أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Dalam Kitab at-Tawasin karya besar Mansur al-Hallaj:
Iblis menjawab,"Tiada yang patut kuagungkan selain Diri-Mu".
ALLAH bertanya balik,"Kendati kau akan menerima kutukan-Ku?".
Iblis menjawab,"Tidak mengapa, karena hasrat hatiku tak sudi condong pada yang lain. Hamba hanyalah
an abject lover".
Kemudian
Iblis bersyair: "Kendati Kau membakarku dengan Api Suci-Mu yang
menyala-nyala untuk selamanya/aku tak akan pernah sudi tunduk pada
kesadaran ego (manusiawi)/pernyataanku berasal dari hati yang
tulus/dalam Cinta aku berjaya, bagaimana tidak?"
Iblis
melanjutkan syairnya: "Sesungguhnya tiada jarak yang memisahkan Dikau
denganku/ketika tujuan tercapai/kedekatan dan jarak adalah satu/kendati
aku ditinggal derita/keadaan itu akan menjadi karibku/jika Kasih itu
satu, bagaimana kita bisa berpisah?/dalam kemurnian yang mutlak, Diri-Mu
kuagungkan/bagi seorang hamba dengan hati yang benar/bagaimana dia
menyembah sesuatu selain Dikau?".
Ribuan
kali, ALLAH memerintahkan Iblis bersujud, bow down!, tetapi dia tetap
enggan, lalu ia bersyair: "Duh Gusti, segala sesuatu termasuk diriku ini
adalah milik-Mu/Kau telah memberikanku pilihan/namun Kau telah
menentukan pilihan-Mu bagiku/jika Kau melarangku dari bersujud, Kau
adalah Pelarang/jika aku salah paham, jangan Kau tinggalkan daku/jika
Kau menginginkanku bersujud dihadapannya, hamba patuh/namun tak
seorangpun lebih mengetahui tentang Maksud-Mu selain Nuraniku ini" Atas
penolakannya, ALLAH menganugerahkan "A highest gift" pada Iblis
berupa kutukan dan penderitaan. Dengan legowo, tanpa bertanya lagi,
tanpa mengeluh, ia menerima Anugerah-Nya yang Tertinggi, sekaligus
terberat. Sang Kekasih bertanya," Tidakkah kau menolak Anugerah-Ku?".
Iblis, sang pencinta sejati menjawab,"Dalam Cinta di sana ada
penderitaan/di sana pula ada kesetiaan/dengan begitu, seorang pencinta
menjadi sepenuhnya matang/berkat kelembutan dan keadilan Sang
Kekasih." Claim Iblis yang mengatakan bahwa ia terbuat dari api dan Adam
dari tanah, sehingga ia enggan bersujud, sangat simbolik.
Seorang Iblis, dengan "Divine Consciousness"-nya mustahil
mempermasalahkan hal-hal fisik jasadi semacam itu. Melalui cermin
Iblis, sebetulnya ALLAH sedang mengajarkan manusia tentang bahaya ego
dan kesombongan akibat kesadaran rendah, di sisi lain Dia mengajari para
malaikat tentang devosi murni model Iblis. Di sisi lain lagi, melalui
para malaikat, Dia mengajarkan kesalehan pada manusia. Alhasil,
sesungguhnya Iblis merupakan Guru yang mengajarkan kesalehan pada para
malaikat dan para malaikat mengajarkan kesalehan itu pada manusia. Pada
saat yang sama, Iblis mempertunjukkan jalan keburukan pada manusia, agar
manusia menghindarinya. Tampak bertentangan, ibarat kain bagus yang
ditenun di atas bahan kasar
(a fine garment is woven on a coarse,black backing). Dengan kata lain, "whoever does not know vice will not know virtue!". Inilah "opposite science" menurut
Hallaj. Lelucon Ilahi ini penuh makna, ibarat masquerade,
natak penyamaran. Bersujud kepada Adam bukanlah perintah (a command),
melainkan ujian (a test). Iblis mengetahui hal ini melalui bisikan-Nya lewat Nuraninya.
Al-Hallaj mengakui iblis sebagai monoteis sejati, begitu pula "Muhammad", simbolik
bagi para Nabi, Kristus, Avatar,Buddha,Wali. Mereka adalah perangkat
Ilahi. Sebagaimana iblis, Kanjeng Nabi Muhammad pernah mengalami test
serupa. Beliau diperintahkan-Nya,"Lihatlah!". Beliau tidak bergeming,
tidak berputar ke kanan, tidak pula ke kiri (beliau tahu bahwa Dia
bersemayam di Dalam Diri). Jangan mengkambinghitamkan iblis atas
perilaku buruk kita. Manusia benar-benar mandiri dan bertanggungjawab
sendiri untuk memilih jalan yang baik atau buruk. Baik (good) dan buruk
(evil) hanyalah refleksi Kebenaran (Truth). Dan Gusti Allah di atas baik
dan buruk, di atas cahaya dan kegelapan. Nur 'ala nur, Allah itu Cahaya
di atas cahaya.
Renungkan
syair Iblis berikut: "Duh Gusti, Kau membebaskanku karena selubungku
terbuka/Kau membuka selubungku karena Keesaan-Ku/membuatku satu
dengan-Mu dari perpisahan/demi Keberadaan-Mu Yang Nyata/aku tak bersalah
telah bersekongkol dalam kejahatan/tidak pula menolak nasibku/tidak
pula gelisah dengan perubahan yang kualami/dan aku bukanlah orang yang
membentangkan di hadapan manusia jalan kesesatan!"
Dalam kitab Almilal wannihal, malaikat ditantang berdebat dengan iblis :
Malaikat : Iblis, mengapa kamu tidak mau sujud kepada Adam
Iblis : "Malaikat, Allah sudah membuat undang-undang, jangan sampai
kita sujud kepada lainya Allah dalam Alquran surat fusssilat ayat
37 diterangkan :
"Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan bersujud kepada
bulan tetapi bersujudlah kepada allah yang menciptakannya
( matahari dan bulan )".
Barang siapa yg bersujud kepada selain Allah akan jatuh musyrik dan musyrik adalah dosa yg tidak mungkin diampuni lagi.
Jadi
saya tidak mau bersujud kepada Adam dikarenakan saya tahu bahwa Adam
itu mahluk , kalau saya sujud pd Adam maka saya musrik , maka saya tidak
diampuni , dan saya mutlak sujud hanya pada ALLAH ta'ala saja dan tidak
sujud lainnya Allah.
Malaikat : Iblis, kamu tidak tahu tidak sujud kepada Adam itu perintah Allah
bukan kehendak Adam, tetapi kehendak Allah ta'ala , jadi kalau
kamu bersujud kepada Adam artinya kamu sujud kepada Allah
karena itu perintah Allah.
Iblis : Memang betul, ini perintah Allah tapi perintah tersebut adalah
untuk menguji katauhidan kita. perintah itu memang ada yg
semata-mata perintah, tapi ada juga perintah yang sifat untuk
mengguji ketauhidan kita
dari pembicaran tersebut ada dua hal yg menarik yaitu
- Apakah benar semata-mata perintah
- Apakah perintah yang bersifat menguji
Saya ( iblis )
jelas mengetahui bahwa perintah itu adalah perintah yang bersifat untuk
menguji katauhidan kita sebab yg mengetahui bahwa adam itu adalah
mahluk yg diciptakan dari tanah masak saya sujud kepada mahluk dari
tanah.
Malaikat : Darimana kamu mengetahui bahwa sujud kepad Adam itu
semata-mata untuk menguji tidak semata-mata perintah ..???
Iblis : buktinya ada larangan sujud kepada lainya Allah
itu belum dicabut . Dari satu segi dilarang sujud kepada
lainya Allah dan segi lain diperintah sujud kepada lainya Allah
Bagaimana
( iblis ) saya tahu sujud kepada Adam itu semata-mata perintah kalau
larangan belum dicabut, kalau larangan bersujud lainya Allah dicabut ,
maka saya akan mengetahui sujud kepada Adam itu semata-mata adalah
perintah Allah .oleh karena itu larangan belum dicabut maka jelaslah
perintah sujud kepada Adam itu Adalah UJIAN
Demikian
percakapan malaikat dan iblis dalam kitab tersebut. Memang kalau kita
lihat sepintas lalu menyalahkan IBLIS sangat mudah akan tetapi seperti
diatas iblis diuji ketauhidan yg sangat sulit sekali iblis pertama
menggunakan alasan materi alasan ke 2 kemudian iblis menggunakan alasan
tauhid , alasan ubuddiyyah.
No comments:
Post a Comment