أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Adapun mengucapkan dua kalimah syahadah itu adalah dengan melafazkan kata :
Ucapan kalimah ini juga boleh dinamakan sebagai ucapan penyaksian diantara kita dengan diri kita, dengan cara-cara sebagai berikut :
Kita fanakan (kosongkan) diri kita dan kita isbabkan (tampilkan) segala-galanya kepada Allah s.w.t.
Bila saja kita telah hilang segala-galanya, dan yang nyata Allah s.w.t. semata-mata, segera kita ucapkan lafaz dua kalimah syahadah ini, dan selama kita melafazkan dua kalimah syahadah ini maka kita hendaklah menilik kedalam bathin kita dan kita bayangkan rupa wajah kita. Sesungguhnya hanya kita sajalah yang tahu bagaimana perasaan hilang diri itu.
Untuk lebih jelasnya bertanya-lah kepada orang-orang makrifat lagi mursyid yang pernah mengalami hal yang seperti ini.
Untuk menjadi kamil (sempurna) di antara keduanya maka kalimah syahadah ini harus dilafazkan terus habis tanpa diwakafkan, melainkan dalam satu nafas saja.
Silahkan diulangi selalu ucapan dengan cara tersebut diatas, sehingga hal tersebut menghasilkan satu kelezatan yang amat sangat seperti yang pernah dialami oleh orang-orang ariffinbillah dan orang-orang makrifat kepada Allah s.w.t.
seperti kata orang-orang sufi :…
Artinya : Barang siapa yang tidak merasainya dia tidak akan mengetahui.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan bertanya kepada guru yang makrifat lagi mursyid.
Namun begitu alangkah bahagianya apabila kita sendiri dapat merasai dan menikmatinya. Ini berarti kita telah ber-jaya menyaksikan diri kita dengan satu bentuk kesaksian yang hakiki dan makrifat. Oleh karena itu, wahai saudaraku, bersyahadatlah kamu sampai ke martabat orang-orang ariffinbillah, karena jika kita tidak ber-jaya memperolehnya maka berarti syahadah kita adalah syahadat tanda yang tidak mengandung arti dan faedah apa-apa
CARA MENIKMATI UCAPAN
DUA KALIMAH SYAHADAH
Adapun mengucapkan dua kalimah syahadah itu adalah dengan melafazkan kata :
“ Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasullullah “
Ucapan kalimah ini juga boleh dinamakan sebagai ucapan penyaksian diantara kita dengan diri kita, dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Hilangkan diri kita.
Maksud
menghilangkan diri adalah dengan cara kita merasai dengan satu
perasaan yang sesungguh-sungguhnya bahwa diri kita ini adalah tidak
mempunyai apa-apa, tidak berkuasa, tidak melihat, tidak mendengar,
tidak berkehendak, tidak …… tidak….. hanya Allah s.w.t. bersifat
teragung itu.Kita fanakan (kosongkan) diri kita dan kita isbabkan (tampilkan) segala-galanya kepada Allah s.w.t.
Bila saja kita telah hilang segala-galanya, dan yang nyata Allah s.w.t. semata-mata, segera kita ucapkan lafaz dua kalimah syahadah ini, dan selama kita melafazkan dua kalimah syahadah ini maka kita hendaklah menilik kedalam bathin kita dan kita bayangkan rupa wajah kita. Sesungguhnya hanya kita sajalah yang tahu bagaimana perasaan hilang diri itu.
Untuk lebih jelasnya bertanya-lah kepada orang-orang makrifat lagi mursyid yang pernah mengalami hal yang seperti ini.
Adapun maksud melafazkan dua kalimah syahadah tersebut adalah dengan cara kita melafazkannya dengan mulut dan diresapi di dalam hati. Ucapkan kalimah syahadah tersebut secara tanpa diwakafkan dimana-mana bahagian kalimah, Intinya adalah bagaimana kalimah syahadah itu bisa dibaca dalam satu nafas, kemudian bacalah dengan terang mengikuti bacaan huruf dan baris masing-masing serta hendaklah dibaca secara panjang. sebab jika diwakafkan pada kalimah, maka pada hakekatnya kita telah mencoba untuk memisahkan diri rohani kita dengan diri kita yang jasmani. Sesungguhnya bahwa diri kita yang zahir ini tidak boleh dipisahkan dengan diri bathin kita.2. Melafazkan kalimah
Untuk menjadi kamil (sempurna) di antara keduanya maka kalimah syahadah ini harus dilafazkan terus habis tanpa diwakafkan, melainkan dalam satu nafas saja.
Dua kalimah syahadah ini hendaklah ditanamkan didalam dada yaitu ketika kita melafazkan kalimah tersebut maka serentak dengan itu hendaklah diikuti oleh semua panca indera serta seluruh anggota tubuh kita turut melafazkan kalimah syahadah tersebut. Jangan sekali-kali melafazkan kalimah tersebut hanya dibibir dan di lidah saja tanpa diikuti oleh panca indera dan anggota tubuh lainya. Bila saja kita bisa melafazkan dengan cara tersebut di atas sudah barang tentu kita akan merasai gemetar seluruh tubuh kita dan disertai dengan satu rasa kelezatan yang amat sangat.3. Hendaklah dibaca dan didengar oleh seluruh tubuh
Silahkan diulangi selalu ucapan dengan cara tersebut diatas, sehingga hal tersebut menghasilkan satu kelezatan yang amat sangat seperti yang pernah dialami oleh orang-orang ariffinbillah dan orang-orang makrifat kepada Allah s.w.t.
Perasaan yang mengalir apabila kalimah syahadah ini dilafazkan tidak bisa di terangkan dengan kata-kata tetapi hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang merasainya.4. Merasai nikmat
seperti kata orang-orang sufi :…
Artinya : Barang siapa yang tidak merasainya dia tidak akan mengetahui.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan bertanya kepada guru yang makrifat lagi mursyid.
Namun begitu alangkah bahagianya apabila kita sendiri dapat merasai dan menikmatinya. Ini berarti kita telah ber-jaya menyaksikan diri kita dengan satu bentuk kesaksian yang hakiki dan makrifat. Oleh karena itu, wahai saudaraku, bersyahadatlah kamu sampai ke martabat orang-orang ariffinbillah, karena jika kita tidak ber-jaya memperolehnya maka berarti syahadah kita adalah syahadat tanda yang tidak mengandung arti dan faedah apa-apa
No comments:
Post a Comment