Tuhanku,
dekatkanlah aku kepadaMU dgn rahmatMU supaya segera aku sampai
kepadaMU, dan tariklah aku dgn kurniaMU sehingga aku menghadap kepadaMU
Tuhanku,
berilah kepadaku tingkat haqiqat orang2 muqarrabin. dan jalankanlah aku
di jalanan orang2 yg Engkau kasihi yg tertarik langsung kepadaMU
Tasawuf adalah ilmu yang membahas masalah pendekatan diri manusia kepada Tuhan melalui penyucian rohnya.
Tujuan
tasawuf adalah mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Tuhan
sehingga ia dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan rohnya dapat
bersatu dengan Roh Tuhan. Filsafat yang menjadi dasar pendekatan
diri itu adalah, pertama, Tuhan bersifat rohani, maka bagian yang
dapat mendekatkan diri dengan Tuhan adalah roh, bukan jasadnya.
Kedua, Tuhan adalah Maha Suci, maka yang dapat diterima Tuhan untuk
mendekatiNya adalah roh yang suci.
Jalan yang ditempuh seseorang untuk sampai ke tingkat melihat Tuhan
dengan mata hati dan akhirnya bersatu dengan Tuhan demikian panjang dan
penuh duri. Bertahun-tahun orang harus menempuh jalan yang sulit
itu. Karena itu hanya sedikit sekali orang yang bisa sampai puncak
tujuan tasawuf. Jalan itu disebut tariqah (bahasa Arab), dan dari
sinilah berasal kata tarekat dalam bahasa Indonesia. Jalan itu, yang
intinya adalah penyucian diri, penyucian diri diusahakan melalui
ibadat, terutama puasa, shalat, membaca al-Qur'an dan dzikir.
Tasawwuf
adalah fase kelanjutan umat islam dalam pencariannya terhadap Dzat
Tunggal. Mereka berupaya mendaki maqam-maqam tasawwuf. Diantara konsep
taswwuf tentang maqamat, ma’rifat termasuk yang menarik untuk dikaji
lebih mendalam.
Dalam
tasawuf, setelah di raihnya maqam mahabbah ini tidak ada lagi maqam
yang lain kecuali buah dari mahabbah itu sendiri. Pengantar-pengantar
spiritual seperti sabar, taubat, zuhud, dan lain lain nantinya akan
berujung pada mahabatullah (cinta kepada Allah)
”Dan barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun. (QS. Al-Nur 24 : 40)
Dari
segi bahasa Ma’rifat berasal dari kata arafa, ya’rifu, irfan, ma’rifat
yang artinya pengetahuan dan pengalaman. Dan dapat pula berarti
pengetahuan tentang rahasia hakikat agama, yaitu ilmu yang lebih tinggi
daripada ilmu yang bisa didapati oleh orang-orang pada umumnya. Ma’rifat
adalah pengetahuan yang objeknya bukan pada hal-hal yang bersifat
zahir, tetapi lebih mendalam bathinnya dengan mengetahui rahasianya,Hal
ini didasarkan pada pandangan bahwa akal manusia sanggup mengetahui
hakikat ketuhanan dan hakikat itu satu dan segala yang maujud berasal
dari yang satu. Selanjutnya ma’rifat digunakan untuk menunjukkan pada
salah satu tingkatan dalam tasawuf. Ma’rifat muncul seiring dengan
adanya istilah Tasawwuf, dimana dalam Tasawwuf (dalam hal ini para sufi
‘) berusaha melakukan pendekatan dan pengenalan kepada Allah untuk
mencapai tingkat ma’rifatullah yang tinggi.
Ma'rifat adalah mengenal yang hak pada segala Asma dan sifatNya dengan sebenar-benarnya
dikemukakan
al-Kalazabi, ma’rifat datang sesudah mahabbah, hal ini disebabkan
karena ma’rifat lebih mengacu pada pengetahuan sedangkan mahabbah
menggambarkan kecintaan.
Ma’rifat dalam arti harfiah adalah Pengenalan seorang Hamba terhadap Tuhannya, dalam hal ini adalah Allah, karena tujuan utama dari seorang hamba adalah mengenal Tuhannya dengan baik dan berusaha mencintaiNya.
Dalam kitab Al-Mahabbah, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa cinta kepada Allah adalah tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan ia menduduki derajad/level yang tinggi. "(Allah) mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya." (QS. 5: 54)
Ma’rifat dalam arti harfiah adalah Pengenalan seorang Hamba terhadap Tuhannya, dalam hal ini adalah Allah, karena tujuan utama dari seorang hamba adalah mengenal Tuhannya dengan baik dan berusaha mencintaiNya.
