TINJAUAN AHKLAQ
- Pengertian Dan Definisi Akhlaq
- Pengertian
Asal kata akhlaq adalah meervoud dari khilqun, yang mengandung segi – segi persesuaian dengan kata khaliq dan makhluq.
- Definisi
- Al-Qurtuby mengatakan :
- b. Ibnu Maskawih mengatakan :
Imam Al-Ghajali menekankan, bahwa akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, yang dapat dinilai baik atau buruk, dengan menggunakan ukuran ilmu pengetahuan dan norma agama.
Dari beberapa definisi tersebut diatas, penulis menarik definisi lain bahwa akhlak adalah perbuatan manusia yang besumber dari dorngan jiwanya.
Dorongan jiwa yang melahirkan perbuatan manusia, pada dasarnya bersumber dari kekuatan batin yang dimiliki oleh setiap manusia, yaitu :
- Tabiat (pembawaan)
- Akal fikiran
- Hati nurani
- Kaitan istilah akhlak dengan etika, moral, kesusilaan dan kesopanan.
- Akhlak dan ilmu akhlak
- Etika dan moral
- Kesusilaan dan kesopanan.
Kedua perkataan ini, disamakan pengertiannya dalam bahasa indnesia, untuk mengungkapkan atau menyatakan perbuatan, perkaataan yang baik dan beradab.
- Jenis- jenis akhlak
- Akhlak baik (terpuji) yaitu perbuatan baik terhadap tuhan, sesama manusia dan mahkluk-mahkluk yang lain, meliputi bertobat, sabar, ikhlas, syukur, tawakal
- Ahklak buruk atau terccela yaitu perbuatan buruk terhadap tuhan, sesama manusia dan mahkluk yang lain. Meliputi takabur, musyrik, munafik, dan riya dll
- System penilaian akhlak
- Penilaian menurut ahlus sunah
Lain halnya dengan kaum ahlul assunah, mereka banyak menggunakan sunah nabi dalam memecahkan persoalan teolgi maupun akhlak.
- Menurut Jabariyah
- Menurut qodariyah
- Menurut sufiyah
- Tasawuf falsafi, yang antara lain tokohnya adalah muhyiddin bin ‘araby
- Tasawuf teologi, yang antara lain tokohnya dalh imam al-ghojali.
- Persoalan-persoalan akhlak masa kini.
Imam ghojali membagi tingkatan keburukan akhlak menjadi 4 macam, yaitu :
- Keburukan akhlak yang timbul karna ketidak sanggupan seseorang mengendalikan nafsunya sehingga pelakunya di sebut al-jahil
- Perbuatan yang diketahui kemurkaannya, tetapi tidak bisa meniggalkanya karna nafsunya sudah menguasai dirinya sehingga pelakunya di sebut al-jahiludhollu
- Keburukan akhlak yang dilakukan oleh seseorang, karna pengertian baik baginya sudah kabur, sehingga perbuatan bruklah yang dianggapnya baik
- Perbuatan buruk yang sangat berbahaya terhadap masyarakat pada umumnya, sedangkan tidak terdapat tanda-tanda kesadaran bagi pelakunya, kecuali hanya kehawatiran akan menimbulkan pengorbanan yang lebih hebat lagi.
BAB II
KEBURUKAN AKHLAK DAN DAMPAKNYA TERHADAP SEGALA KEHIDUPAN MANUSIA SERTA UPAYA MEMPERBAIKINYA
- Faktor penyebab terjadinya keburukan ahklak.
Kholid bin hamid berpendapat ada lima yang menyebabkan terjadinya kemerosotan akhlak, yaitu : lemahnya tingkat pendidikan, generasi mudanya, menurut kewibawaan pemimpin umat karna slalu member contoh yang tidak baik, akibat dari buku bacaan, tontonan dan pengaruh pemikian hedonism, lemahnya control social, dan pergaulan bebas yang buruk.
- Dampak negative dari ahklak yang buruk
- Upaya penanggulangan akhlak buruk
Metode ini sudah ada tuntunanya dalam agama, sehingga kehdupan manusia dapat diarahkan kepada hal-hal yang baik, serta yang berguna untuk menjaga kelangsungan hidup dengan sesame manusia.
Ilmu agama memberikan tuntunan tentang sesuatu yang di perintahkan oleh allah, serta sesuatu yang dilarangnya, mengerti ilmu agama berarti mengerti juga cara hidup yang penuh dengan cahaya (masa depan yang menjanjikan, tetapi sebaliknya, tidak mengerti ilmu agama, berarti tidak mengeti juga cara hidup yang menjanjika.
Ada nilai pendidikan yang diserap oleh generasi muda di masjid yang dapat mempengaruhi kepribadiannya antara lain:
- Ada nilai kebersamaan yang di tunjukan dalam sholat berjamaah
- Ada gerakan satu kmando, yang di tunjukan oleh imam shalat
- Ada unsure demkrasi yang sering di tunjukan
- Ada unsure pengetahuan dan informasi yang dapat diserap oleh generasi mudadari khutbah jum’at yang di ikutinya
- Ada do’a bersama yang dipimpin oleh imam.
Wawasan keilmuan dan pengetahuan yang diperoleh generasi muda dari pelajaran dan pengalaman hidupanya, lalu mampu menyikapi sesuatu secara cermat. Ia sudah biasa mempertimbangkan sesuatu yang akan dikerjakannya.
Selanjutnya ilmu tasawuf menganjurkan kepada manusia agar selalu mengurangi hal hal yang di senangi oleh nafsu, antara lain mengurangi bicara degan cara merenung, mengurangi makan dn minum degan berpuasa, mengurangi tidur dengan tahajud, sehingga taka ada lagi kesempatan bagi nafsu untuk mempengaruhi manusia melakukan hal yang buruk
BAB III
TINJAUAN TASAWUF
- Pengertian, definisi dan asal usul kata tasawuf
- Pengertian tasawuf
Jadi lafad “attashowufa” dengan arti sebenarnya adalah (menjadi) berbuluh yang banyak.
- Definisi akhlak
- Syekh Muhammad Amin Al-kurdi
- Imam Al-ghazali
- Muhammad Amin Annawawi mengemukakan pendapat Al-Junaid Al-Bahgdadi yang mengatakan :”tasawuf adalah memelihara menggunakan waktu”
- Al-Suhrawardi
Dari beberapa definisi tersebut, penulis mengemukakan definisi lain yaitu: “tasawuf adalah melakukan ibadah kepada allah dengan cara-cara yang dirintis leh ulama sufi, yang disebutnya sebagai sulukuntuk mencapai suatu tujuan yaitu ma’rifat kepada alam gaib, mendapatkan keridhaoan allah serta mandapatkan kebahagiann di akhirat.
- Definisi Sufi
- Sejarah pertumbuhan dan perkembangan tasawuf
- Pertumbuhan tasawuf
- Perkembangan tasawuf
- Perkembangan tasawuf pada masa sahabat.
a) Abu Bakar Assidiq , Umar bin Khotob, Ali bin Abi Tholib
b) Salman al-farisyi. Abu Dhar al-ghifari, Ammr bin Yasir, Hudaefah bin Al-yaman, Misdad bin aswad.
- Perkembangan tasawuf pada masa tabi’in.
a) Al-Hasan Al-Basry (murid dari Hudaefah bin Al-yaman.)
b) Robi’ah Al-Adawiyah (sebagai ulama sufi wanita yang mempunyai banyak murid dari kalangan wanita pula)
c) Sufyan bin Sa’id Al-thauri
d) Daud Al-Taiy (murid dari imam Abu Hanifah, sebagai ulama sufi yang senag uzlah ditempat yang sunyi.
e) Shodiq al-Balkhiy (murid dari Ibrahim bin Adam lalu menjadi gurunya Hatim Al-Asmi)
- Perkembangan tasawuf pada abad-abad hijriyah
a) Tasawuf yang berintikan ilmu jiwa
b) Yang berintikan ilmu akhlak
c) Yag berintikan ilmu metafisika
Pada abad ke-4 ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang lebih pesat dibandingkan dengan tahun yang sbelumnya, karna ulama tasawuf mengembangkan tasawufnya masing-masing.
Pada abad ke-5, pada abad ini keadaan semakin rawan ketika berkembangnya madhab syi’ah isma’iliyah (suatu madzab yang hendak mengembalaikan kekuasaan pemerintah kepada keturunan Ali bin Abi Tholib, karena menganggap bahwa dunia ini harus di atur oleh imam.
Pada abad ke-9, 10, dan sesudahnya, betul – betul ajaran tasawuf sangat sunyi didunia islam, berarti nasibnya lebih buruk lagi dari keadaan pada ke-6 ke-7 dan ke-8 H. Runtuhnya pengaruh ajaran tasawuf pada abad-abad ini dikarenakan dua factor, yaitu:
a) Karna memang ahli tasawuf sudah kehilangan kepercayaan dikalangan masyarakat islam, sebab banyak diantara mereeka yang menyimpang dari ajaran islam, misalnya tidak sholat karana sudah mencapai ma’rifat
b) Karna penjajah eropa yang beragama nashrani sudah menguasai seluruh negri islam.
- Perkembangan tasawuf di Indonesia
Di pulau Sumatra, tidak terlepasa dari upaya maksimal para ulama sufi yang bermukim di beberapa daerah di pulau tersebut utuk mengembangakan ajarannya.
