أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
.
Fathimah az-Zahra ; pintu rumah keluarga Nabi yang didobrak menimpa Bunda Fathimah—pintu itu mematahkan beberapa tulang iganya dan menggugurkan kandungannya ! Tanah Fadak dirampas ! Pengangkatan Imam Ali di Ghadir Khum telah dilupakan
Posted on Juli 3, 2012 by syiahali
PUTERI NABI ITU DIMAKAMKAN SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI
Quiet Funeral of Fatima Zahra (sa), the daughter of Messenger of Allah (saw)
Sebuah rombongan kecil yang terdiri dari
orang-orang yang setia dan patuh pada Rasulullah tampak berjalan gontai.
Segukan tangis lirih dan terasa mengiris-iris hati yang pilu terdengar
dari mereka. Wajah-wajah mereka lusuh tertunduk tersembunyi dalam
tutup-tutup kepala yang jatuh menaungi kepala-kepala mereka. Rombongan
itu berjalan tanpa mengeluarkan bunyi berarti ke sebuah tempat sunyi
yang khusus untuk menguburkan salah seorang manusia suci yang mereka
cintai. Mereka berjalan dalam kegelapan malam pada bulan Jumadil Tsani,
hari ketiga di tahun sebelas Hijriah. Rombongan itu menyusuri
jalan-jalan kota Madinah. Terasa segar dalam ingatan baru beberapa lama
lewat mereka melakukan hal yang sama untuk manusia suci lainnya,
Muhammad Al-Mustafa. Sekarang giliran puterinya yang
tercinta…………Fathimah Az-Zahra (as).
.
Dalam rombongan itu ada anak-anak dengan ayah
mereka beserta teman-teman dekat dari sang ayah; mereka semua berjalan
dalam kebisuan dan kesabaran. Pada wajah-wajah mereka tampak kepasrahan
dan keridhoan akan apa yang telah menimpa mereka selama beberapa hari
ini. Akan tetapi meskipun begitu sesekali masih terdengar tangis yang
tertahan di tenggorokan; air mata mengucur deras dengan tangisan yang
lirih sekali hampir tak terdengar seakan ingin menyembunyikan kepedihan
yang telah menimpa mereka agar tidak ada orang yang mendengar mereka di
kegelapan malam karena memang mereka tidak ingin seorangpun tahu di kota
Madinah itu bahwa mereka sedang melakukan sebuah perbuatan yang akan
direkam baik oleh sejarah.
.
Seorang ayah yang tadi disebutkan di atas ialah
Imam Ali (as); sementara anak-anak yang turut bersamanya ialah
putera-puterinya. Ada Imam Hasan (as) di sana; ada Imam Husein (as), ada
Zainab, dan ada Umm Kultsum yang berjalan gontai dalam kebisuan di
belakang ayahnya. Bersama mereka ada para sahabat pilihan yang sangat
setia kepada Nabi baik ketika Nabi masih hidup atau ketika sudah wafat.
Mereka adalah Abu Dzar, Ammar bin Yasir, Miqdad al-Aswad, dan Salman
Al-Farisi.
.
Ketika setiap mata dari penduduk Madinah tertutup;
ketika tak ada suara sedikitpun dari mereka, rombongan surga itu
meninggalkan rumah Imam Ali membawa usungan tandu berisi jenazah suci
dari puteri sang Nabi, Fathimah az-Zahra. Anak-anaknya sekarang
mengantar jenazah ibunya itu ke sebuah pemakaman yang sunyi yang sudah
ditentukan
.
Ketika iringan pengantar jenazah puteri Nabi itu lewat?Akan tetapi dimanakah ribuan penduduk kota Madinah yang seharusnya ada di tempat?
Mengapa tak seorangpun dari mereka datang melawat?
Mengapa harus dilangsungkan di kegelapan malam yang pekat?Mengapa pemakamannya dilangsungkan pada saat dianggap sangat tidak tepat?
.
Fathimah memang merencanakan itu semua sebelumnya.
Fathimah telah memberikan wasiat kepada Imam Ali agar para penduduk kota
Madinah itu tidak datang ke pemakamannya. Ia ingin dikuburkan pada
malam hari dan ingin agar kuburannya disembunyikan dari pengetahuan
penduduk kota Madinah.
.
Ada kesunyian yang mencekam di sana. Tiba-tiba
terdengar tangisan agak keras dan parau memecah kesunyian yang tadi.
Tangisan itu datang dari pahlawan padang pasir yang musuh manapun pasti
akan ngeri dan menyingkir. Tangisan itu sekarang terdengar lebih keras
seakan menghabiskan rasa kepenasaran karena sedari tadi tangisan itu ia
tahan. Ia berkata dalam tangisannya:
.
“Ya, Rasulullah! Salam bagimu, wahai kekasihku.
Salam dariku dan dari puterimu yang sekarang ini akan datang kepadamu
dan ia sangat bergegas meninggalkanku untuk sampai kepadamu. Ya,
Rasulullah, rasa luluh lantak terasa pada diriku dan rasa lemah tak
berdaya telah menggerogoti diriku. Itu tak lain karena engkau dan
puterimu telah meninggalkanku. Tapi aku sadar semua ini milik Allah dan kepadaNyalah segala sesuatu itu kembali (QS. 2: 156)
Semua yang telah dititipkan itu akan diambil
kembali; semua yang pernah kita miliki itu akan diambil lagi oleh
pemiliknya yang sejati. Sementara itu kepedihan dan kesedihan Ali, tetap
bermasayam dalam dirinya baik siang maupun malam hari. Tak ada batasan
jelas untuk Ali kapan ia bersedih dan kapan ia terbebas dari
kesedihannya itu. Kepergian dua orang yang dicintainya sangat
mengguncang dirinya
.
Perasaan itu akan tetap pada dirinya hingga dirinya
nanti bertemu lagi dengan yang dicintainya……yaitu pada hari dimana ia
dipanggil oleh Allah untuk menghadapNya. Imam Ali kembali mengadu kepada
Rasulullah dalam rintihan yang lirih……”Ya, Rasulullah, puterimu
pastilah akan mengadukan kejadian yang sedang menimpa umat ini. Puterimu
ingin umat ini bersatu kembali. Puterimu ingin agar engkau datang
kembali agar bisa mempersatukan umat yang sudah bercerai berai ini. Dan
engkau nanti akan bertanya padanya secara rinci. Engkau akan bertanya
mengapa umat ini menentang keluarga nabi. Mengapa mereka mengkhianati
apa-apa yang telah ditentukan oleh Nabi. Dan mengapa mereka melakukan
hal ini padahal kematianmu itu baru saja terjadi dan umat masih
merasakan kejadian ini!”
.
“Salam untuk kalian berdua! Salam perpisahan dariku
yang sedang berduka bukan dariku yang telah tak suka kepada kalian
berdua. Kalau aku pergi dari pusara kalian, itu bukan karena aku merasa
bosan kepada kalian. Dan kalau aku berlama-lama di pusara kalian, itu
bukan karena aku tak lagi percaya dengan kuasa Tuhan dan apa yang telah
Tuhan janjikan kepada orang-orang yang tengah ditimpa kepedihan.”
.
Setelah menguburkan Fathimah az-Zahra (as),
rombongan berisi keluaga dekat Nabi dan para sahabat pilihannya segera
bergegas kembali ke rumahnya masing- masing sehingga tidak ada satu
orangpun di kota Madinah yang tahu dimana Fathimah dikuburkan.
.
Sesampainya mereka di rumah, anak-anak dengan
segera sadar bahwa mereka telah ditinggalkan oleh ibunya. Mereka
merasakan kesepian yang mencekik. Imam Ali segera menghibur mereka
supaya kesedihan tak terlalu larut membawa pikiran mereka. Akan tetapi
itu tidak mudah dilakukan. Imam Ali mencoba menenangkan diri mereka dan
kemudian ia sendiri masuk ke dalam kamar dan kemudian larut dalam
tangisan yang sendu. Pahlawan Badar, Uhud, Khaybar, Khandaq dan beberapa
perang lainnya itu merasakan kelelahan yang luar biasa dalam menahan
kepedihan dan akhirnya ia lampiaskan dalam tangisan. Tangisan karena
rasa cinta dan kehilangan; bukan tangisan manja dan penuh keputus-asaan.
