ecara awam kematian merupakan suatu peristiwa yang sangat ditakuti ,
meskipun itu tidak dapat dihindari. Ketakutan tersebut karena mental (
fikiran dan angan angan ) yang tidak sanggup membayangkan , karena
mereka berfikir kalau kematian datang akan lenyap jiwa dan raganya, akan
memisahkan kita dari apa yang di cintainya seperti keluarga, pangkat ,
jabatan, harta dll sehingga mereka merasa ngeri kalau mengingat
kematian.
Berbeda dengan Konsep Siti Jenar / Konsep Sufi akan
kematian itu sudah hilang , karena mereka telah berhasil melenyapkan /
melepaskan mentalnya dari hukum kebiasaan, mereka telah menemukan
keyakinan bahwa kematian merupakan proses dari perjalanan spiritual
yang berkelanjutan. Karena mereka mempunyai tujuan setelah kematian
maka perasaan akan takut kematian sudah sirna . tujuan mereka adalah
bertemu Tuhan yang telah di rindukannya.
Kematian sebelum
kematian artinya seseorang yang dapat mematikan Ego, Emosional, Nafsu,
dan fikiran fikiran yang menjerat untuk selamanya .
Kematian Ego dapat membebaskan manusia , seorang dapat merasakan kelahiran ke dua
Kelahiran
ke dua tersebut membuka jalan baginya dalam menuju totalitas dan
keabadian , karena kematian ego memungkinkan seorang untuk menempuh
jalan Tuhannya . Potensi tersebut sebenarnya ada pada setiap diri
manusia [ kemampuan untuk keluar dari dunia yang penuh batasan ] tetapi
kebanyakan manusia belum dapat memahami dan belum menemukanya karena
kita masih dibatasi oleh fikiran , budi Cipta dan karsa yang sangat
membatasi kita. Jika seorang bisa terbebas dari itu semua maka akan
terbuka Cakrawala terhadap segala hal yang tak terbatas yaitu kabadian
yang hadir dalam kalbunya. Itulah yang disebut pengalaman batin yang
bersifat pribadi. Tidak semua orang mampu melepaskan diri dari hukum
kebiasaan .
Oleh karena Syehk Siti Jenar kurang bijak untuk membuka
pengalaman spiritual nya kepada murid muridnya atau kepada wali Syariat
karena persepsi yang tidak sama maka Syehk Siti Jenar harus menerima
Konsekwensi dengan hukuman mati.
Syehk Khaled Bentounes [ tokoh sufi ]
kita tidak boleh sembrono untuk membicarakan pengalaman batin kita
pada sesama kita yang masih hidup dalam batasan batasan ,
konsekwensinya kita harus berfikir dan berbicara dalam dua bahasa dan
dua fikiran yang berbeda . artinya pada orang yang pada tahapan sama
kita dapat berdialog tentang hal itu karena mereka ada dalam gelombang
atau chanel yang sama, tetapi jangan sekali kali berdialog dengan orang
orang yang belum mencapai kondisi batin tersebut karena hal itu dapat
mengacaukan atau membingungkan jalan fikiran mereka.
Syehk
Khaled Bentounes Kondisi Ma’rifat sungguh sungguh memang ada dan tidak
ada penjelasan secara rasional masing orang yang mengalami kodisinya
juga berbeda tergantung pada penyerapan dan kedalaman untuk
memahaminya, sedangkan untuk mencapai hal tersebut seseorang yang
menempuh jalan ma’rifat sebelumnya harus dapat mematikan Ego
kemanusiannya dengan cara menjalankan amalan amalan atau latihan yang
bertujuan untuk menyatukan perasaan dan keinginannya hanya kepada
Tuhannya atau di sebut dengan IRADAH. Dari amalan tersebut maka akan
timbul kerinduan dalam hati , hakikatnya adalah perwujutan kebangkitan
hati dalam pencarian Tuhan .
Pengalaman batin tentang Iradah juga
dialami Siti Jenar , Siti Jenar senantiasa dalam kegelisahan karena
rasa rindu dan cintanya kepada Tuhan yang begitu besar, ia berusaha
melenyapkan sifat yang terikat dengan hukum kebiasaan sampai sampai ia
menganggap dirinya sendiri tiada berarti .
“ Saya ini bukan
Budi, Bukan angan angan hati, bukan fikiran yang sadar, bukan niat ,
bukan udara , bukan angin, bukan panas, bukan kekosongan , bukan
kehampaan , wujud saya ini adalah Jasad yang akhirnya mati menjadi
jenasa , busuk bercampur tanah, dan debuh nafas saya mengelilingi dunia
, tanah, air, api dan udara kembali ketempat asalnya, sebab semua
barang baru , bukan asli maka saya ini dzat yang sejiwa menyukma dalam
Hyang Widi, Pangeran saya bersifat Jalal dan Jamal [ Maha Mulia dan
maha Indah ] ia tidak mau sholat atas kehendak sendiri, tidak pula mau
memerintahkan untuk sholat kepada siapapun “
Sabda Rosululloh Muhammad SAW : “ Rasakan Kematian sebelum datang kematian “
Syekh
Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut
sebagai kematian. Sebaliknya, yaitu apa yang disebut umum sebagai
kematian justru disebut sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan
abadi.
MENGENAL DIRI DI HADAPAN TUHAN NYA : Lir-ilir, Lir-ilir, Tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar, Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi, Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro, Dodotiro-dodotiro, kumitir bedhah ing pinggir, Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore, Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane, Yo surako… surak hiyo. . .
Labels
KITAB
(58)
KITAB ISTIQAL
(30)
RAHASIA MAKRIFATULLAH
(26)
SYEH SITI JENAR
(22)
HAKEKAT
(17)
Al muntahi
(15)
Kitab Ta'limul Muta'alim
(15)
MISYAKAATUL ANWAR IMAM AL GHAZALI
(14)
GURU MURSYID
(12)
ULAMA BESAR INDONESIA
(12)
WALI SONGO
(11)
KITAB FUTUHAT AN-NAJHAH
(10)
MENGENAL BID'AH
(10)
PRO DAN KONTRA Yesus Bukan Tuhan
(10)
Di Manakah Allah??
(9)
Futuhat Al Makiyyah
(9)
Ibnu Araby Dalam Kitab Khatamul Auliya'
(9)
MAQAM MUSYAHADAH
(9)
Membongkar Kedok Sufi
(9)
kitab akhir zaman
(9)
Asas Tareqat
(7)
PERANG SALIB
(7)
Kitab Durun Nafis
(6)
DOWNLOAD
(5)
KITAB NASHOIHUL IBAD
(5)
KITAB RAHASIA APPONA KALI BARRU
(5)
Mukjizat Al-Qur'an
(5)
TAUHID MUFADDHAL
(5)
ADAB AS SULUK
(4)
RAHASIA
(4)
Mafahim Yajibu An Tushohhah
(3)
Asia
(1)
Government
(1)
Indonesia
(1)
Islam
(1)
Kali
(1)
Kata
(1)
Tasikmalaya
(1)
Wali
(1)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment