أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Hidup
di era penuh fitnah yang kita jalani dewasa ini menuntut kewaspadaan
dan antisipasi menghadapi puncak fitnah, yaitu keluarnya Al-Masih
Ad-Dajjal. Semua Nabi utusan Allah memperingatkan kaumnya masing-masing
akan munculnya fitnah paling dahsyat sepanjang zaman. Tetapi hanya Nabi
Akhir Zaman, yakni Muhammad صلى الله عليه و سلم yang memberikan gambaran
paling rinci mengenai Ad-Dajjal. Hal ini wajar karena ummatnya-lah yang
akan Allah taqdirkan berhadapan langsung dengan puncak fitnah tersebut.
إِنَّهُ
لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ مُنْذُ ذَرَأَ اللَّهُ ذُرِّيَّةَ
آدَمَ أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْ
نَبِيًّا إِلَّا حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ وَأَنَا آخِرُ
الْأَنْبِيَاءِ وَأَنْتُمْ آخِرُ الْأُمَمِ وَهُوَ خَارِجٌ فِيكُمْ لَا
مَحَالَةَ
"Rasulullah
صلى الله عليه و سلم pernah berkhutbah: Sungguh, semenjak Allah
menciptakan anak cucu Adam, tidak ada fitnah yang lebih dahsyat dari
fitnah Ad-Dajjal, dan tidak ada satu Nabi pun yang diutus oleh Allah
melainkan memperingatkan umatnya mengenai fitnah Ad-Dajjal. Sedangkan
Aku adalah Nabi yang terakhir dan kamu juga ummat yang terakhir, maka
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Ad-Dajjal akan keluar di tengah-tengah
kalian. (IBNUMAJAH - 4067) Shahih
Dan
telah terbukti bahwa sejak manusia dihadirkan ke muka bumi hingga hari
ini Ad-Dajjal belum keluar. Tetapi Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم
menegaskan bahwa kita sebagai ummat terakhir alias ummat Akhir Zaman
pasti akan berhadapan langsung dengan Ad-Dajjal. Nabi bersabda: “Sedangkan
Aku adalah Nabi yang terakhir dan kamu juga ummat yang terakhir, maka
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Ad-Dajjal akan keluar di tengah-tengah
kalian.”
Dalam
hadits lainnya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menjelaskan bahwa
ummat terakhir ini akan mengalami lima babak perjalanan sejarahnya. Dan
ternyata kita yang hidup di era modern dewasa ini sedang berada di babak
keempat dari lima babak perjalanan sejarah tersebut. Selama babak
pertama, kedua maupun ketiga Ad-Dajjal belum Allah taqdirkan keluar ke
tengah-tengah ummat manusia untuk menebar fitnah dahsyatnya. Sementara
itu, di babak keempat yang masih berlangsung ini, ummat Islam meraskan
sangat banyaknya fitnah yang kian menyebar dan kian memuncak.
Bayangkan...! Selama tigabelas abad perjalanan ummat Islam dunia merasakan rahmat dienullah
Al-Islam sebagai aturan yang diterapkan oleh para pemimpin Islam, baik
di babak pertama, kedua maupun ketiga. Kita tidak menutup mata adanya
pasang-surut kebaikan dan keburukan sosok-sosok pemimpin Islam di
masa-masa itu, terutama selama babak ketiga yaitu babak kepemimpinan Mulkan ‘Aadhdhon
(raja-raja yang menggigit). Tetapi secara umum kebaikan ajaran Islam
masih dinikmati masyarakat luas karena para pemimpin di masa itu masih
berusaha memenuhi kriteria dirinya sebagai ulil amri minkum (para pemimpin di antara orang-orang beriman) sebab mereka masih memenuhi keharusan yang Allah sebutkan:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS An-Nisa 59)
Baik itu babak kenabian, babak khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah (khulafa ar-rasyidin) maupun babak mulkan ‘aadhdhon, para pemimpin Islam masih berusaha untuk setia memenuhi kriteria “... jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya)...” Berbagai
persoalan kehidupan bermasyarakat dan bernegara diselesaikan
berdasarkan dan merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kehidupan
bermasyarakat dan bernegara dilandasi oleh dienullah Al-Islam.
