Sunday, May 25, 2025

Islah nya Langit Dan Bumi

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله 

 Islah nya Langit dan Bumi 

Allah SWT memisahkan langit dan bumi (dalam firman-Nya di atas) yang keduanya ketika itu masih berupa asap. Allah SWT berfirman: Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”, keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.” (Fushshilat 11) Bumi dipisahkan dari langit yang keduanya bersatu padu dan merupakan asap (dalam firman-Nya di atas), yaitu asap bumi diasingkan (dijadikan tersendiri) tanpa keluar dari ruang asap langit, agar penciptaan bumi terpisah dengan penciptaan langit dan penciptaan makhluk-makhluk di langit. Asap (yang tanpa asap bumi) itu lalu dijadikan oleh Allah SWT sebagai langit dengan dibangunnya, diluaskannya, ditinggikannya dan disempurnakannya. Hal itu dijelaskan dalam firman-Nya ini: Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (Adz Dzaariyaat 47) 
Dan Allah telah meninggikan langit. (Ar Rahmaan 7) 
Allah telah membangunnya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. (An Naazi’aat 27-28) Allah SWT lalu membuat langit itu menjadi tujuh langit, yaitu tujuh lapis langit atau tujuh tingkatan langit, seperti dijelaskan firman-Nya ini: Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. (Al Baqarah 29) 
 Yang telah menciptakan tujuh langit yang berlapis-lapis. (Al Mulk 3) 
 Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (Nuh 15) 
 Allah SWT menciptakan dan membangun langit dengan tanpa tiang hingga menjadi tujuh lapis langit yang kokoh, seimbang dan tanpa ada yang retak. Allah SWT berfirman: Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya. (Luqman 10) 
 Dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh. (An Naba’ 12) 
 Dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun. (Qaaf 6) 
 Yang telah menciptakan tujuh langit yang berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. (Al Mulk 3) 
Adapun jangka waktu Allah SWT menciptakan dan membangun langit tujuh lapis, yaitu sebagai berikut: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. (Fushshilat 12) : 
“Apakah Allah SWT menciptakan langit dengan tujuh lapis itu dari asap?” 
Jawaban: “Allah SWT telah menjelaskan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di langit dan di bumi dengan ukuran dan perhitungan. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Al Qamar 49) أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ 
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiyaa’ 30) 
 Pengarang kitab Durratun Nashihin bernama Utsman bin Hasan bin Ahmad asy-Syakir al-Khubawi ar-Rumi al-Hanafi rahimahullah, yang digelar oleh Syaikh Umar Ridha Kahhalah sebagai seorang wa`iz (penceramah / juru nasihat), mufassir dan muhaddits, hidup di akhir abad ke 12H di zaman Dinasti Utsmaniyyah. Kitab ini selesai beliau tulis sekitar tahun 1224H. Dalam penulisannya, beliau telah merujuk kepada sekurang - kurangnya 75 buah kitab dan menukil daripadanya. Di antara 75 buah kitab tersebut ada yang sudah sangat sulit untuk dijumpai kerana langka, maka dari satu sudut kita sepatutnya berterimakasih kepada si pengarang yang telah menyajikan kepada kita faedah dan mutiara yang terkandung dalam kitab - kitab yang langka tersebut. Selanjutnya, pada halaman 123, pengarang menukil kisah dialog di antara Langit dengan Bumi, sebagai berikut:-: ...Adapun (antara) sebab bagi mi'raj (Junjungan Nabi shallaAllahu `alaihi wa sallam) adalah Bumi bermegah - megah dengan Langit. Kata Bumi: "Aku lebih baik daripada engkau kerana Allah ta`ala telah menghiaskan aku dengan berbagai negeri, laut, sungai, pepohonan, gunung - ganang dan sebagainya." Langit menjawab: " Aku lebih baik daripada engkau kerana matahari, bulan, bintang - bintang, falak, buruj, arsy, kursy dan syurga ada padaku. " Bumi berkata lagi: " Ada padaku Ka`bah yang diziarahi dan bertawaf padanya para nabi dan rasul, para wali dan orang - orang mukmin amnya." Langit membalas: " Padaku ada Baitul Makmur tempat para malaikat langit bertawaf, padaku juga ada syurga kediaman arwah para nabi, para rasul, awliya dan shalihin." Bumi berkata lagi: " Sesungguhnya Penghulu Para Rasul, Penutup Para Nabi, Kekasih Tuhan Semesta Alam, Makhluk Terafdhal yang Allah wujudkan - atasnya tahiyyat (penghormatan) yang paling sempurna - mendiamiku dan syariatnya berjalan atasku." Mendengar perkataan Bumi ini, Langit tidak mampu untuk menjawabnya. Langit mendiamkan dirinya seraya bertawajjuh kepada Allah sambil berkata: "Ya Tuhanku, Engkaulah yang menjawab permohonan orang - orang yang tersepit dan aku lemah untuk memberikan jawapan atas perkataan Bumi. Maka aku memohon agar Engkau naikkan Muhammad kepadaku supaya aku mendapat kemuliaan dengan baginda sebagaimana mulianya Bumi dengan keindahan baginda dan bermegahnya Bumi dengan baginda." Maka Allah mengabulkan permintaan Langit (dengan memi'rajkan baginda shallaAllahu `alaihi wa sallam ke langit Tentunya itu menjadikan refleksi bagi lahir batin makhluk dan menjadi pertanyaan logis dan metafisik?? Apakah kita hanya melihat ke langit dengan kesombongan untuk diterima di sisi-Nya,.. Ataukah Kita melihat ke bumi sebagai asal dan kembali kita dengan kerendahan diri di hdapan-Nya??? coba tanyakan??!! .. Dengan ketenangan/tuma'ninah dan kesadaran Ilahi/khusyu' kalian dapat keduanya,... Be yours self and take a chance and change for more good kind for lifetime evenly small think for best you can do or nothing
See you Afterlife go on

No comments: