ya
rasul,,?” Rasulullah menjawab,”tuhan kita pada langit diatas ‘arasnya.dan nabi
membacakan surat (Tha ha 5)”Ar rahman istawa atas ‘Aras”,maka turunlah ayat
“dan apabila bertanya kepadamu hambaku tentang Aku (jawablah) sesungguhnya Aku
dekat”. (Al baqarah 186)”. dari kisah rasulullah itu terkandung pengertian saat
Rasulullah ditanya oleh si ‘arab badwi itu rasulullah belum tau bahwa dia
adalah seorang hamba allah maka dari itu dijawab oleh rasul dengan surat Ta ha
5,kemudian Allah menegur Rasul dengan diturunkan surat Al baqarah 186,disanalah
nabi baru tau orang itu adalah hamba Allah yang diutus kepadanya untuk bertanya
tentang Allah,kesimpulannya jawaban yang pertama surat (Tha ha 5) itu
dikhususkan untuk orang jahil atau musrik yang belum beriman,atau yang masih
belum baligh berakal,jawaban yang terakhir surat (al baqarah 186) itu
dikhususkan untuk hamba Allah yang telah beriman kepada nabi dan yang telah
mampu berfikir jernih.
Dalam peristiwa yang lain
juga pernah diriwayatkan dari Waqi’ Al a’masy dari Ibrahim dari Al qamah
dari Ibnu Mas’ud bercerita: pada suatu hari kami berjalan dengan nabi saw
disuatu perkampungan madinah maka lewatlah satu kaum daripada yahudi maka
mereka berbicara antara mereka tanyalah kepada orang itu (Rasulullah) tentang
ruh,sedang yang lain berkata: jangan kamu tanyakan itu,akhirnya mereka bertanya
juga” hai Muhammad..!! apakah itu ruh yang mana tergelincir perkataan orang
yang mendudukkannya,,?” nabi diam sejenak kemudian berdiri, Ibnu Mas’ud melihat
bahwa nabi diturunkan wahyu kepadanya, maka nabi saw menjawab dengan membaca
surat (Al isra’ 85) “Dan
mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan
tidaklah kalian (yahudi) diberi pengetahuan melainkan sedikit". maka mereka berbisik-bisik antara mereka (si yahudi)dengan
berkata: tadi sebelumnya telah aku katakan kepadamu “jangan kamu tanyakan
tentang ruh itu padanya !!” (HR, Ahmad) (Tafsir Ibnu katsir juz 5 hal 114)
dengan hadits yang serupa Riwayat Bukhari dalam ( Sahih Bukhari no 125 -7462) kelihatanya
disini nabi tidak menjawab pertanyaaan mereka akan tetapi menyerahkan urusan
itu kepada tuhan,karena mereka yang bertanya adalah orang yahudi dengan
bertanya tidak sopan,sambil berjalan memanggil nabi dengan keras”hai
Muhammad”walaupun dijelaskan nabi bagaimanakah ruh itu pastilah mereka
mengingkari dan memperolok-olok nabi saw,maka dari itu Allah turunkan wahyu
sebagai jawabannya,
Dalam pembahasan yang sama nabi menerangkan secara jelas
tentang ruh seperti dalam surat .(Az-Zumar 42) “Allah
memegang jiwa (ruh)seseorang ketika matinya dan (memegang) ruh
orang yang belum mati di waktu tidurnya Maka Dia
tahanlah ruh orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa(ruh) yang
lain sampai
waktu yang ditetapkan Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir”.(Az-Zumar 42) dengan jelas nabi menerangkan kepada kaum
mu’min bagaimana Allah memegang ruh orang yang dimatikanNya dan ruh orang yang ditidurkanNya dan menahan ruh orang yang
telah ditetapkan kematiannya seperti nabi Isa as dan nabi Idris.dan dalam
masalah ruh ini terdapat keterangan yang sangat banyak dalam Alqur’an sebagai
pelajaran bagi kaum yang mampu berfikir,
No comments:
Post a Comment