Namun
begitu memasuki babak keempat, yang ditandai dengan runtuhnya secara
formal tatanan bermasyarakat dan bernegara berlandaskan Islam (baca:
al-khilafah al-Islamiyyah), maka Allah taqdirkan terjadinya perpindahan
kepemimpinan dunia dari tangan para pemimpin Islam kepada masyarakat di
luar ummat Islam. Allah menguji ummat Islam dengan diserahkannya
kepemimpinan dunia kepada kaum kafir barat, Eropa kemudian Amerika, yang
tidak lain adalah kaum yahudi dan nasrani. Akhirnya dunia tidak lagi
menikmati rahmat diterapkannya dienullah Al-Islam. Dunia mulai mengalami
ketidakjelasan tuntunan, arah dan tujuan. Dunia tidak di-manage oleh
para pemimpin yang memberlakukan Islam sebagai solusi menghadapi
berbagai persoalan hidup dan kehidupan. Kaum yahudi dan nasrani jelas
tidak menjadikan hidayah/petunjuk Allah sebagai tuntunan di dalam
memimpin dunia modern. Bagaimana mereka dapat menuntun ummat manusia ke
jalan yang benar jika mereka sendiri tersesat?
Sejak
limabelas abad yang lalu Nabi صلى الله عليه و سلم telah memprediksi
bahwa Allah bakal taqdirkan kaum Yahudi dan Nasrani memegang
kepemimpinan global dunia sehingga sebagian ummat Islam bakal mengekor
kepada mereka dalam segenap aspek kehidupan sampai masuk ke lubang biawak alias kebinasaan..!
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ
لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
"Sungguh,
kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian
sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekalipun
mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian pasti akan mengikuti
mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi
dan Nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (HR Muslim) Shahih
Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menyebut babak keempat perjalanan sejarah ummat Islam sebagai babak kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan
(para raja/penguasa yang memaksakan kehendaknya). Dan kita saat ini
jelas membukitkan kebenaran prediksi Nabi tersebut..! Para pemimpin
dunia modern –baik skala lokal apalagi global- memimpin manusia
berlandaskan kehendaknya sendiri, bukan kehendak Allah dan Rasul-Nya.
Ada yang memaksakan kehendaknya secara individual (para diktator) dan
ada juga yang memaksakan kehendaknya secara kolektif (kerjasama badan
eksekutif, legislatif dan yudikatif). Bagaimanapun bentuknya, semua
tidak memimpin berdasarkan kehendak/petunjuk Allah dan Rasul-Nya..! Inilah babak paling kelam dalam sejarah ummat Islam..! Pantas
bilamana ummat Islam yang faham dan cinta Islam sangat merasakan
keprihatinan yang begitu mendalam hidup di era penuh fitnah ini.
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
“Babak(1)kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang babak (2)Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian, selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, kemudian datang babak (3)Raja-raja yang Menggigit selama beberapa masa, selanjutnya datang babak (4) Para penguasa yang memaksakan kehendak (diktator) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan terulang kembali babak (5)Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian. Kemudian Rasul صلى الله عليه و سلم terdiam.” (HR Ahmad Shahih)
Mengingat
bahwa ini merupakan babak paling kelam dalam sejarah ummat Islam, maka
sudah sepantasnya kita mempersiapkan diri menghadapi keluarnya puncak
fitnah di babak ini. Sungguh kita patut menduga bahwa keluarnya
Ad-Dajjal untuk menebar fitnah bakal berlangsung di babak keempat ini,
babak dimana kita sedang hidup dewasa ini..!
