MEMBEDAH SEJATINYA SABDO PALON
SIAPAKAH SABDO PALON?
SIAPAKAH NOYO GENGGONG?(Benang Merah Sabdo Palon, Uga Wangsit Siliwangi, Ramalan Joyoboyo, Kalki Avatar, Imam Mahdi dan cerita-cerita tentang Akhir Jaman)
SIAPAKAH SABDO PALON?
SIAPAKAH NOYO GENGGONG?(Benang Merah Sabdo Palon, Uga Wangsit Siliwangi, Ramalan Joyoboyo, Kalki Avatar, Imam Mahdi dan cerita-cerita tentang Akhir Jaman)
Untuk Mengetahui Sabdo Palon sejenak
Kita akan membahas Grojogan Sewu terlebih dahulu.
Grojogan Sewu yang selama ini
terkenal sebagai salah satu air terjun yang indah di Kecamatan Tawang Mangu
Solo-Jawa tengah ternyata juga menjadi nama salah tokoh namanya Grojogan Sewu
(Nama gelar) karena memang tempat itu menjadi lokasi Tapa Bratanya dalam rangka
mencapai Ilmu Kesempurnaan.Grojogan Sewu adalah seorang sais dokar, kisah awal
nya di mulai ketika beliau berkenalan dengang seorang pengembara bernama Rangga
Seta yang menumpangi dokarnya. Melihat pengembara itu menggunakan pakaian jubah
& sorban dikepala yang berbeda dengan adat Jawa maka beliau bertanya kepada
pengembara itu.
Dari mana anda berasal? Rangga Seta
tidak menjawab dari mana ia berasal tetapi menjawab pertanyaan tersebut dengan
“Saya Saudara Kamu, karena semua manusia bersaudara anak keturunan Adam”.
Mendengar jawaban tersebut Grojogan Sewu tersentuh karena orang yang baru
dikenalnya menganggap saudara sekaligus penasaran dan kembali bertanya Siapa
Adam? Adam adalah Nenek Moyang Saya, Anda Dan semua Manusia. Mendengar jawaban
seperti itu Grojogan Sewu semakin tertarik lebih Jauh dan meminta Rangga Seta
untuk bersedia mengajarkan Ilmu Pengetahuan Kepadanya. Rangga Seta balik
bertanya kepada Grojogan Sewu mengapa anda Ingin Belajar? karena saya ingin
cerdas ingin pandai jawab Grojogan Sewu. Memang manusia harus pandai harus mau
berpikir karena itu perintah Ilahi tegas Rangga Seta. Melihat niat belajar dan
sikap yang theacible Dan memang Bakat kecerdasan Dari Grojogan Sewu maka Rangga
Seta pun bersedia mengajarkan kepada Grojogan Sewu.
Proses belajar pun di mulai dengan
materi Aji Kalimasada, karena memang bakat kecerdasan dan niat yang
bersungguh-sungguh maka proses belajar Grojogan Sewu pun berjalan dengan cepat.
Pada Saat pelajaran ujian terakhir Grojogan Sewu di perintahkan untuk semedi di
suatu tempat oleh Rangga Seta. Grojogan Sewu bertanya di manakah tempat semedi
itu? Kemudian Rangga Seta mengarahkan tangannya menunjuk kesuatu tempat maka
terlihat lah air terjun dari kejauhan, bersemedilah kamu disana, di balik air
terjun itu ada Goa Dan Goa itulah tempatnya. Mendengar perintah dari Rangga
Seta lalu Grojogan Sewu pun menyanggupinya. Perintah semedi ini sekaligus
perpisahan antara Grojogan Sewu dengan Rangga Seta. Pada Saat itu Rangga Seta
mengatakan suatu saat kita akan bertemu lagi dan beliau berpesan Jadilah Insan
yang bermanfaat Dan tegakkan lah keadilan.
Setelah perpisahan tersebut Grojogan
Sewu kembali menoleh kearah dimana letak air terjun itu, Namun air terjun itu
tidak terlihat Dan Grojogan Sewu akhirnya menelusuri kearah yang tadi di
tunjukkan oleh Sang Guru.
Proses pencarian lokasi semedi yang
dilakukan Grojogan Sewu ini sama halnya dengan Prabu Kian Santang ketika
diperintahkan oleh Syaidina Ali untuk mencari sebuah bukit yang akhirnya Tiba
di wilayah Godog Garut.
Setelah semedi Grojogan Sewu selesai
maka paripurna lah Aji Kalimasadanya.
Selain berguru kepada Rangga Seta, Grojogan Sewu pun belajar kepada Semar Badranaya dan dari Semar Badranaya inilah beliau di berikan Cemeti Amarasuli yang bentuknya seperti gagang tongkat kurang lebih panjangnya 30 cm, jika senjata ini di gunakan maka akan terlihat cahaya atau menyala seperti pedang maupun cemeti (persis seperti pedang langit di Film mandarin Tio Buki yang diperankan oleh Jet Lee atau Pedang pada Gambar Kalki Avatar)
Selain berguru kepada Rangga Seta, Grojogan Sewu pun belajar kepada Semar Badranaya dan dari Semar Badranaya inilah beliau di berikan Cemeti Amarasuli yang bentuknya seperti gagang tongkat kurang lebih panjangnya 30 cm, jika senjata ini di gunakan maka akan terlihat cahaya atau menyala seperti pedang maupun cemeti (persis seperti pedang langit di Film mandarin Tio Buki yang diperankan oleh Jet Lee atau Pedang pada Gambar Kalki Avatar)
Lalu siapakah Grojogan Sewu?
Grojogan Sewu adalah pembimbing raja_raja nusantara dan para wali karena beliau diberikan semacam wewenang/mandat Dari Semar Badranaya untuk mengajarkan Hikmah Dan Ilmu Kesempurnaan kepada para raja-raja & para wali di nusantara bahkan sampai masa sekarang ini.
Grojogan Sewu adalah pembimbing raja_raja nusantara dan para wali karena beliau diberikan semacam wewenang/mandat Dari Semar Badranaya untuk mengajarkan Hikmah Dan Ilmu Kesempurnaan kepada para raja-raja & para wali di nusantara bahkan sampai masa sekarang ini.
Siapakah yang pernah belajar kepada
beliau? Hampir semua raja-raja nusantara di bimbing oleh beliau, dan salah
satunya adalah Raja Brawijaya yang menghilang di Puncak Gn. Lawu dan Prabu
Siliwangi Raja Pajajaran.
Nah dari sinilah tampak benang merah
mengapa kisah Sabdo Palon Dan Uga Wangsit Siliwangi seperti pinang dibelah
dunia, ibarat kunci dengan gembok nya.
Apa hubungan nya Grojogan Sewu dengan
Sabdo Palon?
GROJOGAN SEWU = SABDO PALON = NOYO
GENGGONG
Grojogan Sewu adalah gelar seorang
insan yang mampu mengajarkan Ilmu, mengucurkan ilmu, laksana air yang mengucur,
Grojogan Sewu = Seorang yang mengucurkan ilmu atau orang berilmu
(menguasai ajaran/mumpuni) sehingga dia mendapatkan mandat/wewenang untuk
mendidik para raja nusantara maupun para wali.
Setiap ucapan Grojogan Sewu atau
ketika Dia menyurahkan ilmu para muridnya, ucapan Grojogan Sewu itu di sebut
Sabdo.
Ucapan Grojogan Sewu = Sabdo.
Lalu Palon nya apa? Palon artinya
Filosopi (mengandung hikmah yang dalam) bahasanya super banget lah kalo kata MT
(Mario Teguh)
Jadi pada saat Grojogan Sewu memberikan materi/pengajaran atau segala ucapan/sabdo yang mengandung hikmah yang amat dalam, para raja nusantara maupun para wali menjulukinya ucapan Grojogan Sewu ini dengan Sabdo Palon.
Ucapan yang keluar Dari Grojogan Sewu adalah Sabdo Palon (Sabda yang mengandung hikmah) Ucapan Grojogan Sewu = Sabdo Palon Nah sekarang tinggal Noyo Genggong nya.
Jadi pada saat Grojogan Sewu memberikan materi/pengajaran atau segala ucapan/sabdo yang mengandung hikmah yang amat dalam, para raja nusantara maupun para wali menjulukinya ucapan Grojogan Sewu ini dengan Sabdo Palon.
Ucapan yang keluar Dari Grojogan Sewu adalah Sabdo Palon (Sabda yang mengandung hikmah) Ucapan Grojogan Sewu = Sabdo Palon Nah sekarang tinggal Noyo Genggong nya.
Setiap Grojogan Sewu mengeluarkan
sabda-sabdanya di hadapan raja-raja nusantara itu dilantunkan seperti tembang
atau syair yang merdu, ada intonasinya dan di iringi oleh gerakan tubuh maupun
tangannya (Gaya mengajar). Jadi nuansa pengajarannya itu enak di dengar dan
dilihat.
Jadi Noyo Genggong itu gaya mengajarnya Grojogan Sewu ketika mengucapkan sabdanya seperti melantunkan tembang dan di iringi gerakan anggota tubuh. Kurang lebih seperti gaya Konghucu ketika memberikan pengajaran.
Jadi Noyo Genggong itu gaya mengajarnya Grojogan Sewu ketika mengucapkan sabdanya seperti melantunkan tembang dan di iringi gerakan anggota tubuh. Kurang lebih seperti gaya Konghucu ketika memberikan pengajaran.
Jadi kurang lebih ringkasannya
seperti ini
Grojogan Sewu = Orang yang menguasai/memiliki ilmu/berpandangan luas/bijak, memeiliki Kunci Ilmu Dan mampu mencurahkan ilmu (Predikat Guru Besar/Syaidina Syech/Tuan Guru/Para Hyang).
Sabdo Palon = Ucapan/sabda yang penuh hikmah dari Grojogan Sewu.
Noyo Genggong = Gaya mengajar Grojogan Sewu. selain subtansi materi yang di sampaikan penuh hikmah (Sabdo Palon) penyampaian ya pun enak di dengar dan mudah di pamahi karena dikemas seperti tembang dan diringi penguatan oleh gerakan2 anggota tubuh.
Grojogan Sewu = Orang yang menguasai/memiliki ilmu/berpandangan luas/bijak, memeiliki Kunci Ilmu Dan mampu mencurahkan ilmu (Predikat Guru Besar/Syaidina Syech/Tuan Guru/Para Hyang).
Sabdo Palon = Ucapan/sabda yang penuh hikmah dari Grojogan Sewu.
Noyo Genggong = Gaya mengajar Grojogan Sewu. selain subtansi materi yang di sampaikan penuh hikmah (Sabdo Palon) penyampaian ya pun enak di dengar dan mudah di pamahi karena dikemas seperti tembang dan diringi penguatan oleh gerakan2 anggota tubuh.
Sabdo Palon + Noyo Genggong =
Grojogan Sewu.
Grojogan Sewu mempunyai Senjata Cemeti Amarasuli seperti yang Saya jelaskan di awal Dari Semar Badranaya.
Grojogan Sewu juga memiliki Aji Kalimasada Dari Rangga Seta.
Grojogan Sewu juga mengajarkan ilmu2 nya atau membimbing Raja Brawijaya yang menghilang di Gunung Lawu, beliau juga mengajarkan kepada Prabu Siliwangi yang membuat Wangsit Dan Prabu Siliwangi pun menghilang seperti Raja Brawijaya.
Grojogan Sewu mempunyai Senjata Cemeti Amarasuli seperti yang Saya jelaskan di awal Dari Semar Badranaya.
Grojogan Sewu juga memiliki Aji Kalimasada Dari Rangga Seta.
Grojogan Sewu juga mengajarkan ilmu2 nya atau membimbing Raja Brawijaya yang menghilang di Gunung Lawu, beliau juga mengajarkan kepada Prabu Siliwangi yang membuat Wangsit Dan Prabu Siliwangi pun menghilang seperti Raja Brawijaya.
Grojogan Sewu = Guru dari Raja
Brawijaya
Grojogan Sewu = Guru dari Prabu Siliwangi
Kedua Raja tersebut di bimbing oleh Grojogan Sewu, kedua raja tersebut meninggalkan Cerita atau kisah kepada generasi yang akan datang (akhir jaman) dan pesannya pun sama.
Grojogan Sewu = Guru dari Prabu Siliwangi
Kedua Raja tersebut di bimbing oleh Grojogan Sewu, kedua raja tersebut meninggalkan Cerita atau kisah kepada generasi yang akan datang (akhir jaman) dan pesannya pun sama.
Nah sekarang Siapakah Sejatinya
Rangga Seta?
Siapakah Sejatinya Semar Badranaya?
Siapakah Sejatinya Semar Badranaya?
Untuk mengetahui benang merah antara
Hadist tentang Imam Mahdi, Cerita Uga Wangsit Siliwangi, Sabdo Palon,
Jongko Joyoboyo, Kalki Avatar. Saya mencoba untuk membuat Silsilah ilmu
terlebih dahulu dan kata kunci dari semua ciri dari cerita-cerita tersebut.
Silsilah Ilmu dan Kata Kunci.
Silsilah Ilmu dan Kata Kunci.
Rangga Seta = Guru dari Syech
Grojogan Sewu. Syech Grojogan Sewu = Guru dari Raja Brawijaya Majapahit dan
Prabu Siliwangi Pajajaran Raja Brawijaya = Menghilang di Gunung Lawu. Prabu
Siliwangi = Menghilang di bagian Selatan Pajajaran. Lalakon Raja Brawijaya =
Meninggalkan Cerita tentang Sabdo Palon. Lalakon Prabu Siliwangi =
Meninggalkan Cerita Uga Wangsit Siliwangi. Cerita Sabdo Palon = Kelak dia
(Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon Noyo Genggong) akan kembali mengasuh Pemimpin
Nusantara. Cerita Uga Wangsit Siliwangi = Temui Ki Santang karena kelak dari keturunan-keturunan
yang pergi ke barat lah yang akan mengingatkan saudara-saudara sedaerah dan
yang sependirian. Lalakon Brawijaya mempunyai tokoh kunci yaitu Sabdo Palon
Naya Genggong (Syech Grojogan Sewu). Lalakon Prabu Siliwangi mempunyai tokoh
kunci Ki Santang (Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian Santang). Tokoh Kunci 1
Syech Gojogan Sewu/Sabdo Palon Noyo Genggong Belajar kepada Rannga Seta Dan di
perintahkan mencari Goa di belakang Air Terjun untuk bersemedhi yang kelak air
terjun itu bernama Grojogan Sewu. Tokoh Kunci 2 Ki Santang (Syech Sunan Rohmat
Suci Prabu Kian Santang) belajar kepada Syaidina Ali Bin Abi Thalib Dan di
perintahkan untuk mencari tempat untuk berdzikir yang akhirnya Ki Santang
menemukan Sebuah bukit yang di daerah Garut dan di beri Nama Bukit Godog Suci.
Godog berarti Proses pematangan ilmu, Godog Ilmu/mengasah Ilmu, sedangkan Suci
di Nisbatkan kepada Nama Ki Santang sendiri (Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian
Santang) Tokoh 1 Grojogan Sewu merujuk ke Rangga Seta. Tokoh 2 Ki Santang merujuk
ke Syaidina Ali Bin Abi Thalib. Majapahit ada Syech Grojogan Sewu. Pajajaran
ada Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian Santang. Rangga Seta belajar kepada
Semar Badranaya. Syaidina Ali belajar kepada Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas
Balya Bin Malkan Semar Badranaya = selalu ada di setiap Jaman sampai saat ini,
mengasuh, kalimat menitis itu bukan sukma yang menitis tapi ilmu, membimbing
Dan ilmunya yang diturunkan atau di titiskan. Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas
Balya Bin Malkan = selalu ada di setiap jaman, mengasuh, membimbing sama
seperti Semar Badranaya.
SABDO PALON BUKAN SEMAR
SABDO PALON BUKAN SEMAR
Penjabaran dari kata kunci di atas.
Kisah Sabdo Palon & Uga Wangsit Siliwangi tentang Pemimpin Nusantara di Akhir Jaman adalah Ciri dari Waskita nya Raja Brawijaya dan Prabu Siliwangi. Ke waskitaan tersebut di Ajarkan oleh Syech Grojogan Sewu. Syech Grojogan Sewu di ajarkan oleh Rangga Seta. Rangga Seta di Ajarkan oleh Semar Badranaya.
Kisah Sabdo Palon & Uga Wangsit Siliwangi tentang Pemimpin Nusantara di Akhir Jaman adalah Ciri dari Waskita nya Raja Brawijaya dan Prabu Siliwangi. Ke waskitaan tersebut di Ajarkan oleh Syech Grojogan Sewu. Syech Grojogan Sewu di ajarkan oleh Rangga Seta. Rangga Seta di Ajarkan oleh Semar Badranaya.
Cerita Sabdo Palon dan Uga Wangsit
Siliwangi adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Satu naskah skenario
dengan sumber yang sama walaupun dari tempat yang berbeda yaitu Majapahit dan
Pajajaran. Kedua kisah itu bak gayung bersambut, seperti Madu dengan Manisnya,
seperti kata pepatah “asam di gunung daram di laut akhirnya bertemu juga” yang
berujung kepada dua tokoh Rangga Seta dan Semar Badranaya.
Siapakah Rangga Seta yang memiliki
Kuda Putih Dan Pedang Itu?
Siapakah Semar Badranaya?
Siapakah Semar Badranaya?
Rangga Seta = Syaidina Ali Bin Abi
Thalib
Semar Badranaya = Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan
Semar Badranaya = Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan
Rangga Seta yang mengajarkan kepada
Syech Grojogan Sewu sejatinya adalah Syaidina Ali Bin Abi Thalib.
Mengapa Prabu Siliwangi
memerintahkan para pengikutnya yang pergi ke Barat untuk menemui Ki Santang,
padahal konon katanya hilangnya Prabu Siliwangi karena terdesak oleh Ki
Santang. Kenapa di kejar-kejar oleh Ki Santang tapi malah memerintahkan para
pengikutnya yang pergi ke barat untuk menemui Ki Santang??? tidak masuk akal
bukan??
Prabu Siliwangi memerintahkan kepada
pengikutnya yang pergi kebarat untuk menemui Ki Santang seperti petikan uga
berikut ini “Kalian yang di sebelah barat! Carilah oleh kalian Ki Santang!
Sebab nanti, keturunan kalian yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang
lain. Ke saudara sedaerah, ke saudara yang datang sependirian dan semua yang
baik hatinya”…
Prabu Siliwangi di bimbing oleh
Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyo Genggong dan Syech Grojogan Sewu di didik
oleh Rangga Seta/Syaidina Ali.
Prabu Santang juga di didik oleh Syaidina Ali/Rangga seta di tanah arab. Prabu Siliwangi dan Prabu Kian Santang satu silsilah ilmu, hanya bedanya Prabu Siliwangi belajar melalui Syech Grojogan Sewu sedangkan Prabu Kian Santang belajar langsung ke Syaidina Ali. untuk itu mengapa Prabu Siliwangi memerintahkan kepada pengikutnya yang pergi kebarat untuk menemui Ki Santang. Kalau kata pepatah “Saguru Saelmu Ulah Nganganggu” apalagi beliau anak dan ayah mana mungkin berseteru, sudah se-ilmu, seguru, sekeluarga.
Prabu Santang juga di didik oleh Syaidina Ali/Rangga seta di tanah arab. Prabu Siliwangi dan Prabu Kian Santang satu silsilah ilmu, hanya bedanya Prabu Siliwangi belajar melalui Syech Grojogan Sewu sedangkan Prabu Kian Santang belajar langsung ke Syaidina Ali. untuk itu mengapa Prabu Siliwangi memerintahkan kepada pengikutnya yang pergi kebarat untuk menemui Ki Santang. Kalau kata pepatah “Saguru Saelmu Ulah Nganganggu” apalagi beliau anak dan ayah mana mungkin berseteru, sudah se-ilmu, seguru, sekeluarga.
Benarlah menurut Prabu Siliwangi
dalam petikan uga nya “Suatu saat nanti keturunan kita akan ada yang sadar,
tapi sadar seperti terbangun dari mimpi. Dari yang hilang dulu semakin banyak
yang terbongkar….”
Rangga Seta (Syaidina Ali) 7 kali
mengelilingi Dunia, karena hasrat belajarnya yang tinggi. Sahabat sekaligus
saudara dari Muhammad SAW ini merantau ke nusantara karena beliaupun mengikuti
Jejak Gurunya Semar Badranaya. Di Nusantara selain mengajarkan kepada Grojogan
Sewu dia pun belajar tentang pengobatan herbal karena di Nusantara kaya akan
tumbuhan obat dan melengkapi hasil belajarnya Rangga Seta/ Syaidina Ali di
China yaitu metode totok belajar di China. ke nusantara rangkaian “tuntutlah
Ilmu ke negeri china”, di China belajar Ilmu Totok (mirip akupuntur) di
Nusantara belajar ramuan herbal.
Bukankah Ramalan Agung abad 21
mengatakan Nanti pengobatan Akan kembali Ke alam Dan Spiritual? Siapakan yang
membawanya?
Dialah Budak Angon dan Pemuda
Berjanggut yang di asuh oleh Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyo Genggong dan
Ki Santang (Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian Santang) dan di belakangnya di
dampingi oleh Rangga Seta/Syaidina Ali Bin Abi Thalib Pemilik Kuda Putih Dan
Pedang (Simbol Kalki Avatar) Serta di dampingi Guru Besar Semar
Badranaya/Nabiyullah Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan (Guru Para
Nabi).
Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut
adalah ujung dari semua kisah tentang akhir jaman di Nusantara ini, dialah
tokoh kembar di akhir Jaman Laksana Nabi Musa Dan Nabi Harun. Siapakah yang
mengajarkan Musa Dan Harun? Nabiyullah Khidir Bukan?
Hubungan Uga Wangsit Siliwangi,
Kisah Sabdo Palon, Avatar dan Hadist Rosulullah Muhammad SAW.
Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut
menguasai 4 unsur (Api, Angin, Air dan Tanah) karena hakikatnya semua
penciptaan itu berasal dari 4 unsur. Mengapa dia dapat menguasai 4 unsur itu?
Karena ia lah Pancernya, menemukan sejati dirinya.
Hakikatnya Api adalah Cahaya Merah,
Angin adalah Cahaya Kuning, Air adalah Cahaya Putih, Tanah adalah Cahaya Hitam.
Merah hakikatnya Syaidina Abu Bakar, Kuning adalah Syaidina Umar, Putih adalah Syaidina Usman Dan Hitam adalah Syaidina Ali.
Merah hakikatnya Syaidina Abu Bakar, Kuning adalah Syaidina Umar, Putih adalah Syaidina Usman Dan Hitam adalah Syaidina Ali.
Hadist Tentang Akhir Zaman Menuju
Kebangkitan Indonesia.
Sabda Nabi SAW.
“Akan datang Dari Sulbi ini
(Syaidina Ali Bin Abi Thalib) seorang Pemuda yang kan memenuhi bumi ini dengan
keadilan. Maka apabila kamu meyakini yang demikian itu, hendaklah kamu turut
menyertai Pemuda Dari Bani Tamim itu. Sesungguhnya Dia datang Dari sebelah
Timur Dan dialah pemegang panji-panji Al-Mahdi”. (At-Tabrani)
“Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. dia
berkata, ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW tiba-tiba datang sekelompok
anak-anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila terlihat akan mereka, maka
kedua mata Rasulullah SAW berlinang air mata dan wajah beliau berubah. Aku pun
bertanya, “Mengapakah kami melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai?”
Beliau menjawab, “Kami ahlul bait telah Allah SWT pilih untuk kami akhirat
lebih utama dari dunia. Kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran
sepeninggalku kelak sampai datangnya suatu kaum dari sebelah Timur yang membawa
bersama mereka panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak
diberikannya. Maka mereka pun berjuang dan memperoleh kemenangan lalu
diberikanlah apa yang mereka minta itu, tetapi mereka tidak menerimanya, hingga
mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang memenuhi
bumi dengan keadilan. Sebagaimana bumi dipenuhi dengan kedurjanaan. Siapa
diantara kamu yang sempat menemuinya maka datangilah mereka walaupun merangkak
di atas salju. Sesungguhnya dia adalah Al Mahdi.” (riwayat Abu Daud, Al Hakim
At Tarmidzi, Ibnu Majjah, lbnu Hibban, Abu Nu’aim, lbnu ‘Asakir, Ibnu‘Adli, Adh
Dhahabi, Abu Asy Syeikh)
Panji-Panji Hitam dari Timur bukan
Bendera yang di sablon yang beredar seperti saat ini, panji Hitam itu
menjelaskan satu kaum yang belajar kepada Syaidina Ali bin Abi Thalib, yang di
sebarkan oleh Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut. Karena hakikat warna Hitam
adalah Syaidina Ali, Hitam juga hakikat bumi, Budak Angon dan Pemuda Berjanggut
adalah Pancer Bumi, Khalifah fil Ardhi.
Mengapa Rasuullah mengatakan Sulbi
nya Ali Bin Abi Thalib? kenapa tidak yang lain?
Mengapa Uga Wangsit Siliwangi mengatakan temui Ki Santang kepada para pengikutnya yang pergi ke barat? Mengapa Prabus Siliwangi tidak mengatakan kepada yang pergi ke barat untuk menemui anak-anak nya yang lain selain Ki Santang?
Mengapa Uga Wangsit Siliwangi mengatakan temui Ki Santang kepada para pengikutnya yang pergi ke barat? Mengapa Prabus Siliwangi tidak mengatakan kepada yang pergi ke barat untuk menemui anak-anak nya yang lain selain Ki Santang?
Itulah yang saya uraikan sebelumnya,
Uga Wangsit Siliwangi, Kisah Sabdo Palon dan Hadist Rosululloh adalah satu
kesatuan Skenario Jagat. Kisah ini bukan rekayasa, di luar jangkauan karangan
manusia, karena kisah ini terjadi dalam ruang dan waktu yang berbeda. Inilah
bukti kekuasaan Tuhan YME, bahwa Tuhan ingin menegaskan bahwa Ratu Adil ini
dari Nusantara untuk Dunia.
Kembali Ke kekuatan 4 Unsur (Api,
Angin, Air dan Tanah) yang katanya jurus Kalki Avatar.
Hakikat Cahaya Merah = Unsur Api = Syaidina Abu Bakar = Huruf Alif
Hakikat Cahaya Kuning = Unsur Angin = Syaidina Umar = Huruf Lam Awal
Hakikat Cahaya Putih = Unsur Air = Syaidina Usman = Huruf Lam Akhir Hakikat Cahaya Hitam = Unsur Tanah = Syaidina Ali = Huruf Ha
Hakikat Cahaya Merah = Unsur Api = Syaidina Abu Bakar = Huruf Alif
Hakikat Cahaya Kuning = Unsur Angin = Syaidina Umar = Huruf Lam Awal
Hakikat Cahaya Putih = Unsur Air = Syaidina Usman = Huruf Lam Akhir Hakikat Cahaya Hitam = Unsur Tanah = Syaidina Ali = Huruf Ha
Dari mana asal dari cahaya 4 rupa
itu?
Dari Johar Awal inilah bibit semua
ciptaan/materi termasuk Ruang Dan Waktu. Tasjid yang menjadi Pancernya.
Menguasainya Budak Angon Dan Pemuda
Berjanggut kepada 4 unsur tadi karena beliau sudah menemukan Tasjid Muhammad
(Sajatining Syahadat) di dalam dirinya, Mengenal dirinya Mengenal Tuhan-Nya.
Ma’rifat, Mengetahui awal dan akhir, mulih ka jati pulang ka awal.
Budak Angon dan Pemuda Berjanggut sudah menjadi pancer/pusat, tidak TERBATAS ruang dan waktu, apa yang ingin terkabul,
Budak Angon dan Pemuda Berjanggut sudah menjadi pancer/pusat, tidak TERBATAS ruang dan waktu, apa yang ingin terkabul,
Hadits:
Dari Abdullah, Nabi S.A.W bersabda:
“Jika umur dunia tinggal sehari saja niscaya ALLAH SWT akan memanjangkan hari itu hingga bangkit padanya seorang lelaki dari keturunanku atau dari kaum keluargaku, yang namanya seperti namaku dan nama bapaknya menyerupai nama bapakku, dia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman”. (Hadits Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
Dari Abdullah, Nabi S.A.W bersabda:
“Jika umur dunia tinggal sehari saja niscaya ALLAH SWT akan memanjangkan hari itu hingga bangkit padanya seorang lelaki dari keturunanku atau dari kaum keluargaku, yang namanya seperti namaku dan nama bapaknya menyerupai nama bapakku, dia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman”. (Hadits Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
Muhammad = Sifat yang terpuji
Abdullah = Hamba Allah
Abdullah = Hamba Allah
Singkatnya Budak Angon dan Pemuda
berjanggut adalah Insan Kamil orang yang telah mengetahui hakikat dirinya,
mengetahui Tasjid di dalam dirinya. Menjadi hamba Allah yang terpuji. Karena
sudah mengetahui Sejatinya Syahadat dalam dirinya.
Menjadi pancer akan menebarkan
rahmat ke delapan arah mata angin.
Bukankah lambang Majapahit siwha di tengah dan ada 8 batu merah delima di kedelapan arah.
Bukankah lambang Majapahit siwha di tengah dan ada 8 batu merah delima di kedelapan arah.
sumber gambar :
aslimajapahit.blogspot.com
sumber gambar : kaskus.com
sumber gambar :
gofurkhan.blogspot.com
Lambang Garuda ditengah dan 8
Bintang di delapan arah. baca Makna Bintang dalam NILAI-NILAI LUHUR NUSANTARA
PRIBADI BANGSAKU.
http://satusatukosong.wordpress.com/2012/02/20/pribadi-bangsaku/
Delapan = DALAPAN (Bahasa Sunda)
Berdasarkan filosofi Aksara Jawa
DA» Dumadining dzat kang tanpa
winangenan: (menerima hidup apa adanya.)
LA» Lir handaya paseban jati. ( mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi .)
PA» Papan kang tanpa kiblat . (Hakekat Allah yang ada disegala arah.)
NA» Nur candra,gaib candra,warsitaning candara. (pengharapan manusia hanya selalu ke sinar/cahaya Illahi.)
LA» Lir handaya paseban jati. ( mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi .)
PA» Papan kang tanpa kiblat . (Hakekat Allah yang ada disegala arah.)
NA» Nur candra,gaib candra,warsitaning candara. (pengharapan manusia hanya selalu ke sinar/cahaya Illahi.)
DA = 6, LA = 10, PA = 11, NA = 2
(urutan aksara jawa)
6+10+11+2 = 29, 2+9 = 11, 1+1 = 2
6+10+11+2 = 29, 2+9 = 11, 1+1 = 2
MERAH DELIMA = MARAHA DALAMA
MA» Madep mantep manembah mring Ilahi. (mantap dalam menyembah Ilahi.)
RA» Rasaingsun handulusih. (rasa cinta sejati muncul daricinta kasih nurani.)
HA» Hana hurip wening suci. (adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci)
MA» Madep mantep manembah mring Ilahi. (mantap dalam menyembah Ilahi.)
RA» Rasaingsun handulusih. (rasa cinta sejati muncul daricinta kasih nurani.)
HA» Hana hurip wening suci. (adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci)
DA» Dumadining dzat kang tanpa
winangenan: (menerima hidup apa adanya.)
LA» Lir handaya paseban jati. ( mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi .)
MA» Madep mantep manembah mring Ilahi. (mantap dalam menyembah Ilahi.)
LA» Lir handaya paseban jati. ( mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi .)
MA» Madep mantep manembah mring Ilahi. (mantap dalam menyembah Ilahi.)
(MA = 16, RA = 4, HA = 1, DA= 6, LA
= 10, MA = 16) (urutan aksara jawa)
16+4+1+6+10+16 = 53, 5+3 = 8
Delapan/DALAPANA = 2
Merah Delima/MARAHA DALAMA = 8
Merah Delima/MARAHA DALAMA = 8
2 = Simbol Dzat & Sifat
8 = Malaikat Penjaga Arsy
8 = Malaikat Penjaga Arsy
Dalam al-Qur’an, angka 8 merupakan
jumlah malaikat, force, yang menjunjung ‘Arsy (Kursi, Singgasana), mengatur
keseimbangan ‘Arsy, yang bermakna power and authority dominion, baik sebelum
maupun saat Kiamat “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan
pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala)
mereka” (al-Haqqah 69 : 17).
Delapan Merah Delima dalam Lambang
Majapahit adalah menceritakan bahwa Gambar Shiwa adalah Lambang Pancer dalam
diri manusia, sama seperti lambang bintang dalam dada Garuda Pancasila, dalam
konsep Sunda adalah INGSUN yang menguasai 4 unsur tadi, merah delima di segala
penjuru adalah kemana pun kamu menghadap harus mantap dalam menyembah ilahi
(Madep mantep manembah mring Ilahi).
Pesan tersirat lambang delapan merah
delima dimana Gambar Shiwa sebagai pusat ya menandakan mengenal Tuhan bisa
Perjalanan Ke dalam (inner journey) atau Perjalanan luar.
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan
barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. QS. al-Baqarah 2: 155)
Kemanapun kita melihat di situ Ada
Tuhan, Ada Dzat Dan Sifat-Nya, kemana pun Kita melihat disitu Ada Arsy-Nya, Ada
Singgasana-Nya.
Barang Siapa manusia yang mengenal
dirinya Dia Akan mengenal Tuhan-Nya baik Dzat-Nya, Sifat-Nya, Asma-Nya,
Af’al-Nya (Ciptaannya/Perbuatannya/Kuasanya)
Budak Angon dan Pemuda Berjanggut
sejata sejatinya adalah Aji Kalimasada/Dua Kalimat Syahadat, Senjata yang dapat
menghancurkan gunung, yang dapat mensejahterakan ke penjuru alam, yang dapat
memuliakan manusia tanpa membeda-bedakan agama, ras, maupun golongan, dua itu
yang Menjadikan dirinya di cintai semua orang bahkan seluruh mahluk, karena dua
itulah yang menjadikannya welas asih, yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit
baik dzohir maupun batin.
2 (Dua) itu ketentuan, saling berpasangan, hukum penciptaan. 2 (Dua) itulah yang di ajarkan oleh Rangga Seta/Syaidina Ali kepada Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyon Genggong Dan Prabu Kian Santang. 2 itulah yang di ajarkan Semar Badranaya/Nabi Khidir AS.
2 (Dua) itu ketentuan, saling berpasangan, hukum penciptaan. 2 (Dua) itulah yang di ajarkan oleh Rangga Seta/Syaidina Ali kepada Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyon Genggong Dan Prabu Kian Santang. 2 itulah yang di ajarkan Semar Badranaya/Nabi Khidir AS.
Kalimat Syahadat adalah Kun Fayakun,
Awal dan Akhir Alam semesta, di Buka dengan Syahadat ditutup oleh Syahadat,
Kalimat Yang Menjadikan.
Itulah Sejatinya Aji Kalimasada,
Sakti Mandraguna Tanpa Ajimat, Sabda-nya Sabda mukti (Saucap Nyata Saciduh
Metu) apa yang di inginkan terkabul, karena dari Aji Kalimasada itu akan
menjadi 2 kembali yaitu Rahman & Rahim (welas asih), Rahman dan Rahiim
itulah Given dari Tuhan-Nya.
Manusia yang mendapatkan Rohman Dan Rohim Dari Tuhan-Nya lah yang Akan memimpin Dunia ini Dan mewarisinya.
Manusia yang mendapatkan Rohman Dan Rohim Dari Tuhan-Nya lah yang Akan memimpin Dunia ini Dan mewarisinya.
Bukan Budak Angon Dan Pemuda
Berjanggut yang Merubah Dunia, Tapi Tuhan YME lah yang Menghendakinya, Tuhan
YME lah yang telah memilih Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut yang memimpinnya.
Ini adalah lalakon Jagat, Tuhan lah Maha Sutradaranya. perbedaan adalah ketentuan, karena perbedaan itulah cerita menjadi menarik, perbedaan bukan untuk bermusuhan, perbedaan adalah untuk supaya manusia mengenal Pencipta-Nya. Karena kebenaran adalah Tuhan Yang Memilikinya.
Ini adalah lalakon Jagat, Tuhan lah Maha Sutradaranya. perbedaan adalah ketentuan, karena perbedaan itulah cerita menjadi menarik, perbedaan bukan untuk bermusuhan, perbedaan adalah untuk supaya manusia mengenal Pencipta-Nya. Karena kebenaran adalah Tuhan Yang Memilikinya.
Wallahu’alam
Jika didalam Tulisan Ini terdapat
kutipan Kitab Suci bukanlah untuk tendensius terhadap keyakinan tertentu,
melainkan mencari kesamaan dari semua sejarah yang terekam di Nusantara ini.
JAYA SELALU INDONESIA Salam Bhineka
Tunggal Ika.
No comments:
Post a Comment