Dalam kitab Al-Mahabbah, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa cinta kepada Allah adalah tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan ia menduduki derajad/level yang tinggi. "(Allah) mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya." (QS. 5: 54)
Tujuan ma’rifat adalah berhubungan dengan Allah, musyahadat terhadap wajah Allah dengan kendalinya jiwa basyariyah kepada eksistensinya yang inhern, wasilahnya dan mujahadah olah spiritual. Ma’rifat datang ke hati dalam bentuk kasyf dan Ilham.
1.
Kalau mata yang terdapat dalam hati sanubari manusia terbuka, mata
kepalanya akan tertutup dan ketika itu yang dilihatnya hanyalah Allah.
2. Makrifat adalah cermin, kalau seorang yang arif melihat ke cermin maka yang dilihatnya hanyalah Allah.
3. Yang dilihat orang arif saat tidur dan bangun hanyalah Allah.
4. Sekiranya Ma’rifat mengambil bentuk materi, semua orang yang melihatnya akan mati karena tak tahan melihat kecantikan dan bentuk keindahannya, dan semua cahaya akan menjadi gelap disamping cahaya keindahan yang gilang gemilang.
2. Makrifat adalah cermin, kalau seorang yang arif melihat ke cermin maka yang dilihatnya hanyalah Allah.
3. Yang dilihat orang arif saat tidur dan bangun hanyalah Allah.
4. Sekiranya Ma’rifat mengambil bentuk materi, semua orang yang melihatnya akan mati karena tak tahan melihat kecantikan dan bentuk keindahannya, dan semua cahaya akan menjadi gelap disamping cahaya keindahan yang gilang gemilang.
mengenal
Allah dalam arti Ma’rifatullah (melihat Allah) dengan matahati. Maka ia
melihat “Tak ada perbuatan yang bertebaran di alam ini , kecuali
perbuatan Allah; Tak ada nama yang melekat pada suatu apapun, melainkan
nama Allah; Tak ada sifat yang mewarnai diri, kecuali sifat Allah; Tak
ada zat yang meliputi makhluk, melainkan Zat Allah”.
Anugrah Allah kepada hamba yang dikasihi–Nya merupakan lensa ma’rifat yang hakiki kepada-Nya.
Anugrah Allah kepada hamba yang dikasihi–Nya merupakan lensa ma’rifat yang hakiki kepada-Nya.
Puncak ilmu adalah mengenal Allah (ma'rifatullah).
Ciri orang yang ma'rifat adalah laa khaufun 'alaihim wa lahum yahzanuun. Ia tidak takut dan sedih dengan urusan duniawi. Sebab,
orang yang ma'rifat itu susah senangnya tidak diukur dari ada tidaknya
dunia. Susah dan senangnya diukur dari dekat tidaknya ia dengan Allah.
Abu Ali Addaqaq berkata: " Kehidupan orang yang Arif selalu tenang tidak ada rasa takut atau bersedih hati dan tingkah lakunya menunjukkan kehebatan Allah ".
cinta kepada Allah adalah tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan ia menduduki derajad/level yang tinggi.
"(Allah) mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya." (QS. 5: 54).
Syekh Majagung: “Allah itu bukan disana atau disitu, tetapi ini.”
Syekh Maghribi: “Allah itu meliputi segala sesuatu.”
Syekh Bentong: “Allah itu itu bukan disana sini, ya inilah.”
Sunan Bonang: , “Allah itu tidak berwarna, tidak berupa, tidak berarah, tidak bertempat, tidak berbahasa, tidak bersuara, wajib adanya, mustahil tidak adanya.”
Sunan Kudus: “Jangan suka terlanjur bahasa menurut pendapat hamba adapun Allah itu tidak bersekutu dengan sesama.”
Sunan Giri berpendapat, “Allah itu adalah jauhnya tanpa batas, dekatnya tanpa rabaan.”
Syekh Siti Jenar: “Allah itu adalah keadaanku. Sesungguhnya aku inilah haq Allah pun tiada wujud dua, nanti Allah sekarang Allah, tetap dzahir batin Allah”
Sunan Gunung Jati: “Allah itu adalah yang berwujud haq”
“Sabda sukma, adhep idhep Allah, kang anembah Allah, kang sinembah
Allah, kang murba amisesa.”
Pernyataan Syekh Siti Jenar diatas secara garis besarnya adalah: “Pernyataan roh yg bertemu-hadapan dgn Allah, yg menyembah Allah, yg disembah Allah, yg meliputi segala sesuatu.
Cinta tulus Rabi'ah al-'Adawiah kepada Tuhan, akhirnya dibalas Tuhan, dan ini tertera dari syairnya yang berikut:
Kucintai Engkau dengan dua cinta,
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu,
Cinta karena diriku Membuat aku lupa
yang lain dan senantiasa menyebut nama-Mu,
Cinta kepada diri-Mu,
Membuat aku melihat Engkau karena Engkau bukakan hijab,
Tiada puji bagiku untuk ini dan itu, Bagi-Mu-lah puji dan untuk itu semua
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu,
Cinta karena diriku Membuat aku lupa
yang lain dan senantiasa menyebut nama-Mu,
Cinta kepada diri-Mu,
Membuat aku melihat Engkau karena Engkau bukakan hijab,
Tiada puji bagiku untuk ini dan itu, Bagi-Mu-lah puji dan untuk itu semua
syair al-Hallaj
Maha Suci Diri Yang Sifat kemanusiaan-Nya
Membukakan rahasia cahaya ketuhanan-Nya yang gemilang
Kemudian kelihatan bagi makhluk-Nya dengan nyata
Dalam bentuk manusia yang makan dan minum
Membukakan rahasia cahaya ketuhanan-Nya yang gemilang
Kemudian kelihatan bagi makhluk-Nya dengan nyata
Dalam bentuk manusia yang makan dan minum
Jiwa-Mu disatukan dengan jiwaku
Sebagaimana anggur disatukan dengan air suci
Jika Engkau disentuh, aku disentuhnya pula
Maka, ketika itu -dalam tiap hal- Engkau adalah aku
Sebagaimana anggur disatukan dengan air suci
Jika Engkau disentuh, aku disentuhnya pula
Maka, ketika itu -dalam tiap hal- Engkau adalah aku
Nabi bersabda bahwa Kebenaran telah dinyatakan:
“Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendah
Tidak di bumi, langit atau singgasana.
Ini kepastian, wahai kekasih:
Aku tersembunyi di kalbu orang yang beriman.
Jika kau mencari aku, carilah di kalbu-kalbu ini.Dunia tersembunyi memiliki awan dan hujan,
tetapi dalam jenis yang berbeda.
Langit dan cahaya mataharinya, juga berbeda.
Ini tampak nyata,
hanya untuk orang yang berbudi halus
mereka yang tidak tertipu oleh kesempurnaan dunia yang semu
Ketujuh lembah yang harus ditempuh untuk dapat bertemu dengan Sang Khalik itu adalah lembah pencarian, lembah cinta, lembah keinsyafan, lembah kebebasan dan kelepasan, lembah keesaan murni, lembah keheranan, lembah ketiadaan, dan keterampasan
SHOLAWAT MIZANUL ARDHI SAMAAWAAT.
(TIMBANGAN LANGIT DAN BUMI).
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM.
ALLAAHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ALAA AALIHII SHOLAATAN TAZINUL ARODHIINA WASSAMAAWAATI ADADA MAA FII ILMIKA WA ADADA JAWAAHIRI AFROODI KUROTIL AALAMI WA ADH�AAFA DZAALIKA INNAKA HAMIIDUN MAJIIDUN.
Manfaat Sholawat Ini :
Sholawat ini disebutkan dalam kitab Kunuuzil Asror, tentang sholawat ini Syekh Al-Iyasy berkata, �Sholawat ini mempunyai rahasia (sir) yang sangat besar dan keutamaan yang sangat banyak serta menyamai 100.000 ribu sholawat yang lainnya bagi mereka yang mengamalkannya secara istiqomah kurang lebih selama 40 hari/lebih dari itu.
DOA NABI KHIDIR DAN NABI ILYAS
BISMILLAHI MAA SYAA ALLOH LAA YASUQUL KHOIRO ILLALLOH
BISMILLAHI MAA SYAA ALLOH LAA YASHRIFUS SUU A ILLALLOH
BISMILLAHI MAA SYAA ALLOH MAA KAANA MIN NIKMATIN FAMINALLOH
BISMILLAHI MAA SYAA ALLOH LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘ADZIIM
SUBHAANALLOH WABIHAMDIHII SUBHAANALLOH HIL ‘ADZIIM, WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘ADZIIM
BISMILLAHI MAA SYAA ALLOH LAA YASHRIFUS SUU A ILLALLOH
BISMILLAHI MAA SYAA ALLOH MAA KAANA MIN NIKMATIN FAMINALLOH
BISMILLAHI MAA SYAA ALLOH LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘ADZIIM
SUBHAANALLOH WABIHAMDIHII SUBHAANALLOH HIL ‘ADZIIM, WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘ADZIIM
DOA SYAIKH ABDUL QADIR JAELANI
RABBI
INNII MAGHLUUBUN FAN TASHIR WAJBUR QALBII AL MUNKASI RU WAJMA’SYAMLII
AL MUDDATSIRU INNAKA ANTAR RAHMAANUL MUQTA DIRU.WAKFINII YAA KAAFI FA
ANAL ABDUL MUF TAQIRU.WA KAFA BILLAAHI WA LIYYAN WA KAFAA BILLAAHI
NASHIIRAN.INNASY SYIRKA LA DLULMUN ‘ADLIIMUN.WA MALLAAHU YURIIDU
DLULMUN LIL’IBA DI.FA QUTHI’A DAABIRUL QAUMIL LADZIINA DLALAMU WAL
HAMDULILLAAHI RABBIL’AALAMIIN.
No comments:
Post a Comment