أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Ternyata dalam ayat-ayat Al Qur’an tentang iblis, salah satu ciri yang sering kita lupa adalah bahwa Iblis itu makhluk yang sangat beriman kepada Allah swt. Ia bersama para malaikat sebelum manusia diciptakan sudah bersanding di surga. Mereka beribadah, Iblispun juga. Kemudian ternyata bahwa iblis dicap kafir adalah hanya karena kesalahan yang satu ini: Sombong, ia tidak mau mengikuti perintah Allah swt untuk bersujud (menghormat) kepada Adam as. dan akhirnya dicap kafir. Jika Iblis dicap kafir karena kesalahan satu saja, maka bagaimana dengan kesalahan manusia yang bertumpuk: baik salah secara horizontal maupun vertikal? baik salah prosedural maupun salah struktural, kesalahan aktual maupun faktual, kesalahan universal dan kesalahan individual?
Melihat dari sisi kesalahan, jelas manusia lebih banyak kesalahannya daripada Iblis dan anak keturunannya: syten-syetan yang telah menggurita di segala aspek kehidupan dan telah mengurai dalam segala rupa bentuk kebudayaan. Kini setan tidak lagi berwujud makhluk halus seperti di sinetron, melainkan sudah berupa dan bersuara juga bisa dinikmati dengan tingkat syahwat yang bekelas-kelas. Sampai kiamat, mereka akan terus mewujud dalam berbagai versinya sekan tidak mau ketinggalan dengan logo Intel Inside, syetanpun meniru dengan terus-menerus mengupgradekan dirinya di hati dan jiwa tiap-tiap seseorang dengan Satan Inside. Jika semakin beriman orang itu, maka prosesor insidenya lebih canggih. Namun pada yang tipis imannya, ia akan ditinggalkan sebab ia sendiri sudah menjadi prosesor untuk menggoda teman-teman yang lainya.
Mengapa hal ini dibiarkan oleh Tuhan? ya jelas karena tugas iblis dan syetan secara profesional hanyalah satu: menggoda manusia hingga menjadi temannya. Tugas ini memang diizinkan olahNya. Tapi jelas sih, kalau Allah itu memberi jaminan dalam ayatnya yaitu tidak akan ada kehawatiran bagi yang mengikuti jalannya, sebaliknya akan dicap sebagai yang sesat (kafir).
Masalah menggoda, terlihat profesionalitas syetan. Misalnya kepada orang-orang alim syetan akan menggoda dengan tingkat godaan yang lebih canggih berbeda dengan kepada orang yang biasa-biasa saja. Bahkan jika sudah menjadi syetan, maka ia sudah menjadi zombie untuk menulari kepada kerabatnya. Ada sebuah ungkapan menarik:
Karena itu ternyata bahwa melawan suatu sifat kesombongan salah satunya dengan ilmu (bukan ngelmu). Karena itu saya berharap kepada Anda semoga ilmu kalian bisa menetes kemari dan seingga bisa bermanfaat buat saya yang masih sering kaku dan wagu membedakan sifat Iblis dan manusia. Dengan demikian antara saya dengan iblis agar menyadari masing-masing profesinya.. dia penggoda, kita penggede amal….. Wallahu a’lam.
Ternyata dalam ayat-ayat Al Qur’an tentang iblis, salah satu ciri yang sering kita lupa adalah bahwa Iblis itu makhluk yang sangat beriman kepada Allah swt. Ia bersama para malaikat sebelum manusia diciptakan sudah bersanding di surga. Mereka beribadah, Iblispun juga. Kemudian ternyata bahwa iblis dicap kafir adalah hanya karena kesalahan yang satu ini: Sombong, ia tidak mau mengikuti perintah Allah swt untuk bersujud (menghormat) kepada Adam as. dan akhirnya dicap kafir. Jika Iblis dicap kafir karena kesalahan satu saja, maka bagaimana dengan kesalahan manusia yang bertumpuk: baik salah secara horizontal maupun vertikal? baik salah prosedural maupun salah struktural, kesalahan aktual maupun faktual, kesalahan universal dan kesalahan individual?
Melihat dari sisi kesalahan, jelas manusia lebih banyak kesalahannya daripada Iblis dan anak keturunannya: syten-syetan yang telah menggurita di segala aspek kehidupan dan telah mengurai dalam segala rupa bentuk kebudayaan. Kini setan tidak lagi berwujud makhluk halus seperti di sinetron, melainkan sudah berupa dan bersuara juga bisa dinikmati dengan tingkat syahwat yang bekelas-kelas. Sampai kiamat, mereka akan terus mewujud dalam berbagai versinya sekan tidak mau ketinggalan dengan logo Intel Inside, syetanpun meniru dengan terus-menerus mengupgradekan dirinya di hati dan jiwa tiap-tiap seseorang dengan Satan Inside. Jika semakin beriman orang itu, maka prosesor insidenya lebih canggih. Namun pada yang tipis imannya, ia akan ditinggalkan sebab ia sendiri sudah menjadi prosesor untuk menggoda teman-teman yang lainya.
Mengapa hal ini dibiarkan oleh Tuhan? ya jelas karena tugas iblis dan syetan secara profesional hanyalah satu: menggoda manusia hingga menjadi temannya. Tugas ini memang diizinkan olahNya. Tapi jelas sih, kalau Allah itu memberi jaminan dalam ayatnya yaitu tidak akan ada kehawatiran bagi yang mengikuti jalannya, sebaliknya akan dicap sebagai yang sesat (kafir).
Masalah menggoda, terlihat profesionalitas syetan. Misalnya kepada orang-orang alim syetan akan menggoda dengan tingkat godaan yang lebih canggih berbeda dengan kepada orang yang biasa-biasa saja. Bahkan jika sudah menjadi syetan, maka ia sudah menjadi zombie untuk menulari kepada kerabatnya. Ada sebuah ungkapan menarik:
Syetan lebih takut kepada orang alim meski tidur, dibandingkan dengan shalatnya orang-orang bodohKonon alasanya adalah jika orang yang ”tak berilmu” melakukan suatu ibadah, kemudian tiba-tiba iblis datang mengaku dirinya tuhan, misalnya berkata: “hai kamu, sudahlah engkau tidak perlu lagi beribadah, hentikan saja! sebab aku telah kabulkan semua keinginanmu.” Maka penampakan ini dianggap olehnya sebagai kebenaran. Lalu senanglah ia dan berhentilan ibadahnya. Sebaliknya, bagi orang yang berilmu tidak demikian adanya. Sebab katanya, bagaimana mungkin Tuhan memberikan spesial buatku, sebab Nabi saja tak pernah berhenti berbuat baik (ibadah dll) masak saya di suruh berhenti, apa istimewanya aku.
Karena itu ternyata bahwa melawan suatu sifat kesombongan salah satunya dengan ilmu (bukan ngelmu). Karena itu saya berharap kepada Anda semoga ilmu kalian bisa menetes kemari dan seingga bisa bermanfaat buat saya yang masih sering kaku dan wagu membedakan sifat Iblis dan manusia. Dengan demikian antara saya dengan iblis agar menyadari masing-masing profesinya.. dia penggoda, kita penggede amal….. Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment