أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Ketika manusia masih didalam bumi semua lakon/kisah belaum ada, belum ada presiden, menteri, pejabat, kyai, murid dsb.
Ketika manusia masih didalam bumi semua lakon/kisah belaum ada, belum ada presiden, menteri, pejabat, kyai, murid dsb.
Manusia ketika masih dalam bumi itu masih berupa benda-benda mati. Sebagaimana diterangkan dalam Alqur-an :
KAIFA TAKFURUUNA BILLAAHI WAKUNTUM AMWAATAN
Artinya :”Bagaimana kamu bisa mengkufuri kepada Alloh padahal kamu
semua itu asalnya benda-benda mati.” (Al baqoroh / S. 2 / ayat 28)
Jadi semua manusia itu asalnya berupa benda-benda mati yang berada
didalam bumi jutaan tahun, laksana wayang yang masih tersimpan dalam
kotak. Yang mana keadaan wayang ketika masih dalam kotak itu semuanya
masih campur, masih mati, meskipun Dosomuko ditindih Petruk ya diam saja
(karena masih mati), Betoro Guru yang disebut ratunya nyawa sekalir
dibokongi mbok emban juga diam saja dsb.
Dengan melihat kenyataan ini berarti manusia itu pada dasarnya
pernah mengalami mati sebelum mati dijagad luar. Bila demikian berarti
matinya manusia itu 2 X, yaitu :
- Mati ketika masih didalam bumi (sebelum dilahirkan).
- Mati setelah dilahirkan (meninggal dunia).
PENJELASAN SECARA RINCI KEADAAN MANUSIA KETIKA MASIH DIDALAM BUMI.
Diatas sudah diterangkan bahwa keadaan manusia ketika masih berada
didalam bumi itu mati (masih berupa benda-benda mati). Dan benda-benda
mati tersebut menurut Alqur-an bentuknya dinamakan SULALAH. Sebagaimana
diterangkan dalam Alqur-an :
WALAQOD KHOLAQNAL INSAANA MIN SULAALATIN MIN THIIN.
Artinya:”Dan sungguh Aku jadikan kamu manusia dari SULALAH dari THIN”.(Al Mukminun / S.23 / ayat 12)
Jadi manusia itu asalnya sudah ada, hanya saja masih berupa
benda-benda mati didalam tanah atau berupa zat-zat atau sari-sari yang
dinamakan Sulalah. Dan Sulalah itu asalnya dari ATH THIIN. Adapun ATH
THIIN itu menurut kitab AL MUFRODAT AL FADHIL QUR-AAN bab huruf THO’,
hal 323, disebutkan :
ATH THIIN : AT TUROOBU WAL MAA-U MUKHTALITHU.
Artinya : “Yang dinamakan ATH THIIN itu tanah dan air yang bertautan menjadi satu”
Jadi dari pertemuannya dzat tanah dan dzat air itu menimbulkan benda atau zat yang dinamakan SULALAH.
Air sifatnya hidup (mengandung rahasia hidup) serta barokah dan tanah sifatnya mati.
FA-AHYAA BIHIL ARDLO BA’DA MAUTIHAA
Artinya :”Maka jadi hidup dengannya (air), bumi setelah matinya.” (Al baqoroh / S : 2 / ayat 164 ).
Jadi jasmani manusia itu asalnya dari Sulalah dan Sulalah asalnya
dari ATH THIIN (Pertemuannya dzat air yang mengandung rahasia hidup dan
barokah dengan dzat tanah yang bersifat mati).
No comments:
Post a Comment