Di pulau Kalimantan, sama halnya di pulau lain di nusantara, dimana ulama bermukim di sana dan berupaya semaksimal mungkin untuk menyebarkan ajran tasawufnya melalui dakwahnya, buku-buku karangannya maupun melalui tarekatnya, ulama sufi yang paling terkenal di Kalimantan adalah Syekh Ahmad Khatib Al-Sambasi.
Di pulau Sulawesi, ajaran tasawuf yang di terimanya ada yang becorak sunny, dan ada pula yang bercorak falsafi.
- Tahapan-Tahapan tasawuf
- Penerapan suluk dalam kehidupan sufi
- Memperkuat hasrat dengan niat ikhlas karna allah
- Mencari murshid
- Bertobat kepada allah
- Meniggalkan segaa kegiatan duniawi
- Melakukakan mandi taubat dengan air bersih, air zam-zam, dan dengan menggunakan air ma’rifah nurillah wannuri,.
BAB IV
KEDUDUKAN AKHLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM SERTA HUBUNGAN KEDUANYA
- Kedudukan akhlak dalam islam
- Kedudukan tasawuf dalam islam
Maka serign kita jumpai pembagian tasawuf menjadi tiga macam, yaitu :
- Tasawuf aqidah, yang membahas masalah metafisis (hal gaib) yang unsurnya adalah keimanan kepada tuhan
- Tasawuf ibadah, yang mebahas dalam masalh rahasia ibadah
- Tasawuf ahklaki, yang membahas pada budi pekerti yang mengantarkan manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
- Hubungan akhlak dengan tasawuf adalam islam
BAB V
MASALAH TAFAKUR DAN DHIKIR
- Masalah Tafakur
- Beberapa macam tafakur
- Tafakur terhadap ciptaan allah, dapat melahirkan makrifat
- Tafakur terhadap kekuasaan dan segala nikmat yang diperoleh dapat melahirkan kecintaan hamba kepada-Nya
- Tafakur terhadap janji dan pahala dari allah dapat melahirkan dorongan untuk memperoleh imbalan dari allah
- Tafakur terhadap ancaman dan azab allah, dapat melahirkan sikap untuk mnejauhi perbutan buruk dan rasa takut terhadap siksaanya.
- Tafakur tehadap penyimpangan nafsu yang sering dilakukan manusia, dapat melahirkan rasa malu terhdapnya.
- Tafakur terhadap sikap dan prilaku diri sendiri, yang dapat membedakan perbuatan bai dan buruk sesama manusia, dan yang membedakan perbuatn baik dan buruk terhadap allah
- Tafakur terhadap kebesaran, ketinggian dan keagungan allah
Tafakur tidak perlu menyebut kalimat dzikir tetapi dzikir harus menyebutkannya, maka inilah yang di sebut dzikrullisan meskipun dzikir hati tidak menyebit kalimat dzikir tetap tidak bisa disamakan dengan tafakur, karena didahului dengan pengamatan idrawi, sedangkan dzikir hati tidak demikian halnya, ia langsung mengingat allah.
- Masalah Dzikir
- Pembagian dzikir
- Dzikir nyata, atau dzikir bibir, atau mengerakan bibir,
- Dzikir tidak nyata, atau tidak mengerakan bibir, terselubung atau tak nampak,
- Dzikir lisan yang tidak di ikuti dengan kehadiran hati
- Dzikir hati yang disertai dengan dzikir lisan yang cenderung dipaksakan
- Dzikir hati yang di ikuti dengan kesadaran sendiri
- Dzikir yang sudah menyatu dengan hati, sehingga perbuatan hati itu selalu bebrbentuk dzikir.
- Kedudukan dzikir dalam tasawuf
- Kaitan tafakur dengan dzikir
Untuk menambah dorongan batin dalam memperkuat sikap dan prilaku baik, maka diharuskan pula bertafakur terhadap kebesaran allah, lewat renugan terhadap ciptaannya maka inilah yang mendoronga manusia untuk memperbanyak dzikir kepadanya, baik dzkir lisan maupun dzikir hati, jai tafakur adalah kegiatan merenung untuk menimbukan keyakinan yang kuat tentang ke-mahakuasaan allah, sehingga timbul kesadaran yang kuat pula untuk berdzikir kepadanya.
BAB VI
MA’RIFAH SEBAGAI TUJUAN TASAWUF
- Tinjauan umum ma’rifah
Al-Junayd mengatakan , ma’rifah terdiri dari dua macam tingakatan ; yaitu sebagai has perenungan tentang ciptaan allah, yang disebut dengan “al-ta’rif” dan hasil pengungkapan diri secara langsing dari allah, yang disebut dengan “atta’aruf.
