Friday, June 8, 2012

AL-HIKAM ALHATIMIYAH (IMAM IBNU ARABI)

  1. Allah ber tajalli (mendzahirkan kekuasaan NYA) kepada setiap individu alam (ciptaanNYA) dengan misteri tajalli yang sesuai kepada individu alam tersebut.
  2. Setiap alam ciptaan itu mendapatkan bagian nasibnya dari yang dihadapinya menururt (Hadis): “Setiap sesuatu tunduk kepada tujuan diciptakannya masing-masing”.
  3. Sirnakan apa yang engkau sandarkan kepadamu, maka akan abadi apa yang disandarkan kepadaNYA.
  4. Segala anugrah yang sesuai dengan hawa nafsumu maka itu adalah ujian, dan segala ujian yang menyalahi hawa nafsumu itu adalah anugrah…
  5. Jika engkau pasrahkan segala urusanmu kepadaNYA, maka engkau menjadi rehat dari segala banyak pertikaian (zahir dan bathin).
  6. Semua pemberian Allah itu baik, kemudian sesuatu yang sesuai dengan hawa nafsumu maka engkau anggap baik, dan yang menyalahi hawa nafsumu engkau anggap buruk. Padahal (Katakanlah semuanya dari sisi Allah (ayat)).
  7. Takutlah kepada segala ke Akuan yang ada padamu walaupun sebuah ketaatan (aku melakukan, aku saleh… dan lain-lain), dan jangan cemas terhadap segala yang engkau terpaksa melakukannya walaupun itu sebuah maksiat (dan hatimu tenteram dengan iman).
  8. Semua mhkluk itu sama dari segi kehalusan ruh, dan mereka berbeda dari segi ketransparanan jasad.
  9. Dengan apa engkau memperlakukan makhluk dengan itu juga Allah memperlakukanmu. Dan dengan apa engkau memperlakukan Allah, dengan itu juga makhluk memperlakukanmu.
  10. Seorang zahid bukanlah orang yang zuhud dari dirham dan dinar (harta), akan tetapi seorang zahid adalah yang zuhud dari selain Yang Maha Perkasa (Allah).
  11. Tidak akan memperoleh keridhanNYA seorang yang di dalam hatinya ada sesuatu selain NYA.
  12. Murid (Orang yang menghendaki Allah): adalah orang yang berjalan menuju Allah bersama (diri) nafsunya. Sedang Murad (Orang yang dikehendaki Allah): adalah orang yang terpaksa dijalankan oleh NYA.
  13. Tidak dapat diharapkan sampai kepada Allah dari orang yang tidak tabi (mengikuti) Rasulullah SAW.
  14. Orang yang tidak menyandang sifat-sifat rohani (akhlak spiritual), maka ia tidak berubah dari tahapan kehewanan.
  15. Barangsiapa yang kekuasaan fisiknya dominan, maka ia tidak mengenal (menguasai) nafsunya (karena dengan hilangnya dominasi kekuasaan fisik/jasad, sifat buruk kehewanannya akan lenyap dan spritualnya akan meningkat).







  1. Tidak faham apa yang kami katakan, kecuali orang yang telah menapaki jejak Rasulullah SAW
  2. Janganlah engkau mengambil ilmu ini kecuali dari orang yang mengamalkannya
  3. Barangsiapa yang hawa nafsunya masih hidup (tidak melawannya), maka ia tidak mungkin menyaksikan (hatinya) Allah.
  4. Selama engkau dalam pencaharian Allah, maka janganlah berdiri bersama makhluk.
  5. Orang yang berjalan menuju kepada Allah itu terputus dari melihat dirinya.
  6. Barangsiapa telah merasa puas dengan yang murni halal, dapat diharapkan baginya kesempurnaan jiwanya (kamal).
  7. Barangsiapa yang ikhlas niatnya karena Allah semata, maka Allah bersama MalaikatNYA akan menanganinya.
  8. Engkau telah terhijab (terhalang) dari-NYA denganmu, jika engkau disirnakan dari dirimu oleh-NYA, maka engkau akan melihatNYA bersamamu.
  9. Jika sifat kemanusiannmu (nafsu) belum sirna dan mati, maka engkau tidak naik ke tangga-tangga alam malakut (kesucian rohani).
  10. Engkau tidak mengenal Allah dan sifatNYa, selama engkau belum menyaksikan rahasia dan ayat-ayat (tanda wujud dan qudrah) NYA di dalam dirimu.
  11. Barangsiapa yang tidak mengambil jalan ini (jalan menuju kepada Allah) dari para tokoh (yang sempurna akhlaknya), maka ia masih berputar dari musthail ke mustahil.
