أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Orang-orang Yahudi juga
seperti pada umumnya kaum dan mazhab, secara pasti, meyakini akan
datangnya seorang penyelamat (messiah) di akhir zaman. Dalam kitab
Taurat disebutkan berita gembira ihwal kedatangan dan kemunculan
reformer global.
Master
“Hawks” sehubungan dengan menyebarnya keyakinan tentang kemunculan dan
penantian seorang penyelamat besar dunia di antara kaum Yahudi menulis,
“Orang-orang Ibrani menantikan kedatangan Masehi dari generasi-generasi
sebelumnya hingga hari ini dan janji akan kedatangannya berulang kali
disebutkan dalam Zabur dan kitab-kitab para nabi khususnya dalam kitab
Yesaya. Hingga sewaktu Yahya pembaptis datang memberikan berita gembira
tentang kedatangannya. Namun Yahudi tidak memahami nubuat tersebut.
Mereka berpikir bahwa Messiah akan menjadi raja zaman dan akan
membebaskan mereka dari kejahatan dan kezaliman serta meninggikan mereka
hingga derajat tertinggi.”[1]
Dalam Taurat dan kitab-kitab lainnya disebutkan banyak berita gembira
ihwal kemunculan seorang penyelamat dan kondisi-kondisi dunia sebelum
dan setelah kedatangannya.
Dalam Zabur Daud, dengan judul Mazmur di sela-sela kitab-kitab
Perjanjian Lama, berita gembira disebutkan dalam ragam penjelasan
tentang kemunculan penyelamat. Menariknya al-Quran[2]
mengutip sebuah masalah tentang kemunculan Imam Mahdi Ajf dari Zabur
persis seperti apa yang disebutkan dalam Zabur yang ada sekarang ini dan
terhindar dari penyimpangan. Dalam Zabur disebutkan, “...Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri.”[3]
Dalam kitab “Hagai” disebutkan, “Yahwa Shabayut menulis demikian, “Sebab
beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan
menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; ku akan menggoncangkan
segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa
datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan,
firman TUHAN semesta alam.”[4]
Dalam Kitab Daniel juga disebutkan, “Pada
waktu itu juga akan muncul Mikael, pemimpin besar itu, yang akan
mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang
besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai
pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni
barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu. Dan banyak
dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan
bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk
mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.”[5]
Dalam kitab-kitab Zakariah, Amos, Hezekiel juga disebutkan tentang berita-berita gembira ini.[6]
Karena itu, orang-orang Yahudi meyakini akan kedatangan seorang
penyelamat, bahkan dewasa ini, sebelum pembentukan sebuah pemerintahan
Yahudi bernama Israel yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, dengan
menyalahgunakan cita-cita ideal orang-orang Yahudi ini. Kurang lebih
seratus tahun sebelumnya, sebagian pemikir Yahudi berkata, kaum kami
sekian lama telah menantikan Messiah, telah menanggung penderitaan,
namun belum ada berita tentangnya. Sekarang penantian kita telah
berakhir dan kesabaran kita telah usai. Ada baiknya kita sendiri yang
harus bangkit untuk mengakhiri kondisi yang kita alami. Mereka membentuk
sebuah aliran bernama Zionisme dan berkata kita sendiri yang harus
mengambil Palestina, meski pada umumnya orang-orang Yahudi menentang
pengambilan paksa tanah Palestina ini. Karena sesuai dengan keyakinan
mereka hanya Messiah (Penyelemat Akhir Zaman) yang dapat melakukan hal
ini. Para antek Zionis berkata bahwa untuk kebangkitan Messiah kita
mendirikan benteng di Palestina. Namun memuaskan sebuah kaum yang telah
hidup berabad dengan pemikiran seperti ini bukanlah hal yang mudah.