Dan
tahukah kita apa yang akan dinyatakan oleh Ad-Dajjal saat ia keluar ke
tengah ummat manusia? Fitnah besar apakah yang akan ditampilkan olehnya?
Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menjelaskan dalam hadits berikut:
يَا عِبَادَ اللَّهِ فَاثْبُتُوا فَإِنِّي سَأَصِفُهُ لَكُمْ صِفَةً لَمْ يَصِفْهَا
إِيَّاهُ نَبِيٌّ قَبْلِي يَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ وَلَا تَرَوْنَ رَبَّكُمْ حَتَّى تَمُوتُوا
“Wahai
hamba Allah, wahai para manusia, teguhkanlah diri kalian, karena aku
akan menerangkan sifat-sifatnya (Ad-Dajjal) yang belum pernah
diterangkan oleh seorang Nabi pun sebelumku. Ia (Ad-Dajjal) akan
berkata: 'Aku adalah Rabb kalian.' Sedangkan kalian tidak akan bisa
melihat Allah kecuali setelah kalian meninggal.” (IBNUMAJAH -
4067)Shahih
Inilah
fitnah besar yang akan terjadi saat Ad-Dajjal keluar. Ia akan mengaku
dirinya sebagai Rabb...! Persis sebagaimana dahulu kala Fir’aun
meng-claim dirinya sebagai Rabb di hadapan masyarakat Mesir yang
dipimpinnya.
فَحَشَرَ فَنَادَى فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى
“Maka
dia (Fir’aun) mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru
memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: "Akulah Rabb-mu yang paling
tinggi". (QS An-Naazi’at 23-24)
Keluarnya
fitnah Al-Masih Ad-Dajjal menjadi seperti pengulangan sejarah Fir’aun.
Sungguh Ad-Dajjal dan Fir’aun memang memiliki kesamaan yaitu dalam hal
kedua-duanya sama-sama merupakan penguasa zalim alias thaghut.
Bahkan semua thaghut sepanjang zaman pada hakikatnya memiliki
kesombongan yang mirip antara satu sama lainnya. Hanya saja ada yang
sampai ke derajat mengaku secara terbuka bahwa dirinya adalah Rabb
tandingan Allah dan ada yang tidak menyatakannya secara lisan, tetapi
sikap dan perilakunya kurang lebih sama, yaitu bertingkah seolah dirinya
merupakan tandingan bagi Allah. Thaghut menuntut masyarakat untuk
mentaati dirinya sebagaimana manusia semestinya mentaati Allah. Thaghut
menuntut dirinya dicintai sebagaimana manusia semestinya mencintai
Allah. Tetapi claim diri sebagai Rabb yang bakal dilakukan oleh puncak
thaghut –yakni Ad-Dajjal- akan sangat berbeda dari yang pernah dilakukan
oleh thaghut manapun sepanjang zaman. Mengapa? Karena Ad-Dajjal tidak
saja bermodalkan kesombongan dan kekuasaan, tetapi ia bakal diizinkan
Allah menampilkan sihir tingkat tinggi untuk meyakinkan manusia bahwa
dirinya memang benar-benar Rabb tandingan Allah سبحانه و تعالى ..!!
Inilah
fitnah besar yang akan terjadi saat Ad-Dajjal keluar. Ad-Dajjal akan
meng-claim dirinya sebagai Rabb, pencipta, pemilik, pemelihara dan
penguasa alam semesta...! Persis sebagaimana dahulu kala Fir’aun
meng-claim dirinya sebagai Rabb di hadapan rakyat Mesir yang
dipimpinnya.
فَحَشَرَ فَنَادَى فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى
“Maka
dia (Fir’aun) mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru
memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: "Akulah Rabb-mu yang paling
tinggi". (QS An-Naazi’at 23-24)
Keluarnya
fitnah Al-Masih Ad-Dajjal menjadi seperti pengulangan sejarah Fir’aun.
Ad-Dajjal dan Fir’aun memang memiliki kesamaan yaitu kedua-duanya
sama-sama merupakan penguasa zalim alias thaghut.
Bahkan semua thaghut sepanjang zaman memiliki kesombongan yang mirip
satu sama lainnya. Hanya saja ada yang mengaku secara terbuka bahwa
dirinya adalah Rabb tandingan Allah, dan ada yang tidak menyatakannya
secara lisan, tetapi sikap dan perilakunya kurang lebih sama, yaitu
bertingkah seolah dirinya merupakan tandingan bagi Allah. Thaghut
menuntut masyarakat untuk mentaati dirinya sebagaimana manusia
semestinya mentaati Allah. Thaghut menuntut dirinya dicintai sebagaimana
manusia semestinya mencintai Allah. Tetapi claim diri sebagai Rabb yang
bakal dilakukan oleh puncak thaghut –yakni Ad-Dajjal- akan sangat
berbeda dari yang pernah dilakukan oleh thaghut manapun sepanjang zaman.
Mengapa? Karena Ad-Dajjal tidak saja bermodalkan kesombongan dan
kekuasaan, tetapi ia bakal diizinkan Allah menampilkan sihir tingkat
tinggi untuk meyakinkan manusia bahwa dirinya memang benar-benar Rabb
tandingan Allah سبحانه و تعالى ..!! Dajjal bakal tampil dengan aneka
keluar-biasaan alias hal-hal supra-natural
yang menyebabkan banyak manusia menjadi sulit mengingkari bahwa Dajjal
merupakan Rabb tandingan Allah. Perhatikanlah hadits Nabi Muhammad صلى
الله عليه و سلم di bawah ini:
يَا عِبَادَ اللَّهِ فَاثْبُتُوا فَإِنِّي سَأَصِفُهُ لَكُمْ صِفَةً لَمْ يَصِفْهَا إِيَّاهُ
نَبِيٌّ قَبْلِي يَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ وَلَا تَرَوْنَ رَبَّكُمْ حَتَّى تَمُوتُوا
“Wahai
hamba Allah, wahai para manusia, teguhkanlah diri kalian, karena aku
akan menerangkan sifat-sifatnya (Ad-Dajjal) yang belum pernah
diterangkan oleh seorang Nabi pun sebelumku. Ia akan berkata: 'Aku
adalah Rabb kalian.' Sedangkan kalian tidak akan bisa melihat Allah
kecuali setelah kalian meninggal. (IBNUMAJAH - 4067)Shahih
Nabi
Muhammad صلى الله عليه و سلم menerangkan kepada ummat Islam sifat-sifat
Ad-Dajjal yang belum pernah diterangkan oleh seorang Nabipun sebelum
beliau. Dan ketika Ad-Dajjal meng-claim dirinya adalah Rabb, Nabi
memberikan satu kunci penting kepada kita agar tidak kena tipuan Dajjal.
Nabi mengingatkan bahwa manusia tidak akan bisa melihat atau memandang
Allah selagi masih hidup di dunia fana ini. Nanti, setelah meninggal
dunia baru Allah izinkan manusia melihat Rabb semesta alam, yaitu Allah
سبحانه و تعالى .
أَنَّ أُنَاسًا فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا
يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ هَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ
بِالظَّهِيرَةِ ضَوْءٌ لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ قَالُوا لَا قَالَ وَهَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ
الْبَدْرِ ضَوْءٌ لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ قَالُوا لَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تُضَارُونَ
فِي رُؤْيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا كَمَا تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا
Sejumlah
orang pada masa Rasulullah صلى الله عليه و سلم bertanya; 'Ya
Rasulullah, apakah kami dapat melihat Allah pada hari kiamat? Nabi صلى
الله عليه و سلم menjawab. 'Iya, ' apakah kalian merasa kesulitan
melihat matahari yang terang benderang serta tidak ada mendung?" Mereka
berkata: "Tidak wahai Rasulullah!" lalu Rasulullah صلى الله عليه و سلم
bersabda: "Apakah kalian merasa kesulitan melihat rembulan pada malam
purnama yang tidak ada mendung dibawahnya?", mereka berkata; "Tidak,
wahai Rasulullah!" Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda:
"Sesungguhnya kalian akan melihat-Nya kelak pada hari kiamat tanpa
merasa kesulitan sebagaimana kalian melihat salah satu dari keduanya
(matahari dan bulan).” (HR Bukhari) Shahih
Tetapi masalahnya bukan sekedar mengaku sebagai Rabb. Ad-Dajjal kelak akan menampilkan berbagai atraksi supra-natural
yang menyihir banyak manusia sehingga menjadi yakin bahwa Dajjal memang
benar-benar Rabb tandingan Allah سبحانه و تعالى . Selanjutnya Nabi
Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda:
وَإِنَّ
مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَقُولَ لِأَعْرَابِيٍّ أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ
لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَبُّكَ فَيَقُولُ نَعَمْ
فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِي صُورَةِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ
فَيَقُولَانِ يَا بُنَيَّ اتَّبِعْهُ فَإِنَّهُ رَبُّكَ
“Dan
di antara fitnah (Ad-Dajjal) juga adalah, ia akan berkata kepada
seorang Arab, 'Pikirkanlah olehmu, sekiranya aku dapat membangkitkan
ayah dan ibumu yang telah mati, apakah kamu akan bersaksi bahwa aku
adalah Rabb-mu? ' Laki-laki Arab tersebut menjawab, 'Iya.' Kemudian
muncullah setan yang menjelma di hadapannya dalam bentuk ayah dan
ibunya, maka keduanya berkata, 'Wahai anakku, ikutilah ia (Ad-Dajjal),
sesungguhnya dia adalah Rabb-mu.' (HR Ibnu Majah - 4067)Shahih
Subhanallah...! Bayangkan,
Allah bakal mengizinkan Dajjal meyakinkan seorang Arab bahwa dirinya
benar-benar Rabb. Dan si Arab itu bakal mempercayainya karena Dajjal
(seolah-olah) berhasil menghidupkan kembali kedua orang-tua si Arab
tersebut yang sudah meninggal dunia. Kemudian kedua orang-tuanya itu
bersaksi bahwa Ad-Dajjal memang Rabb si orang Arab itu. Kedua
orang-tuanya berkata: 'Wahai anakku, ikutilah ia (Ad-Dajjal), sesungguhnya dia adalah Rabb-mu.' Na’udzubillahi min dzaalika...!
Bukan
hanya itu keluarbiasaan atau sihir Ad-Dajjal. Ia bahkan diizinkan
menyembuhkan berbagai penyakit yang diidap manusia. Di antaranya
menyembuhkan penyakit buta serta orang berkulit belang.
وَإِنَّهُ يُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَيُحْيِي الْمَوْتَى وَيَقُولُ لِلنَّاسِ أَنَا رَبُّكُمْ
Nabiyullah
صلى الله عليه و سلم bersabda: "Sesungguhnya Ia (Ad-Dajjal) dapat
menyembuhkan orang buta, orang berkulit belang, menghidupkan orang
mati.” (HR Ahmad - 19292)
Semua
hal di atas jelas berpotensi menyebabkan manusia menjadi takjub dan
mudah mempercayai bahwa Ad-Dajjal adalah Rabb selain Alah سبحانه و تعالى
. Apalagi mereka yang merasakan manfaat perbuatan Ad-Dajjal. Orang yang
tadinya buta kemudian menjadi dapat melihat tentunya akan sangat
berterimakasih kepada Ad-Dajjal. Orang yang tadinya berpenyakit kulit
belang kemudian menjadi sembuh tentu akan sangat berterimakasih kepada
Dajjal. Orang yang menyaksikan bahwa Dajjal sanggup menghidupkan orang
yang sudah mati tentunya dengan mudah menjadi yakin bahwa Dajjal-lah
Rabb yang menghidupkan dan mematikan makhluk....! Laa haula wa laa quwwata illa billaah...!