  12. Barangsiapa yang belum merealisasikan hakikat-hakikat (makna) nama dan huruf, maka ia dipalingkan dari menyingkap (faham) rahasia kesamaran sesuatu.
  13. Rahasia Allah tidak ditampakkan kecuali kepada orang yang bumi dan langitnya telah berubah.
  14. Tidak mengenal Isim ‘Adzam (Nama Agung (Allah)) melainkan orang yang memiliki kedudukan kuat dalam kewalian.
  15. Barangsiapa yang telah mengenal Nama Agung, maka ia telah menguasai dua alam.
  16. Engkau tidak menjadi hamba bagi Allah sedang engkau cenderung (hati) kepada sesuatu selainNYA.
  17. Hikmah-hikmah Ketuhanan adalah sumber ruh yang luhur.
  18. Dengan futuh Ketuhanan, maka engkau sebagai bagian (alam raya) universal.
  19. Tidak melihat kehalusan ruh kecuali orang yang telah jernih dari ketebalan fisik.
  20. Ketika titik rahasia hakikat telah tertulis; maka telah terkesan di dalamnya berbagai bentuk alam. Kemudian ketika telah terpusat ke centralnya, maka setiap bentuk telah lepas di alamnya, lalu terpusat kepada Yang Maha Penyayang (Allah).
  21. Tidak dapat menangani kata-kata dan huruf melainkan orang telah tersingkaf keghaibannya.
  22. Yang disebut budak itu adalah seorang budak fisiknya, kecuali orang yang telah dibebaskan Allah untuk didiriNYA.
  23. Janganlah engkau bersahabat kepada para tokoh sufi melainkan orang yang halnya (prilaku zahir dan bathinnya) telah menterjemahkan perkataannya.
  24. Hakikat itu tidak dapat diucapkan oleh lisan, namun ia adalah sebuah rasa bathin (dzauq) dan emosi yang halus (wujdan).
  25. Syekh (Murobbi) itu adalah seorang yang telah mencabutmu (menyelamtkan) dari nafsumu, dan menyingkapkan kepadamu rahasia dirimu.
  26. Syekh adalah seorang yang memikul kesusahanmu, dan memperlihatkan kepadamu fase-fase kedekatan (kepada Allah).
  27. Tidakk patut mentarbiyah seseorang melainkan orang yang sifatnya dari sifat Allah (akhlaknya mulia).
  28. Tidak mampu bertindak di alam ini melainkan orang yang Allah telah menjadi pendengaran, penglihatan dan lisannya.
  29. Janganlah engkau tinggalkan perantara selama engkau belum menjadi basath (merasa senang karena dekat kepada Allah).
  30. CintaNYA kepadamu adalah cinta asal (induk) kepada cabangnya, sedang cintamu kepadaNYA adalah cinta cabang kepada asalnya.
  31. Allah SWT itu Dzahir dari segi makhlukNYA, dan Bathin dari segi DzatNYA.
  32. Barangsiapa telah mengenal Allah maka ia tidak lagi memerlukan makhluk
  33. Tidaklah seorang yang arif itu mengenal Allah, melainkan dengan iman yang terdapat di dalam hatinya, tidak juga seorang yang jahil mengingkari Allah melainkan dengan hijab yang menghalanginya dari NYA.
  34. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah dalam semua urusan dan segala yang ditanganinya, maka Allah akan mendatangkan rezekinya yang tidak ia sangka-sangka dan allah akan menanganinya.
  35. Kedekatan Allah kepada makhluk bukan dari segi DzatNYA.
  36. Kaum sufi itu tidak berbicara dalam buku-buku mereka melainkan disebabkan sebagian apa-apa yang mereka saksikan dengan mata hati mereka.
  37. Tauhid adalah menafikan dua dan menetapkan ke Esaan.
  38. Tauhid adalah kefanaanmu -wahai orang yang bertauhid-, keududukanmu, kebaqaanmu dalam dirimu dan kejauhanmu.
  39. Sabar jauh dari NYA adalah kesabaran dan malapetaka
  40. Sabar dekat dengan NYA adalah kesabaran dan keindahan
  41. Barangsiapa bertaubat kerana nafsunya maka dilanggar, dan barangsiapa yang diberi taubat oleh Allah maka kokoh dan kuat.
  42. Barangsiapa yang tidak didekatkan (kepada Allah) oleh inayah-NYA, maka amal-amal solehnyapun akan membuatnya jatuh.
  43. Sifat yang menghiasi para wali itu adalah: diam, tidak tidur malam, sedikit makan, dan menjauhi makhluk.
  44. Banyak makan dari yang halal akan mematikan hati para sufi, sedikit makan dari yang haram akan membawa berbagai dosa dan penyebab di siksa.
  45. Barangsiapa lubuk hatinya jujur (sidq), maka cerdas mata hatinya.
  46. Barangsiapa yang perkataannya jujur maka istiqamah prilakunya
  47. Barangsiapa banyak berdzikir kepada Allah, maka Allah akan banyak memberikan futuh (faham mendalam dan luas).
  48. Semua kebaikan terhimpun di dalam kegaiban perbendaharan lapar (Mujahadah).
  49. Barangsiapa yang beruntung mendapatkan wali abdal (sempurna), maka bergembiralah dengan mendapatkan kedudukan sempurna.
  50. Alam-alam keluhuran adalah gambaran makna ruhiyah, sedang alam-alam kerendahan gambaran bungkusan jasad.
  51. Yang disebut tahapan ke 7 wali Abdal adalah merupakan cerminan sifat kesempurnaan
  52. Jalan-jalan hak (menuju kepada Allah) itu tidak terkira banyaknya, dan yang paling dekat adalah menrendah diri kepada Allah (dzul) dan tawadhu mengikuti kehendakNYA. (inkisar).
  53. Janganlah engkau bersahabat (berteladan) kepada sesama ikhwan melainkan yang jujur perkataannya.
  54. Futuh Ketuhanan adalah Kemenangan yang terdapat dalam kesendirian dengan Allah.
  55. Tidak akan sampai kepeda kedekatan (kepada Allah) melainkan orang yang mencari (bertauhid) DZAT Allah.
  56. Tidak dinamakan –pada hakikatnya- seorang yang Arif (mengenal Allah) kecuali orang yang telah diliputi ketentuan azali kewilyahannya (kewalian).
  57. Huruf itu perbendaharaan Allah yang tersembunyi, maka barangsiapa yang menyaksikannya, maka ia dapat mengatur alam ulwi (keluhuran) dan sufli (kerendahan).
  58. Rahasia huruf tidak akan terbonngkar, orang yang arif (mengenal Allah) tidak merasa di awasi oelh selain Allah dan tidak takut.
  59. Memakan yang subhat mewariskan hati yang keras
  60. Syekh adalah orang yang menyingkap semua hijab yang menghalangimu, dan yang meminta idzin Allah untuk kedekatanmu.
  61. Syekh adalah yang telah mematikan nafsumu sebelum engkau mematikannya, dan yang membawa ruhmu ke dalam alam-alam ketuhanannya.
  62. Syekh adalah orang yang memindahkanmu dari api kejauhan dan keterputusan kepada surga kedekatan dan ketersambungan (kepada Allah).
  63. Syekh adalah seorang yang membawa namamu dan menghapus bentuk dan sifatmu.
  64. Syekh adalah seorang yang menampkan kondisi jiwamu kepadamu dan bukan yang mengambil hartamu.
  65. Jika engkau bertujuan kepada memakan yang halal, maka engkau dalam ketaatan –dengan pertolonganNYA- menjadi kuat.
  66. Barangsiapa yang menerima hatinya (qana’ah) dengan dunia (harta) yang sedikit, maka akan mudah baginya setiap kesulitan.
  67. Tidak dinamakan seorang Arif Billah, melainkan seorang yang melihat (hatinya) hak (Allah) dan membisikanNYA (selalu munajat).
  68. Khumul (tidak suka populeritas) itu menghilangkan berbagai hijab (penghalang dekat kepada Allah), sedang syahwat itu mewariskna sifat ujub.
  69. Arif billah bukanlah seorang yang menafkahkan harta dari kantong, akan tetapi seorang yang makan dari langit (gaib).
  70. Dengan sebab dzikirmnu (kepada Allah) –bukan disebabkan lafadz Allah- kamu akan sampai tingkatan-tingkatan keagungan (jalalah).
  71. Jika nama Allah itu sebagai penghalang (dari selain Allah), maka hatimu bercahaya dan terabg benerang
  72. Barangsiapa yang banyak (berdzikir) nama Allah “AL LATIF”, maka akan hilang darinya segala kekasaran dan hijab tebal yang mnutupi.
  73. Barangsiapa yang telah melazimkan dzikir Allah, maka Allah telah memutus dia dari segala sesuatu selainNYA.
  74. Barangsiapa yang tidak mencari dzatNYA (Hakikat wujud), maka ia tidak menyaksikan keberkahanNYA.
  75. Barangsiapa yang tidak sempurna akalnya, maka ia tidak mungkin berpindah (dari satu makam ke makan lain).
  76. Barangsiapa yang tidak tinggal di ketinggian gunung (kedudukan ruh melampaui nafsu) maka ia tidak mampu mendapatkan kemurnian Keagungan.