.
Mereka semua telah melalui serangkaian kejadian yang menyesakkan sepeninggal Rasulullah. Pengangkatan Imam Ali di Ghadir Khum
telah dilupakan secara sengaja oleh banyak orang; tanah Fadak sudah
dirampas; rumah mereka telah diserang oleh para utusan khalifah pertama;
pintu rumah keluarga Nabi yang didobrak menimpa Bunda Fathimah
az-Zahra—pintu itu mematahkan beberapa tulang iganya dan menggugurkan
kandungannya. Isteri sang Imam harus terbaring sakit di ranjangnya
selama beberapa hari setelah itu; terbaring sendirian dan terisolasi
dari dunia luar dan kemudian meninggal dalam kepedihan yang menyesakkan!
Salah satu sudut pandang tempat bernama Ghadir Khum
.
Malam hari itu setiap anak terpaksa saling
menghibur untuk meredakan kesedihan mereka. Mereka berkumpul dalam satu
kamar dan tidur kelelahan……………hari-hari yang berat akan masih
menyambangi mereka satu demi satu. Sementara itu Bunda Fathimah
menyaksikan mereka dengan wajah sendu.
.
MENGAPA KUBURANNYA DIRAHASIAKAN?
Hingga detik ini tidak ada seorangpun yang tahu
persis dimanakah kuburan dari sayyidah Fathimah (as) yang kepadanya
Rasulullah selalu memberikan pernghormatan yang penuh takzim. Rasulullah
selalu senantiasa berdiri menyambut apabila Fathimah datang menjenguk.
Rasulullah seringkali didengar orang berkata: “Fathimah itu adalah
bagian dari diriku. Siapapun yang menyakiti diri Fathimah akan berarti
menyakiti diriku.” Rasulullah juga seringkali berkata: “Barangsiapa yang
menyakiti Fathimah, ia berarti menyakitiku; barangsiapa yang
menyakitiku, berarti ia telah menyakiti Allah!”. Rasulullah juga
seringkali berkata: “Allah menjadi sangat marah karena kemarahan
Fathimah; dan merasa senang dengan rasa senang Fathimah.” Sejarah telah
mencatat bahwa Fathimah dikuburkan di sekitar Jannat al-Baqi di Madinah
akan tetapi tidak ada seorangpun yang tahu tempat persisnya; tak ada
seorangpun yang bisa menunjukkan dengan pasti di mana makam dari puteri
Nabi yang suci itu.
.
USAHA-USAHA UNTUK MENCARI DAN MEMBUKA KUBURAN FATHIMAH (as) DI JANNAT AL-BAQI SENANTIASA MENGALAMI KEGAGALAN
.
Ketika
matahari terbit di keesokan harinya, orang-orang di kota Madinah
berduyun-duyun menuju rumah Ali (as). Mereka ingin ikut serta dalam
upacara penguburan dari puteri kandung Rasulullah itu. Akan tetapi
mereka terpaksa gigit jari karena upacara penguburan telah lama selesai.
Penguburan sayyidah Fathimah dilakukan secara sembunyi-sembunyi di
malam hari dan tanpa kehadiran penduduk kota Madinah.
.
Pada saat yang bersamaan Imam Ali sedang membuat empat buah kuburan baru di Jannat al-Baqi
untuk mengelabui para penduduk kota Madinah supaya orang-orang tidak
tahu dimana letak kuburan Fathimah yang sebenarnya. Ketika para penduduk
kota Madinah memasuki kompleks pemakaman, mereka kebingungan karena ada
empat buah kubur yang baru dan mereka tidak tahu yang mana yang kuburan
Fathimah (as) yang asli. Mereka saling pandang satu sama lainnya dan
segera saja perasaan bersalah menyelimuti mereka. Mereka berkata: “Nabi
kita tidak meninggalkan satupun anak kecuali Fathimah (as). Dan sekarang
puteri Rasulullah telah meninggal dan kita sama sekali tidak ikut serta
dalam upacara penguburannya. Kita bahwak tidak sadar dan tidak tahu
persis dimana letak makamnya”
.
Kompleks pemakaman Jannatul Baqi sebelum dihancurkan rezim Saudi pada tahun 1925
.
Pemerintah yang berkuasa sadar sekali akan bahaya
yang mengancam dari peristiwa ini. Kematian puteri tercinta Nabi setelah
kejadian penyerbuan ke rumahnya oleh pemerintah yang berkuasa, serta
upacara penguburan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi akan mengharu
biru perasaan emosi dari para penduduk kota Madinah. Oleh karena itu,
pemerintah membuat pengumuman yang mengejutkan: “Buatlah kelompok berisi
wanita Muslimah dan suruh mereka untuk menggali makam-makam ini agar
kita bisa menemukan mayat Fathimah dan kita bisa menshalatkan dia dan
menguburkannya lagi”
.
Kompleks pemakaman Jannatul Baqi setelah penghancuran yang
diperintahkan oleh rezim Saudi. Rupanya rezim Saudi menindaklanjuti
rencana rezim Abu Bakar yang tertunda belasan abad sebelumnya.
.
Kemudian mereka tanpa basa-basi lagi dan tanpa
mengenal rasa malu dan khawatir sedikitpun mulai melaksanakan rencana
mereka. Mereka melanggar wasiat yang telah diberikan oleh Fathimah!
Mereka juga melanggar hak-hak privasi seseorang. Imam Ali telah berusaha
untuk menyembunyikan makam Fathimah akan tetapi mereka berusaha untuk
membongkarnya.
.
Apakah mereka telah lupa betapa tajamnya pedang
Imam Ali, Zulfiqar? Apakah mereka telah lupa betapa beraninya Imam Ali?
Apakah mereka akan mengira bahwa Imam Ali akan tetap diam melihat
perbuatan tercela mereka? Apakah mereka mengira Imam Ali akan diam tak
bertindak melihat mereka membogkar kuburan Fathimah?
Kompleks pemakaman Jannatul Baqi sekarang……….rata dengan tanah.
Tidak menyisakan keindahan melainkan sebuah gurun gersang. Kalau saja
orang tidak pernah mengingatnya sebagai kompleks pemakaman para sahabat
dan isteri-isterin Nabi dan Ahlul Bayt Nabi, mungkin orang sama sekali
tidak bisa mengetahui nilai sejarahnya. Rezim Saudi ingin melupakan
nilai historis dari kompleks pemakaman ini.
.
Imam Ali sama sekali tidak melawan atau melakukan
tindakan balasan atas perlakuan rezim Abu Bakar sepeninggal Rasulullah
karena Imam Ali tidak ingin perlawanannya menimbulkan perpecahan di
kalangan Muslimin. Umat Islam akan terpecah-pecah kedalam berbagai
kelompok kepentingan dan itu tak bisa dihindarkan kalau Imam Ali
melawan. Imam Ali dan keluarga Nabi terpaksa mengorbankan dirinya
sebagai tumbal untuk persatuan dan keutuhan umat Islam. Imam Ali selama
ini tidak melawan meskipun ada tindakan-tindakan kejahatan yang
dilakukan kepada Fathimah sebelum maupun setelah Nabi wafat. Imam Ali
tidak melawan karena Imam Ali telah diperintahkan oleh Rasulullah untuk
bersabar, akan tetapi kesabaran itu sampai pada batas yang telah
ditentukan. Ketika Imam Ali menerima berita bahwa rezim Abu Bakar akan
membongkar kuburan Fathimah, Imam Ali dengan segera mengenakan pakaian
perangnya dan bergegas menuju pemakaman Jannat al-Baqi. Seseorang dari
mereka berteriak melihat kedatangan Imam Ali, “Ini Ali bin Abu Thalib
datang dengan menghunus pedangnya dan berkata: “Barangsiapa ada yang
berani untuk membongkar makam puteri Nabi walaupun ia hanya memindahkan
sebuah batu darinya, aku akan memukul punggungnya dengan pedang hingga
orang terakhir dari kalian, wahai kaum yang dzalim.”