Selanjutnya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menerangkan bahwa barangsiapa takjub menghadapi berbagai perkara supra-natural
yang ditampilkan oleh Ad-Dajjal, maka ia bakal segera terfitnah oleh
Dajjal. Sebab saat ia sedang takjub itulah Ad-Dajjal segera melontarkan
pernyataan batil yang menjadi fitnah terbesar, yaitu: “Akulah Rabb kalian.” Dan barangsiapa membenarkan pengakuan batil Dajjal itu dengan kesaksian: “Engkau adalah Rabb-ku,” maka
ia telah terkena fitnah Ad-Dajjal. Sebab manusia itu berarti telah
melakukan puncak dosa yang tak bakal terampuni yaitu syirik
(mempersekutukan) Allah....
وَيَقُولُ لِلنَّاسِ أَنَا رَبُّكُمْ فَمَنْ قَالَ أَنْتَ رَبِّي فَقَدْ فُتِنَ
“...
dan (Ad-Dajjal) berkata kepada manusia, “Akulah Rabb kalian.”
Barangsiapa berkata, “Engkau adalah Rabb-ku,” maka ia telah terkena
fitnahnya.” (HR Ahmad - 19292)
Sedangkan
dosa syirik menyebabkan si pelaku tidak bakal terampuni jika dia tidak
bertaubat dari dosa syirik tersebut sebelum ajal menjemput. Semua dosa
selain syirik masih mungkin diampuni Allah. Tetapi tidak demikian halnya
dengan dosa syirik.
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ
لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang
siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar.” (QS An-Nisa 48)
Adapun
terhadap mukmin sejati Ad-Dajjal tidak bakal berhasil memfitnahnya.
Sebab seorang mukmin membekali dirinya dengan kemantapan iman-tauhid
bahkan sejak Ad-Dajjal belum keluar.
وَيَقُولُ لِلنَّاسِ أَنَا رَبُّكُمْ فَمَنْ قَالَ أَنْتَ رَبِّي فَقَدْ فُتِنَ وَمَنْ قَالَ رَبِّيَ اللَّهُ
حَتَّى يَمُوتَ فَقَدْ عُصِمَ مِنْ فِتْنَتِهِ وَلَا فِتْنَةَ بَعْدَهُ عَلَيْهِ وَلَا عَذَاب
“...
dan (Ad-Dajjal) berkata kepada manusia, “Akulah Rabb kalian.”
Barangsiapa berkata, “Engkau adalah Rabb-ku,” maka ia telah terkena
fitnahnya. Dan siapa yang mengatakan: “Allah-lah Rabb-ku,” hingga ajal
menjemputnya, maka ia telah terlindungi dari fitnah Dajjal, dan tidak
ada lagi fitnah maupun siksa (Dajjal) terhadap dirinya.” (HR Ahmad -
19292)
Keadaan
yang digambarkan hadits di atas sungguh sangat mirip dengan beberapa
peristiwa yang terjadi sekarang. Para pengikut atau fans Lady Gaga
sedemikian tersihirnya oleh tipuan Ratu Setan itu sehingga mem-publish
lewat twitter pernyataan Gaga Akbar...! Na’udzubillahi min dzaalika. Suatu pernyataan yang bagi seorang mukmin sejati hanya berhak ditujukan kepada Allah سبحانه و تعالى yakni Allahu Akbar.
Para
pembela thaghut syiah Bashar Asad di Suriah sedemikian tersihir oleh
pesonanya sehingga memaksa rakyat muslim melafalkan kesaksian batil
yaitu Laa ilaaha illa Bashar (tiada ilah selain Bashar Asad)...! Na’udzubillahi min dzaalika. Suatu pernyataan yang bagi seorang mukmin sejati hanya berhak ditujukan kepada Allah سبحانه و تعالى yakni Laa ilaaha illAllah.
