أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
NABI MUHAMMAD BERTEMU DENGAN NABI IBROHIM AS.
Setelah
Rosululloh SAW Mi’roj, dan waktu beliau akan kembali ke dunia, disitu
beliau bertemu dengan Nabiyyulloh Ibrohim AS, yang waktu itu Nabi
Ibrohim menyandarkan dirinya di Baital Makmur.
Bait : Rumah. Makmur : Ramai.
Jadi Baital Makmur itu rumah yang ramai, dan setiap hari masuk
70.000 Malaikat ke Baital Makmur. Masuk tapi tidak pernah keluar.
Mungkin ditimbang-timbang oleh akal fikir : “Kok cukup ya, 70.000 Malaikat masuk ke Baital Makmur, seberapa besarnya Baital Makmur itu ? Apa tidak berdesakan ?”
Jawabnya : “Ya tidak berdesakan, sebagai contoh sebuah gedung yang
dipenuhi dengan cahayanya lampu, apakah kita di dalam gedung yang penuh
dengan cahaya lampu itu merasa terdesak oleh cahaya lampu ? Kan tidak
terdesak oleh cahaya lampu, malaikat itupun juga dari cahaya”.
Setelah Rosululloh kembali dari Mi’roj dan waktu akan turun ke
dunia, Rosululloh bertemu dengan Nabiyyulloh Ibrohim AS. Hal ini
diterangkan dalam Hadits Nabi :
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WASALLAMA : RO-AITU
IBROOHIIMA LAILATA USRIYA BII FAQOOLA : YAA MUHAMMADU AQRI` UMMATAKAS
SALAAMA WA-AKHBIRHUM ANNAL JANNATA THOYYIBATUT TURBATA ‘ADZBATUL MAA-I
WA-ANNAHAA QII’ANUN WAGHOROO SUHAA SUBHAANALLOOH, WALHAMDULILLAAH,
WALAA-ILAAHA ILLALLOOH, WALLOOHU AKBAR, WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA
BILLAAHIL ‘ALIYYIL ‘ADHIIM.
‘An Ibni Mas’ud Hadits Shohih Jami’ush Shoghir -Jilid II – Bab Huruf (Ro`) – Halaman : 33.
Artinya : “Bersabda Rosululloh SAW : Saya melihat Ibrohim pada
malam aku di-Isro`kan, maka beliau berkata : wahai Muhammad,
sampaikanlah salam kepada umatmu dan beritahukanlah kepada mereka,
sesungguhnya syurga itu tanahnya suci dan airnya tawar. Dan ada tanah
datar tanamannya ialah Subhanalloh, Wal hamdulillah, Walaa-ilaaha
illalloh, Walloohu Akbar, Walaa Haula Walaa Quwwata Illaa Billaahil
’Aliyyuil ‘Adhiim”.
Kesimpulannya : Setelah Rosululloh SAW dari Mi’roj, dan akan
kembali ke dunia, Rosululloh bertemu dengan Nabiyyulloh Ibrohim AS yang
bersandar di Baital Makmur. Nabiyyulloh Ibrohim AS berkata kepada Nabi
Muhammad :
YAA MUHAMMADU AQRI` UMMATAKAS SALAAMA
Artinya : “Muhammad ! Sampaikan salamku kepada umatmu”.
Jadi Nabi Ibrohim (Rosul Ulul Azmi) itu kirim salam kepada kita (umat Nabi muhammad) : “Assalaamu ‘Alaikum“, yang menyampaikan adalah Nabi Muhammad, ya kita jawab : “Wa’alaikumus Salam”.
Bapak Kyai dawuh : “Pernahkah kita mendengar Kanjeng Nabi menyampaikan salam kepada kita ? Kalau dijawab tidak mendengar, lho apakah kita itu budek (tuli) ! Ya mendengar, tapi tidak diperhatikan itulah yang jadi sebab tidak mendengar salam yang disampaikan Kanjeng Nabi”.
Setelah Nabi Ibrohim berkata yang maksudnya kirim salam kepada umatnya Nabi muhammad, kemudian berkata lagi :
WA-AKHBIRHUM
Artinya : “Sampaikanlah khabar kepada umatmu”.
1. ANNAL JANNATA THOYYIBATUT TURBATA
Artinya : “Sesungguhnya syurga itu tanahnya suci”.
Jadi syurga itu ada tanahnya, tapi tidak seperti tanah yang ada di dunia sini, tanahnya syurga itu suci.
2. WA ‘ADZBATUL MAA-I
Artinya : “Airnya syurga itu tawar (tidak asin)”.
3. WA-ANNAHAA QII’ANU
Artinya : “(Di syurga itu) ada tanah yang datar”.
4. WAGHOROOSUHAA
Artinya : “Dan tanamannya (di tanah datar syurga itu ada 5 jenis pohon, yaitu : )”.
1. SYAJAROTUT TASBIIHA yaitu : SUBHAANALLOOH.
2. SYAJAROTUT TAHMIIDA yaitu : ALHAMDULILLAAH.
3. SYAJAROTUT TAHLIILA yaitu : LAA ILAAHA ILLALLOOH.
4. SYAJAROTUT TAKBIIRO yaitu : ALLOOHU AKBAR
5. SYAJAROTUT TABRII-AH yaitu : LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL ‘ALIYYIL ‘ADHIIM.
Lima macam diatas inilah, jenisnya pohon syurga, dan semuanya dinamakan : Syajarotut Thoyyibah. Oleh karena buminya syurga itu Thoyyibah (suci), maka pohon yang timbul dari bumi yang Thoyyibah itupun dinamakan : Syajarotut Thoyyibah. Tapi mengapakah yang umum dikatakan Syajarotut Thoyyibah itu LAA-ILAAHA ILLALLOOH ?
Dikatakan seperti itu, karena dilihat dari segi penonjolannya saja, tapi sebenarnya semuanya diatas adalah juga Syajarotut Thoyyibah.
Dan kalau sekarang kita tidak menanam lima pohon Thoyyibah itu, ya
janganlah kita mengharap-harap bertemu dengan buahnya pohon Thoyyibah.
Kalau pohon Thoyyibah itu ditanam, maka buahnya bisa kita rasakan setiap
detik.
Dalam Al Qur-an diterangkan:
KULLA HIININ BI-IDZNI ROBBIHAA.
KALIMATAN THOYYIBATAN KASYAJAROTIN THOYYIBATIN ASHLUHAA TSAABITUN
WAFAR’UHAA FIS SAMAA-I TU`TII UKULAHAA KULLA HIININ BI-IDZNI ROBBIHA
~ Bagaimanakah manisnya buah Syajarotut Tasbiihaa?
~ Bagaimanakah manisnya buah Syajarotut Tahmiida ?
~ Bagaimanakah manisnya buah Syajarotut Tahliila?
~ Bagaimanakah manisnya buah Syajarotut Takbiiro ?
~ Bagaimanakah manisnya buah Syajarotut Tabrii-ah ?
Kesemuanya itu, bisa dirasakan bagi orang yang menanam pohon-pohon
tersebut. Jadi pohon-pohon tersebut ditanam dibumi, tapi bukan bumi
disini ini, tapi buminya syurga, dan syurga itu diatasnya langit.
Soal : Lalu bagaimana menanamnya pohon-pohon tersebut disini, sedangkan syurga itu diatasnya langit ?
Jawab : Ya ditanam diatasnya langit.
Soal : Waktu menanamnya apakah besok ?
Jawab : Tidak besok, tapi sekarang ini waktu menanamnya.
Soal : Menanamnya diatas langit, lha langitnya itu bagaimana !
Jawab : Masak nggak tahu dengan langitnya sendiri, langit kita itu mana ! Bumi kita itu mana ! Bumi kita lapis tujuh, langit kita lapis tujuh.
Kalau kita sungguh-sungguh menanam pohon-pohon 5 jenis tersebut
dengan betul, yakni tanah sebelum ditanam dipersiapkan dahulu, dan kalau
sudah ditanam, lalu pohon tersebut dijaga dengan sungguh-sungguh jangan
sampai terkena penyakit-penyakit yang akan merusak pohon tersebut,
begitu juga rumput-rumput yang menggangu tanaman tersebut harus
dicabuti, maka kalau demikian pohon-pohon tersebut buahnya akan dapat
dirasakan kenikmatannya. Akan tetapi kalau sesudah pohon tersebut
ditanam, kemudian pohon itu dibiarkan begitu saja, rumput-rumput yang
mengganggunya tidak dicabuti, maka pohon tersebut tidak akan
menghasilkan apa-apa.
***
No comments:
Post a Comment