- Maqam dan hal untuk mencapai ma’rifah
- Mengurangi perkataan
- Mengurangi makan\
- Mengurangi tidur
- Mengisolir diri
- Dzikir dan tafakur untuk ma’rifah
- Kondisi Fana dan Baqa dan Ma’rifah
- Kondisi Yaqin degan ma’rifah
Ketika penglihatan atin tetap dan menimbulkan keyakinan yang sangat pasti, maka itu lah yang disebut mshahadah; yaitu penglihatan batin yang sebenarnya, karna hamba dan tuhannya langsung bertatapan. Kondisi bathin ini disebut haqq Al-yaqin.
- Tajalli dengan Ma’rifah
Secara berturut-turut tingaktan ajalli dari tingkatan pertaman hingga yang ketiga, lalu menanjakan kepada tingakatan ke-4 (tajalli dalanm zatnya), lalu mnjadi tiga macam kondisi yang dialami oleh sufi :1. Kondisi penyatuan hamba degan tuhannya 2. Kondisi peniadaan sesuatu, lalu muncul zat yang esa, maka dialah satu-satunya yang ada 3. Kondisi penyatuan kembali hambanya dengan tuhannya, sehingga perilaku dan ucapan hamba,
- Ittihad, Hulul dan Wihdatu Al-wujud dengan Ma’rifah
- Jam’u dan Farqu degan ma’rifah
- Ma’rifah sebagai tujuan tasawuf
Hikmah yang didapat leh seorang sufi setelah ma’rifa adalah semakin memperkau imannya, iman yang ada dalam dirinya takan lagi bnerkurang tetapi selamanya meningkat.
BAB VII
NABI DAN ROSUL SERTA MU’JIZATNYA DAN WALI SERTA KARMAHNYA
- Tingkatan kedekatan hambaa dengan tuhannya
- Muslim
- Mukmin
- Saleh
- Muhsin
- Syuhada
- Siddiq
- Qarib
- Nabi dan Rosul dengan Mukjizatnya
- Muhammad SAW
- Ibrahim AS
- Musa As
- Isa As
- Nuh As
- Nabi yang menyandang kedudukan wali, seperti nabi khidir
- Nabi yang diberi wahyu sebagai petunjuk baginya, untuk menjalankan peribadatan buat dirinya, tapi tidak untuk orang lain, anata lain nabi samuel dan nabi daniel.
- rosul yang di utus untuk mengajarkan wahyu kapada seseorang, misaknya kerosulan nabi ilyas untuk mengajarkan wahyu kepada nabi ilyasa
- Rasul yang di utus untuk mengajarkan wahyu kepada satu bangsa atau suku saja, misalnya nabi idris untuk bangsa mesir, hud untuk suku Ad dan nabi saleh untuk bangsa tsamud.
- Rasul yang di utus untuk mengajarkan wahyu kepada seluruh manusia, bukan untuk seluruh alam, misalnya nabi Isa As
- Rasul yang di utus seluruh alam semesta, misalnya nabi Muhammad SAW
- Wali dan Karomahnya
Kejadian yang luar biasa yang ada pada diri wali disebut dengan karomah allah, yang bertujuan untuk memperlihatkan kebenaran agama yang dianutnya, ibnu Taimiyah mengatakan bahwa bentuk karomah yang ditunjukan para wali ada yang bebentuk pngetahuna dan pengalaman batain. Diantara wali yang sering menunjukan karmahnya adalah,
- Uwasys Al-Qorni yang karomahnya pengetahuan batin yang langsung menembus keluar dari dadanya, Hasan Al-BAsyri, Malik Bin Dinar dan Ibrahim Bin Adam
- Al-Hasan Al-Basri (21-110H), kecerdasan dan ketekunannya sangat menonjol dalam mempelajari segala macam ilmu agama.
- Malik Bin Dinar (Abu Yahya Malik bin Dinar) seorang sufi yang kaya raya, tapi kekayaannya tidak mempengaruhi tingkah lakunya,
- Robi’ah Al-Adawiyah, wafat 185 H. Adalah seorang budak yang tekun beribadah, dipetengahan malam yang gelap gulita, tuannya sering melihat lentera menyala diatasnya, tanpa terlihat ada tali gantungannya, maka dari situlah tuannya memerdekakannya.
- Ibrahim bin Adam (112H-161H) putra dari penguasa profinsi Khurasan wilayah kerajaan persi.
- Syehk Abdul Qodir Jaelani (470H-561H), ia sangat patuh melakukan mujahadah dan riyadah, sehingga pernah suatu ketika ia dianggap telah meninggal, karna selama 40 hari tidak pernah makan dan minum, dan ketika akan dimandikan maka ia hidup kembali, dan lain sebagainya.
No comments:
Post a Comment