Mukmin
sejati menyadari pentingnya memelihara iman-tauhidnya bahkan sebelum
puncak fitnah –yakni Ad-Dajjal- keluar ke tengah umat manusia. Bahkan
ketika dunia diwarnai oleh aneka fitnah pra-Dajjal seorang mukmin telah
bersusuah-payah memelihara iman-tauhidnya dengan tidak terjebak oleh
aneka fitnah tersebut. Bahkan ketika dunia modern membentuk dirinya
menjadi sebuah Novus Ordo Seclorum (tatanan dunia baru) alias Sistem Dajjal ia telah memasang sikap dan antisipasi memelihara iman-tauhidnya.
Seorang
mukmin sejati tidak bakal tertipu oleh budaya kafir yang memfitnah
manusia dengan sajian hiburan semisal seorang Ratu Setan yang
menyebarluaskan berbagai ritual setan dibungkus erotisme, pornografi
serta gaya hidup lesbianisme dan gay. Seorang mukmin sejati tidak bakal
tertipu oleh ideologi kafir yang menyerukan sekularisme, pluralisme dan
liberalisme dibungkus slogan palsu semisal sikap obyektif-universal,
tidak diskriminatif, kebinekaan serta kebebasan. Seorang mukmin sejati
tidak bakal tertipu oleh sistem politik kafir yang menyerukan kedaulatan
di tangan sekumpulan manusia bukan di Tangan Allah, Raja langit dan
bumi, dibungkus dengan slogan menyesatkan semisal demokrasi. Seorang
mukmin sejati tidak bakal tertipu oleh sistem hukum kafir yang
memberikan wewenang kepada manusia atau sekumpulan manusia untuk
menetapkan legal-ilegal, baik-buruk serta halal-haramnya suatu perkara,
padahal ini merupakan hak prerogratif milik Allah سبحانه و تعالى
Pantas
bilamana Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم memperingatkan para sahabat
agar memastikan diri dapat selamat menghadapi rangkaian fitnah sebelum
keluarnya fitnah Ad-Dajjal. Sebab keselamatan iman-tauhid seseorang pada
masa fitnah sebelum keluarnya fitnah Ad-Dajjal, menjamin keselamatan
iman-tauhidnya ketika Ad-Dajjal keluar. Dan itu berarti sebaliknya,
barangsiapa sebelum Ad-Dajjal keluar saja sudah terjerembab ke dalam
aneka fitnah pra-Dajjal, maka jangan harap dirinya bakal sanggup selamat
menghadapi fitnah Ad-Dajjal, sebab ia merupakan fitnah paling dahsyat
sepanjang zaman...!
Jadi
barangsiapa justeru menjadi pendukung dan pembela Ratu Setan, thaghut
seperti Bashar Asad, faham sekularisme-pluralisme-liberalisme, sistem
politik demokrasi, hukum produk manusia, berarti ia telah terfitnah oleh
berbagai fitnah pra-Dajjal. Maka jangan harap ia bakal sanggup
menghadapi fitnah Ad-Dajjal, sebab fitnah Ad-Dajjal merupakan puncak
fitnah yang jauh lebih dahsyat daripada segenap fitnah sebelum fitnah
Ad-Dajjal...!!!
لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ
كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ
الدَّجَّالِ
Ad-Dajjal
disebut-sebut di dekat Rasulullah صلى الله عليه و سلم lalu beliau
bersabda: "Sungguh fitnah sebagian dari kalian lebih aku takutkan dari
fitnahnya Ad-Dajjal dan tidak ada seorangpun dapat selamat dari
fitnah-fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula
dari (fitnah Dajjal) sesudahnya, dan tidak ada fitnah yang dibuat sejak
adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk fitnah
Ad-Dajjal." (HR Ahmad - 22215) Shahih
No comments:
Post a Comment