.
Orang-orang yang tahu benar akan keseriusan Imam
Ali segera mundur teratur melihat ancaman itu bukan hanya sekedar
bualan. Mereka sadar bahwa Imam Ali akan melaksanakan ancamannya kepada
orang yang berani mengganggu kuburan isterinya, Fathimah. Pada waktu
itu, ada seorang suruhan dari pemerintah yang berkuasa yang datang
dengan gemetar menghadap Imam Ali sambil berkata: “Ada apa gerangan, ya
Abbal Hasan? Demi Allah, kami ini akan menggali kuburannya dan membawa
jasadnya keluar untuk kami shalatkan.”
.
Imam Ali menjambak pakaian orang itu dan
mengguncang-guncangnya kemudian melemparkannya ke tanah jauh sekali dan
kemudian berkata: “Wahai anaknya Sawada! Aku telah lama mengabaikan
hakku dan kewajibanku untuk melindungi orang-orang dari mencampakkan
keyakinannya…………akan tetapi demi kuburan Fathimah dan demi DIA yang
jiwaku ada di tanganNya, apabila engkau dan para pengikutmu berusaha
untuk membongkar kuburan Fathiimah, maka saksikanlah…………aku akan
menggenangi tanah ini dengan darah kalian!”
Pada saat-saat kritis seperti ini akhirnya Abu
Bakar datang tergopoh-gopoh dan menggigil ketakutan sambil berkata:
“Wahai Abu Al-Hasan, aku memohon kepadamu demi hak Rasulullah dan demi
DIA yang ada di Arasy; tinggalkanlah lelaki itu dan kami berjanji tidak
akan melakukan apapun yang engkau tidak sukai.”
.
Akhirnya hingga saat ini detik ini, lokasi dari kuburan Fathimah (as) tetaplah misteri………tak seorangpun yang tahu.
Fathimah az-Zahra (as) telah berwasiat agar
dikuburkan pada malam hari. Permintaannya agar kuburannya disembunyikan
merupakan pesan tersendiri yang ingin disampaikan lewat rintang sejarah
hingga ke masa yang akan datang. Fathimah Az-Zahra (as) ingin agar pesan
ini sampai kepada seluruh umat Islam………….pesan yang menyatakan bahwa
keluarga Nabi telah disia-siakan dan didzalimi serta hak-haknya dirampas
oleh rezim yang berkuasa. Dan ini bisa menjadi titik balik sejarah di
kehidupan seseorang yang hanya mengetahui satu versi sejarah yaitu
sejarah yang ditulis dan diajarkan penguasa dan diindoktrinkan ke dalam
sel-sel darah umat Islam.
.
Fathimah Az-Zahra membangkitkan kehidupan dari
kematian; memberikan kemenangan dari kekalahan; dan sebuah cerita
kepahlawanan dan perdamaian dari jaman ke jaman ia ciptakan dari
hidupnya yang penuh kepedihan. Fathimah menciptakan sebuah revolusi di
setiap jantung kaum Muslim yang sadar dari satu generasi ke generasi
lainnya. Jantung Fathimah masih berdetak di sela-sela detak jantung umat
Islam. Dan kedua belah matanya terjaga menunggu bendera kebebasan yang
akan berkibar bersama dengan kedatangan puteranya yang ditunggu-tunggu
yaitu Imam Mahdi (as).
.
Sekarang ini, seperti juga pada jaman-jaman lainnya
yang telah lalu, kita semua menghadapi kepedihan dan penindasan. Kita
harus bersabar dalam menghadapi kepedihan ini. Kita harus meneruskan
pesan Fathimah ini ke generasi selanjutnya. Kita harus sampaikan
penderitaan keluarga Nabi ini kepada generasi kita dan selanjutnya agar
mereka tahu bahwa Rasulullah dan misi keIslamannya telah mendapatkan
tekanan dari orang-orang terdekatnya dan Islam telah dicampuri dan
dikotori oleh mereka.
No comments:
Post a Comment