أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
(DEMI KEMULIAAN BADR AL KUBRA, BACALAH DENGAN HIKMAT, maka akan engkau dapatkan rahasia dibalik rahasia)
...Sampailah
 kita di hari yang mulia ini 17 Ramadhan yang mengingatkan kita kepada 
peristiwa Badr Al Kubra, dimana diterangkannya bendera pembela Sang Nabi
 SAW, pertama kali ketika beliau SAW berhadapan dengan kaum Muhajirin 
dan Anshar di Madinah Al Munawwarah sebelum menuju Badr Al Kubra, maka 
di saat itulah wajah yang paling ramah, wajah yang paling indah, wajah 
yang dikatakan oleh Sayyidina Anas bin Malik :
مَارَأَيْنَا مَنْظَرًا أَعْجَبُ مِنْ وَجْهِ النَّبِي
“
 Tidak ada pemandangan kutemukan lebih indah dari wajah Sang Nabi (saw),
 lebih menakjubkan dari wajah Sang Nabi”. Ketika berdiri kaum muhajirin 
dan anshar menghadap wajah yang paling mulia, wajah yang paling sopan, 
wajah yang paling berkasih sayang dari seluruh makhluk Allah, wajah yang
 dikatakan oleh Allah :
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ ( القلم : 4
“
 Sungguh engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang agung”.( QS.Al Qalam : 
4) Wajah yang selalu menjawab cinta dari semua umat bahkan dari benda 
mati, demikian Sayyidina Nabi Muhammad SAW. Maka Rasulullah SAW berkata 
:“ bagaimana pendapat kalian “ ?, maka berkata salah seorang Anshar :
لَكَأَنَّكَ تُرِيْدُ مِنَّا يَارَسُولَ اللهِ ؟
“
 Ya Rasulullah tampaknya engkau menunggu pendapat kami”?, maka Rasul SAW
 berkata : betul, bagaimana pendapat kalian wahai kaum Anshar? , maka 
salah satu kaum Anshar berkata :
يَارَسُولَ
 اللهِ اِمْضِ بِنَا لِمَا أَرَدْتَ فَنَحْنُ مَعَكَ, لَوْ اسْتَعْرَضْتَ 
بِنَا هَذَا اْلبَحْرَ فَخَضْتَهُ لَخَضْنَاهُ مَعَكَ مَا تَخَلَّفَ مِنَّا
 رَجُلٌ وَاحِدٌ لَعَلَّ اللهُ يُرِيْكَ مِنَّا مَا تَقَرَّ بِهِ عَيْنُكَ
“
 Wahai Rasul, kami akan ikut bersamamu kemanapun engkau pergi , jika 
engkau mengajak kami kemanapun kami akan ikut, jika engkau berdiri di 
depan lautan lalu masuk ke dasar lautan, kami akan ikut dan tidak akan 
tersisa satu pun dari kami kecuali ikut denganmu, barangkali dengan itu 
kami bisa menggembirakan hatimu wahai Rasulullah”.
Inilah
 tujuan Muhajirin dan Anshar yang selalu ingin menggembirakan hati Nabi 
Muhammad SAW, mereka rela mati kesemuanya demi menggembirakan hati 
Muhammad Rasulullah SAW,
فَسُرَّ وَجْهُ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ,
maka terlihat terang benderang dan gembira wajah Rasul SAW, maka mereka pun berangkat.
Hadirin
 hadirat… malam 17 Ramadhan malam munajat , Sang Nabi berdoa kehadirat 
Allah terangkat kedua tangannya hingga jatuh ridanya (rida : sorban 
dipundak)dari panjangnya doa beliau, diantara doa beliau SAW riwayat 
Shahih Al Bukhari :
اَللَّهُمَّ إِنْ تَشَأْ لَا تُعْبَدُ بَعْدَ اْليَوْمِ ...
“
 Wahai Allah aku risau kalau seandainya kelompok kecil kami ini kalah 
orang-orang yang banyak tidak siap berperang, senjata terbatas tidak 
mampu berbuat apa-apa, kalau sampai kalah kelompok ini dan habis di 
bantai,
لَا تُعْبَدُ بَعْدَ اْليَوْمِ
aku
 risau tidak ada yang menyembah Mu di muka bumi, karena seluruh 
orang-orang para da’i, para pembela Sang Nabi kumpul di Badr, kalau 
semuanya di bantai maka habislah, tinggallah Dhu’afaa’ (orang-orang 
lemah) di Makkah dan kaum wanita di Madinah, maka setelah ini 
jangan-jangan tidak ada lagi yang menyembahMu kalau sampai kelompok ini 
kalah. Demikian risaunya Sang Nabi, beliau mempunyai jiwa yang risau, 
paling risau sesuatu menimpa umat nya inilah jiwa Sayyidina Muhammad, 
inilah jiwa yang Allah katakan :
لَقَدْ
 جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ 
حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ (التوبة : 128 )
“
 Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari jenis kalian 
sendiri, yang sangat menjaga kalian dan sangat berat memikirkan apa yang
 menimpa kalian, dan sangat santun dan berkasih sayang terhadap 
orang-orang yang beriman”. ( QS. At Taubah : 128)
Inilah Sayyidina Muhammad SAW yang berdoa :
اَللَّهُمَّ ثَقِّلْ عَلَيَّ مَوْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِيْ
Sampai
 di saat musibah yang paling dahsyat di dunia ini, yaitu sakaratul maut 
seraya berdoa kepada Allah di saat beliau akan wafat “ Ya Allah keraskan
 dan pedihkan sakaratul mautku dan ringankan untuk seluruh umatku ‘’. 
Inilah doa Sayyidina Muhammad SAW, rela menerima kepedihan sakaratul 
maut demi teringankan untuk umatnya. Maka, hadirin hadirat…satu-satunya 
jiwa yang paling tidak tega melihat umatnya merintih di dalam api neraka
 karena berdosa beliau bersujud untuk memohonkan syafaat untuk para 
pendosa, inilah Muhammad Rasulullah SAW pimpinan Ahlul Badr. Maka mereka
 keluar dengan dua bendera hitam, satu bendera di tangan Muhajirin satu 
bendera di tangan Anshar. Bendera Muhajirin di tangan Sayyidina Ali bin 
Abi Thalib Karramallahu wajhah RA, dan satu bendera di tangan kaum 
Anshar. Dan Rasulullah SAW berkata janganlah kalian menyerang mereka 
sebelum mereka menyerang kalian, jangan ada yang bergerak dan berbuat 
sesuatu sebelum mereka terlebih dahulu berbuat dan menyerang kita. 
Jumlah 313 orang, senjata tidak lengkap menghadapi 3000 pasukan 
musyrikin quraisy dengan senjata lengkap dan kuda, pakai baju besi, topi
 besi, senjata, pedang, siap tempurnya dengan pasukan kuda yang berlapis
 baja pula, berhadapan dengan pasukan 313 orang, berapa puluh yang punya
 pedang, lainnya bawa tombak, lainnya cuma punya panah, lainnya hanya 
bawa tongkat, dan yang lainnya membawa batu dan alat tani, inilah 
keadaan mereka. Allah berfirman :
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ ( الأنفال : 9
“
 Jika kalian berdoa dan bermunajat meminta pertolongan kepada Tuhanmu, 
lalu diperkenankanNya bagimu, sesungguhnya Aku (Allah) akan mendatangkan
 bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang 
berturut-turut”. (QS.Al Anfal : 9)
Berkata
 Abu Sa’id dari kaum Anshar, aku buta sejak perang Badr kalau seandainya
 aku tidak buta, aku bisa perlihatkan kalian dimana turunnya pasukan 
malaikat dari belahan langit di wilayah Badr, karena kejadian itu 
terjadi di wilayah yang dinamakan Badr tahun ke-2 Hijriah pada hari 
Jum’at 17 Ramadhan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Demikian
 indahnya peperangan Badr Al Kubra ini, ketika Sayyidina Abu Thalhah Al 
Anshari RA yang sangat mencintai Sang Nabi SAW, yang berlutut di 
tengah-tengah peperangan seraya berkata kepada Rasulullah :
وَجْهِيْ لِوَجْهِكَ اْلوِقَاءُ وَنَفْسِيَ لِنَفْسِكَ اْلفِدَاءُ
“
 Wajahku ini siap menjadi tameng bagi segala serangan di wajahmu ya 
rasul, jiwa dan ragaku siap untuk membentengimu wahai Nabi dari segala 
panah dan senjata “. Maka orang seperti Abu Thalhah ini kata Rasul : Abu
 Thalhah ka alf min ummati ( Abu Thalhah seperti 1000 orang kekuatannya 
dalam umatku ). Demikian keadaan para pencinta Rasul SAW yang mempunyai 
kekuatan yang demikian dahsyat . Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah ini di 
dalam peperangan Badr pedangnya jatuh karena kantuknya, karena sepanjang
 malam qiyamul lail di saat perang terjatuh pedangnya, bagaimana manusia
 perang dengan hawa nafsu, kalau ia perang dengan hawa nafsu tentunya ia
 tidak akan bisa memejamkan mata sekejap pun dari melihat serangan 
pedang 3000 orang pasukan kuffar quraisy dengan senjata lengkap masih 
bisa terkantuk-kantuk, menunjukkan mereka memang mempunyai jiwa-jiwa 
yang suci dan damai, bahkan Sang Nabi mengatakan “ jangan menyerang 
sebelum mereka menyerang”. Demikian hadirin hadirat, manusia yang paling
 tidak menghendaki permusuhan walau terhadap orang-orang yang paling 
jahat memusuhi beliau, bahkan pada saat perang Uhud ketika panah besi 
menembus rahang beliau, dan beliau SAW roboh maka saat itu berdiri 
Sayyidina Abu Thalhah di depan beliau, dan Rasul berdiri lagi untuk 
melihat keadaan pasukannya yang kacau balau karena diserang kaum kuffar,
 maka Abu Thalhah berkata ; tetap duduk wahai Rasul jangan berdiri 
sungguh ...
وَجْهِيْ لَيْسَ بِوَجْهِكَ وَصَدْرِيْ لَيْسَ بِصَدْرِكَ
(
 wajahku bukan wajahmu dadaku bukan dadamu ), biar aku yang kena 
serangan panah jangan engkau kena serangan lagi, tetap di tempatmu wahai
 Rasul. Dan Rasul sudah mengalir darah, karena panah besi menghantam 
dari pada perisai baja yang ada di tangan Sang Nabi dan sedemikian 
kerasnya sampai menembus baja tersebut dan menembus tulang rahang 
beliau. Maka Sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ RA dan Sayyidina Ali bin Abi
 Thalib Karramallahu Wajhah, diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari 
datang kepada Nabi dan membersihkan darah yang mengalir dari wajah 
beliau. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Bari bisyarh 
Shahih Al Bukhari menjelaskan bahwa Rasul memegang ridanya (rida : 
sorban dipundak yg sering juga dililitkan dileher oleh beliau saw), 
menahan jangan sampai darah jatuh ke tanah, maka para Shahabat berkata 
biar dulu darahnya jatuh ke tanah wahai Rasul, kita urus panah besi di 
rahangmu masih menempel, maka Rasul berkata kalau ada darah dari wajahku
 jatuh ke tanah, Allah akan tumpahkan bala’ untuk mereka, maka Rasul 
tidak ingin bala’ ini tumpah pada mereka yang memerangi beliau, inilah 
Sayyidina Muhammad SAW . Panah besi menembus rahang beliau, beliau masih
 sibuk menjaga jangan sampai setetes darah jatuh ke tanah, karena nanti 
Allah akan murka kalau sampai ada setetes darah dari wajahku jatuh ke 
bumi, Allah akan menumpahkan bala’ untuk mereka, Rasul masih ingin 
mereka masuk Islam lalu keterunannya mendapat hidayah, demikian manusia 
yang paling indah Sayyidina Muhammad SAW. Perang Badr berakhir dengan 
kemenangan.
Hadirin...Sayyidina
 Utsman bin Affan RA, yang saat akan berangkat ke Badr terkena musibah 
karena istrinya sakit. Sayyidina Utsman mau meninggalkan istrinya namun 
ia tidak berani karena istrinya adalah putri Rasulullah SAW, baginya 
peperangan Badr belakangan, ini putri Sayyidina Muhammad SAW. Maka 
Sayyidina Utsman berkata : Ya Rasulullah, putrimu sakit aku mohon ijin. 
Maka Rasulullah berkata : Kau tetap jaga putriku. Selesai perang Badr, 
maka Rasulullah saw bersabda, Allah telah berfirman kepada Ahlul Badr 
dalam hadits qudsy riwayat Shahih Bukhari :
اِعْمَلُوْا مَا شِئْتُمْ يَاأَهْلَ اْلبَدْرِ قَدْ غَفَرَ اللهُ ذُنُوْبَكُمْ مَاتَقَدَّمَ وَمَا تَأَخَّرَ
“
 Beramallah semau kalian wahai ahlul Badr, karena Allah telah mengampuni
 dosa kalian yang telah lalu dan yang akan datang “. Maka Sayyidina 
Utsman berkata : Ya (Wahai) Rasulullah, aku tidak hadir perang Badr, aku
 menjaga putrimu. Maka Rasulullah berkata : Kau dapat pahala Badr, dan 
kau dalam kelompok Ahlul Badr. Demikian hadirin hadirat, karena beliau (
 Sayyidina Utsman ) menjaga putri Rasul, mengorbankan hadir dari perang 
Badr maka Allah memberikan baginya pahala kemuliaan Badr Al Kubra, 
Sayyidina Utsman RA.
Inilah
 indahnya sunnah Nabi kita Muhammad SAW “berbuatlah semampunya”. Semoga 
Allah SWT memuliakan kita dalam rahasia keagungan Badr Al Kubra ini dan 
kemuliaan Nuzul Al Qur’an. Rabbi..Rabbi..halalkan seluruh wajah kami 
mendapatkan cahaya kemuliaan Nuzulul Qur’an, pastikan kami semua kelak 
dalam kelompok Ahlul Badr, ketika dipanggil di yaumul kiamah wahai Ahlul
 Badr berdirilah, pastikan kami berdiri diantara para pencinta Ahlul 
Badr. Ya Rahman Ya Rahim Ya Zal Jalali Wal Ikram…jika kelak di yaumul 
qiamah masing-masing kelompok dipanggil dengan pencintanya, kelompok 
pezina, kelompok pemabuk, masing-masing berdiri dengan kelompoknya, maka
 di saat itu akan dipanggil pula dimana kelompok Ahlul Badr, semoga aku 
dan kalian berdiri dalam kelompok Ahlul Badr. Semoga aku dan kalian 
tidak berdiri saat dipanggil mana kelompok penggunjing, mana kelompok 
pendusta, mana kelompok pencaci, mana kelompok pendosa, Rabbi..jangan 
Engkau berdirikan (kami) diantara mereka. Pastikan ketika Ahlul Badr 
dipanggil kami ikut berdiri diantara mereka para pecinta Ahlul Badr, 
yang telah disabdakan oleh Nabi kami :
اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
(seseorang
 bersama dengan orang yang dicintainya). Rabbi..kami rindu wajah-wajah 
Ahlul Badr Al Kubra, kami rindu melihat wajah-wajah damai, kami rindu 
melihat wajah Khulafaa’ Ar Rasyidin, kami rindu melihat wajah Muhajirin 
dan Anshar, kami rindu memandang wajah Sayyidina Ali bin Abi Thalib 
Karramallahu Wajhah, melihat wajah-wajah mulia. Ya Zal Jalali Wal Ikram 
Ya dzaa At Thawli Wal In’aam Ya Rahman Ya Rahim..pastikan kami di dalam 
keberkahan dunia dan akhirat dalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Demi 
kemuliaan Badr Al Kubra jawablah seluruh doa kami, hapuskan seluruh dosa
 kami, singkirkan segala kesulitan kami, jauhkan musibah dari kami 
sejauh-jauhnya, jauhkan dari kami kemurkaan sejauh-jauhnya. Ya Rahman Ya
 Rahim..damaikan kami, damaikan masyarakat kami, damaikan bumi Jakarta, 
damaikan bangsa kami, tenangkan jiwa muslimin muslimat (agar terhindar) 
dari perbuatan-perbuatan yang hina dan mungkar. Ya Rahman Ya Rahim Ya 
Zal Jalali Wal Ikram..jadikan jiwa kami dan jiwa saudara-saudara kami 
muslimin muslimat selalu risau jika ingin berbuat dosa, dan selalu 
tenang dan senang jika ingin berbuat pahala..
 
 
No comments:
Post a Comment