Namun mereka tetap setia melakukan propaganda dan membawa para imigran
Yahudi ke Palestina. Namun demikian sebagian Yahudi, mengingat
keyakinan-keyakinan masa lalu mereka memandang pendirian negara Zionis
bertentangan dengan cita-cita Messiah Yahudi. Mereka berkata bahwa kita
harus melanjutkan tradisi penantian. Dewasa ini, kelompok Zionis yang
paling ekstrem seperti Gush Emunim dan kelompok anti-Zionis yang paling
ekstrem seperti “Neturei Karta” (Penjaga Kota) sedang menantikan
kemunculan Messiah.[7]
Messiah yang Dinantikan Orang-orang Yahudi
Kaum Yahudi dan Kristen keduanya meyakini bahwa Messiah akhir zaman
berasal dari keturunan Ishak. Orang-orang Kristen meyakini bahwa Messiah
adalah Isa bin Maryam yang dibunuh oleh kaum Yahudi, namun Allah Swt
menghidupkannya dan mengangkatnya ke langit. Pada akhir zaman, Allah Swt
akan mengirimnya ke dunia sehingga dengan perantara Isa bin Maryam,
janji-janji Ilahi akan terlaksana.
Namun kaum Yahudi berkata, “Dia (pemimpin yang dijanjikan) belum lagi
dilahirkan. Ayat 20:70 Kejadian menyinggung tentang janji Ilahi, Hanan
Eil, ahli tafsir Yahudi dalam catatannya atas ayat ini, menulis, Nubuat
ayat ini berlangsung semenjak 2337 tahun yang lalu hingga Arab (generasi
Ismail) menjadi umat yang agung dengan kemunculan Islam, namun kami
yang merupakan keturunan Ishak, janji Ilahi terkait dengan kami, karena
dosa-dosa kami diakhirkan. Namun pastilah janji Ilahi akan sehubungan
dengan kami kelak akan terwujud di masa datang.[8]
Sebagian penulis menulis demikian bahwa terkadang orang-orang Yahudi
berada dalam penantian Messiah dan sebagaimana orang-orang Kristen
memandang bahwa Sang Penyelamat akhir zaman adalah Isa al-Masih.
Meski hingga sebelum kemunculan Nabi Isa asumsi ini ada, namun harap
kita camkan bahwa anggapan seperti ini tentang Sang Penyelamat akhir
zaman adalah anggapan yang keliru; karena Messiah yang dinantikan oleh
orang-orang Yahudi disebut sebagai Masyaih (Masih) dan Masyaih adalah gelar untuk raja-raja kuno Bani Israel. Namun karena redaksi Masih dilekatkan untuk Nabi Isa, ulama untuk menyinggung pada Messiah Yahudi menggunakan redaksi “Messiah” namun kata ini bersumber dari pelafalan Latin yang derivatnya dari kata Ibrani Masyaih.[9] [iQuest]
[1]. Qamus Kitab Muqaddas, hal. 806 sesuai dengan nukilan dari Majallah Takhasshusi Intizhâr, No. 15, hal. 139.
[2]. “Dan
sungguh Kami telah tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
azd-Dzikr (Taurat) bahwasanya hamba-hamba-Ku yang saleh mewarisi bumi
ini.” (Qs. Al-Anbiya [21]:105)
[3]. Perjanjian Lama, Mazmur 37 sesuai nukilan dari Mujtaba Tunei, Mau’ud Name, hal. 230, Qum, 1384.
[4]. Alkitab, Kitab Hagai 2: 6-9, sesuai nukilan dari Mau’ud Nâme, hal. 232.
[5]. Alkitab, Kitab Daniel 12:1-12, sesuai nukilan dari Mau’ud Nâme, hal. 232.
[6]. Farhangg Alifbai, Mahdawiyat, hal. 231 dan 232.
[7]. Husain Taufiqi, Âsynâi bâ Adyân Buzurgh, hal. 124 dan 125 (dengan sedikit perubahan), Sazeman-e Samt, Teheran, 1386.
[8]. Majallah Takhasshusi Intizhâr, No. 15, hal. 146-147.
[9]. Ibid, hal. 121.
No comments:
Post a Comment