  77. Hati-hatilah pada abad 10 (hijriyah)
  78. Di abad 10 H. abad buruk sangka terhadap orang-orang soleh
  79. Agama bukanlah banyak berpuasa, agama hanyalah takut kepada Allah di setiap saat.
  80. Wahyu para Nabi melalui malaikat, dan wahyu para wali dengan ilham.
  81. Acuan kata-kata bahasa, tidak mengandung ekspresi/ungkapan makna-makna berbagai hal (kondisi jiwa).
  82. Melihat Dzat Allah itu dilarang, menyaksikan sifat-sifatNYA itu dikuatkan tauhdinya
  83. Allah Ta’ala; DzatNYA tertutup dari makhlukNYA, dan sifatNYA tajalli di dalam hati
  84. Dengan adanya (maujudat) Alam, maka Allah menampakkan nama-nama dan sifat-sfatNYA.
  85. CintaNYA kepadamu adalah demi kedzuhuranNYA padamu dengan sifat-sifatNYA, sedang cintamu kepadaNYA demi berdirinya keinginanmu kepada berbagai keberakahan.
  86. Cinta itu memperbaiki hubungan dan buah dari usaha.
  87. Ma’rifat adalah sebuah kemurnian iman, dan penyaksian ihsan.
  88. Ma’rifat adalah pengetahuan Ketuhanan dan penyingkapan semua (selain Allah).
  89. Syekh bukanlah orang yang dikhidmati oleh kerajaan dunia, akan tetapi Syekh adalah orang yang dikhidmati oleh malaikat keluhuran.
  90. Taubat itu meninggalkan Kekuhuan dosa (Israr) serta konsisten memohon ampunan (istigfar)
  91. Menunaikan kewajiban merupakan pendekatan diri yang paling utama
  92. Barangsiapa makanannya baik (halal dan baik) maka banyak keberkahannya.
  93. Seorang yang menjaga subhat-subhat kecil maka ia selamat dari kecelakaan besar.
  94. Seorang yang jujur hatinya menghadap kepada Allah (sidq tawajuh) maka Allah memberikan segala yang ia harapkan.
  95. Barangsiapa yang takut kepada Allah sebagai tuhannya, maka segala selainNYA takut kepadanya.
  96. Saudara adalah seorang yang mengerti akan keadaan saudaranya dalam hidupannya dan setelah matinya.
  97. Ketika keadaan syarai’ah (agama) itu rusak, maka tanda-tanda kiamat akan datang segera.
  98. Ketika muamalah kepada sesame manusia telah rusak, maka akan banyak penyakit was-was.
  99. Dengan sebab penguasanya lupa daratan, maka hukum menjadi terabaikan.
  100. Wahai anankku Belajarlah ilmu-ilmu yang memberi manfaat bagimu di hadapan Allah.
  101. Tidak ada ilmu yang lebih utama engkau pelajari daripada ilmu tauhid
  102. Sekadar banyaknya makan dan minum seseorang, selama itu pula lamanya ia dalam hisab di akhirat.
  103. Seorang Syekh adalah seorang yang menyingkapkan penghalangmu darimu serta mempersaksikan hakikat keterpedayaanmu (magrurmu)
  104. Kekasih adalah orang yang oleh Allah dibuatnya tertarik kepadanya (orang yang dipilih Allah untuknya) dan yang dihadapinya dari berbagai arah (orang yang menjadi tumpuan tujuannya).
  105. Barangsiapa yang menjaga masuknya yang haram kepadanya, maka tidaklah musibah itu menyentuhnya.
  106. Janganlah engkau memakan makanan bagianmu kecuali dari yang jelas halal.
  107. Barangsiapa yang meningalkan cara makan hewan, maka ia dapat menyaksikan kelembutan kemanusiaan.
  108. Tidak boleh dikatakan: Aku telah sampai kepada hakikat segala rahasia (Allah), melainkan orang yang mengatakannnya dalam kondisi jiwa tertentu (kondisi yang datang iradah dari Allah)
  109. Syuhudmu (persaksian hati) yang sempurna terhadap berbagai alam, adalah satu bukti akan naiknya dari derajat ketiada sempurnaan /kekurangan.
125. Orang yang sampai (kepada Allah) adalah orang yang telah Allah persaksikan kepadaNYA di dalam segala sesuatu.
126. Setiap makhluk adalah tawanan nafsunya, meskipun ia pencariannya adalah keharibaan qudus (Allah).

No comments: